Nama Jurnal : European Journal of Ophthalmology / Vol. 19 no. 1, 2009 / pp. 1-9
|
|
- Ratna Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Judul Jurnal : Efektifitas Penggunaan Levofloxacin Yang di Berikan Tiga Kali Sehari Untuk Pengobatan Konjungtivitis Bakterial Ditinjau Secara Klinis dan Mikrobiologis Nama Jurnal : European Journal of Ophthalmology / Vol. 19 no. 1, 2009 / pp. 1-9 Penulis : J. SZAFLIK1,2, J.P. SZAFLIK1,2, A. KAMIŃSKA1,2, THE LEVOFLOXACIN BACTERIAL CONJUNCTIVITIS DOSAGE STUDY GROUP Pendahuluan Konjungtivitis bakteri adalah gangguan mata yang umum. Meskipun penyakit ini dianggap self limiting, hasil pengobatan antibiotik topical sebelumnya dalam penyembuhan klinis dan meningkatkan tingkat eradikasi mikrobiologis terhadap pathogen. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas penggunaan tetes mata levofloxacin 0,5% dengan frekuensi pemberian 3 kali kali sehari selama 5 hari dengan penggunaan levofloxacin yang diberikan dengan frekuensi setiap 2 jam sekali pada hari 1, 2 dan setiap 4 jam sekali pada hari ke 3, 4, 5. Pada pasien yang didiagnosis menderita konjungtivitis bacterial. Hasil terapi akan dibandingkan berdasarkan pemantauan keadaan klinis pasien dan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Metode Metode penelitian berupa RCT dengan menggunakan uji t-test, uji wilcoxon, uji Mann- Whitney dan uji fisher. Dalam penelitian ini subjek adalah wanita dan pria berusia minimal 18 tahun sebanyak 120 yang terdiri dari 62 laki-laki dan 58 pasien perempuan yang terdaftar, usia minimum adalah 18 tahun dan usia maksimum adalah 70 tahun. Semua pasien yang terdaftar adalah dari ras Kaukasia. dengan diagnosis konjungtivitis bakteri yang ditandai dengan adanya tiga tanda kardinal yaitu discharge yang purulen di konjungtiva, injeksi di konjungtiva bulbi dan terdapat injeksi pada konjungtiva palpebra. Kemudian akan dilakukan pemilihan subjek berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
2 Kriteria Inklusi : - Pasien wanita dan laki-laki antara 18 dan 70 tahun - Pasien dengan diagnosis klinis konjungtivitis bakteri yang ditandai dengan tiga tanda kardinal : discharge konjungtiva yang purulen, injeksi konjungtiva bulbar, dan injeksi konjungtiva palpebral - Kemampuan dan kemauan untuk mematuhi semua prosedur penelitian - Pasien yang telah diberikan dan menandatangani surat persetujuan Kriteria Eksklusi : - Sedang hamil atau menyusui - hipersensitivitas terhadap fluoroquinolones atau benzalkonium klorida - sedang menggunakan obat tetes mata - Penggunaan lensa kontak selama penelitian - Terdapat hordeolum, sindrom Sjögren, erosi berulang sindrom, keratitis, glaukoma, ketajaman visual miskin - Setiap operasi mata dilakukan kurang dari 6 bulan sebelum memulai penelitian - Sejarah keganasan dalam 5 tahun terakhir sebelum masuk penelitian (kecuali sel basal atau karsinoma skuamosa sel kulit ) - Penggunaan Insulin -dependent diabetes mellitus - Penggunaan glukokortikosteroid atau terapi imunosupresif ( jika pengobatan ini tidak memiliki dihentikan minimal 3 bulan sebelum dimulainya penelitian ) - Penggunaan obat anti - inflamasi ( dengan kecuali aspirin dosis rendah ) - Pengobatan antibiotik sistemik Sebelum dan bersamaan selama 7 terakhir hari sebelum dimulainya penelitian Kemudian subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A mendapatkan terapi 1-2 tetes mata levofloxacin 0,5 % sebanyak 3 kali dalam sehari selama 5 hari. Kelompok B mendapatkan terapi tetes mata levofloxacin setiap 2 jam pada hari 1, 2 dan setiap 4 jam pada hari 3,4, dan 5. Selama pemberian terapi akan dilakukan pemantauan sebanyak 3 kali yaitu VI, V2 dan V3. V1 dilakukan pada hari 1 pengobatan, V2 dilakukan pada hari ke 3 atau 4 pengobatan dan V3 dilakukan pada hari ke 7. Pada pemantauan dan pemeriksaan V1 yang dicatat berupa data demografi, riwayat penyakit, test kehamilan bagi subjek wanita, ketajaman penglihatan, gejala klinis pada mata pasien, tanda ocular berupa discharge pada konjungtiva dan injeksi pada
