IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

III. KEADAAN UMUM LOKASI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Katalog BPS:

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

rovinsi alam ngka 2011

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

Katalog BPS :

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banyuwangi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1.1. Latar Belakang I - 1 EXECUTIVE SUMMARY

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

ADAPTASI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM DI WILAYAH PESISIR SELATAN PULAU JAWA BERBASIS KAJIAN RISIKO

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN.. Letak Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak antara koordinat 7 o -8 o lintang selatan (LS) dan o - o 8 bujur timur (BT) dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso, b. Sebelah timur : Selat Bali, c. Sebelah selatan : Samudera Indonesia, d. Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. Kecamatan Muncar terletak di Selat Bali pada posisi 08.0'-08.0' LS dan.'-.' BT yang mempunyai teluk yang bernama Teluk Pangpang.. Luas Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang memiliki luas wilayah sekitar.78,0 km, sebagian besar masih merupakan kawasan hutan. Dimana kawasan hutan ini diperkirakan dengan luas mencapai.9 hektar atau 8,9 persen, persawahan sekitar.98 hektar atau,8 persen, perkebunan dengan luas sekitar. hektar atau 7,8 persen, dimanfaatkan sebagai pemukiman dengan luas sekitar. hektar atau, persen. Sedangkan sisanya telah dipergunakan untuk berbagai manfaat seperti fasilitas umum, jalan, dan ladang (BPS Kabupaten Banyuwangi 00). Selain penggunaan luas daerah yang demikian itu, Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 7,8 km serta jumlah pulau ada 0 buah. Seluruhnya telah memberikan manfaat besar bagi perkembangan penduduk di Kabupaten Banyuwangi.

Kecamatan Muncar yang merupakan wilayah pesisir pantai yang menjadi pusat aktivitas pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan perikanan berkonsentrasi di desa yakni Desa Kedungrejo, Tembokrejo, dan Kedungringin. Ketiga desa pantai tersebut menjadi pusat kegiatan nelayan dan industri pengolahan ikan.. Topografi dan Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0-000 meter di atas permukaan laut, yang merupakan dataran rendah, sedikit miring ke arah barat laut ke tenggara. Dataran tinggi terletak di bagian barat dan utara dimana terdapat gunung-gunung yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Jember. Di bagian timur dan selatan ±7 persen merupakan dataran rendah persawahan. Daerah datar tersebut banyak dialiri sungai-sungai yang bermanfaat mengaliri hamparan sawah yang luas. Topografi Kecamatan Muncar adalah dataran rendah (-7 m dpl), dengan sektor pertanian yang dominan adalah padi sawah. Sektor unggulan sebagai penggerak perekonomian wilayah Muncar adalah penangkapan ikan dan industri pengolahan. Iklim Kabupaten Banyuwangi memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata - 0 o C, curah hujan tinggi antara bulan November sampai dengan April. Sepanjang tahun 00 rata-rata kelembaban udara mendekati 80 persen Setiap tahun dijumpai periode bulan basah dan bulan kering. Bulan basah terjadi ada bulan Januari dan Maret dengan cerah hujan lebih 80 mm, sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Agustus, September dan April dimana hari hujan terdapat antara 0- hari per bulan. Secara lebih detail disajikan dalam Tabel.

