BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan"

Transkripsi

1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan atau tanpa demam yang diserta dengan salah satu atau beberapa gejala berikut ini, diantaranya sakit tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi ini bersifat akut, yang artinya proses infeksi ini dapat berlangsung hingga 14 hari. 12 Infeksi ini menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). 5 Acute respiratory infection atau ISPA dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas ataupun bagian bawah. Infeksi akut yang mengenai saluran pernafasan atas diantaranya rinitis, tonsillitis, faringitis, rinosinusitis dan otitis media. Pada saluran pernafasan bawah diantaranya epiglottis, croup, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. 7

2 Tanda dan gejala ISPA Tanda dan gejala ISPA dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: ISPA ringan Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA ringan apabila ditemukan satu atau lebih dari beberapa gejala dibawah ini: a. Batuk. b. Serak, bersuara parau saat berbicara atau menangis. c. Pilek. d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 derajat. 2. ISPA sedang Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA sedang apabila ditemukan gejala ISPA ringan yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala dibawah ini: a. Pernapasan cepat, yakni frekuensi nafas melebihi 60 kali per menit untuk usia dibawah 2 bulan, frekuensi nafas lebih dari 50 kali per menit untuk usia 2 bulan hingga <12 bulan atau frekuensi nafas melebihi 40 kali per menit pada usia 12 bulan - 5 tahun. b. Suhu badan melebihi 39 derajat celsius. c. Tenggorokan merah. d. Timbul bercak bercak merah di kulit serupa dengan campak. e. Telinga sakit atau keluarnya nanah dari lubang telinga. f. Pernafasan berbunyi seperti orang mendengkur.

3 10 3. ISPA berat Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA berta apabila ditemukan gejala ISPA ringan atau sedang yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala dibawah ini a. Bibir atau kulit yang membiru. b. Anak tidak sadarkan diri (terjadi penurunan kesadaran). c. Pernafasan berbunyi seperti mendengkur serta anak tampak gelisah. d. Sela iga tertarik ke dalam pada saat bernafas. e. Nadi cepat melebihi 160x per menit atau tidak teraba Penyebab terjadinya ISPA Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Hampir 70% pneumonia disebabkan oleh bakteri yang seringkali didahului oleh infeksi virus yang kemudian ditambah dengan infeksi bakteri. Infeksi bakteri ini menjadi penyebab terkuat kematian pada orang dengan ISPA yang berat. Virus yang paling sering menjadi penyebab dari pneumonia adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Influenza. Sedangkan bakteri penyebab tersering ISPA adalah Haemophilus influenza (20%) dan Streptococcus pneumonia (50%). Bakteri lain yang juga dapat menjadi penyebab ISPA adalah Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus aureus. 38

4 Epidemiologi ISPA ISPA atau acute respiratory infection sering terjadi pada anak anak dikarenakan sistem pertahanan tubuh mereka yang belum matang dibandingkan orang dewasa sehingga proses penyebaran penyakitnya lebih cepat. 4 Epidemik ISPA yang sering disebut penyakit musiman ini, pada negara dengan empat musim berlangsung pada musim gugur dan musim dingin, sekitar bulan Oktober Maret. Pada negara tropis seperti di Indonesia dapat berlangsung sepanjang tahun dengan puncaknya pada musim hujan. Hal ini dikarenakan etiologi ISPA seperti bakteri atau virus menyukai daerah dengan kelembapan dan temperatur yang rendah. Pada pergantian musim, kejadian ISPA juga meningkat dikarenakan menurunnya pertahanan tubuh oleh karena cuaca yang sering berubah. 4 Episode batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sekitar 2-3 kali dalam setahun. 16 Infeksi ini menjadi salah satu penyebab utama pasien ke tempat pelayanan kesehatan yakni puskesmas sebesar 40-60% dan rumah sakit sebesar 15-30%. 5