3 konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra, uji funduskopi tanpa penggunaan midriatil, swab konjungtiva dan tanda-tanda vital berupa tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh. Pada pemantauan V2 dilakukan pencatatan dan pemeriksaan berupa gejala klinis pada mata pasien, ketajaman visus, tanda ocular berupa discharge pada konjungtiva dan injeksi pada konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra. tanda-tanda vital berupa tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh. Pada pemantauan V3 dilakukan pencatatan dan pemeriksaan gejala klinis pada mata pasien, ketajaman visus, tanda ocular berupa discharge pada konjungtiva dan injeksi pada konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra,, uji funduskopi tanpa penggunaan midriatil, swab konjungtiva dan tanda-tanda vital berupa tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh. Keberhasilan pengobatan dilihat berdasarkan 2 parameter yaitu parameter efektifitas primer dilihat berdasarkan kesembuhan klinis yang ditandai dengan penyembuhan tanda-tanda kardinal. Parameter efektifitas sekunder dilihat berdasarkan tingkat bakteri, yang ditandai dengan jumlah bakteri yang ditemukan pada pemeriksaan mikrobiologi. Tanda-tanda kardinal dinilai berdasarkan skala 4 poin yaitu: normal (0), ringan (1), sedang (2), dan berat (3). Kemudian hasil klinis pengobatan dinilai dengan skala 4 poin yaitu : skala (0-3): terapi selesai (0), meningkat (1), tidak ada perubahan (2), dan lebih buruk (3). Hasil pemeriksaan mikrobiologi dinilai berdasarkan skala 4 poin yaitu : skala (0-3): terapi selesai (0), meningkat (1), tidak ada perubahan (2), dan lebih buruk (3). Hasil Sebanyak 120 pasien yang terdaftar dalam penelitian ini. memenuhi syarat untuk menjadi subjek dalam penelitian, namun selama proses penelitian didapatkan 86 pasien menyelesaikan studi dan 33 pasien dihentikan dari penelitian sebelum pemantauan V2 dan V3
4 dikarenakan pada pemeriksaan bakteriologi negatif (N = 27), tidak mengikuti proses follow up (n = 5) atau keduanya (n = 1). Delapan puluh enam pasien ( 41 dosis eksperimental, 45 dosis klasik ) dievaluasi. didapatkan perbedaan secara klinis dari penggunaan levofloxaxin dengan dosis eksperimen dibandingkan penggunaan lefofloxacin dosis klasik. Namun perbedaan yang didapatkan tidak signifikan degan melihat nilai p=0,3 ( 85,4 % pada eksperimen dan 93,3 % pada kelompok dosis klasik p = 0,3 ). Dari hasil pemeriksaan mikrobiologi didapatkan bahwa pemberian levofloxacin dengan dosis eksperimental dan dosis klasik tidak didapatkan adanya perbedaan yang signifikan, hal ini dibuktikan dangan nilai p= 0,67( 92,7 % dan 95,6 %, masing-masing p = 0.67 ). Kesimpulan Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan dalam keberhasilan atau keamanan antara dua metode pemberian obat. hal yang dapat disimpulkan bahwa dengan metode pemberian tetes mata levofloxacin 0,5% dengan dosis pemberian tiga kali sehari dapat meningkatkan kepatuhan pasien, bila dibandingkan dengan pemberian tetes mata levofloxacin 0,5% dengan dosis klasik yaitu setiap 2 jam pada hari 1, 2 dan setiap 4 jam pada hari 3,4 dan 5.
