BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 April 2017 sampai dengan 29 April 2017 di SMP Negeri 1 Sanden. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP, sedangkan sampel berasal dari kelas VII D yang diambil secara acak untuk menjadi kelas eksperimen. Kelas eksperimen mendapat perlakuan pembelajaran matematika dengan model Problem Based Learning. Proses pembelajaran pada kelas VII D dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu model Problem Based Learning. Penelitian diawali dengan pemberian angket untuk mengukur tingkat kepercayaan diri awal siswa. Selanjutnya, diakhir penelitian siswa diberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 5 soal dan angket kepercayaan diri akhir. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh seorang observer. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang sudah dirancang sebelumnya. Hasil isian dan rekap penilaian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaraan dapat dilihat pada lampiran 2.4. halaman 245. Presentase hasil observasi tentang 60

2 keterlaksanaan model pembelajaran model Problem Based Learning yaitu 95% termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rekap penilaian dapat dilihat di lampiran 2.5. halaman 261. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut. 1. Menyajikan masalah Dalam kegiatan ini, 1 masalah disajikan di depan kelas menggunakan PPT sebagai motivasi. Kemudian diamati secara bersamasama. Masuk dalam proses menanya, siswa diminta membuat pertanyaan dari masalah tersebut. Dalam membuat pertanyaan ini, 3-5 orang siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaannya dengan mengacungkan tangan terlebuh dahulu. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih siswa untuk lebih percaya diri dalam mengungkapkan pertanyaan yang telah mereka buat sebelumnya. Untuk memberi semangat agar siswa berani dan percaya diri dalam mengungkapkan pertanyaan, kepada siswa yang berani menyampaikan pertanyaannya akan diberi bintang untuk ditempel pada tabel bintang. Kegiatan menyajikan masalah dan menanya dapat dilihat pada gambar 5 dan 6 berikut ini. G ambar 5. Menyajikan masalah Gambar 6. Siswa menanya 61

3 Untuk penyajian masalah yang lainnya disajikan dalam LKS untuk diamati bersama-sama setiap kelompok. Dalam LKS terdiri dari beberaa masalah yang disesuaikan dengan indikator yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. 2. Mengorganisasi untuk mendiskusikan masalah Setelah disajikan masalah, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Dalam setiap pertemuan, siswa dibagi dalam kelompok yang berbeda-beda. Dalam masing-masing kelompok, para siswa diminta untuk mengerjakan LKS. Berikut gambar 7 merupakan kegiatan siswa dalam berkelompok. Gambar 7. Siswa berdiskusi dalam kelompok 3. Membimbing penyelidikan Dalam kegiatan ini, siswa diarahkan guru untuk memahami masalah dan menyusun strategi penyelesaian masalah dengan berdiskudi dan mengumpulkan informasi dari buku siswa. Dalam setiap pertemuan, ada beberapa kelompok yang salah dalam memahami masalah sehingga siswa akan salah dalam menyusun strategi penyelesaian. Guru harus selalu berkeliling mengarahkan pemahaman siswa yang salah dalam memahami 62

4 siswa dan mengawasi jalannya diskusi yang dilakukan siswa. Jika ada kelompok yang belum menemukan solusinya maka guru juga memberikan bantuan yang berupa pancingan pertanyaan secukupnya agar siswa dapat menemukan solusi yang tepat. Gambar 8. Guru mengawasi diskusi Gambar 9. Guru memberi bantuan 4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil Setelah semua kelompok berhasil menyelesaikan masalah-masalah dalam LKS maka pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi. Dalam mempresentasikan hasil pengerjaan kelompok, setiap 1 soal dipresentasikan oleh 1 kelompok. Penentuan kelompok yang akan maju dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan dari guru. Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa. Dalam setiap 63

5 resentasi, siswa menulis jawaban di papan tulis dan memberikan penjelasan tentang penyelesaian yang telah siswa tulis tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kepercayaan diri siswa agar berani mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Untuk memberi semangat agar siswa berani dan percaya diri untuk maju ke depan, setiap kelompok yang maju ke depan akan diberikan 1 bintang untuk masingmasing anggota kelompok. Suasana kelas ketika mempresentasikan hasil diskusi dapat dilihat pada gambar 10 di bawah ini. Gambar 10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok 5. Mengevaluasi hasil Pada kegiatan ini, siswa bersama guru membahas hasil penyelesaian masalah dari kelompok yang sudah maju mempresentasikannya. Setelah siswa mempresentasikan hasil, semua siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan jawaban lain yang berbeda, mengomentari, menanya, atau memberi masukan tentang penyelesaian masalah yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kepercayaan diri siswa dalam mengungkapkan pendapat di depan kelas. Sebagai hadiah, jika terdapat siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, akan diberi 1 bintang. 64

6 Setelah itu, guru melakukan klarifikasi terhadap kebenaran dari hasil penyelesaian masalah yang sudah dipresentasikan dan memberi penguatan tentang konsep yang telah dipelajari siswa. Gambar dari kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Guru memberi penguatan konsep Diakhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari hari itu. Selanjutnya, untuk mengecek pemahaman siswa, guru memberi tugas untuk mengerjakan Uji Pemahaman yang terdapat dalam LKS. Pemberian tugas ini juga dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah karena soal berupa masalah-masalah. Selain itu, untuk lebih menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas, dalam LKS terdapat kunci jawaban sekalian skor perolehan siswa serta komentar penyemangat. Salah satu contoh terdapat kunci jawaban, skor perolehan siswa serta komentar penyemangat dapat dilihat pada gambar

7 Gambar 12. Kunci jawaban, skor perolehan, dan penghargaan 2. Analisis Deskriptif a. Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah diukur menggunakan instrumwn berua soal tes berbentu uraian yang terdiri dari 5 nomor. Tes kemampuan pemecahan masalah ini diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali, yaitu setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Statistik data tes kemampuan pemecahan masalah siswa kela VII D dapat dilihat pada lampiran 3.4. halaman 274. Rentang skor yang mungkin diperoleh siswa adalah dari 0 sampai 100. Sebagai contoh hasil pekerjaan siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada lampiran 2.1. halaman

8 Tabel 16. Data Statistik Kemampuan Pemecahan Masalah Jumlah siswa 30 Rata-rata nilai 74,87 Standar deviasi 14,248 Nilai terendah 47 Nilai tertinggi 100 Nilai minimal yang mungkin 0 Nilai maksimal yang mungkin 100 Dari tabel 16 terlihat bahwa rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah sudah lebih dari 70. Tingkat kemampuan pemecahan masalah dipengaruhi oleh beberapa aspek/indikator. Persentase hasil nilai dari masing-masing aspek kemampuan pemecahan masalah pada siswa disajikan pada tabel 17 berikut. Tabel 17. Persentase Hasil Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Dari Setiap Aspek No Aspek Persentase (%) 1 Memahami masalah 92,09 2 Merencanakan penyelesaian 79,89 3 Menyelesaikan masalah 66,00 4 Melakukan pemeriksaan kembali 46,80 Dari tabel 17 terlihat bahwa kemampuan melakukan pemeriksaan kembali memiliki persentase yang paling kecil yaitu 46,80%. Secara lebih rinci, daftar nilai tes pada kelas eksperimen yang dihitung pada masingmasing aspek kemampuan pemecahan masalah tercantum pada lampiran 3.4. halaman

9 Perolehan skor pemecahan masalah yang dicapai oleh masingmasing siswa dikategorikan sesuai dengan skor yang diperoleh. Berikut tabel 18 disajikan persentase siswa sesuai perolehan skor kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kategori. Tabel 18. Persentase Siswa Sesuai Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Kategori Persentase Jumlah Siswa Sangat baik (85 < X 100) 23,33% 7 Baik (70 < X 85) 53,33% 16 Cukup (55 < X 70) 6,67% 2 Kurang (40 < X 55) 16,67% 5 Sangat kurang (X 40) 0% 0 Jumlah 100% 30 Dengan memperhatikan tabel 18 di atas, persentase skor terbanyak pada kategori baik sebesar 53,33%. Selain itu, dapat dilihat juga persentase perolehan siswa yang mencapai kategori minimal baik sebanyak 76,66%. Untuk perolehan skor kemampuan pemecahan dan kategori setiap siswa dapat dilihat ada lampiran 3.4. halaman 274. b. Kepercayaan Diri Siswa Kepercayaan diri siswa diukur menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu selalu (S), sering (SR), kadang-kadang (K), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Angket kepercayaan diri terdiri dari 10 butir pernyataan positif dan 10 butir pernyataan negatif. Angket diberikan kepada siswa sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Skor maksimum dari angket kepercayaan diri ini adalah 100, sedangkan skor minimum yang dapat diperoleh adalah 20. Tabel 19 berikut ini menyajikan statistik untuk data 68

10 angket kepercayaan diri awal dan akhir siswa kelas VII D yang dihitung dari data penelitian pada lampiran 3.5. dan 3.6. halaman 277 dan 279. Sedangkan contoh pengisian angket kepercayaan diri dapat dilihat pada lampiran 2.2. dan 2.3. halaman 241 dan 243. Tabel 19. Data Statistik Kepercayaan Diri Siswa Angket Awal Angket Akhir Jumlah siswa Rata-rata nilai 75,20 78,40 Standar deviasi 7,699 7,204 Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai minimal yang mungkin Nilai maksimal yang mungkin Dari tabel 19 diatas terlihat bahwa skor kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan. Demikian halnya dengan skor terkecil dan terbesar juga mengalami peningkatan, standar deviasi skor angket akhir juga lebih kecil dari pada standar deviasi skor angket awal. Peningkatan kepercayaan diri siswa juga dapat dilihat dari persentase pada setiap aspeknya. Adapun persentase hasil skor kepercayaan diri siswa setiap aspek dapat dilihat pada tabel 20 di bawah ini. Tabel 20. Persentase Hasil Skor Kepercayaan Diri Setiap Aspek No Aspek Angket Awal Akhir 1. Keyakinan akan kemampuan diri 78,56% 82% 2. Optimis 75,67% 78,44% 3. Aktif 72,33% 75,67% Berdasarkan tabel 20, diketahui bahwa persentase hasil skor tiap aspek kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan. Peningkatan 69

11 terbesar terjadi pada aspek keyakinan akan kemampuan diri yaitu 3,44%. Sedangkan peningkatan terkecil terjadi pada aspek optimis yaitu sebesar 2,77%. Secara lebih rinci, daftar skor angket kepercayaan diri awal dan akhir pada kelas eksperimen yang dihitung pada masing-masing aspek kepercayaan diri tercantum pada lampiran 3.5. dan 3.6. halaman 277 dan 279. Peningkatan aspek kepercayaan diri secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini. Tabel-tabel ini digunakan untuk mengkaji butir-butir pernyataan yang mengalami peningkata atau penurunan ditinjau dari data skor yang diperoleh dari butir tersebut. Tabel 21. Rata-Rata Skor Kepercayaan Diri Pada Aspek Keyakinan Akan Kemampuan Diri Rata-Rata Skor No. Indikator Pernyataan Butir A 1 11 Saya mampu menyelesaikan tugas matematika sendiri dibantu bukubuku sumber jika perlu Saya tidak yakin dapat menyelesaikan soal matematika sendiri Angket Awal Angket Akhir 3,77 4,03 3,27 3,77 Rata-Rata 3,52 3,9 Saya yakin dengan kebenaran 2 4, jawaban matematika saya B Saya ragu dengan penyelesaian 12 3,33 3,5 masalah matematika saya Rata-rata 3,68 3,77 Saya mengerjakan soal ujian 3 tanpa bantuan orang lain dan tidak 4,6 4,57 C melihat catatan 13 Saya mencontek saat ulangan 4,57 4,7 Rata-rata 4,58 4,63 Rata-rata total 3,93 4,10 70

12 Keterangan indikator : A : Memiliki keyakinan dapat mengerjakan tugas atau PR dari guru tanpa bantuan orang lain B C : Memiliki keyakinan dalam menjawab soal matematika : Tidak mencontek saat ujian Dari tabel 21 terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa untuk aspek keyakinan akan kemampuan diri mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,17. Indikator yang mengalami peningkatan paling besar adalah memiliki keyakinan dapat mengerjakan tugas atau PR dari guru tanpa bantuan orang lain yaitu sebesar 0,38. Peningkatan paling kecil terjadi pada indikator tidak mencontek saat ujian yaitu sebesar 0,05. Tabel 22. Rata-Rata Skor Kepercayaan Diri Pada Aspek Optimis Rata-Rata Skor No. Indikator Pernyataan Butir Angket Awal Angket Akhir 4 Saya belajar dengan giat agar mendapat nilai matematika yang 4,13 4,20 A lebih baik dari teman lain 14 Walaupun saya belajar, nilai tetap lebih jelek dari teman lain 3,20 3,50 Rata-Rata 3,67 3,85 Saya berusaha menyelesaikan soal 5 matematika sampai menemukan 4,33 4,40 hasil yang benar Saya tertantang mencari 6 B penyelesaian soal-soal yang sulit 3,83 3,73 15 Saya menyerah saat tidak bisa menyelesaikan soal matematika 3,47 3,70 16 Saya malas mengerjakan soal yang sulit 3,73 4,00 Rata-rata 3,84 3,96 Rata-rata total 3,78 3,92 Keterangan indikator : A : Memiliki semangat bersaing dengan teman-temannya 71

13 B : Pantang menyerah Dari tabel 22 terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa untuk aspek optimis memperoleh peningkatan skor, yaitu sebesar 0,14. Indikator yang memperoleh peningkatan skor paling besar adalah memiliki semangat bersaing dengan teman-temannya yaitu sebesar 0,18. Tabel 23. Rata-Rata Skor Kepercayaan Diri Pada Aspek Aktif Rata-Rata Skor No. Indikator Pernyataan Butir Angket Awal Angket Akhir A 7 Saya bertanya tentang materi yang belum paham 3,37 3,47 17 Saya malu bertanya tentang materi yang belum paham 3,37 3,67 Rata-Rata 3,37 3,57 8 Saya menyampaikan apa yang saya pikirkan 3,50 3,50 9 Saya mengomentari pendapat teman yang tidak sesuai dengan pendapat 3,17 3,30 B saya 18 Saya takut untuk menyampaikan pendapat 3,67 4,00 19 Saya diam ketika tidak setuju dengan pendapat teman 3,67 3,83 Rata-rata 3,50 3,66 Saya membantu teman sekelompok 10 yang mengalami kesulitan saat 3,87 4,07 C diskusi kelompok 20 Saya memilih diam saat diskusi kelompok 4,33 4,43 Rata-rata 3,84 3,96 Rata-rata total 4,10 4,25 Keterangan indikator : A B C : Mau mengajukan pertanyaan : Mau memberi komentar / pendapat : Memberi kontribusi saat berdiskusi kelompok 72

14 Dari tabel 23 terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa untuk aspek aktif mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,15. Indikator yang memperoleh peningkatan skor paling besar adalah mau mengajukan pertanyaan yaitu sebesar 0,20. Sedangkan indikator yang memperoleh peningkatan skor paling kecil adalah memberi kontribusi saat berdiskusi kelompok yaitu sebesar 0,12. Perolehan skor angket kepercayaan diri awal dan akhir yang dicapai oleh masing-masing siswa dikategorikan sesuai dengan nilainya. Berikut disajikan persentase siswa yang mencapai nilai kepercayaan diri sesuai kategori pada tabel 24. Tabel 24. Persentase Kepercayaan Diri Siswa Persentase Jumlah Klasifikasi Skor Angket Jumlah Siswa Awal Akhir Awal Akhir Sangat baik ( X > 83,99) 13,33% 20% 4 6 Baik (67,99 < X 83,99) 70% 73,33% Cukup (52 < X 67,99) 16,67% 6,67% 5 2 Jumlah 100% 100% Dari tabel 24 diatas, tampak bahwa persentase siswa yang mencapai klasifikasi sangat baik meningkat sebesar 6,67%. Sedangkan persentase siswa yang mencapai klasifikasi baik meningkat sebesar 3,33%. Serta persentase siswa yang mencapai klasifikasi cukup menurun sebesar 10%. 3. Analisis Data a. Uji Prasyarat Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui 73

15 apakah data yang diuji berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas terhadap nilai tes kemampuan pemecahan masalah, skor angket kepercayaan diri siswa awal, dan skor angket kepercayaan diri siswa akhir. Pengujian normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorof Smirnov dengan taraf signifikansisi = 0,05. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H 0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria keputusan H 0 diterima jika Asymp. Sig (p-value) lebih dari α = 0,05. Data hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 25 berikut. Tabel 25. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas Data yang diuji Nilai Kesimpulan α Interpretasi Signifikansi Nilai Kemampuan Pemecahan 0,428 0,05 H 0 diterima Normal Masalah Skor Angket Kepercayaan Diri 0,960 0,05 H 0 diterima Normal Awal Skor Angket Kepercayaan Diri Akhir 0,293 0,05 H 0 diterima Normal Dari tabel 25, terlihat bahwa nilai tes kemampuan pemecahan masalah, skor angket kepercayaan diri awal, dan skor angket kepercayaan diri akhir memiliki nilai signifikansi > α, dengan α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa ketiga data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.7 halaman

16 b. Uji Hipotesis Penelitian ini terdiri dari satu faktordan dua respon. Siswa kelas VII D sebagai sampel penelitian yang diambil acak dari 5 kelas VII SMP Negeri 1 Sanden. Faktornya yaitu pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning, sedangkan responnya adalah kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa. Penerapan model Problem Based Learning dapat dikatakan efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah apabila rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen mencapai lebih dari 70 dan persentase banyaknya siswa yang mempunyai tingkat kemampuan pemecahan masalah dengan kategori baik lebih dari 75%. Sedangkan pembelajaran Problem Based Learning dikatakan efektif ditinjau dari kepercayaan diri siswa jika skor kepercayaan diri akhir lebih baik daripada skor kepercayaan diri awal dan rata-rata skor angket kepercayaan diri akhir minimal mencapai kategori baik, yaitu lebih dari 67,99. Adapun pengujian hipotesis secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut. 1) Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah Pertama Uji hipotesis pertama untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu apakah model pembelajaran Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa. Uji hipotesis yang dilakukan ada 2 yaitu sebagai berikut. 75

17 a) Uji 1 Uji pertama bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah lebih atau tidak lebih dari 70. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut. H 0 : μ tpm 70 (Nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah tidak lebih dari 70) H 1 : μ tpm > 70 (Nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah lebih dari 70) Uji 1 hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample t-test dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini. Tabel 26. Hasil Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dengan One Sample t-test Berdasarkan tabel 26 diatas, diperoleh nilai signifikansi 2 = 0, ,0355 < α = 0,05. Dengan demikian, H 0 ditolak, sehingga H 1 diterima. Artinya, rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah minimal mencapai kategori baik. = 76

18 b) Uji 2 Uji kedua bertujuan untuk mengetahui persentase skor tes kemampuan pemecahan masalah yang mencapai kategori baik yaitu lebih dari 70 mencapai lebih dari 75%. H 0 : p 75% (Banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70 kurang dari 75%) H 1 : p > 75% (Banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70 lebih dari atau sama dengan 75%) Uji 2 hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan statistik uji yaitu uji proporsi satu sampel sebagai berikut. Taraf signifikasi α = 0,05 z = x np 0 np 0 q 0 Kriteria keputusan pada pengujian ini adalah H 0 ditolak jika Z > Z α, dengan Z α = 1,645. Hasil uji statistikanya sebagai berikut. z = x np 0 np 0 q 0 z = % 30.75%.25% = 23 22,5 5,625 = 0,5 2,37 = 0,21 77

19 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Z = 0,21 yang kurang dari Z α = 1,645 sehingga H 0 diterima. Artinya, proporsi siswa yang memperoleh nilai kategori minimal baik kurang atau sama dengan 75% Berdasarkan uji 2 maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah. 2) Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah Kedua Uji hipotesis kedua untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu apakah model pembelajaran Problem Based Learning efektif ditinjau dari kepercayaan diri siswa. Uji hipotesis yang dilakukan ada 2 yaitu sebagai berikut. a) Uji 1 Uji pertama bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan skor angket kepercayaan diri awal dan akhir. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut. H 0 : μ akhir μ awal (Rata-rata skor kepercayaan diri akhir tidak lebih besar daripada rata-rata skor kepercayaan diri awal) H 1 : μ akhir > μ awal (Rata-rata skor kepercayaan diri akhir lebih besar daripada rata-rata skor kepercayaan diri awal) Uji 1 hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan uji Paired Sample t-test dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21. Hasil dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini. 78

20 Tabel 27. Hasil Analisis Angket Kepercayaan Diri Siswa dengan Paired Sample t-test Berdasarkan tabel 27 diatas, diperoleh nilai signifikansi 2 = 0, ,0065 < α = 0,05. Dengan demikian, H 0 ditolak, sehingga H 1 diterima. Artinya, rata-rata skor angket kepercayaan diri akhir lebih besar daripada rata-rata skor angket kepercayaan diri awal. b) Uji 2 Uji kedua bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor angket kepercayaan diri akhir lebih dari 67,99. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut. H 0 : μ akhir 67,99 (Nilai rata-rata skor kepercayaan diri akhir tidak lebih dari 67,99) H 1 : μ akhir > 67,99 (Nilai rata-rata skor kepercayaan diri akhir lebih dari 67,99) Uji 2 hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample t-test dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21. Hasil dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini. = 79

21 Tabel 28. Hasil Analisis Kepercayaan Diri Siswa dengan One Sample t-test Berdasarkan tabel 28 diatas, diperoleh nilai signifikansi 2 = 0,000 < α = 0,05. Dengan demikian, H 0 ditolak, sehingga H 1 diterima. Artinya, rata-rata skor angket kepercayaan diri akhir lebih dari 67,99. Berdasarkan uji 1 dan uji 2 maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning efektif ditinjau dari kepercayaan diri siswa. B. Pembahasan 1. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Efektivitas pembelajaran model Problem Based Learning ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah didasarkan pada kriteria keefektivan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran dikatakan efektif jika nilai rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah siswa dapat mencapai lebih dari 70 dan lebih dari 75% siswa memperoleh skor tes kemampuan pemecahan masalah minimal pada kategori baik yaitu lebih dari 70. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan uji 1 menggunakan One Sample t-test dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21 80

22 diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,0355. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah lebih dari 70. Sedangkan uji 2 menggunakan uji proporsi satu sampel diperoleh bahwa nilai z = 0,21 yang kurang dari Z α = 1,645 sehingga H 0 diterima. Artinya, proporsi siswa yang memperoleh nilai kategori minimal baik kurang atau sama dengan 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaa model Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Dyah Sartika Putri (2013) yang menunjukan bahwa strategi pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pokok bahasan dimensi tiga kelas X semester 2 ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika. Selain itu, penelitian ini berbeda dengan penelitian Laili Kodariyati dan Budi Astuti (2016) bahwa model PBL berpengaruh positif dan signifikansi terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan yang disampaikan oleh Eggen & Kauchak (2012:309) bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Hal yang diduga menjadi faktor-faktor penyebab model pembelajaran Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sanden 81

23 antara lain karena jumlah pertemuan yang terlalu sedikit dan banyaknya waktu libur siswa. Jumlah pertemuan dalam penelitian ini yang terlalu sedikit yaitu hanya 5 kali pertemuan dengan 4 kali pembelajaran dengan model PBL dan 1 kali tes. Hal ini dirasa kurang untuk melatih kemampuan pemecahan masalah. Selain itu, disela-sela penelitian, siswa juga banyak libur karena tryout dan ujian kelas IX. Jadwal penelitian pada tabel 10 halaman 44. Dalam 5 kali pertemuan yang sudah direncanakan, pembelajaran mundur sebanyak 4 kali pertemuan. Selain itu, sebelum tes kemampuan pemecahan masalah, siswa juga baru saja libur untuk ujian siswa kelas IX sehingga jarak antara pembelajaran terakhir dan tes terlalu jauh. Selain itu, jika diperhatikan secara lebih rinci pada masing-masing aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh hasil/persentase yang berbeda-beda. Pada tabel 17 halaman 67 menunjukkan bahwa kemampuan memahami masalah mencapai persentase tertinggi dan kemampuan melakukan pemeriksaan kembali mencapai persentase terendah dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Dilihat dari hasil pengerjaan siswa, rendahnya persentase nilai kemampuan pemeriksaan kembali disebabkan oleh siswa yang belum bisa dalam memeriksa kembali pengerjaan dengan cara lain. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang tidak mengerjakan soal yang menjadi indikator dari kemampuan memeriksa kembali dan ada juga siswa yang salah konsep dalam mengerjakannya. Sebagai contoh pengerjaan siswa pada 82

24 soal tes kemampuan pemecahan masalah nomor 4.f. (soal dapat dilihat pada lampiran 1.4. halaman 188) berikut pada gambar 13. Gambar 13. Pengerjaan Siswa pada Aspek Memeriksa Kembali Dalam gambar 13 terlihat bahwa siswa mengalami salah konsep dalam mengerjakan aspek memeriksa kembali. Dari soal 4.f., siswa diharapkan dapat mengecek kembali luas trapesium. Akan tetapi, siswa mengerjakan dengan mencari keliling persegi dan segitiga. Siswa sepertinya tertukar antara keliling dan luas trapesium. Pemeriksaan kembali merupakan tahap yang penting dalam memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Polya (1973:15) bahwa siswa harus memiliki alasan bagus untuk percaya bahwa solusinya benar karena kesalahan selalu saja dapat terjadi. Pemeriksaan kembali ini untuk lebih memantapkan siswa bahwa hasil pengerjaannya benar. Dari hasil penelitian yang masih rendah pada aspek ini maka waktu dalam pembelajaran Problem Based Learning dirasa kurang untuk mempelajari bagaimana pengecekan kembali menggunakan cara lain. Selain itu, dilihat dari hasil pekerjaan siswa, persentase nilai kemampuan menyelesaikan masalah juga masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kesalahan siswa dalam menghitung (kurang teliti) dan salah konsep. Berikut beberapa contoh kesalahan siswa dalam mengerjakan tes kemampuan pemecahan masalah pada gambar 14 83

25 (pengerjaan soal 2.e. pada lampiran 1.4. halaman 188) dan gambar 15 (pengerjaan soal 5.e. pada lampiran 1.4. halaman 192). Gambar 14. Contoh 1 Pekerjaan Siswa pada Aspek Menyelesaikan Masalah Gambar 15. Contoh 2 Pekerjaan Siswa pada Aspek Menyelesaikan Masalah Pada gambar 14 terlihat bahwa siswa mengalami salah konsep yaitu keliling jajargenjang disamakan dengan keliling persegipanjang. Sedangkan Pada gambar 15 terlihat bahwa pada tahap merencanakan penyelesaian sudah benar, akan tetapi dalam tahap menyelesaikan masalah masih salah dalam mensubstitusikan panjang sisi. Soal yang seharusnya diselesaikan dengan mensubstitusikan panjang sisi, akan tetapi siswa tersebut mensubstitusikan panjang diagonal. Dari kesalahan-kesalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa kurang latihan soal dalam menyelesaikan masalah. 84

26 Sementara itu, untuk kemampuan lain yang sudah memperoleh persentase bagus yaitu pada kemampuan memahami masalah dan merencanakan penyelesaian. Presentase hasil dari kedua kemampuan ini juga menduduki posisi pertama dan kedua dibandingkan kemampuan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada tahap kedua pada pembelajaran Problem Based Learning setelah siswa disajikan masalah, siswa diorganisasikan untuk mendiskusikan masalah yaitu dengan siswa diminta untuk mengungkapkan pertanyaan dari permasalahan yang telah disajikan. Ketika mengungkapkan pertanyaan tersebut, siswa menjadi lebih memahami masalah yang diberikan dan dapat merencanakan penyelesaian. Dilanjutkan dengan tahap ketiga dalam Problem Based Learning yaitu membimbing penyelidikan. Dalam tahap ketiga ini, siswa dapat dilatih merencanakan penyelesaian masalah dalam kelompok. 2. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kepercayaan Diri Siswa Efektivitas pembelajaran model Problem Based Learning ditinjau dari kepercayaan diri didasarkan pada kriteria keefektivan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran dikatakan efektif jika skor angket kepercayaan diri awal lebih baik dari skor angket kepercayaan diri akhir serta rata-rata skor angket kepercayaan diri akhir minimal mencapai kategori baik, yaitu lebih dari 67,99. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan uji 1 menggunakan Paired Sample t-test dengan bantuan IBM SPSS Statistics 85

27 21 diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,0065. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa skor angket kepercayaan diri awal lebih baik dari skor angket kepercayaan diri akhir. Sedangkan uji 2 menggunakan One Sample t-test dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21 diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa akhir lebih dari 67,99. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kepercayaan diri. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Berta Apriza dan Ali Mahmudi (2015) yang menyimpulkan bahwa pendekatan PBL dengan setting TPS efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis, tetapi tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri siswa. Hal yang menjadi faktor-faktor penyebab model pembelajaran Problem Based Learning dalam penelitian ini efektif ditinjau dari kepercayaan diri antara lain karena dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan-kegiatan seperti, memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan masalah, dan melakukan pemeriksaan kembali. Kegiatan-kegiatan tersebut berpotensi dalam mengembangkan kepercayaan diri siswa dari berbagai aspek. Walaupun dari hasil penelitian diperolah bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa meningkat (tabel 19 halaman 69), namun jika diperhatikan secara lebih rinci pada masing-masing aspek kepercayaan diri 86

28 diperoleh hasil/persentase skor yang berbeda-beda. Pada tabel 20 halaman 69 menunjukkan bahwa aspek keyakinan akan kemampuan diri mengalami peningkatan yang paling tinggi dibanding aspek yang lainnya yaitu sebesar 3,44%. Hal ini diduga karena pada tahap menyajikan masalah, siswa mengamati masalah dan mengajukan pertanyaan secara individu serta tidak dibantu orang lain. Sebagai penghargaannya, bagi siswa yang berani mengajukan pertenyaan akan diberikan satu bintang untuk ditempel di tabel bintang. Keyakinan akan kemampuan diri sangat penting dimiliki untuk menumbuhkan percaya diri siswa. Seperti yang diungkapkan Perry (2006:11) bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan mempercayai kemampuan sendiri dan jika seseorang telah memilikinya, maka orang tersebut telah diberi kemampuan untuk percaya diri. Sama dengan yang diungkapkan Angelis (2000:12) bahwa percaya diri harus mengandalkan tekad kepada kemampuan untuk melakukan apapun yang harus dikerjakan. Pada tabel 21 halaman 70 menunjukan rata-rata skor setiap indikator pada aspek keyakinan akan kemampuan diri. Indikator yang mengalami peningkatan paling besar adalah memiliki keyakinan dapat mengerjakan tugas atau PR dari guru tanpa bantuan orang lain yaitu sebesar 0,38. Hal ini mungkin dikarenakan pada setiap pertemuan terdapat uji kemampuan yang dikerjakan siswa secara individu. Dalam LKS, uji kemampuan disertakan dengan kunci jawabannya. Hal ini memiliki tujuan agar siswa dapat mencocokan sendiri jawaban akhir yang mereka 87

29 kerjakan, sehingga siswa menjadi lebih yakin dalam kemampuannya mengerjakan soal-soal tersebut. Pada halaman selanjutnya setelah uji kemampuan juga terdapat penghargaan berupa nilai, gambar dan ucapan selamat kepada para siswa atas hasil yang diperoleh. Hal tersebut bertujuan agar siswa menjadi lebih semangat dalam mengerjakan uji kemampuan. Penghargaan tersebut dapat dilihat pada gambar 12 halaman 66. Selanjutnya aspek yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah aspek optimis. Pada tabel 22 halaman 71 terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa untuk aspek optimis mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,14. Indikator yang mengalami peningkatan paling besar adalah memiliki semangat bersaing dengan teman-temannya yaitu sebesar 0,18. Hal ini dikarenakan siswa dituntut aktif dalam setiap proses pembelajaran. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran seperti menanya, mengerjakan soal di depan kelas, dan mengungkapkan pendapat akan mendapat penghargaan berupa bintang dan dapat ditempel di LKS pada tabel bintang. Setiap siswa berlomba-lomba mengumpulkan bintang sebanyak-banyaknya. Aspek terakhir yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah aspek aktif. Pada tabel 23 halaman 72 terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa untuk aspek aktif mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,15. Indikator yang mengalami peningkatan paling besar adalah mau mengajukan pertanyaan yaitu sebesar 0,20. Hal ini dikarenakan pada tahap 88

30 mengorganisasikan masalah terdapat proses menanya dari permasalahan yang telah disajikan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, siswa yang aktif dalam bertanya akan memperoleh penghargaan berupa bintang. Hal ini sangat membuat siswa bersemangat mengajukan pertanyaan sehingga dapat membiasakan siswa untuk tidak takut dalam bertanya. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam segi materi dan subjek yang diteliti. Hasil dari penelitian ini hanya berlaku pada materi segiempat kelas VII SMP. Sedangkan subjeknya terbatas pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sanden. Akan tetapi, penelitian ini juga kemungkinan akan memberikan hasil yang sama jika dilakukan pada sekolah yang memiliki karakteristik yang sama dengan SMP Negeri 1 Sanden. Karakteristiknya seperti, sekolah dengan akreditasi A, nilai rata-rata input siswa berdasarkan hasil kumulatif nilai UN dan piagam penghargaan sekitar >24,00, dan menggunakan kurikulum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruh siswa kelas X MIPA, sedangkan sampel berasal dari kelas X MIPA 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruh siswa kelas X MIPA, sedangkan sampel berasal dari kelas X MIPA 6 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Januari 2017 sampai dengan 26 Januari 2017 di SMA Negeri 1 Klaten.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Efektivitas Model Pembelajaranl... (Umi Arismawati)9 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SANDEN,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching dengan strategi peta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau penelitian semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sidoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One- Group Pretest Posttest Design. Faktor dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dan pendekatan konvensional dilaksanakan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Januari 2013 di SMA Tunas Harapan Bandarlampung. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi pembelajaran dan pembahasannya. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang membandingkan keefektifan pembelajaran kelompok eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester 27 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Sampel Penelitian Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pembelajaran Dalam penelitian ini, pembelajaran matematika dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini dengan perkembangan di berbagai bidang yang sangat cepat, manusia dituntut untuk mampu bersaing. Begitupun bangsa Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pakem yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi eksperiment. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang pendidikan atau penelitian lain yang subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan jenis kategori penelitian eksperimen semu dengan analisis faktorial yang telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk. Produk pengembangan berupa RPP dan LKS dengan pendekatan saintifik berbasis problem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN Erni Puji Astuti FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo erni_umpwr@mail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Uji Coba 1. Data Hasil Investigasi Awal a. Kurikulum yang digunakan SMP Ulul Albab Sidoarjo menjadi sekolah yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian. SMP Ulul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pedurungan Lor 02 Semarang yang melibatkan guru kelas IV SDN Pedurungan Lor 02 Semarang dan subjek

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). Desain penelitian pada penelitian ini adalah one group pretest posttest

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitan ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Dan Data Penelitian 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Strategi Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

Lebih terperinci

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako PERBANDINGAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT DENGAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VII SMPN 7 PALU Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian semu (quasi experiment). Menurut Campbell & Stanley (1972:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 01/013 Kelas VIII semester genap sebanyak 10 siswa yang terdistribusi dalam enam kelas, yaitu VIIIA-VIIIF dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik. AB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian ini mendeskripsikan tentang keefektifan pendekatan saintifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di Jl. Panglima Polem No. 5 Segalamider, Kota Bandarlampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2012-2013

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif meliputi hasil pretes dan hasil postes pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Pesisir Selatan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/ 2014. B. Sampel Penelitian. Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok pada hari Jum at 18 Maret 2016 sampai dengan Selasa, 29 April 2016.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2013 di SMP Negeri 1 Atinggola. Dimana kelas yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang keefektifan pembelajaran model kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan pembelajaran konvensional. Selain itu akan diperbandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest posttest. Data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest posttest. Data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal-akhir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini: 5 A. Deskripsi Hasil Belajar BAB IV HASIL PENELITIAN Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluation).

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Derin Nurfajriyah 1, Ani Nur Aeni 2, Asep Kurnia Jayadinata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di MTs Imam Syafi i.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di MTs Imam Syafi i. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Karena pada penelitian ini hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan sejarahnya SMP Negeri 4 Yogyakarta berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjumlah 52 siswa dengan terdiri dari dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian research). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Way Tenong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Way Tenong 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Way Tenong pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah kelas VII ada empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari penelitian ini adalah RPP dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pemecahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang yang berada di desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 08

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif, data tersebut bertujuan untuk menemukan jawaban dari rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Gaya Berpikir Kreatif-Kritis Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kritis yaitu dengan memulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen yaitu True experimental design. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Data Bagian ini merupakan deskripsi dan analisis data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter komunikatif/bersahabat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Satu faktor yang dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN. satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Satu faktor yang dimaksud BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelititan yang termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah suatu jenis penelitian yang temuan

Lebih terperinci