Petunjuk Sitasi: Henny, & Kharisma, A. L. (2017). Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H131-136). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) Henny (1), Asep Lucky Kharisma (2) (1), (2) Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatikur No. 112 (1) henny@email.unikom.ac.id ABSTRAK Salah satu perusahaan yang berlokasi di Bandung merupakan sebuah perusahaan industri makanan, dengan produksi utama adalah produk bakso sapi. Dalam proses menjalankan kegiatannya perusahaan memiliki beberapa masalah yang terkait dengan proses manajemen rantai pasokan, sehingga masalah yang ditimbulkan mempengaruhi kinerja perusahaan. Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai performansi kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan, salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah SCOR ( Operation Reference) model. Pada dasarnya SCOR model ini mengitegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking dan process measurement kedalam kerangka lintas fungsi dalam supply chain. Berdasarkan hasil pengolahan yang dihitung. Atribut pertama supply chain reliability, mencakup delivery performance, fill rate dan perfect order fulfillment, masing-masing sebesar 97.86%, 100% dan 98%. Atribut kedua supply chain responsiveness, mencakup order fulfillment lead time pencapaiannya 1 hari. Atribut ke tiga supply chain flexibility, mencakup supply chain response time dan production flexibility, masing-masing 6 hari dan 1 hari. Atribut ke empat supply chain cost, mencakup cost of goods, supply chain management cost, SG&A cost dan warranty/return processing cost masing-masing 96.37%, 95.88%, 88.34% dan 100%. Atribut terakhir yaitu supply chain asset, mencakup cash to cash cycle time, inventory days of supply dan asset turn, masing-masing 98.93%, 93,78% dan 5.8%. Hasil perbandingan (benchmarking) berdasarkan analisis GAP yang telah dilakukan pada atribut supply chain cost, perusahaan berada pada klasifikasi parity dengan requirement opportunity untuk COGS sebesar 16.525 milyar dan SG&A cost sebesar 902 juta. Atribut profitability termasuk kedalam klasifikasi parity dengan requirement opportunity gross margin sebesar 251 milyar, operating income berpotensi naik sebesar 250 milyar dan untuk net operating income berpotensi naik sebesar 164 milyar.. Kata kunci Analisis GAP, Analisis SWOT, Benchmarking, SCOR Model, Management.. I. PENDAHULUAN Persaingan dalam dunia perindustrian menjadi tantangan utama bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya. Setiap perusahaan dituntut untuk berpikir kreatif untuk mengimplementasikan strategi bersaing dengan menghasilkan barang atau jasa yang lebih berkualitas, murah dan cepat dibandingkan dengan pesaingnya, karena konsumen mulai menuntut aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas dari perusahaan. Management sendiri merupakan salah satu bagian yang sudah menjadi perhatian khusus bagi setiap perusahaan dalam mengelola perusahaannya, karena supply chain memiliki cara dalam merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan. Salah satu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam perusahaan adalah mengenai kinerja dan perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan, dalam supply chain sendiri diperlukan pengukuran performansi kinerja rantai pasok. Salah satu metode yang umum H-131
Henny, Kharisma digunakan untuk mengukur performansi perusahaan adalah model SCOR ( Operation Reference), SCOR sendiri adalah suatu model acuan dari operasi supply chain. PT. Serena Harsa Utama sendiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dengan produksi utamanya adalah produk Baso. Pada proses menjalankan kegiatannya PT. Serena Harsa Utama memiliki beberapa masalah yang terkadang mengganggu kegiatan produksinya, seperti terjadinya. Pengukuran performansi supply chain dirasa perlu dilakukan agar seluruh kegiatan yang berifat menghambat seperti yang dialami PT. Serena Harsa Utama dapat teridentifikasi sejak dini, karena melalui pengukuran performansi dapat diketahui persentase pencapaian perusahaan dalam menjalankan kegiatannya serta dapat teridentifikasi pada bagian mana saja masalah tersebut muncul dan tentunya agar lebih mudah untuk mencari solusi terhadap masalah yang timbul, karena semakin cepat masalah tersebut teridentifikasi maka akan semakin cepat pula perusahaan untuk menangani masalah tersebut. II. METODOLOGI Objek penelitian ini adalah PT. Serena Harsa Utama (SHU) Bandung. Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: A. Mendeskripsikan skema supply chain PT. SHU B. Mengidentifikasi proses bisnis dan kondisi PT. SHU dengan menggunakan metode SWOT berdasarkan plan, source, make, deliver. C. Membuat matriks SCOR Level 1 D. Melakukan benchmark dengan perusahaan pesaing E. Membuat scorcard Level 1 PT. SHU F. Menganalisis scorcard GAP III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Framework SCM PT. Serena Harsa Utama Dalam menjalankan proses bisnisnya PT. SHU memiliki beberapa supplier, gambaran mengenai skema supply chain yang dijalankan PT. SHU dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Local Beef Local Local Traditional Market Flour Spices Spices PT. Serena Harsa Utama Reseller Reseller Agen Reseller Spices Ice Gambar 1 Framework PT. Serena Harsa Utama H-132
Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) B. Proses Bisnis & Kondisi PT. SHU Berdasarkan Matriks SWOT Pada proses menjalankan suatu usaha tentunya kita dapat mengetahui skema atau proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, gambar 2. Pada proses bisnis dimulai dengan perencanaan meliputi s PLAN SOURCE MAKE DELIVER Marketing Board of Director Financial Production Planning Inventory Warehouse Production Agent Konsumen Market Warehouse Raw Material Plan Transportation Quality Control Purchasing Packing Inventory Gambar 2 Proses Bisnis PT. SHU Serta dalam menjalankan proses bisnis kita harus mengetahui kondisi perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis terhadap kekurangan, kelebihan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan yang sedang dijalankan. Dibawah ini merupakan tabel 1 mengenai analisis SWOT PT. SHU. Tabel 1 Matriks SWOT PT. SHU Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness) 1. Perusahaan yang masih terhitung baru tapi sudah berbadan hukum PT (Perseroan Terbuka) 2. Kualitas produk yang baik 3. Memiliki konsumen tetap 4. Mengutamakan kualitas dan kebersihan dalam proses produksinya Peluang (Opportunity) 1. Perusahaan dapat bersaing di pasar modern 2. Tingginya minat masyarakat akan produk bakso 3. Menambah varian produk baru 1. Kurangnya varian produk 2. Sistem Management yang masih bertumpang tindih 3. Biaya operasional berbanding terbalik dengan profit 4. Kapasitas produksi tidak terlalu besar 5. Sumber daya manusia yang masih perlu dikembangkan Ancaman (Threat) 1. Tingginya persaingan dalam industri olahan daging 2. Inkonsistensi dalam hal menjaga kualitas 3. Daya tarik kemasan dan harga jual dengan para pesaing C. Matriks SCOR Level 1 PT. SHU Setelah melakukan pengukuran performansi untuk setiap atribut yang terdapat pada matriks SCOR level 1 mengenai atribut performansi supply chain reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. H-133
Henny, Kharisma Attribute Tabel 2 Matriks SCOR Level 1 PT. SHU Facing Responsiveness Reliability Internal Facing Delivery 97.86% Fill Rate 100% Perfect Order Fulfillment 98% Order Fulfillment Lead Time 1 Hari Response Time 6 Hari Production 1 Hari of Goods 96.37% Management 95.88% Asset SG&A 88,34% Warranty/Return Processing 100% Cash to Cash Cycle Time 98.93% Inventory Days of 93.78% Asset Turn 5.8% D. Benchmarking Performansi PT. SHU dengan Pesaingnya Pada bagian ini akan dilakukan perbandingan atau benchmarking mengenai performansi PT. Serena Harsa Utama dengan pesaingnya yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Perbandingan performansi ini meliputi beberapa atribut, seperti supply chain cost, supply chain asset management efficiency, profitability dan effectiveness of return. Hasil perbandingan yang disajikan berupa uang dan persentase dari nilai performansi masingmasing atribut yang telah dihitung. Data perbandingan tersebut disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Perbandingan perusahaan PT. Serena Harsa Utama PT. Japfa Comfees Indonesia, Tbk Tabel 3. Perbandingan Performansi PT. SHU dengan pesaingnya Perbandingan PT Serena Harsa Utama Revenue SG&A of Goods Cash to Cash Cycle Time Inventory Days of Asset Turns Gross Margi n Operatin g Net Operati ng Return on Assets 14.314 0.9% 84% 18.99 1.95 5.77% 5.77% 4.87% 4.04% 5.8% 524.000 0.32% 4% 102.58 101.62 146% 95.99% 96% 63% 146% Industry Parity 269.157 0.61% 44.00% 60.79 51.78 75.73% 50.88% 50.27% 33.33% 75.73% Industri Advantage 371.094 0.49% 28.00% 44.07 31.85 103.72% 68.92% 68.43% 45.04% 103.72% Industry Superior 90 th 473.031 0.38% 12.01% 27.35 11.91 131.70% 86.97% 86.59% 56.76% 131.70% E. SCORcard Level 1 PT. SHU Pada proses perhitungan yang telah dilakukan mengenai performansi setiap atribut yang telah didapatkan, nilai pada setiap atribut akan disajikan pada tabel SCORcard berupa persentase nilai actual nya yang telah dilakukan perbandingan dengan pesaing dalam industri yang sama yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Nilai SCORcard akan ditampilkan pada tabel 4 dibawah ini. H-134
Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) External Internal Shareholder Atribute or Category Delivery Reliability Responiveness Asset Management Efficiency Profitability Effectiveness of Return Tabel 4 SCORcard PT. SHU Level 1 Metrics Parity Advantage Superior Median of Statistical Sampel Midpoint of Parity and superior 90th Percentile of Population Parity Gap Parity - Delivery 97.86% Fill Rate 100% Perfect Order Fulfillment 98% Order Fulfillment Lead 1 Hari Time Response Time 6 Hari Production 1 Hari of Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98% Management 73% SG&A 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29% Warranty/Return Processing 100% Cash to Cash Cycle Time 18.99 60.79 44.07 27.35 41.80 Inventory Days of 1.95 51.78 31.85 11.91 49.84 Asset Turn 5.77% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97% Gross Margin 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11% Operating 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40% Net Operating 4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29% Return on Assets 5.8% 75.73% 103.72% 131.70% 69.97% F. Perhitungan GAP Berdasarakan perhitungan mengenai performansi untuk setiap atribut yang kemudian disajikan kedalam tabel SCORcard, selanjutnya adalah perhitungan mengenai opportunity gap. Kemudian setelah didapatkan nilai untuk opportunity gap untuk setiap bagian, selanjutnya adalah pengklasifikasian nilai actual dengan nilai persentase dari industry parity, industry advantage dan industri superior yang paling mendekati dengan nilai actualnya. Dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Atribute or Category Level 1 Metrics Tabel 5. Perhitungan SCORcard GAP Parity Advantage Superior Median of Statistical Sampel Midpoint of Parity and superior 90th Percentile of Population Parity Gap Parity - Requireme nt GAP Requirement Opportunity Profitability of Goods 84% 44.00% 28.00% 12.01% -39.98% -39.98% Rp 16,525,000,000 SG&A 0.9% 0.61% 0.49% 0.38% -0.29% -0.29% Rp 902,000,000 Gross Margin Operating Net Operating 5.77% 50.88% 68.92% 86.97% 45.11% 45% Rp251,898,000,000 4.87% 50.27% 68.43% 86.59% 45.40% 45% Rp250,995,500,000 4.04% 33.33% 45.04% 56.76% 29.29% 29% Rp164,339,500,000 Keterangan: warna abu-abu merupakan klasifikasi yang terpilih IV. PENUTUP Pada proses menjalankan usahanya PT. Serena Harsa Utama menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan tentunya terkait dengan supply atau pengadaan bahan baku, seperti daging, bumbu, tepung dan es. Untuk pengadaan bahan baku tersebut PT. Serena Harsa Utama mempunyai supplier tetap dengan jumlah supplier keseluruhan sekitar 8 supplier, dengan rincian 3 supplier lokal untuk daging yang berlokasi di Jakarta, namun untuk kualitas dagingnya sendiri terdiri dari kualitas lokal & import, karena terdapat 1 supplier yang juga mendapat supply daging dari Australia. H-135
Henny, Kharisma Berdasarkan hasil SCORcard kita dapat mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh PT. SHU, yaitu pada atribut supply chain asset management efficiency pada bagian cash to cash cycle time & inventory days of supply serta SG&A cost. Kedua atribut tersebut termasuk kedalam klasifikasi superior dan melebihinya, dengan nilai aktualnya sebesar 18.99 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 27.35 hari. Kemudian untuk inventory days of supply sendiri nilai aktualnya sebesar 1.95 hari dan untuk klasifikasi nilai superior nya adalah 11.91 hari. Untuk atribut profitability dan effectiveness of return, hasil pencapaiannya pun masih dibawah, untuk gross margin, operating income, dan net operating income masing-masing nilai aktualnya adalah 5.77%, 4.87% dan 4.04%, ketiganya termasuk kedalam klasifikasi parity dengan catatan PT. SHU harus menaikan persentasenya masing-masing sebesar 45.11%, 45.40% dan 29.29%. Begitu pula dengan return on assets nilai aktualnya adalah sebesar 5.8% untuk masuk kedalam klasifikasi parity PT. SHU harus menaikan persentasenya sebesar 69.97%. Untuk COGS & SG&A PT. SHU harus menurunkan persentase masing-masing sebesar 39.98% dan 0.29% dengan peluang keuntungan masing-masing sebesar 16.525 milyar dan 902 juta rupiah. Sedangkan untuk gross margin, operating income dan net operating income PT. SHU harus menaikan persentasenya untuk masuk kedalam klasifikasi parity dengan persentase yang harus dicapai adalah masing-masing sebesar 45%, 45% dan 29% dan memiliki peluang keuntungan masing-masing 251 milyar, 250 milyar dan 164 milyar rupiah. DAFTAR PUSTAKA Akbar, R., 2014, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) di PT. Keramik Indonesia Asosiasi, Tbk., Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bolstorff, P., & Rosenbaum, R., 2003, Excellence: A Hand Book For Dramatic Improvement Using The SCOR Model (Second Edition), New York: AMACOM. Mutakin, A., & Hubeis, M., 2011, Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), Jurnal Management dan Organisasi, II, hlm. 92-103. Munajat, M., A. 2013, Analisis Performansi Rantai Pasok Menggunakan Model Operation Reference (SCOR) di PT. Asno Horie Indonesia. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia. Pujawan, I Nyoman., & Mahendrawathi ER., 2005, Management, Surabaya: Gunawidya. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, 2016, Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Retrieved June 8, 2016, from https://www.japfacomfeed.co.id /id/investors/financialresults Wigaringtyas, L., D., 2013, Pengukuran Kinerja Management Dengan Pendekatan Operation Reference (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta). Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. H-136