A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Farmasi dalam kaitannya dengan Pharmaceutical Care harus memastikan bahwa

Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dasar diagnosis rinosinusitis kronik sesuai kriteria EPOS (European

2.3 Patofisiologi. 2.5 Penatalaksanaan

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. otitis media dibagi menjadi bentuk akut dan kronik. Selain itu terdapat sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN. Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. 1. Populasisasaran:Pasien DM tipe 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak menular puskesmas menunjukkan angka yang selalu meningkat ditiap tahun

4.3.1 Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

Nama Jurnal : European Journal of Ophthalmology / Vol. 19 no. 1, 2009 / pp. 1-9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HIPERTENSI ESENSIAL. No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : Hj. Umihani,S.SiT,MMKes NIP

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Kisi-kisi Instrumen. No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengganggu aktivitas sosial (Bousquet, et.al, 2008). Sebagian besar penderita

ANALISIS SURVIVAL DENGAN MODEL REGRESI COX TERHADAP LAJU KESEMBUHAN PENDERITA DBD DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH MEDAN TAHUN 2014.

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS 2007 Oleh Departemen Kesehatan RI

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

Transkripsi:

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA Paula A. Tahtinen, et all

PENDAHULUAN Otitis media akut (OMA) adalah penyakit infeksi bakteri yang paling banyak terjadi pada masa anakanak. Antibiotik telah menjadi terapi primer pada infeksi ini sejak adanya penelitian pada tahun 1950. Beberapa guidelines penatalaksanaan OMA merekomendasikan agar di observasi terlebih dahulu sebelum diberikan terapi antibiotik. Latar belakang jurnal ini adalah untuk menilai efektivitas penggunaan antibiotik pada anak yang menderita OMA yang didiagnosis secara teliti dengan kriteria tertentu dan untuk menilai cakupan dan dosis terapi yang adekuat.

METODE Pasien dan Kriteria Diagnosis Dengan metode double-blind trial, secara acak, anakanak usia 6-35 bulan yang mengalami tanda-tanda OMA yang didiagnosis secara teliti dengan kriteria tertentu. Kriterianya adalah: 1) pada pemeriksaan otoskop ditemukan membran timpani bulging position, warna abnormal atau ada batas udara dan cairan. 2) tandatanda inflamasi pada membran timpani: kemerahan, bulging atau berwarna kuning. 3) ada gejala-gejala akut: demam, nyeri telinga, atau gangguan pernafasan.

METODE (cont d ) Study Design Penelitian ini menggunakan metode double-blind trial, secara acak, anak-anak usia 6-35 bulan yang mengalami tanda-tanda OMA yang didiagnosis secara teliti dengan kriteria tertentu. Pada hari pertama, tanda-tanda yang dialami pasien, riwayat penyakit, demografi dan karakteristik klinis serta pemeriksaan klinis (termasuk dengan menggunakan otoskop dan timpanometri) dicatat.

METODE (cont d ) Study Design Pasien yang memenuhi syarat secara acak diberikan amoxicillin-clavulanate (masing-masing 40mg/kgBB/hari dan 5.7mg/kgBB/hari, dibagi dalam dua dosis) atau plasebo selama 7 hari. Jika demam (T: 38 C atau lebih) berikan analgesik dan antipiretik. Analgesik dan antipiretik yang digunakan dapat berupa tetes telinga dan dekongestan hidung (tetes atau semprot).

Cont d Jadwal visit terakhir: sehari setelah jadwal minum obat terakhir. Kondisi setelah terapi: sehat, lebih baik, tidak ada perubahan, memburuk

HASIL Studi Pasien Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 319 orang, yang terdiri atas Amoxicillinclavulanate 161 orang dan Placebo 158 orang.

H A S I L P R I M E R

Outcome Hasil Primer Tidak ada perubahan dari jadwal visit pertama (hari ke-3) Keadaan anak memburuk di semua kondisi dan setiap waktu Tidak ada perubahan saat dilihat dengan otoskop setelah terapi terakhir pada hari ke-8 Perforasi membran timpani dan infeksi berat (contoh: mastoiditis dan pneumonia) Alasan untuk berhenti terapi (contoh: efek samping dan tidak patuh pada terapi) Keberhasilan terapi tergantung pada orang tua

Analisis Statistik - Dengan 260 pasien anak, studi ini memiliki 90% kekuatan untuk mendeteksi reduksi absolut dengan poin 15% kesalahan terapi dengan amoxicilin-clavulanate dibandingkan dengan plasebo. - Dengan jumlah kesalahan terapi pada grup plasebo sebanyak 25% - Rencana dari 320 pasien yang diacak dengan 20% pasien yang bias (tidak dapat digunakan)

Analisis Statistik Metode analisis yg digunakan yaitu Kaplan-Meier untuk menganalisis data dalam 1 peristiwa dengan menggunakan tes log-rank Rasio dikumulasikan dalam model regresi Cox Kategori hasil akan dibandingkan dengan metode chisquare Student s t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata Analisis data menggunkan SPSS versi 16.0.

Hasil Sekunder Pertolongan pada terapi dimulai pada 11 anak dari 30 anak grup amoxiciliin-clavulanate (36,7%) dan 53 dari 71 anak grup plasebo (74,6%) P<0.0001 Otitis media akut kontralateral terjadi pada 13 anak dari 159 anak grup amoxicilin-clavulanate (8.2%), 29 dari 156 anak grup plasebo (18.6%) P<0.007

Terapi dengan amoxicilin-clavulanate signifikan mempercepat penyembuhan demam (kurun waktu 6 jam setelah terapi pertama) Penyembuhan penurunan nafsu makan, kurang beraktivitas dan kesakitan (kurun waktu 2 hari setelah terapi pertama)

Tidak ada efek yg signifikan dari terapi amoxicilin clavulanate terhadap kesembuhan nyeri telinga, kurang tidur dan sering menangis. Akhir terapi ditemukan adanya bakteri resisten yg menetap pada nasofaring yaitu S.pneumoniae

Efek Samping Terjadi pada 85 anak grup amoxicilin-clavulanate dan 57 anak grup plasebo Tidak ada lkasus mastoiditis Pneumonia 2 anak grup plasebo Diare 77 anak grup amoxicilin-clavulanate dan 42 anak grup plasebo Eksim anak grup amoxicilin-clavulanate > plasebo

Diskusi Amoxicillin-clavulanat lebih memberi efek terhadap otitis media akut bila dibandingkan dengan pemerian plasebo, walaupun masih banyak efek samping yang ditemukan