Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun sirih hutan (Piper crocatum Ruiz & Pav).

EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L) DENGAN AMOKSISILIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan alir pembuatan ekstrak kulit batang jamblang

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB III. METODE PENELITIAN

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental meliputi penyiapan alat,

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

UJI PENDAHULUAN SIMPLISIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH TANAMAN JENGKOL

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

Lampiran 1. Diagram alir aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga Kitolod. bunga kitolod

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK METANOL BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn.

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

Transkripsi:

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih Tanaman sirih Daun sirih segar 9

Lampiran 2. Gambar daun sirih kering serta serbuk simplisia daun sirih Daun sirih kering Serbuk daun sirih 60

Lampiran 3. Hasil pemeriksaan mikroskopik daun sirih dan serbuk simplisia daun sirih 1 2 3 4 Keterangan: 1. Stomata tipe anomositik 2. Minyak atsiri di dalam sel parenkim 3. Rambut penutup 4. Sel-sel minyak pada hipodermis. Berkas pembuluh xylem 61

Lampiran 4. Perhitungan karakterisasi simplisia daun sirih 1. Perhitungan penetapan kadar air simplisia volume akhir-volume awal Kadar air simplisia= berat sampel (g) x 100% No Berat Sampel (g) Volume awal (ml) Volume akhir (ml) 1,002 3,2 3,4 2,000 3,4 3,6 3,002 1,2 1,3 a. % Kadar air = b. % Kadar air = c. % Kadar air = 3,4 3,2,002 3,6 3,4,000 1,3 1,2,002 x 100% = 2, 99% x 100% =,00% x 100% = 2, 99% % Rata rata kadar air = 2,99 +,00 + 2,99 3 = 3,66% 2. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air simplisia daun sirih Kadar sari larut dalam air = berat sari (g) berat sampel (g) x 100 20 x 100% No Berat sampel (g) 1,001 2,003 3,007 Berat sari (g) 0,221 0,232 0,224 a. Kadar sari larut dalam air = 0,221,001 x 100 20 x 100% = 22,09% 62

b. Kadar sari larut dalam air = 0,232,003 x 100 20 x 100% = 23,18% Lampiran 4. (Lanjutan) c. Kadar sari larut dalam air = 0,224,007 x 100 20 % Rata rata kadar sari larut dalam air = x 100% = 22,36% 22,09 + 23,18 + 22,36 3 = 22,4% 3. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol simplisia daun sirih Kadar sari larut dalam etanol = berat sari (g) berat sampel(g) x 100 20 x 100% No Berat sampel (g) 1,001 2,002 3,007 Berat sari (g) 0,141 0,144 0,1 a. % Kadar sari larut dalam etanol = 0,141,001 x 100 20 x 100% = 14,09% b. % Kadar sari larut dalam etanol = 0,144,002 x 100 20 x 100% = 14,39% c. % Kadar sari larut dalam etanol = 0,1,007 x 100 20 x 100% = 1,47% % Rata rata kadar sari larut dalam etanol = 14,09% + 14,39% + 1,47% 3 = 14,6 63

Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia daun sirih % Kadar abu total = berat abu (g) berat sampel (g) x 100% No Berat Sampel (g) Berat abu (g) 1 2,009 0,183 2 2,013 0,187 3 2,011 0,189 a. % Kadar abu total = 0,183 2,009 x 100% = 9,10% b. % Kadar abu total = 0,187 2,013 x 100% = 9,28% c. % Kadar abu total = 0,189 2,011 x 100% = 9,39% % Rata rata kadar abu total = 9,10% + 9,28% + 9,39% 3 = 9,2%. Perhitungan penetapan kadar abu yang tidak larut asam simplisia dauh sirih Kadar abu total = berat abu (g) berat sampel (g) x 100% N0 Berat Sampel (g) Berat abu (g) 1 2,00 0,020 2 2,009 0,028 3 2,011 0,032 64

a. Kadar abu yang tidak larut asam = 0,020 2,00 Lampiran 4. (Lanjutan) b. Kadar abu yang tidak larut asam = 0,026 2,009 x 100% = 0,99% x 100% = 0,1% c. Kadar abu yang tidak larut asam = 0,032 2,011 x 100% = 1,9% % Rata rata kadar abu total = 0,99% + 0,1% + 1,9% 3 = 1,03% 6

Lampiran. Bagan Penelitian Bagan skrining fitokimia dan karakterisasi serbuk simplisia Daun sirih Dicuci dengan air mengalir Ditiriskan dan dikeringkan Simplisia Serbuk simplisia Diserbukkan Skrining Skrining fitokimia senyawa Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan - Alkaloida - Flavonoida - Saponin - Tanin - Glikosida - Steroida/Triterpenoida Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan - mikroskopik - makroskopik - kadar air - kadar sari larut dalam etanol - kadar sari larut dalam air - kadar abu total - kadar abu tidak larut dalam asam 600 g serbuk simplisia Ampas Direndam dengan etanol 96% Dibiarkan hari, sering diaduk Disaring Ditambahkan etanol 96% hingga diperoleh 100 bagian Dibiarkan selama 2 hari terlindung dari cahaya Dienaptuangkan dan disaring Maserat Dipekatkan dengan rotary evaporator Ekstrak kental 138, 39 g 66