5 Klasifikasi ISPA Berdasarkan anatominya, ISPA dibagi menjadi 2 kelompok, ISPA atas dan ISPA bawah. Menurut Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut, derajat keparahan ISPA terbagi atas 2 kelompok usia, yaitu: 5,13 1. Kelompok usia < 2 bulan, klasifikasinya adalah sebagai berikut: a. Pneumonia Berat Apabila dalam pemeriksaan didapatkan adanya penarikan kuat dari dinding dada bagian bawah ke dalam yang sering disebut dengan chest indrawing atau adanya nafas cepat melebihi 60 kali per menit. b. Bukan Pneumonia Apabila tidak ditemukannya nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. 2. Kelompok usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun, klasifikasinya adalah sebagai berikut : a. Pneumonia berat Apabila didapatkan adanya penarikan kuat dari dinding dada bagian bawah ke dalam. b. Pneumonia Apabila adanya nafas cepat, frekuensi nafasnya sesuai dengan golongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2 bulan sampai dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada usia 1 5

6 13 tahun. Dalam pemeriksaan tidak didapatkannya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. c. Bukan pneumonia Apabila dalam pemeriksaan tidak didapatkannya penarikan kuat dinding dada bagian bawah ke dalam dan nafas cepat. Frekuensi nafas sesuai dengan golongan usia yakni, kurang dari 50x per menit untuk golongan usia 2 bulan hingga 12 bulan, kurang dari 40x per menit untuk golongan usia 12 bulan hingga 5 tahun Pengelolaan awal ISPA pada anak Pengelolaan awal ISPA pada anak meliputi pengelolaan mandiri di rumah dan berobat ke tenaga kesehatan Pengelolaan mandiri di rumah 5,17 Pengelolaan ini diawali dengan melakukan pengelolaan secara mandiri di rumah. Pengelolaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengatasi batuk dan melegakan tenggorokan Obat batuk yang aman dan sederhana yaitu dengan ramuan tradisional : ½ sendok teh Jeruk nipis dicampur dengan ½ sendok teh kecap / madu diberikan 3x sehari. Selain itu, dapat juga dengan memberikan obat batuk yang siap sedia di rumah. Ibu harap memperhatikan dosis obat dan waktu pemberian obat tersebut, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

7 14 2. Mengatasi pilek Membersihkan lubang hidung untuk mengatasi sumbatan, mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi serta menjaga tubuh anak tetap hangat. Tidak dianjurkan untuk diberikan obat-obatan karena sebagian besar penyebab pilek adalah virus yang bersifat self-limiting disease. 3. Mengatasi demam Pemeriksaan suhu tubuh anak dapat diukur dengan menggunakan alat termometer sebagai alat ukur suhu tubuh yang telah terstandard. Beberapa tindakan dalam mengatasi demam anak antara lain : Melakukan pengkompresan dengan air Meningkatkan asupan cairan atau ASI untuk mencegah dehidrasi Memberikan obat penurun panas sesuai dengan anjuran dokter atau dengan memberikan ramuan tradisional Apabila demam anak tinggi atau melebihi 39 derajat celsius segera ke tenaga kesehatan terdekat. 4. Pemberian makanan Berikan makanan bergizi secara terus menerus walaupun dalam jumlah sedikit. Pemberian ASI tetap diteruskan bahkan lebih ditingkatkan frekuensinya. Bersihkan lubang hidung apabila tersumbat sehingga mengganggu pemberian makanan atau ASI.

