YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En MODUL BAHASA INDONESIA Bab: KALIMAT MAJEMUK KELAS X 1
Jenis kalimat berdasarkan peran S dan P A. Kalimat Aktif Kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan. Ciri-ciri kalimat aktif: Mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan men-, memper-i, men-i, men-kan, memper-i, dan memper-kan. Contoh: Nenek memperbaiki kompor. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, dikan, diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti. Contoh: Wiji menulis puisi. (imbuhan men- pada kata kerja aktif) menjadi Puisi ditulis oleh Wiji. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi) Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Namun, bentuk kalimat ini tidak memiliki oposisi bentuk pasif. Contoh: Pandu berdagang buah. 2
B. Kalimat Pasif Kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita dari suatu tindakan. Ciri-ciri: Mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, diper-kan yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan arti. Unsur subjek dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek dalam kalimat aktif. Macam kalimat berdasarkan jumlah klausa A. Kalimat Sederhana/Kalimat Tunggal/Kalimat Simpleks Kalimat yang dibangun oleh sebuah klausa. Kalimat ini identik dengan satu klausa, disebut juga klausa mandiri. Contoh Ibu memasak Adi tidur 3
B. Kalimat Majemuk Kalimat yang dibangun dua buah klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibagi menjadi kalimat majemuk setara dan majemuk bertingkat. 1. Kalimat majemuk setara Kalimat yang memiliki dua buah klausa atau lebih dan memiliki kedudukan yang setara dan biasanya dihubungkan dengan konjungsi koordinatif. Penggunaan dua buah klausa menjadi sebuah kalimat luas setara dapat memberikan makna, antara lain sebagai berikut. a. Penambahan Konjungsi koordinatif yang biasa digunakan adalah dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, baik maupun). Contoh. Santi membaca buku sejarah lalu merangkum isinya.. b. Pertentangan Konjungsi koordinatif yang biasa digunakan adalah tetapi, atau, sedangkan, jangankan, melainkan, tidak/bukan saja, tidak/bukan hanya, tidak/bukan sekadar. Contoh. Jangankan berjalan seratus meter, naik gunung pun dia mampu melakukannya. c. Pemilihan Atau. Contoh. Barang-barang ini akan kamu bayar kontan atau mau mengutang dulu? d. Penegasan Bahkan, malah, apalagi, lagi pula 4
Contoh. Baju-baju hasil produksi kami dipasarkan ke seluruh Indonesia, bahkan juga ke Eropa. e. Pengurutan Lalu, kemudian, selanjutnya. Dengan catatan, jika klausa yang diurutkan lebih dari dua buah, bisa digunakan beberapa konjungsi secara berurutan. Contoh. Mula-mula dia duduk di depan meja tulis, lalu diambilnya selembar kertas dan sebatang pensil, kemudian ditulisnya surat izin itu. Catatan: Konjungsi dan, atau, tetapi, bahkan, apalagi, dan lagi pula karena fungsinya sebagai penyambung klausa tidak mungkin menduduki posisi paling awal. 2. Kalimat majemuk bertingkat Kalimat yang terdiri dari dua buah klausa yang kedudukannya tidak sama. Ada klausa yang kedudukannya lebih tinggi yang disebut klausa utama atau klausa atasan. Ada pula klausa yang kedudukannya lebih rendah yang lazim disebut klausa bawahan. Secara umum, klausa utama disebut induk kalimat, sedangkan klausa bawahan disebut anak kalimat. Induk kalimat (klausa atasan) sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan kalimat, serta memiliki potensi untuk menjadi kalimat sendiri. Contoh: Gunung Kelud meletus saat semua warga Blitar tidur lelap. Anak kalimat (klausa bawahan) klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap dan selalu terikat dengan induk kalimat. Contoh: Sejak bukit itu longsor, warga Banjarnegara mengungsi. 5
Penggabungan dua klausa secara bertingkat dapat memberi makna sebagai berikut. a. Sebab Konjungsi subordinatif yang biasa digunakan adalah sebab, karena. Contoh. Bahaya banjir sering melanda Jakarta karena saluran airnya penuh dengan sampah dan kotoran. b. Akibat Sampai, hingga, sehingga. Contoh. Banyak anggota DPR yang terlibat tindak korupsi sehingga rakyat tidak percaya lagi kepada mereka. c. Syarat Kalau, bila, apabila, bilamana, jilakau, asal. Jika harga BBM dinaikkan lagi, kehidupan kami pasti lebih sulit. d. Tujuan Untuk, agar, supaya. Contoh. Kamu harus belajar baik-baik agar hidupmu kelak menjadi lebih enak. e. Waktu Sesudah, sebelum, ketika, selagi, sejak, sewaktu. Contoh. Sesudah musim hujan berlangsung, got-got dan parit-parit harus diperbaiki. f. Kesungguhan Meskipun, biarpun, sungguhpun,walaupun. 6
Contoh. Dia berangkat juga ke kantor meskipun kesehatannya terganggu. g. Perkecualian Kecuali Contoh. Semua soal dapat saya jawab, kecuali soal nomor 10 yang tidak sempat saya selesaikan. h. Perbandingan Seperti, bak, bagai, laksana. Dengan cepet disambarnya tsa perempuan itu, bagai elang menyambar anak ayam. i. Cara/alat Dengan, tanpa. Pencari intan bekerja tanpa menghiraukan bahaya di sekelilingnya. j. Komplementasi Bahwa Contoh. Berkas riwayat hidupnya menujukkan bahwa dia pernah menjadi pelajar teladan untuk tingkat kabupaten dan provinsi. Latihan Soal! Carilah fungsi jabatan (SPOK) pada tiap kalimat di bawah ini! 1. Keadaan menjadi genting lagi karena musuh akan melancarkan serangan lagi di Bandung. 2. Kesebelasan Persib mempertahankan kemenangan dengan semua pemain mundur ke belakang. 3. Ia mengintip dari balik tirai dan berusaha mendengarkan pembicaraan mereka. 7
4. Sehabis mengerjakan pekerjaan rumahnya, adik langsung pergi ke kamar tidur. 5. Perusahaannya terus menerus mengalami kerugian hingga akhirnya seluruh harta bendanya habis terjual. 6. Saya bekerja sampai larut malam supaya anak-anak dapat melanjutkan sekolah. 7. Tempat itu licin, makanya kamu jatuh. 8. Perjuangan berjalan terus meskipun musuh telah menduduki hampir semua kota besar. 8
9