Tabel. Iklim Kabupaten Banyuwangi tahun 00 No Bulan Suhu ( o C) Kelembaban Udara (%). Januari 7, 8. Februari 7,0 8. Maret 7, 8. April 7,9 80. Mei 7, 8. Juni, 7 7. Juli,0 80 8. Agustus, 78 9. September, 80 0. Oktober 7, 7. November 8, 77. Desember 7, 8 Keterangan: (--) tidak ada data Sumber : BPS Kabupaten Banyuwangi (00) Curah Hujan (mm) 9,,7 0,0,9 0,7,,, 9,8 --,,. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 00 sebanyak..0 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut dimana. jiwa (.7%) bermata pencaharian di sektor perikanan dengan rincian seperti disajikan dalam Tabel.. Tabel. Klasifikasi penduduk yang bermata pencaharian sektor perikanan No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)... Pembudidaya Ikan Nelayan Nelayan Perairan Umum.0 8.89.8, 7,, Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) Kondisi penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan berada di 0 kecamatan berpantai yakni Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Cluring, Rogojampi, Bangorejo, dan Tegaldlimo. Untuk pembudidayaan tambak (payau) dan pembenihan (hatchery) berada di delapan kecamatan, namun yang masih beroperasi sampai saat ini hanya di kecamatan yakni Kecamatan Wongsorejo dan Kalipuro. Pembudidayaan ikan air tawar terdapat di hampir seluruh kecamatan se wilayah Kabupaten Banyuwangi. Tabel. menunjukkan jumlah petani ikan/pembudidaya ikan, dan nelayan Kabupaten Banyuwangi tahun 00.

7 Tabel. Jumlah petani ikan/pembudidaya ikan, dan nelayan Kabupaten Banyuwangi tahun 00 No 7 8 9 0 7 8 9 0 Kecamatan Wongsorejo Giri Kalipuro Banyuwangi Glagah Kabat Rogojampi Singojuruh Songgon Sempu Genteng Glenmore Kalibaru Gambiran Cluring Srono Muncar Tegaldlimo Purwoharjo Bangorejo Pesanggaran Petani Ikan dan Nelayan (orang) Darat Laut/ Perairan Nelayan Umum Jumlah.8 -.8 7-8 7-0 8 77.9 7-77 0 0 0 99.0 8.09 70-0 0 7 - - 0-7 87-8 8 08-9 - 78 0 9-8 - 0 8.08 0.707 -.77 79 0-8 -.9 -.9-8.0.09 Jumlah.0 8.89.8. Keterangan: (--) tidak ada data Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi (00).. Potensi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi yang terbagi dalam 8 kecamatan 89 desa dan 8 kelurahan. Jumlah kecamatan berpantai sebanyak Kecamatan (0 persen). Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar yang memiliki dua wilayah fishing ground yakni Selat Bali dan Samudera Indonesia. Selat Bali yang luasnya ± 90 mil dengan potensi sumberdaya ikan lestari untuk ikan pelagis.000 ton per tahun, sedangkan Samudera Indonesia ±.000 mil dengan sumberdaya ikan lestari.00 ton per tahun (DKP Kabupaten Banyuwangi 00). Selat Bali yang memiliki potensi produksi hasil tangkapan didominasi ikan permukaan (pelagis) terutama ikan lemuru (S. lemuru). Samudera Indonesia yang terletak di sebelah selatan didominasi ikan demersal di samping ikan pelagis.

8 Tingkat pengusahaan sumberdaya perikanan di Selat Bali sudah dilakukan secara intensif sehingga dinyatakan padat tangkap. Pengusahaan di perairan Samudera Indonesia yakni di ZEE perlu dilakukan usaha rintisan karena selama ini masih sangat rendah pemanfaatannya. Pengembangan usaha perikanan lepas pantai perlu dikembangkan terutama diarahkan pada pengembangan unit penangkapan gill net, long line (pancing rawai), pole and line dan purse seine dengan menggunakan kapal motor lebih dari 0 GT..7 Jumlah Nelayan dan Perkembangan Produksi Perikanan Sumberdaya manusia yang bergerak di sektor perikanan laut pada tahun 00 sebanyak 8.89 orang nelayan yang terdiri dari juragan sebanyak.9 orang dan. sebagai pandega. Sebagian besar jumlah nelayan 7 persen berbasis di Kecamatan Muncar. Sebaran jumlah nelayan Kabupaten Banyuwangi seperti dalam Tabel. Tabel. Jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi tahun 00 No Kecamatan Juragan (orang) Pandega (orang) Jumlah (orang) 7 8 9 Muncar Pesanggaran Purwoharjo Wongsorejo Kalipuro Banyuwangi Kabat Rogojampi Tegaldlimo.08 9 7 9.79 8.70 7 8 88.08 70 0.707.0.9.8 7 77.0 0 Jumlah.9. 8.89 Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) Produksi perikanan dari penangkapan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 00 sebesar 7.89.7 kg yang mengalami penurunan sebesar,9% bila dibandingkan produksi tahun 00 yang mencapai.99.00 kg, namun terjadi kenaikan nilai sebesar 8,%. Penurunan produksi ikan tangkap diperkirakan akibat over fishing sehingga potensi stok ikan lestari yang ada makin lama makin menurun. Ditinjau dari sisi harga rata-rata ikan hasil tangkapan laut pada tahun 00 sebesar Rp.7 per kilogram bila dibandingkan dengan

tahun 00 yakni sebesar Rp.9 per kilogram, maka terjadi kenaikan harga sebesar 9,7%. Tabel. menunjukkan perkembangan produksi perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 00-00. Tabel. Perkembangan produksi perikanan tahun 00-00 No Cabang Usaha Tahun 00 Tahun 00 Ribu Ton Rp Juta Ribu Ton Rp Juta (%) (%) Penangkapan Budidaya Tambak Kolam Mina Padi Keramba Perairan Umum,99 (90,), (8,7) 0,(0,) 0,009(0,0) 0,00(0,0) 0,0(0,) 7,7,09 0,87 0,0 0,0 0,9 7,89 (88,8),0(0, 0,077(0,) 0,007(0,0) 0,00(0,0) 0,7(0,) 9,0 9,70 0,97 0,070 0,0 0,8 Jumlah 0,88(00),90 0,98(00),78 Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) 9 Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan hasil penangkapan laut mencapai 89% dari total produksi keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi sangat memadai terutama di perairan Samudera Indonesia yang masih relatif kecil jumlah nelayan yang beroperasi. Sementara ini, sebagian besar nelayan beroperasi di wilayah Selat Bali yang cenderung over fishing. Distribusi hasil tangkapan laut dari masing-masing kecamatan seperti dalam Tabel. Tabel. Distribusi produksi penangkapan perikanan ikan laut tahun 00-00 No Kecamatan Tahun 00 Tahun 00 Ribu Ton Rp Juta Ribu Ton Rp Juta 7 8 9 Muncar Pesanggaran Purwoharjo Wongsorejo Kalipuro Banyuwangi Kabat Rogojampi Tegaldlimo,89,7 0,99 0, 0,7 0,07 0,0 0,8 0,0.9,9.,0.9,98.7,09 7,09 07,97, 977, 8,8,8 0,898 0, 0, 0,07 0,0 0,0 0,87 0,0.8,7.87,88.7,8.9,777 8, 0,,9 7,898,87,99 7.7,0 7,89 9.0, Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00)

Sebaran produksi hasil tangkapan paling besar ada di wilayah Kecamatan Muncar yang mencapai ± 9,7 % dari total produksi penangkapan ikan laut. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut merupakan pusat usaha penangkapan ikan laut dengan didukung jumlah sumberdaya manusia yang besar, serta armada dan alat tangkap yang cukup memadai. Jenis ikan yang paling banyak yang ditangkap nelayan berturut-urut adalah ikan lemuru, layang dan tongkol. Tabel.7 menunjukkan jumlah dan nilai produksi ikan laut Kabupaten Banyuwangi tahun 00. Tabel.7 Produksi dan nilai produksi ikan laut menurut jenisnya tahun 00 No Jenis Ikan Produksi (kg) 7 8 9 0 7 8 9 0 7 8 9 0 Prosentase (%) Nilai Produksi (Rp) Layang (Decapterus spp.) Bawal (Fornio niger) Kembung (Rastrelliger neglectus) Selar (Selaroides spp.) Tembang (Sardinella finchiata) Udang Barong (Panulirus spp.) Udang Lainnya (Penaeus spp.) Rebon Teri (Stolophorus spp.) Tongkol (Euthynnus spp.) Lemuru (S. lemuru) Cakalang (Katsuwonus pelamis) Tuna (Thunnus spp.) Tengiri (Scomberomorus guttatus) Layur (Trichiurus spp.) Julung-Julung (Tylosurus spp.) Ekor Merah (Caesio spp.) Kuwe/Putihan (Caranx spp.) Tetengkex (Megalupis cordyla) Cucut (Carchacinidae) Pari (Trigonidae) Kakap (Lates calcarifer) Bambangan (Lutjanus spp.) Kerapu (Epinephelus spp.) Belanak (Mugil spp.) Manyang (Tachysurus spp.) Cumi-Cumi (Loligo spp.) Rajungan (Portunus spp.) Kepiting (Scylla serrata) Kerang (Amusium spp.) Kerang-Kerangan Lain-Lain.9.97.797.7.80 9.8 8 9.08 7.708 7.7.7.0 7.. 7.0 0.89 8..8-0.7..977..7 9.9.9 8.7 8.7.7 7.00. 0.8.77 0.099 0.09, 0,0, 0,0 0,8 0,00 0, 0,7 0,7,0,08 0,99 0,7 0,07,7-0, 0,0 0,,70, 0,07 0, 0,0 0,8 0,0,9 0, 0,08 0,0 0,7,9 7.8.8.88.90.000.7.7.9 8.8.0 0...90.000 87.09. 98.98.799 80.70.0 7.7.0.88.87.0..00.9.0.9.99.80 0.9.87.0.78. - 87.7.00 08.80. 7.7.78.9.9. 9.7.77 9.87. 0.8.88 7.9.08.9. 8.887..07.7.9 70.7.080.0.8 8.0.000 08.99.8..009.00 Jumlah 7.89.77 00.00 9.0.7. Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi (00) 0

.8. Armada dan Alat Tangkap Perikanan Laut Armada tangkap yang digunakan nelayan di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari perahu tanpa motor (PTM) dan perahu motor temple (PMT). Jumlah PTM mengalami penurunan % (97 unit), hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan pendapatan nelayan sehingga ada kecenderungan adanya upaya peningkatan kemampuan armada tangkap yang digunakan menjadi PMT. Perkembangan armada dan alat tangkap perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi lebih detail disajikan dalam Tabel.8 dan Tabel.9. Tabel.8 Perkembangan armada perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 00-00 No Kecamatan Tahun 00 (unit) Tahun 00 (unit) PTM PMT PTM PMT 7 8 9 Muncar Pesanggaran Purwoharjo Wongsorejo Kalipuro Banyuwangi Kabat Rogojampi Tegaldlimo 8 09 90 7 97 80 00 0.8 0 0 0 0 7 0 8 0 7 0 0. 9 08 Jumlah.7.78 Keterangan : PTM (Perahu Tanpa Motor), PMT (Perahu Motor Tempel) Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) Tabel.9 Jenis alat tangkap perikanan laut (unit) No 7 8 9 0 Jenis Alat Tangkap Wong sorejo Kali puro Banyu wangi Kabat Rogo jampi Mun car Tegal dlimo Purwo harjo Pesang garan Jumlah Purse Seine - - - - - 90-9 Payang Besar - - - - - 9-0 8 Payang Oras 0 - - - - 0 Jaring Insang 0 0 0 8 0 (multifilament) Jaring Insang 0 7 07 7 00 (monofilament) Pancing Rawai - - - - - - 8 8 Pancing 7 7 9 7 7 Bagan Tancap - - - - - - - - Sero - - - - - 9 - - 0 Sotok 0 7 0 - - - - Tok Tor - 9 -- - - - - - Lain-Lain - - - 8 - - 0 Jumlah 7 08 9 78 Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00)

.9 Pengolahan Hasil Perikanan dan Pemasaran Hasil tangkapan ikan dari perairan Selat Bali sebagian besar di daratkan di TPI Muncar Banyuwangi dan TPI Pengambengan Bali. Hasil tangkapan yang sebagian besar ikan lemuru yang dihasilkan nelayan dijual dalam bentuk segar dan sebagian berupa olahan. Ikan segar yang dijual untuk memasok kebutuhan pabrik pengolahan ikan dan kebutuhan konsumsi konsumen baik secara langsung maupun yang melalui pedagang perantara. Perkembangan produksi ikan olahan Kabupaten Banyuwangi seperti dalam Tabel.0 Tabel.0 Produksi ikan olahan Kabupaten Banyuwangi No Jenis Olahan Tahun 00 Tahun 00 Ton Milyar Rp Ton Milyar Rp...... Ikan Kaleng Ikan Pindang Ikan Asin Tepung Ikan Ikan Segar Lain-lain *) 8.79,8.,9 8,0.0,.0, 9,,7,,8 0,7,8,.8,.,,.0,.88,0, 0,,8,, 9,, Jumlah., 9, 7.0, 7, Keterangan : *) meliputi produk terasi, petis, ubur-ubur dan lain-lain Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) Industri pengalengan dan penepungan yang ada di Muncar digolongkan sebagai industri besar karena jumlah tenaga kerja yang digunakan lebih dari 99 orang dan nilai investasi lebih dari 0 milyar (DEPPRIN 00). Untuk industri pengolahan ikan segar dikategorikan industri skala menengah dari segi investasi tetapi dari jumlah tenaga kerja bisa lebih dari 00 orang. Kapasitas produksi industri penepungan antara 0-0 ton per hari, pengalengan ikan antara 0-0 ton per hari, dan industri ikan segar antar - ton. Hasil olahan yang diekspor antara lain ikan kaleng tuna, lemuru, skipjack, yellowfin, tongkol dan udang segar beku dipasarkan ke Eropa, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Kanada, dan negara Timur Tengah melalui pelabuhan Banyuwangi dan Surabaya. Produk olahan tidak lolos kualitas ekspor dipasarkan untuk konsumen dalam negeri. Olahan ikan pindang dan ikan asin dipasarkan ke daerah Kabupaten Bondowoso, Jember, Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta dan lain-lain.

Untuk udang beku dan ikan lemuru kaleng, memang sampai saat ini hanya dilakukan oleh perusahaan besar karena membutuhkan investasi yang besar. Bahan baku ikan lemuru/udang dapat diperoleh dengan pola kemitraan dengan juragan darat/nelayan guna menjaga ketersediaan secara periodik. Namun, berdasarkan informasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi, bahwa untuk memenuhi kebutuhan bahan baku selain dipasok oleh nelayan setempat, ternyata pihak perusahaan memiliki armada penangkapan sendiri, mendatangkan dari luar daerah, dan melakukan import manakala ketersediaan bahan baku lokal tidak memenuhinya/paceklik. Untuk produk olahan yang dihasilkan usaha kecil antara lain: petis, terasi, ikan pindang, ikan asin, ikan asap, tepung ikan, dan kerupuk ikan. Jumlah usaha kecil yang cukup banyak sebagian besar ada di wilayah Kecamatan Muncar. Struktur industri kecil pengolahan ikan yang relatif sederhana dan masih tradisional terutama teknologi dan manajemen yang diterapkan. Namun, secara riil memiliki peran yang cukup strategis baik dari aspek ekonomi dan sosial, serta kelembagaan. Adapun jumlah pengusahan hasil perikanan di Kabupaten Banyuwangi tahun 00 sebagaimana Tabel.. Tabel. Pengusaha pengolahan hasil perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 00 No Jenis Usaha Jumlah Perusahaan (unit)...... 7. 8. 9. Pengalengan ikan Cold Storage Pemindangan > ton Pemindangan < ton Pengasinan Peng-es-an ikan Tepung ikan mekanik Tepung ikan tradisional Pembuatan terasi Pembuatan petis Sumber : DKP Kabupaten Banyuwangi (00) Struktur pemasaran hasil tangkapan biasanya cukup sederhana, dimana nelayan menjual kepada pedagang (pengambek) yang secara struktural memiliki 9 7 7 8 8 8 7

keterikatan sosial dan ekonomi. Rantai pemasaran hasil perikanan tangkap seperti dalam Gambar.. Nelayan Muncar Juragan Darat Pedagang (pengambek) Industri Kecil Pengolahan Ikan Industri Besar Pengolahan Ikan Nelayan Daerah Lain Pedagang Antar Kota Konsumen Akhir Industri Hilir Ekspor Gambar. Rantai pemasaran produk perikanan tangkap.0 Sumberdaya Perairan Area perairan Muncar berada di Teluk Pangpang dan Tanjung Sembulungan. Panjang total garis pantai dalam wilayah Kecamatan Muncar mencapai ± km, dimana -7 km bersifat terbuka dan dan tidak terlindungi tanaman pantai. Berdasarkan countour iso-depth, perairan Selat Bali yang menjadi area operasi penangkapan ikan sebegaian besar nelayan, dibedakan atas kedalaman: (i) 0- m, (ii) kedalaman -0 m, (iii) kedalaman 0-0 m, (iv) 0-00 m, dan (v) kedalaman >00 m (Risjani 00). Muara sungai di bagian selatan yang lebih dominan mempengaruhi Teluk Pangpang adalah muara sungai Stail Selatan, Stail Utara, Wagut, Langgur, dan Curah Koncong. Pada bagian tengah yang mendapat tekanan limbah pemukiman dan industri pengolahan ikan adalah Kalimati dan Kalimoro. Untuk muara Sungai Bomo terletak pada bagian utara yang menjadi batas utara Kecamatan Muncar.

Habitat hutan mangrove yang banyak ditemukan sepanjang Dusun Tratas, Kabatmantren, Krajan, sampai Tegalpare (Desa Wringinputih). Diperkirakan luas total potensi hutan mangrove ± 00 hektar. Namun kondisi saat ini sudah mengalami konversi menjadi lahan tambak intensif. Di daerah Teluk Pangpang banyak dijumpai jenis Rizhophora sp. dan Bruguiera sp. Organisme khas penghuni hutan mangrove banyak ditemukan burung blekok dan kuntul. Di Tanjung Sembulungan ditemukan formasi hutan mangrove dengan luasan terbatas ( hektar) dari jenis Sonneratia sp. (nama lokal: Perepat) dan juga banyak ditemukan pohon ketapang (Terminalia cattapa) di sepanjang pantai (BPPP 00). Habitat terumbu karang banyak ditemukan di Desa Sumbersewu (± 7.8 hektar) dan Tanjung Sembulungan terutama di depan pantai Pasir Putih Pendek (±, hektar), Pasir Putih Panjang (± 0, hektar), Perepat (±, hektar), Tanjung Pasir (± hektar), dan Karang Ente (± 88 hektar). Selain itu, pada bagian tengah perairan Selat Bali juga ditemukan batuan karang berbahaya, yang disebut Takadekin atau Gosong Ratu (± 9 hektar). Daerah ini sering dihindari oleh nelayan purse seine atau payang karena merusak jaring (Susilo dan Hartono 00). Hampir semua habitat terumbu karang di Tanjung Sembulungan penutupannya cukup baik (>70%) dan alami. Organisme penting yang ditemukan adalah kima raksasa (Tridacna spp.) dan kerang mutiara (Blue pearls). Lebar cangkang dari kima raksasa ada yang mencapai ± 0 cm. Namun demikian, berdasarkan laporan petugas perikanan dan masyarakat nelayan bahwa di wilayah terumbu karang diindikasikan penangkapan ikan menggunakan bahan eksplosif (bom ikan) dan potas. Organisme yang ditemukan di Sumbersewu antara lain: udang ronggeng, bintang laut, bulu babi, karang sruo (sejenis bulu babi), teritip, kerang hijau, ikan hias, kepiting, larva udang (benur) dan nener (larva bandeng). Munculnya populasi kerang hijau diduga ada hubungannya dengan meningkatnya jumlah bahan organik yang masuk ke perairan yang berasal dari limbah tambak organik, limbah rumah tangga, dan pabrik pengolahan ikan (Susilo dan Hartono 00).