BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa, respon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 08 D 2 x 30 menit RPP Garis bilangan Agustus a

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI. PMRI untuk meningkatkan berfikir kritis siswa. Menunjukkan bahwa aktivitas

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan Kelas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 03

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. melalui pengamatan (observasi), sebaran angket dan tes, diperoleh beberapa data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. tergolong pada kategori baik jika pesentase aktivitas guru yang paling dominan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan di paparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

TABEL TRIANGULASI WAWANCARA OBSERVER GURU MITRA SISWA. picture?

PROSIDING ISBN :

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I terdiri dari 2 kali

BAB V PEMBAHASAN. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP tersebut telah valid dan layak digunakan dengan sedikit revisi. Walaupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang diperoleh selama melakukan penelitian di MTsN Krian berupa data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Model pembelajaran. (difine), tahap perencanaan (design), dan tahap pengembangan (develop).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. putih dan kancing hitam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Blue Print ANGKET AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Fransiska, 2016)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 04

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran. guru tersebut telah mempersiapkannya dengan baik sebelum kegiatan

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Transkripsi:

14 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kategori pertama yang diamati dalam penelitian ini adalah persiapan. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian, dapat diketahui bahwa dalam melakukan persiapan baik dalam hal RPP, penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan, media, alat dan bahan yang digunakan, sumber belajar, maupun strategi yang akan digunakan, guru mendapatkan nilai rata-rata 3 yang masuk dalam kriteria baik. Dalam hal ini sebelumnya peneliti berusaha mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian dengan tujuan agar penelitian berjalan dengan lancar. Kategori kedua yang diamati dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran. Kategori ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga sub kategori, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Sub kategori yang pertama yaitu pendahuluan. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada sub kategori pertama yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, dan mengingatkan siswa pada materi prasyarat. Kemampuan guru dalam mengelola 14

15 pembelajaran pada aspek menyampaikan tujuan pembelajaran dinilai berada dalam interval sangat baik dengan nilai rata-rata 3,5. Dalam aspek ini terjadi peningkatan antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua. Pada aspek memotivasi siswa, guru dinilai berada pada kriteria baik dengan rata-rata 3 dan nilai yang sama antara pertemuan pertama dan kedua. Hal ini penting disampaikan oleh guru dengan baik karena dapat menimbulkan efek positif bagi siswa agar antusias dalam pembelajaran. Meskipun pada pertemuan pertama guru mendapatkan nilai 2, namun pada pertemuan kedua guru mendapatkan nilai 4 pada aspek mengingatkan siswa pada materi prasyarat. Hal ini dikarenakan siswa kurang bisa dikondisikan saat pembelajaran pertemuan pertama sehingga guru sedikit kesulitan saat mengulas materi tersebut, namun pada saat pertemuan kedua guru sudah mulai menguasai keadaan kelas sehingga guru sudah bisa mengkondisikan siswa dan melakukan aspek tesebut dengan sangat baik. Oleh karena itu dalam aspek ini guru dinilai termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata 3,5. Sub kategori kedua yang diamati dalam penelitian ini yaitu kegiatan inti dalam pembelajaran. Secara keseluruhan terjadi peningkatan nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua pada masing-masing aspek di sub kategori ini. Hal ini disebabkan karena pada petemuan pertama guru masih belum menguasai kondisi kelas yang terkadang sulit untuk dikondisikan, namun pada pertemuan kedua guru sudah dapat beradaptasi dan siswa pun sudah mulai 15

16 dapat dikondisikan oleh guru. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi pada aspek menjelaskan pengunaan software Cabri 3D yang mengalami penurunan nilai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan dengan detail penggunaan software Cabri 3D, guru lebih banyak menjelaskan dan siswa mempraktekkan sehingga guru mendapatkan nilai 4. Namun pada pertemuan kedua siswa sudah dapat mempraktekkan sendiri penggunaan software Cabri 3D untuk mengerjakan tugas di LKS tanpa penjelasan dari guru, guru hanya akan menjelaskan apabila ada siswa yang bertanya sehingga guru mendapatkan nilai 2. Secara keseluruhan terjadi peningkatan nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan ke dua pada masing-masing aspek di sub kategori tiga, penutup, dari baik ke sangat baik. Satu hal yang menjadi catatan dalam sub kategori ini adalah aspek menegaskan kembali kesimpulan yang mendapatkan nilai 0 pada pertemuan pertama karena guru tidak melaksanakan aspek tersebut dengan alasan waktu yang terbatas dan kurangnya pengelolaan waktu pada pertemuan pertama. Namun karena guru dapat melakukan dengan baik kegiatan tersebut sehingga mendapatkan nilai 4 pada pertemuan kedua, maka rata-rata aspek tersebut adalah 2 yang masuk dalam kriteria cukup baik. Kategori ketiga yang diamati adalah pengelolaan waktu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada pertemuan pertama guru kurang bisa mengelola waktu dengan baik dikarenakan waktu tersita untuk mengkondisikan 16