8 15 5. Pemberian minuman Berikan minuman seperti air putih lebih banyak dari biasanya, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan membantu mengencerkan dahak. 6. Lain lain Usaha lingkungan dan tempat tinggal tetap bersih, dengan ventilasi yang cukup dan tidak berasap. Apabila keadaan anak dalam 2-3 hari setelah pengelolaan mandiri di rumah tidak kunjung membaik. Dianjurkan untuk memeriksakan anak tersebut ke tenaga kesehatan setempat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang lebih komprehensif. Apabila kondisi anak sejak awal masuk dalam kriteria kondisi bahaya pada ISPA, harap segera rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat. Dianjurkan ke pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih memadai dengan tenaga kesehatan yang lebih kompeten karena kondisi ini merupakan kondisi emergency Berobat ke pelayanan kesehatan Dalam 2-3 hari setelah pengelolaan mandiri di rumah, kondisi anak tak kunjung membaik. Orang tua dianjurkan untuk memeriksakan anak tersebut ke tenaga kesehatan terdekat. Pemeriksaan yang dilakukan dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan ke ibu dan melakukan pemeriksaan langsung terhadap anak tersebut.

9 16 Poin poin penting dalam alloanamnesa ke ibu tersebut yakni: 1. Tanyakan umur anak. 2. Apakah anak mengalami batuk dan atau pilek? Berapa lama terjadinya? 3. Apakah anak dapat minum? Apakah kurang bisa minum? 4. Apakah anak mengalami demam? Berapa derajat suhunya? 5. Apakah anak mengalami kejang? Pemeriksaan selanjutnya dengan melihat dan mendengarkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah dengan tetap membuat anak tetap tenang (tidak menagis, karena menangis dapat meningkatkan frekuensi napas) usahakan anak tetap dalam pangkuan ibunya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut Apakah terdapat tarikan dari dinding dada bagian bawah ke dalam? Apakah terdengar suara stridor saat inspirasi? Apakah terdengar suara wheezing? Cek bagaimana dengan tingkat kesadarannya. Cek suhu tubuh anak tersebut. Apakah terdapat tanda tanda gizi buruk seperti marasmus / kwashiorkor?

10 17 Tabel 2. Frekuensi napas berdasarkan penggolongan usia USIA FREKUENSI NAPAS 1. <2 bulan 60 x per menit 2. 2 bulan-12 bulan 50 x per menit 3. 1 tahun- 5 tahun 40 x per menit Keterangan tambahan dari ulasan penjelasan sebelumnya : 1. Tarikan dinding dada (Chest indrawing) Pada waktu anak inspirasi dapat ditemukan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pada usia <2 bulan, normalnya terdapat sedikit tarikan pada dinding dada. 2. Stridor Suara ini dapat terdengar saat anak inspirasi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mendekatkan telinga pemeriksa ke mulut pasien tersebut. Suara keras yang terjadi pada saat itu merupakan tanda adanya penyempitan larynx, epiglottis dan trakea. 3. Wheezing atau mengi Suara ini dapat terdengar saat anak ekspirasi. Seperti suara musik oleh karena adanya penyempitan dari bronkhus. Diagnosis yang telah didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut akan dikelola berdasarkan tatalaksana ISPA berdasarkan penggolongan umur.

11 18 A. Tatalaksana ISPA pada golongan usia < 2 bulan 17,5 1. Pneumonia berat Napas cepat ( 60x atau lebih per menit) atau Terdapat tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam. Tindakan yang dilakukan 1. Rujuk segera ke rumah sakit 2. Beri antibiotik satu dosis 3. Jika mengalami demam dan atau wheezing obati. 4. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI terbaiknya. 2. Bukan pneumonia Tidak adanya nafas cepat dan tidak adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam. Tindakan yang dilakukan 1. Memberikan nasihat pada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat. 2. Meningkatkan frekuensi pemberian ASI. 3. Membersihkan lubang hidung apabila tersumbat. 4. Memberikan edukasi pada ibu untuk kembali kontrol apabila pernapasan anak menjadi lebih cepat ataupun sukar, adanya kesulitan minum ASI atau sakitnya bertambah parah.

