LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI NPM: 11060284 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2015
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Sotriadi Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat Sotriadi_adhi@yahoo.co.id ABSTRACT This research was background by the student who was not interesting in studying. The purpose of this research was to describe :1) Implementing guide service in group. 2) Topic of group guide. 3) Evaluation of group guide. The type of the research was descriptive quantitative. The research was done in SMAN 2 Bayang Kecamatan The sample was 30 students. The sample taken by total sampling. The population was 30 students. The instrument which was used in this research was questioner meanwhile for analyzing data was used percentage technique. The result of this research stated that : (1) Group guide implementing was in good category. ( 2) The topic of group guide was in very good category. (3) The evaluation of group guidewas in very good category. Based on research was recommended to group leader (BK Teacher) to improve the group guide in order to minimalist the uninteresting student in learning especially in final level. For the headmaster in order to get attention in doing group guide service to minimalist the uninteresting student also complete the tools in doing group guide at school. Keywords: Group Guide, Minimalist, Students. PENDAHULUAN Pendidikan sangat berguna terutama bagi peserta didik yang kurang berminat dalam belajar. Pendidikan itu merupakan usaha sadar kita untuk mewujudkan suasana belajar. Dalam proses belajar mengajar minat sangat perlu terutama untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar serta menunjang prestasi dalam belajar. Jadi, kesimpulannya minat sangat berpengaruh terhadap pendidikan peserta didik, senada dengan itu kegiatan belajar disini merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai peserta didik. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam belajar maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan bisa optimal. Menurut Arikunto (2010:217) minat adalah kesadaran seseorang, suatu soal atau suatu situasi yang mengandung sangkutpaut dengan dirinya. Selanjutnya Hartono (2012:81) menyatakan bahwa minat merupakan potensi typical yang memiliki intensitas yang menunjang prilaku peserta didik. Minat peserta didik kecenderungan tertarik pada suatu kegiatan tertentu. Menurut Rosyidah (Susanto, 2013:60) timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap peserta didik. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat almiah. Kedua, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri peserta didik, timbul seiring dengan proses perkembangan peserta didik bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua dan kebiasaan atau adat. 1
2 Peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dapat dilihat dari proses belajar didalam kelas, dimana peserta didik banyak melamun ketika belajar, masih ada peserta didik yang jenuh dalam belajar, adanya peserta didik yang suka membolos pada saat jam pelajaran berlangsung dan masih ada peserta didik yang tidak tertarik pada mata pelajaran yang diikuti di dalam kelas. Minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minatnya, maka peserta didik tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Peserta didik akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Menurut Suryana (2013:92) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami anak, baik ketika dia berada di sekolah maupun di rumah atau keluarganya sendiri. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari atau pagi hari. Namun, dari semua itu tidak semua orang mengetahui apa itu belajar. Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan, tentu saja jawabnya adalah belajar. Sebenarnya dari kata belajar itu ada pengertian yang tersimpan didalamnya. Pengertian dari kata belajar itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 01 September 2014 di SMA Negeri 2 Pesisir Selatan yang telah dilakukan maka terlihat masalah yang ada di lapangan yaitu, masih ada terlihat peserta didik yang bermenung ketika pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok, masih ada peserta didik yang tidak tertarik pada topik demikian, belajar membawa perubahan bagi pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Meningkatkan minat belajar peserta didik dapat dilakukan dengan mengadakan bimbingan kelompok. Menurut Sukardi (2008:64) bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu terutama dari guru BK yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik peserta didik maupun sebagai pelajar, anggota masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya Nurihsan (2009:23) menyatakan bahwa bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap peserta didik yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Layanan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai pelayanan bimbingan. Menurut Sukardi (2008:65) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembangan. Psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi untuk masalah-masalah psikologis, sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial. Topik layanan bimbingan kelompok tidak hanya yang bersifat umum, tetapi juga bersifat khusus. Bimbingan kelompok juga membahas berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Dalam bimbingan kelompok adanya evaluasi layanan bimbingan kelompok. Prayitno (2001:81) menyatakan bahwa penilaian/evaluasi terhadap kegiatan bimbingan kelompok tidak ditujukan kepada hasil belajar yang berupa penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang diperoleh para peserta didik, melainkan diorientasikan kepada perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka. layanan bimbingan kelompok yang diikuti, adanya peserta didik yang suka bolos pada saat layanan bimbingan kelompok berlangsung. masih ada peserta didik yang suka murung pada saat membahas topik layanan bimbingan kelompok. masih ada peserta didik yang tidak paham dengan topik yang dibahas dalam bimbingan kelompok,
3 adanya peserta didik yang kurang semangat dalam evaluasi layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMA Negeri 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu yang berinisial SW dapat diperoleh informasi bahwa sebagian peserta didik kelas XI memiliki minat belajar yang kurang dalam kelas. Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru BK tersebut, maka penting bagi guru BK untuk meningkatkan layanan bimbingan kelompok kurang berminat dalam belajar. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan ini dibatasi pada: 1. Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar di kelas XI SMA Negeri 2 Pesisir Selatan. 2. Topik layanan bimbingan kelompok 3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar di kelas XI SMA Negeri 2 Pesisir Selatan. 2. Topik layanan bimbingan kelompok 3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:27) sebaliknya dengan penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilya. Selanjutnya Arikunto (2010:54) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian non hipotesisdan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Sedangkan menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, karena berdasarkan observasi dan wawancara peneliti mendapatkan berbagai informasi mengenai peserta didik yang kurang berminat dalam belajar berkaitan dengan layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2015. Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 orang peserta didik yang telah mengikuti bimbingan kelompok terkait dengan minat belajar di SMA Negeri 2 Pesisir Selatan. Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi fokus penelitian. Sejalan dengan itu Sak (Yusuf, 2005:183 ) menyatakan populasi adalah keseluruhan manusia atau individu yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan. Adapun teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya pengelohan data dilakukan dengan menggunakan rumus presentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis data tentang layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang Bayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan Yusuf (2005:365) yaitu: P= 10
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dilihat dari tahap pembentukan yang menyatakan baik 21 peserta didik dengan presentase 70,00%, pada tahap peralihan 20 peserta didik menyatakan sangat baik dengan presentase 66,67%, pada tahap kegiatan 19 peserta didik menyatakan baik dengan presentase 63,37%, pada tahap penyimpulan 15 peserta didik menyatakan sangat baik dengan presentase 50,00% dan pada tahap pengakhiran 15 peserta didik menyatakan baik dengan Menurut Hasen (Susanto, 2013:57-58) menyebutkan bahwa minat belajar 2. Topik layanan bimbingan kelompok kurang berminat dalam belajar dilihat topik tugas yaitu yang menyatakan sangat baik 15 peserta didik dengan presentase 50,00%. Menurut Harrtinah (2009:106) menjelaskan topik secara khusus yaitu: layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan penyelenggaraan bimbingan kelompok yang membahas aspek-aspek kegiatan belajar peserta didik, yaitu hal-hal yang menyangkut: a. Motivasi, tujuan belajar dan latihan. b. Sikap dan kebiasaan belajar. c. Pengembangan keterampilan teknis belajar. d. Kegiatan dan disiplin belajar serta latihan/keterampialan efektif, efisien dan produktif. e. Penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan. f. Penegenalan dan pemamfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar. g. Orientasi belajar di perguruan tinggi. 3. Evaluasi layanan bimbingan kelompok kurang berminat dalam belajar dilihat dari mengamati partisipasi yang menyatakan baik dan sangat baik 12 peserta didik dengan presentase 40,00%, mengungkapkan pemahaman yang menyatakan sangat baik 16 peserta didik dengan presentase 53,33%, mengungkapkan kegunaan yang peserta didik erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi. Faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan. Selanjutnya Sukardi (2008:65) bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembangan, psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi untuk masalah-masalah psikologis, sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial menyatakan sangat baik 15 peserta didik dengan presentase 50,00%, mengungkapkan minat dan sikap yang menyatakan sangat baik 14 peserta didik dengan presentase 46,67% dan mengungkapkan kelancaran proses yang menyatakan sangat baik 18 peserta didik dengan presentase 60,60% Evaluasi layanan bimbingan kelompok dapat dilihat dari cara pemimpin kelompok mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan berlangsung. Pemimpin kelompok juga dapat melihat dari hasil keikutsertaan mereka dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. maka dapat disimpulkan tergolong sangat baik. Sesuai dengan Nurihsan (2009:20) menjelaskan bahwa penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta didik. Lebih jauh penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan melalui: a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan berlanghsung. b. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas materi yang dibahas. c. Mengungkapkan kegunaan layanan bimbingan kelompok bagi mereka dan memperoleh hasil dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok.
5 d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai layanan bimbingan kelompok XI SMA Negeri 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dilihat dari cara pelaksanaan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori baik. 2. Layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dilihat dari topik yang digunakan dalam bimbingan kelompok oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori sangat baik. 3. Layanan bimbingan kelompok untuk meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar dilihat dari evaluasi yang dilakukan oleh pemimpin kelompok (Guru BK) berada pada kategori sangat baik. SARAN 1. Peserta Didik Diharapkan kepada peserta didik terhadap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar pada tahap pengakhiran lebih ditingktkan lagi supaya dapat lebih baik kedepannya. 2. Wali Kelas Wali kelas agar dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap peserta didik agar peserta didik lebih berminat dalam belajar. Serta berupaya meyakinkan peserta didik untuk terhindar dari malas belajar serta ketergantungan terhadap orang lain di sekolah. 3. Guru BK Guru BK diharapkan dapat meningkatkan terhadap layanan bimbingan kelompok dalam meminimalisir peserta didik yang kurang berminat dalam belajar terutama pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada tahap pengakhiran lebih ditingkatkan lagi supaya peserta didik dapat memehaminya dengan baik. e. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok. Dengan menerapkan bimbingan kelompok guna memberikan solusi agar peserta didik dapat meningkatkan minat belajar menjadi sangat baik. 4. Kepala Sekolah Kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang membangun kerja sama dan kekompakan karena selama peneliti melaksanakan praktek di SMA Negeri 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan belum terlihat kegiatan ekstrakulikuler yang membangun kerja sama antar peserta didik terutama mereka yang kurang berminat dalam belajar. Kemudian juga diperlukan penambahan fasilitas penunjang dalam melaksanakan proses pembelajaran bimbingan kelompok. 5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu lulusan dalam pengembangan mengaplikasikan ilmu di lapangan dan masukan dalam pengembangan mata kuliah yang berhubungan dengan layanan bimbingan kelompok. 6. Peneliti Selanjutnya Semoga penelitian ini dapat menjadi langkah awal bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian terkait dengan layanan bimbingan kelompok. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama. Hartono, dan Soedarmadji, Boy. 2012. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama. Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan
6 Konseling. Aditama. Bandung. PT Refika dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prayitno, 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan dan Bimbingan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yusuf, A. Muri 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.