17 siswa dalam pembelajaran sehingga guru mendapat nilai 2 yang termasuk dalam kriteria cukup baik, dan pada pertemuan kedua guru sudah terbiasa dengan kondisi kelas dan lebih mudah dalam mengkondisikan siswa sehingga guru mendapatkan nilai 4 karena guru dapat mengelola waktu dengan sangat baik. Begitu pula dengan kategori keempat, suasana kelas, yang meliputi beberapa aspek seperti pembelajaran berpusat pada siswa, siswa antusias, dan guru antusias secara keseluruhan mengalami peningkatan nilai dari pertemuan ke pertemuan kedua. 2. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa aktif yang paling dominan adalah berdiskusi dengan teman sekelompok dengan prosentase 20,37 %. Hal ini dikarenakan pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk lebih banyak bekerja dalam kelompok, sehingga dalam menyelesaikan masalah siswa sering berdiskusi dengan teman kelompoknya. Selain itu siswa juga dituntut untuk aktif berdiskusi/ menanggapi presentasi siswa dari kelompok lain, dimana aspek tersebut termasuk dalam aktivitas siswa yang paling dominan selanjutnya dalam pembelajaran ini dengan prosentase 18,06 %. Aktivitas siswa aktif yang paling dominan selanjutnya adalah mengerjakan soal/ tugas kelompok yang terdapat pada LKS dengan prosentase 13,43 %. Hal ini 17

18 dikarenakan siswa dituntut untuk mencari dan mengumpulkan sendiri informasi atau data-data yang sesuai dengan masalah yang terdapat pada LKS. Dalam mengerjakan soal/ tugas kelompok yang terdapat pada LKS siswa lebih banyak menggunakan bantuan software Cabri 3D dalam menggambar ruang dimensi tiga. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas siswa aktif yang paling dominan selanjutnya dengan prosentase 12,96 %. Aktivitas siswa aktif paling dominan berikutnya adalah berdiskusi/ mengajukan/ menjawab pertanyaan dari guru dengan prosentase 11,11 %. Aktivitas ini bersifat penting, karena dengan berlangsungnya aktivitas ini guru akan tahu bagaimana cara berpikir siswanya, sehingga guru bisa mengkoreksi apabila terdapat kesalahan dalam konsep matematika siswa. Aktivitas siswa selanjutnya adalah mendengarkan penjelasan guru dengan prosentase 9,72 %. Persentase dari aktivitas ini tidak begitu besar dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas sebelumnya dikarenakan pada penerapan model PBM pembelajaran tidak terpusat kepada guru, guru hanyalah bertugas mengarahkan siswa dalam menggali sendiri informasi. Urutan aktivitas selanjutnya adalah membaca mencermati LKS dengan prosentase 8,33 %, menyajikan/ mempresentasikan hasil diskusi dengan persentase 3,24 %, dan berperilaku yang tidak relevan dalam KBM (bergurau, mengantuk, dll) dengan presentase 2,78 %. Aktivitas menyajikan/ mempresentasikan hasil diskusi memperoleh persentase yang kecil dikarenakan dalam pengamatan ini hanya diambil enam 18

19 siswa saja dan hanya beberapa/ tidak semua siswa yang mewakili kelompoknya untk mempresentasikan hasil iskusi kelompoknya di depan kelas. 3. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat diketahui bahwa dalam tes kemampuan berpikir kreatif siswa sebanyak 3 siswa masuk dalam level sangat kreatif dan 22 siswa dengan level kreatif. Jadi total siswa yang masuk dalam TBK 4 dan TBK 3 adalah 25 siswa dari 32 siswa, atau jika dipersentasekan sebesar 78,125 %. Meskipun terdapat 7 siswa yang menempati level cukup kreatif dan kurang kreatif, penerapan model PBM ini dapat dikatakan sudah baik, karena persentase siswa yang masuk dalam level sangat kreatif dan kreatif lebih dari 75%. 4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.5, siswa yang menyatakan tertarik terhadap materi pelajaran sebesar 75 %, LKS sebesar 84.375%, suasana belajar sebesar 71.875%, dan cara mengajar guru sebesar 71.875%. Jika dikonversikan sesuai dengan tabel 3.1 pada BAB sebelumnya, maka rata-rata respon siswa terhadap keempat hal tersebut adalah positif. Persentase yang paling besar pada soal 19

20 nomor 1 adalah pada point LKS. Kebanyakan siswa menyatakan tertarik pada LKS karena tampilannya yang bagus, ada pengkorelasian dengan kehidupan sehari-hari pada kolom motivasi, dan mudah dipahami bahasanya. Siswa memberikan respon positif pada penyajian materi pelajaran. Hal ini terbukti dengan siswa yang memilih jawaban suka terhadap penyajian materi pelajaran adalah sebesar 71.875 %. sedangkan pada penyajian tes tulis siswa memberikan respon kurang positif, dengan siswa yang memilih jawaban suka pada penyajian tes tulis hanya 68,75 %. Beberapa siswa mengisi kolom alasan tidak menyukai penyajian tes tulis siswa karena tes tersebut lebih sukar dari biasanya dan harus bisa menjawab lebih dari satu penyelesaian soal, berbeda dari biasanya. Sedangkan siswa yang menyatakan menyukai penyajian tes tulis menyatakan merasa lebih tertantang dalam mengerjakan soal tes berpikir kreatif karena mereka dituntut untuk berpikir lebih keras agar mendapatkan jawaban/ penyelesaian soal lebih dari satu. Pada pembelajaran yang diterapkan oleh guru, siswa merasa mendapatkan kesempatan lebih untuk menyatakan ide dan mengajukan pertanyaan. Hal ini terbukti dengan siswa memberikan respon positif pada soal angket yang ke 3 dengan persentase jawaban 73,437 %. Selanjutnya 71,875 % siswa memberikan respon positif dengan menyatakan berminat mengikuti kegiatan belajar berikutnya seperti yang telah diterapkan oleh guru. Begitu pula dengan software Cabri 3D yang digunakan dalam proses pembelajaran, siswa merespon sangat positif dengan memberikan rata-rata persentase 20

21 jawaban 89,6 %. Dari semua aspek yang ditanyakan pada lembar angket, media Cabri 3D mendapatkan persentase yang paling tinggi dengan kriteria responnya adalah sangat positif. Mereka menyatakan media ini menarik, mudah dipahami, dan dapat membantu mereka untuk memperdalam materi jarak pada ruang dimensi tiga. B. DISKUSI Dari diskusi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas setelah pembelajaran berlangsung peneliti mendapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa merasa sulit untuk memvisualisasikan ruang dimensi tiga pada beberapa soal tertentu yang rumit. Adanya bantuan media Cabri 3D ini dapat sedikit mengurangi kesulitan tersebut. Meskipun belum dapat dipastikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan namun setidaknya dengan adanya media ini siswa menjadi lebih termotivasi dan antusias dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru ingin agar keaktifan siswa dalam pembelajaran ini tidak luntur begitu saja. Hal ini mungkin dapat diatasi dengan diterapkannya model pembelajaran ini pada pokok bahasan lain karena model ini bisa menghidupkan keaktifan siswa selama pembelajaran matematika. 21

22 Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut aktif dan mandiri, sehingga ketergantungan mendapatkan jawaban dari teman yang mereka anggap pintar juga mulai menurun. Adanya interaksi antar anggota kelompok dan persaingan sehat antar kelompok untuk bisa saling berpacu menjadi kelompok yang unggul dan mendapat nilai paling baik diantara yang lain juga menjadikan siswa berlatih untuk memiliki keterampilan bersosialisasi yang baik. Kendala-kendala penelitian: 1. Pada awal pertemuan siswa masih belum terbiasa mengkuti pembelajaran matematika di laboratorium komputer. Kondisi penataan ruang komputer yang tanpa alas kaki dan luas menyerupai aula yang terdapat ruang/ jeda yang luas di tengah-tengahnya membuat beberapa siswa sempat berlarian ke meja komputer milik temannya yang lain. Meskipun pada pertemuan kedua siswa terlihat mulai terbiasa mengikuti pembelajaran di ruangan tersebut, namun keadaan siswa yang sedikit sulit dikondisikan pada pertemuan pertama membuat peneliti kurang bisa mengelola waktu dengan baik, waktu yang digunakan untuk pembelajran pun kurang maksimal. 2. Karena keterbatasan peneliti melakukan peneletian selama tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali pertemuan digunakan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan digunakan untuk tes kemampuan berpikir kreatif. Padahal agar siswa terbiasa dengan media Cabri 3D ini dibutuhkan jumlah pertemuan yang 22

23 lebih banyak lagi untuk membiasakan siswa dan membangun daya imajinasi visualisasi ruang dimensi tiganya sehingga nantinya siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalah pada ruang dimensi tiga tanpa media ini. 23