12 19 Tanda bahaya yang dapat terjadi pada ISPA golongan usia ini adalah 1. Kejang, kesadaran menurun. 2. Stridor. 3. Kurang mau minum. 4. Demam atau terlalu dingin (hipotermia). B. Tatalaksana ISPA pada golongan usia 2 bulan 5 tahun 17,5 1. Pneumonia berat Adanya penarikan kuat dari dinding dada bagian bawah ke dalam. Tindakan yang dilakukan 1. Rujuk segera ke rumah sakit. 2. Beri antibiotik satu dosis. 3. Jika mengalami demam dan atau wheezing obati. b. Pneumonia Adanya napas cepat, frekuensi napasnya sesuai dengan golongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2 bulan sampai dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada usia 1 5 tahun. Tidak adanya penarikan dari dinding dada bagian bawah ke dalam. Tindakan yang dilakukan 1. Menasihati ibu untuk melakukan tindakan perawatan anak di rumah. 2. Berikan antibiotik selama 3 hari.

13 20 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol setelah 2 hari atau lebih cepat apabila keadaan anak semakin memburuk. 4. Jika mengalami demam dan atau wheezing obati. Lakukan pemeriksaan kembali setelah 2 hari diberi antibiotik, apabila Memburuk apabila didapatkan adanya penarikan dari dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak dapat minum atau terdapat tanda bahaya. Tindakan selanjutnya adalah segera rujuk ke rumah sakit. Tetap sama, tindakan selanjutnya adalah ganti antibiotik / rujuk. Membaik, apabila napasnya melambat, nafsu makannya meningkat, dan demamnya menurun. Tindakan selanjutnya adalah teruskan antibiotik hingga 3 hari. c. Bukan pneumonia Tidak adanya penarikan dari dinding dada bagian bawah ke dalam Tidak adanya napas cepat Tindakan yang dilakukan 1. Bila batuk > 3 minggu rujuk. 2. Menasihati ibu untuk melakukan tindakan perawatan anak di rumah. 3. Jika mengalami demam dan atau wheezing obati.

14 21 Tanda bahaya yang dimaksud pada ulasan sebelumnya diantaranya : 1. Tidak bisa minum. 2. Kejang. 3. Kesadaran menurun (sukar untuk dibangunkan). 4. Stridor. 5. Gizi buruk. C. Penunjang pengelolaan ISPA 1. Ketersediaan Antibiotik Antibiotik yang digunakan adalah Amoxicillin. Diberikan pada perawatan di rumah tiap 8 jam. Dengan dosis pada Anak (BB sampai dengan 20Kg) adalah 20-40mg/ kgbb. 2. Demam Tinggi Bila suhu badan mencapai 39 o Celsius ke atas : Berikan paracetamol (Pamol). Jangan diberikan pada suhu badan dibawah 39 derajat celsius karena dapat menimbulkan toksisitas pada hati. Berikan nasihat pada ibu untuk memberikan cairan lebih banyak. Dosis Pamol (Tablet 500mg) diberikan setiap 6 jam selama 2 hari.

15 22 Tabel 3. Dosis Obat Penurun Panas (Pamol) Usia Dosis (Tablet) 2 bulan - < 6 bulan 1/8 tablet (62,5mg) 6 bulan - < 3 tahun ¼ tablet (125mg) 3 5 tahun ½ tablet (250mg) Lakukan pengkompresan dengan menggunakan kain bersih yang dicelupkan ke dalam air (tidak perlu diberi es) Apabila bayi kurang dari 2 bulan alami demam, harus segera rujuk. 3. Wheezing (Mengi) Berikan salbutamol oral sebagai bronchodilatator. Diberikan sebanyak 3 kali sehari selama 5 hari. Tabel 4. Dosis Obat untuk mengatasi Wheezing Umur / BB Tablet 2mg Tablet 4mg 2 bulan 12 bulan 1/2 ¼ kg 1 1/2

16 Pengetahuan Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu atau hasil dari proses penginderaan manusia mengenai suatu objek tertentu. Proses tersebut akan berpengaruh besar terhadap terbentuknya tindakan seseorang dan setiap orang memiliki intensitas dan persepsi yang berbeda beda tingkatnya. Panca indera yang digunakan dalam proses penginderaan tersebut diantaranya adalah indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan juga raba. Indera penglihatan dan pendengaran menduduki posisi tertinggi dimana manusia dapat memperoleh pengetahuan. 18,19,20 Ilmu pengetahuan tersusun secara sistematis dengan menggunakan pemikiran yang kuat, pengetahuan dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan dari adanya ilmu pengetahuan adalah supaya manusia menjadi lebih mengetahui dan mendalami segala sisi kehidupan yang ada. 21 Tingkat kedalaman dari pengetahuan yang didapatkan oleh manusia, dapat dikelompokkan menjadi 6 tingkat 19,22, diantaranya: 1. Mengetahui (know) Mengetahui merupakan suatu proses mengingat kembali (recall) memori yang telah dipelajari sebelumnya baik dari seluruh bahan yang pernah dipelajari maupun rangsangan yang diterima seseorang tersebut. Oleh karena itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

17 24 2. Memahami (comprehension) Tidak hanya sekedar tahu dan dapat menyebutkan, pada tingkatan ini seseorang harus mampu menjelaskan dan menginterpretasikan objek ataupun materi yang diketahuinya dengan benar. Selain itu, seseorang yang paham juga harus bisa memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan lain sebagainya mengenai objek ataupun materi yang telah didapatkannya. 3. Aplikasi (application) Pada tingkat ini, orang yang telah memahami objek atau materi yang telah dipelajari mampu untuk menggunakan atau mengaplikasikannya ke dalam situasi dan keadaan yang nyata. 4. Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan dalam menjabarkan dan atau memisahkan materi atau objek yang telah dipelajari menjadi komponen komponen yang masih berada dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah mencapai tingkat ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja didalamnya, diantara dengan dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat bagan dsb terhadap objek atau materi yang dipelajarinya.

18 25 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum, memisahkan ataupun menghubungkan komponen komponen pengetahuan yang ada dalam satu hubungan yang logis menjadi suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan dalam membuat formulasi baru dari pengetahuan yang telah didapatkannya. Misalnya dengan membuat ringkasan atau rangkuman menggunakan kata katanya sendiri, dapat menyimpulkan tentang artikel atau buku yang dibacanya, dapat merencanakan serta menyusun kembali apa yang dia ketahui dan lain sebagainya. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi yang didapatkan. Penilaian ini berdasarkan pada ketentuan ketentuan yang ditentukan sendiri, menggunakan kriteria yang telah ada atau disesuaikan dengan norma norma yang ada dalam masyarakat. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan seperangkat alat tes seperti kuesioner tentang objek atau materi yang mau diukur, baik dengan cara wawancara atau menulis angket yang berisi beberapa pertanyaan yang terkait dengan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

19 26 Pengetahuan dapat diketahui lalu diinterpretasikan dengan skala semikualitatif 23,24, sebagai berikut: 1. Baik : Hasil prosentase % 2. Cukup : Hasil prosentase 56-75% 3. Kurang : Hasil prosentase 40-55% 4. Tidak Tahu : Hasil prosentase < 40% Pengetahuan kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui seseorang terhadap cara cara dalam memelihara kesehatan. Terdapat beberapa indikator untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseoran, diantaranya : 23,25 1. Pengetahuan tentang penyakit yang meliputi jenis penyakit, penyebab penyakit, gejala dan tanda penyakit, cara pengobatan dan harus kemana mencari pengobatan, cara penularan dan cara pencegahannya serta cara pengelolaan awal yang dapat dilakukan. 2. Pengetahuan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan antara lain kandungan gizi asupan makannya, manfaat memperbanyak minum air putih, pentingnya olahraga untuk tubuh kita, bahaya merokok, minuman keras dan narkoba, pentingnya istirahat yang cukup dan lain sebagainya.