Lampiran 6. Hasil uji aktivitas antibakteri yang menunjukkan efek sinergis antara ekstrak etanol daun sirih kombinasi dengan amoksisilin terhadap bakteri Staphylococcus aureus.dan Escherichia coli Staphylococcus aureus Escherichia coli A B B A Keterangan: A : KHM ekstrak etanol daun sirih B : KHM amoksisilin 67

Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih terhadap bakteri Staphylococcus aureus NO Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Sirih mg/ml Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)* Staphylococcus aureus D1 D2 D3 D* 1 00 18. 19. 18. 18.83 2 400 16.7 17.7 17.8 17.43 3 300 1.9 1.9 16.6 16.17 4 200 14.6 1.2 1.9 1.27 100 13.3 14.6 1.2 14.4 6 90 13.6 14.4 13.8 13.93 7 80 13.2 13.8 13.2 13.4 8 70 12. 13.3 12.4 12.7 9 60 11.8 12.7 11.9 12.1 10 0 11.1 12.1 11.3 11. 11 40 10.7 11.2 10.0 10.6 12 30 9. 10.3 9.6 9.82 13 20 8.7 9.9 8.4 9 14 10 7.9 7.2 7.4 7.2 1 9 6.0 6.3 6.3 6.23 16 8 - - - - 17 7 - - - - 18 6 - - - - 19 - - - - 20 4 - - - - 21 3 - - - - 22 2 - - - - 23 1 - - - - 24 Blanko - - - - Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat - : Tidak ada zona hambat 68

Lampiran 8. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli NO Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Sirih mg/ml Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)* Escherichia coli D1 D2 D3 D* 1 00 18.2 18.20 19.2 18.7 2 400 17.0 16.30 18.60 17.32 3 300 16.10 1.0 17.4 16.3 4 200 1.0 14.90 16.10 1.0 100 14.6 13.0 14.40 14.03 6 90 13.0 14.1 14.0 13.90 7 80 12.90 13.2 13.6 13.27 8 70 12.0 12.7 13.0 12.62 9 60 11.10 11.30 11.80 11.40 10 0 10.30 10.80 10.90 10.67 11 40 9.7 10.3 10.2 10.12 12 30 9.10 9.0 9.10 9.08 13 20 8.30 8.7 8.80 8.62 14 10 7.60 8.4 8.30 8.12 1 9 6.30 8.30 8.2 7.62 16 8 6.80 7.70 7.1 7.22 17 7 - - - - 18 6 - - - - 19 - - - - 20 4 - - - - 21 3 - - - - 22 2 - - - - 23 1 - - - - 24 Blanko - - - - Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri - : Tidak ada zona hambat 69

Lampiran 9. Hasil uji aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus No Konsentrasi Amoksisilin µg/ml Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)* Staphylococcus aureus D1 D2 D3 D* 1 2000 14.70 14.3 14.8 14.63 2 170 14.0 14.10 14.60 14.40 3 100 14.10 13.80 14.3 14.08 4 120 13.70 13.6 13.7 13.70 1000 12.8 12.9 13.1 12.98 6 70 12.6 12.70 12.8 12.73 7 00 12. 12.4 12. 12.2 8 20 12.3 12.1 12. 12.3 9 100 11.7 11.8 11.80 11.80 10 90 11.2 11.0 11.10 11.13 11 80 10.4 10.2 10.3 10.3 12 70 9.7 10.10 10.30 10.0 13 60 9.60 9.7 9.6 9.67 14 0 9.3 9.1 9.4 9.32 1 40 8.30 8.7 8.9 8.67 16 30 8.10 8.3 8.70 8.38 17 20 7.7 7.9 8. 8.08 18 10 6.20 6.60 8.3 7.0 19 9 - - - - 20 8 - - - - 21 7 - - - - 22 6 - - - - 23 - - - - 24 4 - - - - 2 3 - - - - 26 2 - - - - 27 1 - - - - 28 Blanko Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri - : Tidak ada zona hambat 70

Lampiran 10. Hasil uji aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. No Konsentrasi Amoksisilin µg/ml Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm)* Escherichia coli D1 D2 D3 D* 1 2000 1.1 1.8 16.10 1.70 2 170 14.90 1.70 1.90 1.0 3 100 14.7 1.4 1.8 1.3 4 120 14.2 1.0 1.4 14.92 1000 14.0 14. 14.70 14.43 6 70 13.7 14.0 14.1 13.98 7 00 13.2 13.7 13.90 13.63 8 20 13.0 13.0 13.3 13.1 9 100 12.30 12.9 12.80 12.68 10 90 11.80 12.0 12.1 12.00 11 80 11.7 11.9 11.9 11.88 12 70 11.0 11.4 11.0 11.48 13 60 11.3 11.3 11.2 11.32 14 0 11.1 11.20 11.1 11.17 1 40 11.0 11.0 10.90 11.00 16 30 10.80 10.70 10.60 10.70 17 20 10.6 10.6 10.4 10.8 18 10 9.30 10.0 8.40 9.2 19 9 8. 9.30 7.20 8.3 20 8 7.70 8.10 7.20 7.67 21 7 7.70 7.80 7.30 7.60 22 6 7.40 7.70 7.1 7.42 23 7.10 6.60 6.80 6.83 24 4 - - - - 2 3 - - - - 26 2 - - - - 27 1 - - - - 28 Blanko Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri - : Tidak ada zona hambat 71

Lampiran 11. Hasil uji kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih dengan amoksisilin terhadap bakteri Staphylococcus aureus N O Konsentra si Kombinas i Amoksisil in dengan EEDS Diameter Zona Hambat Staphylococcus aureus Konsentra si Kombinas i EEDS dengan Amoksisil in Diameter Zona Hambat Staphylococcus aureus 1 2 µg/ml + 9 mg/ml D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* 8.3 9.1 9.20 8.90 2 mg /ml + 10 µg /ml 8.3 8.0 7.60 8.00 2 4 µg/ml + 9 mg/ml 9.1 9.40 9.70 9.42 4 mg /ml + 10 µg /ml 8.60 8.0 8.30 8.47 3 6 µg/ml + 9 mg/ml 9.6 9.80 10.4 0 9.9 6 mg /ml + 10 µg /ml 9.40 8.8 9.3 9.20 4 8 µg/ml + 9 mg/ml 10.0 9.9 10. 10.1 8 8 mg /ml + 10 µg /ml 9.60 9.3 9.7 9.7 10 µg/ml + 9mg/mL 10.6 10.7 0 10.7 11.1 0 10 mg /ml + 10 µg /ml 10.0 10.0 10.1 0 10.0 7 Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri - : Tidak ada zona hambat 72

Lampiran 12. Hasil uji kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih dengan amoksisilin terhadap bakteri Esherichia coli N O 1 2 3 4 Konsentra si Kombinas i Amoksisil in dengan EEDS 2 µg /ml + 8 mg/ml 4 µg/ml + 8 mg/ml 6 µg /ml + 8 mg/ml 8 µg /ml + 8 mg/ml Diameter Zona Hambat Escherichia coli Konsentra si Kombinasi EEDS dengan Amoksisili n Diameter Zona Hambat Escherichia coli D1 D2 D3 D* D1 D2 D3 D* 2 mg /ml 7.6 8.2 7.9 9.30 9.2 8.4 9.00 + µg 8.0 0 7 /ml 9.40 9.4 8.7 9.20 9.80 9.60 9.1 9.2 10.3 0 10.0 10.1 10.1 7 4 mg /ml + µg /ml 6 mg /ml + µg /ml 8 mg /ml + µg /ml 8.2 8. 9.2 8.7 8.9 9.7 8.40 8.7 9.1 8.4 7 8.7 9.3 8 10 µg /ml + 8 mg/ml 10.6 10.1 10.4 0 10.4 0 10 mg /ml + µg /ml 9.7 0 9.9 10.0 9.9 0 Keterangan: D : Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri 1,2, dan 3 D* : Diameter rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri - : Tidak ada zona hambat 73

Lampiran 13. Gambar uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih terhadap bakteri Staphylococcus aureus 10 8 7 6 Konsentrasi 10 dan mg/ ml Konsentrasi 8, 7, 6 mg/ml 4 1 3 2 Blanko Konsentrasi, 4, 3 mg/ml Konsentrasi 2, 1 mg/ml, blanko 74

Lampiran 14. Gambar uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli 10 10 Blankoo 9 Konsentrasi 10, mg/ml dan blanko Konsentrasi 10, mg/ml 8 7 6 4 3 Konsentrasi 8, 7, 6 mg/ml Konsentrasi, 4, 3 mg/ml 7

Lampiran 14. (Lanjutan). 2 1 Blanko Konsentrasi 2, 1 mg/ml dan blanko 76

Lampiran 1. Gambar uji aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap bakteri Staphylococcus aureus konsentrasi 9,8,4,3 µg/ml Konsentrasi 10, 2, 1 µg/ml, blanko Konsentrasi 7, 6, µg/ml 77

Lampiran 16. Gambar uji aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap bakteri Escherichia Coli Konsentrasi 10, 2, 1 µg/ml, blanko Konsentrasi 9, 8, 4, 3 µg/ml Konsentrasi 7, 6, µg/ml 78