BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

PENGETAHUAN IBU DAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI KOMUNITI INDONESIA MESAIEED QATAR 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan kecepatan tumbuh dan gaya penampilannya (Sujiono, 2007). Perbedaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017

Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler

BAB III METODE PENELITIAN

FENOMENA ANAK KEMBAR (TELAAH SIBLING RIVALRY)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DOMINAN ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY ANAK USIA PRA SEKOLAH. Oleh : NUR AGUSTIN NIM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KEMUKIMAN KANDANG KECAMATAN KLUET SELATAN ACEH SELATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

Hubungan Antara Sibling Rivarly dengan Kemampuan Penyesuaian Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Ulil Albab Mertoyudan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami lompatan perkembangan, kecepatan perkembangan yang luar. usia emas (golden age) yang tidak akan terulang lagi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pertama kalinya. Menurut Santrock 2002: 56 ( dalam Arif 2013 : 1),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GENDONG KULON BABAT LAMONGAN TAHUN 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POLA ASUH DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sibling Rivalry pada remaja akhir. Persaingan antar saudara kandung oleh Amijoyo dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Masa Akhir Kanak-Kanak. Masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung dari usia 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

4. HASIL DAN ANALISA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

Parenting With Genesis Parent Sibling Rivalry In Children 1-5 years old

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

HUBUNGAN JARAK, USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIANSIBLING RIVALRY PADA BALITA DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kitamenemukan pendamping yaitu suami atau istri. Hubungan dengan. saudarakandung adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

UNIVERSITAS INDONESIA

SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR YANG BERBEDA JENIS KELAMIN. Oleh : Nopijar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DI TK SENAPUTRA KOTA MALANG ABSTRAK ABSTRACT

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

FAKTOR DOMINAN PADA KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti. selanjutnya dalam menjalani kehidupan. Tiap-tiap tahap perkembangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

Pengaruh Urutan Kelahiran pada Kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi X Jakarta

KEJADIAN TEMPERTANTRUM DILIHAT DARI POLA ASUH DAN URUTAN ANAK DALAM KELUARGA. Ihda Mauliyah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

SIBLING RIVALRY PADA ANAK SULUNG YANG DIASUH OLEH SINGLE FATHER

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA TAHUN 2016

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada anak-anak. Cemburu pertama kali terlihat ketika sang kakak punya adik baru. Hal itu dikenal sebagai persaingan antarsaudara kandung. Sebelum adik bayi lahir, sang kakak merasa orang tua menjadi miliknya sepenuhnya. Ia tidak perlu bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan kasih sayang atau perhatian. Lahirnya saudara kandung membuat sang kakak merasa waktu dan perhatian ibu kurang. Selain itu, sang kakak takut tidak lagi disayang oleh orang tuanya. Terlebih, adanya adik bayi berarti ada beberapa rutinitas sehari-hari yang biasa dilakukan sang kakak. Pertengkaran antarsaudara kandung sudah merupakan label perilaku, dimana para profesional menganggapnya menarik. Dikarenakan teori-teori mereka berdasarkan apa yang mereka lihat dengan tindakantindakan negatif pada anak, maka mereka tidak mengenal istilah seperti kepedulian antar saudara kandung (Azerrad, 2005). Maka dari itu tidak mengherankan, walau sang kakak senang dan sayang pada adiknya, reaksi yang paling kuat adalah cemburu dan benci. Reaksi ini bisa muncul sesekali. Rasa cemburu bisa menimbulkan beberapa hal berikut, yaitu kemunduran tingkah laku ke tahap sebelumnya, antisosial, cari perhatian, melawan, cengeng dan penolakan. Listiani (2010) dalam skripsinya berjudul Penyebab terjadinya rivalry pada anak usia sekolah di RW 9 Kelurahan Jomblang Kota mengungkapkan bahwa hasil penelitian menunjukkan faktor sikap, urutan kelahiran, jenis kelamin, perbedaan usia, jumlah saudara kandung anak, hubungan anak dengan saudara kandungnya, pola asuh 1

2 orang tua dan adanya anak emas diantara anak menpunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya rivalry. Pengujian hipotesis mendapatkan adanya faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya rivalry. Fenomena di atas cukup jelas, apapun yang mempengaruhi satu orang anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga dengan tingkat yang sama karena anggota keluarga dihubungkan oleh ikatan yang sangat kuat, bahkan lebih kuat selama kejadian yang menegangkan seperti kehamilan (Hamilton, 1995). Pengetahuan ibu sangat penting dalam menghadapi masalah pada anak yang sangat mengganggu yang disebabkan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Pengaruh orang tua pada kehidupan anak tidak hanya mempengaruhi kehidupan tiap individu anak, tetapi juga hubungan antar saudara. Persaingan saudara terutama merupakan masalah peka karena anak tidak hanya membandingkan dirinya dengan saudara kandungnya yang lain melainkan ia juga menilai bagaimana orangtuanya membandingkan dengan saudaranya yang lain. Ini merupakan beban yang berat bagi anak (Sears, 2000).Kompetisi antar saudara bisa menghasilkan manfaat, tetapi biasanya anak merasa direndahkan oleh orang tuanya yang lebih suka pada anak lain. Ada strategi pendidikan untuk menghindari persaingan antar saudara (Tsang, 2009). Banyak permasalahan yang timbul oleh karena ibu memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain, sehingga akan menimbulkan reaksi rivalry. Sibling rivalry adalah permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang dapat menimbulkan ketegangan diantara saudara kandung (Rimm, 2003). Hal ini tak dapat disangkal bahwa perselisihan antar mereka akan selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila masing-masing pihak berusaha untuk lebih unggul dari yang lain. Akar dari persaingan antarsaudara kandung adalah rasa cemburu antara anak dalam satu keluarga, yang terjadi pada lima tahun pertama 2

3 kehidupan mereka. Para ahli psikologi perkembangan sering mengulang pernyataan mengenai pentingnya tahun-tahun pertama sebagai tahun pembentukan sikap (formative years) atas dasar-dasar kepribadian seorang anak (Gunarsa, 1987). Anak batita biasanya memiliki semangat yang meluap untuk segala sesuatu yang baru, baik itu seorang kakak maupun adik. Menurut Millman & Schaifer (dalam Asupah, 2008) perasaan rivalry biasanya terjadi antara 2 anak atau lebih yang usianya berdekatan. Sibling rivalry biasanya lebih lazim terjadi ketiaka jarak usia anak antara 1-3 tahun. Sibling rivalry akan terlihat ketika umur mereka 3-5 tahun dan terjadi lagi pada umur 8-12 tahun pada usia sekolah, rivalry lebih terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama, khususnya perempuan. Menurut Bakwin (dalam Asupah, 2008), rivalry cenderung terjadi lebih sering ketika anak yang lebih tua antara 2-4 tahun ketika adiknya dilahirkan, karena pada usia ini anak menjadi sadar akan kasih sayang orang tuanya. Menurut McNerney dan Joy (dalam Asupah, 2008), berdasarkan pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika dilaporkan 55% mengalami kompetisi dalam keluarga dan umur antara 10-15 tahun merupakan kategori tertinggi. Sibling rivalry menjadi sumber masalah jika rasa permusuhan antar individu semakin dalam. Pertengkaran akan semakin membahayakan masing-masing individu, salah satu anak akan merasa rendah diri dan mungkin akan melakukan tindakan yang menyakiti saudaranya. Penulis mengambil wilayah untuk penelitian di Desa Jampirejo dengan berbagai pertimbangan yaitu Jampirejo merupakan Desa yang cukup luas dengan luas 39,291 Ha. Selain itu penduduk Desa Jampirejo cukup padat yaitu terdiri dari 1181 kepala keluarga terhitung dari bulan Desember 2010. Jumlah sekolah (3-5 tahun) yaitu sebanyak 175 orang (data PLKB Kabupaten Temanggung, Desember/2010). Ratarata anak yang berumur 3-5 tahun yaitu kurang lebih 21 anak/rt. Survey 3

4 pendahuluan menunjukan dari 1 RW terdapat 7 pasangan adik kakak dengan usia kakak 3-5 tahun yang bisa dimungkinkan terjadi persaingan saudara kandung. Setelah diadakan survey di lapangan, dari 7 anak 2 di antaranya adalah rivalry seperti yang tertera dalam kriteria medis yaitu mengalami kemunduran (mengompol setelah adik lahir), suka marah, mencari perhatian baik satu maupun kedua orang tua, memiliki pikiran negatif terhadap saudara kandung, serangan dimulai sejak 6 bulan kelahiran adik, paling sedikit terjadi selama 4 minggu. Begitu pula pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam menghadapi anak dengan reaksi rivalry. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan Desember 2010, menurut data kelurahan di desa ini pendidikan mereka yang tidak tamat SD sebesar 7,3%, tamat SD sebesar 24%, tamat SLTP 18,5%, tamat SLTA 27,3% dan yang tamat Perguruan Tinggi sebesar 12% (data kelurahan, Desember/ 2010). Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana anak-anak yang mengalami reaksi rivalry terhadap adiknya dan tingkat pengetahuan ibu dalam menghadapi reaksi rivalry anak dan tumbuh kembang anak yang dilaksamakan di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Reaksi Sibling Rivalry pada Anak Usia Pra Sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan kajian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian adalah adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan reaksi rivalry pada sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah? 4

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan reaksi rivalry pada sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang rivalry pada sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. b. Mendiskripsikan reaksi rivalry pada sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan reaksi rivalry pada sekolah di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. D. Manfaat Penelitian 1. Orang Tua atau Responden Penelitian a. Menambah pengetahuan ibu akan pentingnya pengetahuan tentang rivalry atau reaksi rivalry. b. Menambah pengetahuan ibu tentang bagaimana reaksi rivalry dan cara penanganannya. 2. Ilmu Keperawatan Memajukan perkembangan ilmu keperawatan anak tentang reaksi rivalry yang berpengaruh pada tahap tumbuh kembang anak. 3. Peneliti Penelitian ini untuk menerapkan teori dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang rivalry dan reaksi rivalry pada anak. 5

6 E. Bidang Ilmu Penelitian ini mencakup bidang ilmu keperawatan anak khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu dengan reaksi rivalry pada sekolah. F. Orisinalitas Penelitian Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian Tahun/ Peneliti 2007/ Yuliyati Judul Sampel Hasil Muhamma diyah Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan reaksi rivalry pada sekolah di TK Mranggen I Srumbung Magelang. Sampling jenuh Kuesioner pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 4-7 tahun di TK Mranggen I Srumbung Magelang yang telah memenuhi kriteria inklusi. Tingkat pengetahuan ibu sebagian besar kurang yaitu 24 orang (43,6%) dan reaksi rivalry yang sering terjadi pada sekolah adalah sebanyak 3 anak (65,5%) dengan P value 0,002. 2008/ Jelita Widuri Yati Indonesia Hubungan antara rivalry dan motivasi berprestasi pada anak kembar. Purposive sampling. 16 orang lakilaki dan 16 orang perempuan kembar di Yayasan Nakula Sadewa yaitu yayasan yang anggotanya adalah anakanak kembar di Indonesia. Acuan dalam perhitungan adalah skor partisipan pada motivasi berprestasi dengan skor rivalry dan dari perhitungan tersebut didapatkan hasil korelasi sebesar 0,078. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara rivalry dengan motivasi berprestasi. 2010/ Ita Listiani Muhamma diyah Penyebab terjadinya rivalry pada anak usia sekolah di RW.9 Total sampling. Anak berusia 8-12 tahun yang mempunyai adik kandung, Faktor sikap, urutan kelahiran, jenis kelamin, perbedaan usia, jumlah saudara kandung anak, hubungan anak dengan saudara kandungnya, pola asuh orang tua, dan 6

7 kelurahan Jomlang kota. yang tinggal di RW.9 kelurahan Jomblang sebanyak 55 responden. adanya anak emas diantara anak mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya rivalry. 2010/ Noviani Muhamma diyah Malang Gambaran pengetahuan orang tua tentang rivalry pada sekolah. Purposive sampling. Orang tua dari sekolah (3-5 tahun) di TK AS SALAM Malang yaitu sebanyak 25 responden. Bahwa dalam ranah C1 (tahu) meliputi pengertian dan penyebab rivalry (60%) responden menjawab C, 28,5% responden menjawab A dan 11,5% menjawab B. Dalam ranah C2 (paham) meliputi manfaat dan dampak rivalry (56%) responden menjawab B, 34% responden menjawab A dan 10% menjawab C. Dalam ranah C3 (aplikasi) sebanyak 42,4% jawaban A, 32,8% jawaban B dan 24,8% jawaban C. 2010/ Slamet Rahayu Muhamma diyah Strategi koping dalam mengatasi rivalry pada sekolah di Kelurahan Tugurejo Barat. Purposive sampling Orang tua yang mempunyai sekolah 3-5 tahun Kelurahan Tugurejo di Barat yaitu sebanyak 4 kepala keluarga. Strategi koping orang tua dalam mengatasi rivalry yaitu dengan menjelaskan peran sebagai kakak, mengkomunikasikan kehadiran anggota keluarga baru, menggunakan koping berfokus masalah, menasihati anak, berusaha berlaku adil, mengalihkan perhatian anak, menuruti kemauan anak dan membesarkan hati anak. 7

8 Orisinalitas penelitian ini adalah : 1. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dimana jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali, pada satu saat. 2. Populasi pada penelitian ini yaitu semua ibu yang mempunyai anak usia pra sekolah (3-5 tahun yang mempunyai adik) di Desa Jampirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah sebanyak orang yang sudah dipilih sesuai dengan kriteria. 3. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner berdasarkan pada pustaka yang ada. 8