20 27 3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, seperti cara pembuangan limbah yang benar, manfaat pencahayaan rumah yang baik, manfaat air bersih dan lain sebagainya. 4. Pengetahuan tentang fasilitas kesehatan masyarakat, diantaranya keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan, ketersedian obat obat, pemerataan tenaga medis ke berbagai pelosok daerah dan masih banyak lagi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Terdapat dua faktor penting yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu: 18, Faktor Internal a. Intelegensia Merupakan kemampuan yang telah dibawa sejak lahir, yang menjadikan seseorang dapat berbuat sesuatu dnegan cara tertentu. Ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar seseorang. Secara umum, orang yang memiliki intelegensi lebih tinggi biasanya akan lebih baik dan mudah untuk menerima suatu informasi atau pesan.

21 28 b. Pendidikan Merupakan suatu kegiatan berupa proses pembelajaran untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang baik di dalam maupun di luar sekolah sehingga sasaran pendidikan tersebut dapat berdiri sendiri. Pendidikan pengaruhi proses belajar seseorang, semakin tinggi pendidikan yang dia tempuh, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima informasi yang didapatnya baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin luas pengetahuannya. Namun perlu diingat bahwa tidak selalu seseorang dengan pendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. c. Pengalaman Pengalaman merupakan salah satu sumber pengetahuan atau cara untuk mengetahui kebenaran dari pengetahuan yang didapatnya dengan cara melakukan pengulangan kembali pengetahuan tersebut yang mana telah digunakan sebelumnya dalam memecahkan masalah di masa lalu. Dalam hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan sering mengalami ISPA seharusnya lebih tinggi daripada pengetahuan ibu dari anak yang sama sekali belum pernah mengalami ISPA.

22 29 d. Umur Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana semakin cukup umur maka tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan lebih baik dalam berpikir, menerima informasi dan memecahkan suatu masalah. Namun perlu diketahui bahwa umur seseorang yang lebih tua tidak mutlah memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih muda. e. Tempat tinggal Merupakan tempat tinggal tetap dari responden sehari hari. Orang yang tinggal di daerah endemis suatu penyakit akan memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi terhadap penyakit tersebut. f. Pekerjaan Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana lingkungan kerja dapat menjadi sumber pengalaman dan pengetahuan seseorang baik secara langsung maupun tidak. Misalnya, seseorang yang berprofesi sebagai tenaga medis akan lebih mengerti mengenai ISPA dan pengelolaannya daripada tenaga non medis.

23 30 g. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkah laku seseorang. Individu yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih baik, dimungkinkan memiliki sikap yang lebih positif dalam memandang diri dan masa depannya. Selain itu, keluarga tersebut mampu dalam menyediakan atau membeli fasilitas fasilitas yang menjadi sumber informasi Faktor eksternal a. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekeliling individu tersebut, baik lingkungan fisik, biologis maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan kepada individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang direspon sebagai pengeatahuan oleh setiap individu. b. Sosial Budaya Merupakan suatu kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang orang tanpa melalui adanya penalaran apakah yang dilakukannya baik atau buruk. Diantaranya meliputi pandangan agama dan kelompok etnis yang secara khusus dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam menerapkan nilai nilai keagamaan untuk memperkuat kepribadiannya.

24 31 c. Informasi / Media Massa Informasi yang didapatkan baik dari pendidikan formal ataupun non formal memberikan pengaruh jangka pendek yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan pengetahuan seseorang, salah satunya dengan memberikan penyuluhan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut 2.1.1 Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran

Lebih terperinci

Kisi-kisi Instrumen. No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan

Kisi-kisi Instrumen. No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan 1. Data karakteristik responden. Data demografi responden sesuai dengan situasi, kondisi dan identitas

Lebih terperinci

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian yang tersering pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dan negara

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan (Kemenkes RI, 2015: 121). Pada usia ini, balita masih sangat rentan terhadap berbagai

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH PUSKESMAS DTP CIGASONG A. Pendahuluan Infeksi Saluran Pernapasan Akut () merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Pengertian ISPA ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan. Istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk berdasarkan usia di pulau Jawa paling banyak adalah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tempat Sasaran Waktu : Imunisasi Campak : Pentingnya Imunisasi Campak bagi bayi : Puskesmas : Masyarakat : 09.00-09.35 WIB Hari dan Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. ISPA a. Definisi ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi dibawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Probowo, 2012). Salah satu penyakit

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit ISPA 1. Definisi ISPA Istilah ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Pengertian atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini dilakukan di desa Kebondalem Kabupaten Batang dengan batas wilayah barat berbatasan dengan desa Yosorejo, sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia saat ini dan sering terjadi pada anak - anak. Insidens menurut kelompok umur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) Infections disingkat ARI. Dalam lokakarya ISPA I tersebut ada dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) Infections disingkat ARI. Dalam lokakarya ISPA I tersebut ada dua BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) Istilah ISPA yang merupakan singkatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III AALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pakar Dari Pengetahuan seorang ahli menjadikan suatu basis data pengetahuan untuk menyusun suatu sistem pakar atas fakta fakta yang diperoleh. Dan dengan bantuan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya dengan masalah pendidikan, perekonomian, dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita 2.1.1 Definisi Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak usia di bawah lima tahun (Muaris

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 ISPA 2.1.1.1 Definisi ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan masalah yang sering terjadi pada anak anak, misal otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan

Lebih terperinci

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

OLEH: IMA PUSPITA NIM: FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN

Lebih terperinci

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pneumonia 1. Pengertian Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit dan gangguan saluran napas masih merupakan masalah terbesar di Indonesia pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran napas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda

Lebih terperinci

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2) 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA merupakan Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ISPA 1. Pengertian ISPA ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas)

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita

Lebih terperinci

Informasi penyakit ISPA

Informasi penyakit ISPA Informasi penyakit ISPA ISPA ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ISPA Gejala batuk, pilek dan panas adalah tanda-tanda pertama dari suatu penyakit yang digolongkan dalam golongan penyakit "infeksi saluran pernafasan akut", disingkat

Lebih terperinci

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 0,014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) Manajemen Terpadu Balita Sakit bagi Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER Waspadai Penyakit Infeksi Pada Musim Kemarau Oleh : Dra.LilisSuryani.,M.Kes (NIK: 173013/NIDN 0510026801) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter Kabupaten

Lebih terperinci

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu. Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan yang ibu peroleh dapat menentukan peran sakit maupun peran sehat bagi anaknya. Banyak ibu yang belum mengerti serta memahami tentang kesehatan anaknya, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ISPA 1. Pengertian ISPA Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri. Swamedikasi adalah penggunaan setiap zat yang dikemas dan dijual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya di lihat dari angka kematian dan kesakitan balita. Masa balita merupakan kelompok yang rawan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit, namun penyakit sering datang tiba-tiba sehingga tidak dapat dihindari.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit, namun penyakit sering datang tiba-tiba sehingga tidak dapat dihindari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan prioritas utama manusia dalam menjalani kehidupan. Setiap orang berharap mempunyai tubuh yang sehat dan kuat serta memiliki kekebalan tubuh yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur 12-23 bulan yaitu sebanyak 23 balita (44,2%).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA PUSKESMAS KLABANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya Kesehatan

Lebih terperinci

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ISPA 2.1.1. Definisi ISPA Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections

Lebih terperinci

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan bakteri termasuk nasofaringitis atau common cold, faringitis akut, uvulitis akut,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan bakteri termasuk nasofaringitis atau common cold, faringitis akut, uvulitis akut, 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibedakan menjadi dua, ISPA atas dan bawah, Infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi yang disebabkan oleh virus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan bangsa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan bangsa Indonesia yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci