Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD.

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

Pengukuran Kinerja Supply Chain

Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk)

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

BAB V HASIL DAN ANALISIS

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

Bab V Pengolahan Data dan Analisis

Pengukuran Kinerja Supply Chain

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Gambar 4.1 Tipper Vessel

Pengukuran Kinerja SCM

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

PENGUKURAN KINERJA AKTIFITAS SUPPLY CHAIN PADA INDUSTRI MINUMAN JUS DENGAN SCOR (STUDY KASUS PT. API)

#14 PENGUKURAN KINERJA SCM

Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA SCM

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

EVALUASI AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUK SAMBAL PT XYZ UNTUK OPTIMALISASI PROFIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) - ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TUGAS AKHIR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT

ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

PENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference)

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN

KINERJA PENYAMPAIAN SUKU CADANG PT TOYOTA-ASTRA MOTOR DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE. Oleh NISAA MARDHIYYAH H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

III. METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN INTISARI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

KONSEP PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA SYSTEM MANUFACTUR

ANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

KATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan

Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang)

BAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xiv DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvii. BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok

Pengukuran Kinerja Supply Chain Dengan Pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR)

Bab III Metodologi Penelitian

PENILAIAN KINERJA PEMASOK UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGIRIMAN DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR)

PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Laweyan dibawah Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL).

Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang Telp. (024)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PROSES BISNIS

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Hakikat Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh

Simulasi Sistem Untuk Meningkatkan Kinerja Rantai Pasok

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI INDUSTRI BAJA HILIR

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA PENYAMPAIAN SUKU CADANG PT TOYOTA-ASTRA MOTOR DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE. Oleh NISAA MARDHIYYAH H

Konsep Perbaikan Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan SCOR Model

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN RANTAI PASOKAN PADA PT. CROWN CLOSURES INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

EVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ)

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK KOMODITAS IKAN BANDENG BEKU DENGAN PENDEKATAN SCOR

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Henny, & Kharisma, A. L. (2017). Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H131-136). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) Henny (1), Asep Lucky Kharisma (2) (1), (2) Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatikur No. 112 (1) henny@email.unikom.ac.id ABSTRAK Salah satu perusahaan yang berlokasi di Bandung merupakan sebuah perusahaan industri makanan, dengan produksi utama adalah produk bakso sapi. Dalam proses menjalankan kegiatannya perusahaan memiliki beberapa masalah yang terkait dengan proses manajemen rantai pasokan, sehingga masalah yang ditimbulkan mempengaruhi kinerja perusahaan. Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai performansi kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan, salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah SCOR ( Operation Reference) model. Pada dasarnya SCOR model ini mengitegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking dan process measurement kedalam kerangka lintas fungsi dalam supply chain. Berdasarkan hasil pengolahan yang dihitung. Atribut pertama supply chain reliability, mencakup delivery performance, fill rate dan perfect order fulfillment, masing-masing sebesar 97.86%, 100% dan 98%. Atribut kedua supply chain responsiveness, mencakup order fulfillment lead time pencapaiannya 1 hari. Atribut ke tiga supply chain flexibility, mencakup supply chain response time dan production flexibility, masing-masing 6 hari dan 1 hari. Atribut ke empat supply chain cost, mencakup cost of goods, supply chain management cost, SG&A cost dan warranty/return processing cost masing-masing 96.37%, 95.88%, 88.34% dan 100%. Atribut terakhir yaitu supply chain asset, mencakup cash to cash cycle time, inventory days of supply dan asset turn, masing-masing 98.93%, 93,78% dan 5.8%. Hasil perbandingan (benchmarking) berdasarkan analisis GAP yang telah dilakukan pada atribut supply chain cost, perusahaan berada pada klasifikasi parity dengan requirement opportunity untuk COGS sebesar 16.525 milyar dan SG&A cost sebesar 902 juta. Atribut profitability termasuk kedalam klasifikasi parity dengan requirement opportunity gross margin sebesar 251 milyar, operating income berpotensi naik sebesar 250 milyar dan untuk net operating income berpotensi naik sebesar 164 milyar.. Kata kunci Analisis GAP, Analisis SWOT, Benchmarking, SCOR Model, Management.. I. PENDAHULUAN Persaingan dalam dunia perindustrian menjadi tantangan utama bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya. Setiap perusahaan dituntut untuk berpikir kreatif untuk mengimplementasikan strategi bersaing dengan menghasilkan barang atau jasa yang lebih berkualitas, murah dan cepat dibandingkan dengan pesaingnya, karena konsumen mulai menuntut aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas dari perusahaan. Management sendiri merupakan salah satu bagian yang sudah menjadi perhatian khusus bagi setiap perusahaan dalam mengelola perusahaannya, karena supply chain memiliki cara dalam merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan. Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai kinerja dan perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan, dalam supply chain sendiri diperlukan pengukuran performansi kinerja rantai pasok. Salah satu metode yang umum H-131

Henny, Kharisma digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah model SCOR ( Operation Reference), SCOR sendiri adalah suatu model acuan dari operasi supply chain. PT. Serena Harsa Utama sendiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dengan produksi utamanya adalah produk Baso. Pada proses menjalankan kegiatannya PT. Serena Harsa Utama memiliki beberapa masalah yang terkadang mengganggu kegiatan produksinya, seperti terjadinya. Pengukuran performansi supply chain dirasa perlu dilakukan agar seluruh kegiatan yang berifat menghambat seperti yang dialami PT. Serena Harsa Utama dapat teridentifikasi sejak dini, karena melalui pengukuran performansi dapat diketahui persentase pencapaian perusahaan dalam menjalankan kegiatannya serta dapat teridentifikasi pada bagian mana saja masalah tersebut muncul dan tentunya agar lebih mudah untuk mencari solusi terhadap masalah yang timbul, karena semakin cepat masalah tersebut teridentifikasi maka akan semakin cepat pula perusahaan untuk menangani masalah tersebut. II. METODOLOGI Objek penelitian ini adalah PT. Serena Harsa Utama (SHU) Bandung. Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: A. Mendeskripsikan skema supply chain PT. SHU B. Mengidentifikasi proses bisnis dan kondisi PT. SHU dengan menggunakan metode SWOT berdasarkan plan, source, make, deliver. C. Membuat matriks SCOR Level 1 D. Melakukan benchmark dengan perusahaan pesaing E. Membuat scorcard Level 1 PT. SHU F. Menganalisis scorcard GAP III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Framework SCM PT. Serena Harsa Utama Dalam menjalankan proses bisnisnya PT. SHU memiliki beberapa supplier, gambaran mengenai skema supply chain yang dijalankan PT. SHU dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Local Beef Local Local Traditional Market Flour Spices Spices PT. Serena Harsa Utama Reseller Reseller Agen Reseller Spices Ice Gambar 1 Framework PT. Serena Harsa Utama H-132

Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) B. Proses Bisnis & Kondisi PT. SHU Berdasarkan Matriks SWOT Pada proses menjalankan suatu usaha tentunya kita dapat mengetahui skema atau proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, gambar 2. Pada proses bisnis dimulai dengan perencanaan meliputi s PLAN SOURCE MAKE DELIVER Marketing Board of Director Financial Production Planning Inventory Warehouse Production Agent Konsumen Market Warehouse Raw Material Plan Transportation Quality Control Purchasing Packing Inventory Gambar 2 Proses Bisnis PT. SHU Serta dalam menjalankan proses bisnis kita harus mengetahui kondisi perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis terhadap kekurangan, kelebihan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan yang sedang dijalankan. Dibawah ini merupakan tabel 1 mengenai analisis SWOT PT. SHU. Tabel 1 Matriks SWOT PT. SHU Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness) 1. Perusahaan yang masih terhitung baru tapi sudah berbadan hukum PT (Perseroan Terbuka) 2. Kualitas produk yang baik 3. Memiliki konsumen tetap 4. Mengutamakan kualitas dan kebersihan dalam proses produksinya Peluang (Opportunity) 1. Perusahaan dapat bersaing di pasar modern 2. Tingginya minat masyarakat akan produk bakso 3. Menambah varian produk baru 1. Kurangnya varian produk 2. Sistem Management yang masih bertumpang tindih 3. Biaya operasional berbanding terbalik dengan profit 4. Kapasitas produksi tidak terlalu besar 5. Sumber daya manusia yang masih perlu dikembangkan Ancaman (Threat) 1. Tingginya persaingan dalam industri olahan daging 2. Inkonsistensi dalam hal menjaga kualitas 3. Daya tarik kemasan dan harga jual dengan para pesaing C. Matriks SCOR Level 1 PT. SHU Setelah melakukan pengukuran performansi untuk setiap atribut yang terdapat pada matriks SCOR level 1 mengenai atribut performansi supply chain reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. H-133

Henny, Kharisma Attribute Tabel 2 Matriks SCOR Level 1 PT. SHU Facing Responsiveness Reliability Internal Facing Delivery 97.86% Fill Rate 100% Perfect Order Fulfillment 98% Order Fulfillment Lead Time 1 Hari Response Time 6 Hari Production 1 Hari of Goods 96.37% Management 95.88% Asset SG&A 88,34% Warranty/Return Processing 100% Cash to Cash Cycle Time 98.93% Inventory Days of 93.78% Asset Turn 5.8% D. Benchmarking Performansi PT. SHU dengan Pesaingnya Pada bagian ini akan dilakukan perbandingan atau benchmarking mengenai performansi PT. Serena Harsa Utama dengan pesaingnya yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Perbandingan performansi ini meliputi beberapa atribut, seperti supply chain cost, supply chain asset management efficiency, profitability dan effectiveness of return. Hasil perbandingan yang disajikan berupa uang dan persentase dari nilai performansi masingmasing atribut yang telah dihitung. Data perbandingan tersebut disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Perbandingan perusahaan PT. Serena Harsa Utama PT. Japfa Comfees Indonesia, Tbk Tabel 3. Perbandingan Performansi PT. SHU dengan pesaingnya Perbandingan PT Serena Harsa Utama Revenue SG&A of Goods Cash to Cash Cycle Time Inventory Days of Asset Turns Gross Margi n Operatin g Net Operati ng Return on Assets 14.314 0.9% 84% 18.99 1.95 5.77% 5.77% 4.87% 4.04% 5.8% 524.000 0.32% 4% 102.58 101.62 146% 95.99% 96% 63% 146% Industry Parity 269.157 0.61% 44.00% 60.79 51.78 75.73% 50.88% 50.27% 33.33% 75.73% Industri Advantage 371.094 0.49% 28.00% 44.07 31.85 103.72% 68.92% 68.43% 45.04% 103.72% Industry Superior 90 th 473.031 0.38% 12.01% 27.35 11.91 131.70% 86.97% 86.59% 56.76% 131.70% E. SCORcard Level 1 PT. SHU Pada proses perhitungan yang telah dilakukan mengenai performansi setiap atribut yang telah didapatkan, nilai pada setiap atribut akan disajikan pada tabel SCORcard berupa persentase nilai actual nya yang telah dilakukan perbandingan dengan pesaing dalam industri yang sama yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Nilai SCORcard akan ditampilkan pada tabel 4 dibawah ini. H-134

Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) External Internal Shareholder Atribute or Category Delivery Reliability Responiveness Asset Management Efficiency Profitability Effectiveness of Return Tabel 4 SCORcard PT. SHU Level 1 Metrics Parity Advantage Superior Median of Statistical Sampel Midpoint of Parity and superior 90th Percentile of Population Parity Gap Parity - Delivery 97.86% Fill Rate 100% Perfect Order Fulfillment 98% Order Fulfillment Lead 1 Hari Time Response Time 6 Hari Production 1 Hari of Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98% Management 73% SG&A 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29% Warranty/Return Processing 100% Cash to Cash Cycle Time 18.99 60.79 44.07 27.35 41.80 Inventory Days of 1.95 51.78 31.85 11.91 49.84 Asset Turn 5.77% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97% Gross Margin 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11% Operating 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40% Net Operating 4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29% Return on Assets 5.8% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97% F. Perhitungan GAP Berdasarakan perhitungan mengenai performansi untuk setiap atribut yang kemudian disajikan kedalam tabel SCORcard, selanjutnya adalah perhitungan mengenai opportunity gap. Kemudian setelah didapatkan nilai untuk opportunity gap untuk setiap bagian, selanjutnya adalah pengklasifikasian nilai actual dengan nilai persentase dari industry parity, industry advantage dan industri superior yang paling mendekati dengan nilai actualnya. Dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Atribute or Category Level 1 Metrics Tabel 5. Perhitungan SCORcard GAP Parity Advantage Superior Median of Statistical Sampel Midpoint of Parity and superior 90th Percentile of Population Parity Gap Parity - Requireme nt GAP Requirement Opportunity Profitability of Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98% -39.98% Rp 16,525,000,000 SG&A 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29% -0.29% Rp 902,000,000 Gross Margin Operating Net Operating 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11% 45% Rp251,898,000,000 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40% 45% Rp250,995,500,000 4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29% 29% Rp164,339,500,000 Keterangan: warna abu-abu merupakan klasifikasi yang terpilih IV. PENUTUP Pada proses menjalankan usahanya PT. Serena Harsa Utama menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan tentunya terkait dengan supply atau pengadaan bahan baku, seperti daging, bumbu, tepung dan es. Untuk pengadaan bahan baku tersebut PT. Serena Harsa Utama mempunyai supplier tetap dengan jumlah supplier keseluruhan sekitar 8 supplier, dengan rincian 3 supplier lokal untuk daging yang berlokasi di Jakarta, namun untuk kualitas dagingnya sendiri terdiri dari kualitas lokal & import, karena terdapat 1 supplier yang juga mendapat supply daging dari Australia. H-135

Henny, Kharisma Berdasarkan hasil SCORcard kita dapat mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh PT. SHU, yaitu pada atribut supply chain asset management efficiency pada bagian cash to cash cycle time & inventory days of supply serta SG&A cost. Kedua atribut tersebut termasuk kedalam klasifikasi superior dan melebihinya, dengan nilai aktualnya sebesar 18.99 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 27.35 hari. Kemudian untuk inventory days of supply sendiri nilai aktualnya sebesar 1.95 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 11.91 hari. Untuk atribut profitability dan effectiveness of return, hasil pencapaiannya pun masih dibawah, untuk gross margin, operating income, dan net operating income masing-masing nilai aktualnya adalah 5.77%, 4.87% dan 4.04%, ketiganya termasuk kedalam klasifikasi parity dengan catatan PT. SHU harus menaikan persentasenya masing-masing sebesar 45.11%, 45.40% dan 29.29%. Begitu pula dengan return on assets nilai aktualnya adalah sebesar 5.8% untuk masuk kedalam klasifikasi parity PT. SHU harus menaikan persentasenya sebesar 69.97%. Untuk COGS & SG&A PT. SHU harus menurunkan persentase masing-masing sebesar 39.98% dan 0.29% dengan peluang keuntungan masing-masing sebesar 16.525 milyar dan 902 juta rupiah. Sedangkan untuk gross margin, operating income dan net operating income PT. SHU harus menaikan persentasenya untuk masuk kedalam klasifikasi parity dengan persentase yang harus dicapai adalah masing-masing sebesar 45%, 45% dan 29% dan memiliki peluang keuntungan masing-masing 251 milyar, 250 milyar dan 164 milyar rupiah. DAFTAR PUSTAKA Akbar, R., 2014, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) di PT. Keramik Indonesia Asosiasi, Tbk., Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bolstorff, P., & Rosenbaum, R., 2003, Excellence: A Hand Book For Dramatic Improvement Using The SCOR Model (Second Edition), New York: AMACOM. Mutakin, A., & Hubeis, M., 2011, Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), Jurnal Management dan Organisasi, II, hlm. 92-103. Munajat, M., A. 2013, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) di PT. Asno Horie Indonesia. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia. Pujawan, I Nyoman., & Mahendrawathi ER., 2005, Management, Surabaya: Gunawidya. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, 2016, Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Retrieved June 8, 2016, from https://www.japfacomfeed.co.id /id/investors/financialresults Wigaringtyas, L., D., 2013, Pengukuran Kinerja Management Dengan Pendekatan Operation Reference (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta). Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. H-136