5 Please download full document at Thanks
Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing
Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing Oleh : Rizana Tsalats (09171113) Pembimbing : Dr. Hj. Arlina Yunita Marsida, Sp.M Konjungtivitis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik numerik
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik numerik (kategorik-numerik) tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional yang pengamatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lensa kontak adalah salah satu terapi refraksi yang lazim digunakan selain kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah struktur wajah dan
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi
29 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN 4.1.1. Jumlah Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi Semarang, didapatkan 44 penderita rinitis alergi
Lebih terperinciKanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?
Kanker Testis Apa yang dimaksud dengan kanker testis? Kanker testis merupakan tumor ganas pada jaringan testis. Kanker testis dibagi menjadi 2 jenis yaitu sel spermatogonium kanker dan sel spermatogonium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konjungtivitis merupakan salah satu jenis inflamasi yang dapat terjadi pada mata. Konjungtivitis dapat terjadi karena berbagai macam faktor diantara lain: alergi, penggunaan
Lebih terperinciBagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang
Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya mikroorganisme yang normal pada konjungtiva manusia telah diketahui keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan populasi mikroorganisme
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di sub bagian Pulmologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latanoprost merupakan salah satu obat anti glaukoma terkait prostaglandin yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO) dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien
Lebih terperinciDosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari
Nama Obat : Lavemir Kandungan : Insulin Indikasi : Diabetes Mellitus (Darah manis) Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari Cara Kerja Obat : Insulin akan berikatan dengan gula
Lebih terperinciHasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal
LATAR BELAKANG Stevens - Johnson sindrom (SJS) dan Nekrolisis epidermal (TEN) adalah reaksi obat kulit parah yang langka. Tidak ada data epidemiologi skala besar tersedia untuk penyakit ini di India. Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental untuk mengetahui pengaruh perbedaan nyeri pemberian parasetamol pre sirkumsisi dan ibuprofen post
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
16 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori Patogenesis Definisi Inflamasi KGB yang disebabkan oleh MTB Manifestasi Klinis a. keras, mobile, terpisah b. kenyal dan terfiksasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasy- Experiment) dengan metode pengumpulan data secara prospektif yang dilakukan dengan memberikan pretest
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak
Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak Struktur Proses Hasil Petugas : 1. Dokter Puskesmas 2. Pramedis 3. Kader Katarak Anamnesis Gejala dan tanda : 1. Penurunan tajam penglihatan secara perlahan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciPERCOBAAN BUNUH DIRI PADA PASIEN PSIKIATRI DI TURKI
PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA PASIEN PSIKIATRI DI TURKI Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi dari mereka yang berusaha bunuh diri di negara Islam, pengaruh
Lebih terperinciGambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental quasi dengan pendekatan one group pre-post test A. Populasi dan Subyek Penelitian 1. Populasi Penelitian Pasien dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Penelitian Subjek penelitian adalah ibu bersalin dengan Sectio Caesarea di Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau
Lebih terperinciA PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all
A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA Paula A. Tahtinen, et all PENDAHULUAN Otitis media akut (OMA) adalah penyakit infeksi bakteri yang paling banyak terjadi pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental quasi dengan desain pre post test. Pasien pencabutan gigi di RSGM UMY. { } N = Jumlah subyek yang diperlukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimental quasi dengan desain pre post test. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Lebih terperinciEfektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan
Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi
88 BAB 5 PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi obat anti epilepsi fenitoin yang terdiri dari 20 pasien dalam kelompok kasus dan 20 pasien sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi
43 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi sampel adalah pasien HIV dengan terapi ARV >6 bulan. Penelitian
Lebih terperinci06/10/2011 PERADANGAN MATA (KONJUNGTIVITIS)
PERADANGAN MATA (KONJUNGTIVITIS) 1 Site with normal flora KONJUKTIVITIS Peradangan konjungtiva oleh virus, bakteri, klamidia, alergi atau trauma Etiologi Konjuktivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, didapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi
BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani pengobatan
Lebih terperinciDiagnosa banding MATA MERAH
Diagnosa banding MATA MERAH Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior Glaukoma Kongestif Akut Visus Normal Tergantung letak infiltrat Menurun perlahan, tergantung Menurun ak letak radang Hiperemi konjungtiva
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciLAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK
LAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK NAMA PEMBIMBING : dr. BAMBANG RIANTO, Sp.M DISUSUN OLEH Linda Ayu Permatasari (1102008139) BAGIAN KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG SUBANG 2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasional analitik-numerik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dan dilakukan dengan menggunakan metode observasional analitik-numerik dengan rancangan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien ILO. Data dikumpulkan secara
Lebih terperinciPengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi
Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Komala Appalanaidu Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (ria_not_alone@yahoo.com) Diterima: 15 Maret
Lebih terperinciLAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.
33 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Lingkup ilmu : Ilmu penyakit kulit dan kelamin Lingkup lokasi : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Lingkup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai obat antidiabetik oral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Katarak adalah kekeruhan lensa mata yang dapat menghambat cahaya masuk ke mata. Menurut WHO, kebanyakan katarak terkait dengan masalah penuaan, meskipun kadang-kadang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif studi kasus yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
Lebih terperinciJournal Reading ULFA ELSANATA ( )
Journal Reading ULFA ELSANATA (01.211.6546) Tujuan Mengevaluasi efektifitas gabapentin untuk menghilangkan gejala pada CTS Pendahuluan : Pengobatan CTS mencakup obat oral, suntikan steroid, decompressive
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus asma meningkat secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati), dapat menyusup ke jaringan sekitar, dan dapat
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 5 Diare Catatan untuk instruktur Fabian adalah anak usia 2 tahun yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari desa terpencil dengan diare dan tanda dehidrasi berat. Selama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Pengumpulan data klinis dilakukan mulai tanggal 10 November 2008 sampai dengan tanggal 27 November 2008 di klinik orthodonti FKG UI dan di lingkungan FK UI.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah
BAB 5 HASIL PENELITIAN Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah memenuhi syarat inklusi dan keluarganya bersedia menandatangani informed consent diikutsertakan dalam studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan kimia atau iritan, iatrogenik, paparan di tempat kerja atau okupasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konjungtivitis adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva secara umum dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab endogen maupun eksogen seperti bakteri,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini dilakukan pada penderita asma rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus-September 2016. Jumlah keseluruhan subjek yang
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.
21 BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 2.1 Bahan Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan rancangan penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu dilakukan tanpa
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional), yaitu
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA
ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENURUNAN RESPON DEPRESI PADA PASIEN KUSTA Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep. Sp.Kep.J 0028108104 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi
33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden penelitian ini melibatkan 56 pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol rutin di poli penyakit dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis
Lebih terperinciDIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?
DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case
64 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status
Lebih terperinciDefinisi Diabetes Melitus
Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi klinis yang kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya
Lebih terperinciMengetahui Hipertensi secara Umum
Mengetahui Hipertensi secara Umum Eldiana Lepa Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta, Indonesia Eldiana.minoz@yahoo.com Abstrak Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistole, yang tinggi
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis non-eksperimental dimana pengambilan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional dan dianalisa secara analitik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyakit mata merupakan salah satu penyakit yang jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyakit mata merupakan salah satu penyakit yang jumlah penderitanya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinci