BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB IV METODE PENELITIAN

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB II KAJIAN LITERATUR...

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB 3 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

USULAN PENINGKATANOVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESINTAPPING MANUAL DENGAN MEMINIMUMKAN SIX BIG LOSSES *

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN COAL FEEDER DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES PLTU PAITON UNIT IX

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN CARDING (Studi kasus: PT. XYZ)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS MESIN RENG

HASBER F. H. SITANGGANG

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

ANALISIS PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PROSES PACKAGING DI LINE 2 (STUDI KASUS PT. MULTI BINTANG INDONESIA.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

Transkripsi:

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret 43 8 35 81.39 April 46 10 36 78.26 Mei 45 11 34 75.55 Juni 44 12 32 72.72 Juli 42 6 36 85.71 Agustus 47 8 39 82.97 September 41 7 34 82.92 Oktober 42 6 36 85.71 November 41 8 33 80.48 Desember 43 9 34 79.06 Persentase nilai dari availability berkisar antara 72,72% - 85,71%, Dengan bulan Juni menjadi terendeh dengan 72.72% dan tertinggi adalah pada bulan januari dan oktober dengan 85.71% 68

69 5.2 Analisa Nilai Performance Rate Mesin Steam Ejector Table 5.2 Nilai Performance Rate Mesin steam ejector Process Standar Speed (Jam/ton) Time Performance Rate Januari 147 0,18 36 73.50 Februari 144 0,18 37 70.05 Maret 174 0,18 35 89.48 April 174 0,18 36 87.00 Mei 150 0,18 34 79.41 Juni 163 0,18 32 91.68 Juli 167 0,18 36 83.50 Agustus 28 0,18 39 12.92 September 101 0,18 34 53.47 Oktober 74 0,18 36 37.00 November 152 0,18 33 82.90 Desember 122 0,18 34 64.58 Persentase nilai Performance Rate berkisar antara 12,92% - 91,60%, Dengan bulan Agustus menjadi yang terendah yaitu 12.92% sedangkan bulan juni menjadi tertinggi dengan 91.68%

70 5.3 Analisa Hasil Rate Of Quality Table 5.3 Hasil Rate Of Quality Processed Reject Rate of Quality Januari 147 9 93,87 Februari 144 8 94,44 Maret 174 13 92,52 April 174 10 94,25 Mei 150 3 98,00 Juni 163 16 90,18 Juli 167 7 95,80 Agustus 28 2 92,85 September 101 3 97,02 Oktober 74 2 97,29 November 152 24 84,21 Desember 122 4 96,72 Persentase nilai Rate Of Quality berkisar antara 96,72% - 98,00%, Dengan bulan November menjadi yang terendah yaitu 84.21% sedangkan bulan Mei menjadi tertinggi dengan 98.00%

71 5.4 Analisa Hasil Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Tabel 5.4 Persentase OEE Availability Performance Rate Rate of Quality OEE Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 85.71 73.50 84.09 70.05 81.39 89.48 78.26 87.00 75.55 79.41 72.72 91.68 85.71 83.50 82.97 12.92 82.92 53.47 85.71 37.00 80.48 82.90 79.06 64.58 93,87 94,44 92,52 94,25 98,00 90,18 95,80 92,85 97,02 97,29 84,21 96,72 59.14 55.70 66.39 63.45 58.80 60.13 68.57 9.95 43.02 30.85 56.19 49.39 Analisa hasil perhitungan overall equipment effectiveness di Indonesia Toray Synthetics dilakukan guna melihat seberapa besar tingkat efektivitas penggunaan mesin steam ejector dari bulan Januari 2016 hingga bulan Desember 2016. Perhitungan nilai overall equipment effectiveness ini merupakan perkalian dari nilai-nilai availabiity, Performance Rate, dan rate of quality product yang didapat dari data-data pendukung yang ada di Indonesia Toray Synthetics. 1. Pada periode 2016 yang dimulai dari bulan Januari hingga Desember diperoleh persentase nilai overall equipment effectiveness (OEE) yang

72 berkisar antara 9,95% - 68,57%. Selain itu adapun persentase nilai dari availability berkisar antara 72,72% - 85,71%, kemudian persentase nilai Performance Rate berkisar antara 12,92% - 91,60%, dan yang terakhir adalah nilai dari rate of quality product berkisar antara 84,21%- 98,00%. 2. Nilai overall equipment effectiveness (OEE) tertinggi yaitu pada bulan Juli yaitu sebesar 68,57%. Hal ini disebabkan karena waktu delay pada bulan November memiliki angka yang kecil, sehingga mendongkrak nilai availability hingga mencapai angka 85,71%. 3. Sedangkan nilai overall equipment effectiveness (OEE) terendah adalah pada bulan Agustus yaitu sebesar 9,95%. Agustus memiliki OEE terendah dikarenakan pada bulan ini produksi mengalami banyak kesalahan sehingga banyak menghasilkan produk cacat, dengan begitu berpengaruh pada persentase rate of quality product yaitu sebesar 92,85% nilai ini menjadi persentase rate of quality product yang paling kecil dibandingkan dengan bulan lainnya. Persentase OEE 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Grafik Nilai OEE OEE Standar OEE

73 Gambar 5. 1 Grafik Nilai OEE 5.5 Analisa Hasil Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Six Big Losses Analisa OEE Six Big Losses merupakan cara agar perusahaan dapat mengetahui faktor apa saja dari keenam faktor six big losses yang memberikan kontribusi terbesar yang mengakibatkan rendahnya efektivitas penggunaan mesin steam ejector yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Analisa dilakukan dengan melihat persentase kumulatif faktor-faktor six big losses terhadap total time loss yang disebabkan dari masing-masing faktor six big losses. Breakdown Losses sebesar 78,62% Rework Losses sebesar 96,66% Setup and Adjusment Losses sebesar 100% Idling Minor Stoppages sebesar 100% Reduced Speed Losses sebesar 100% Reduced Yield Losses sebesar 100% 5.6 Analisa Diagram Sebab Akibat

74 Gambar 5.3 Diagram Sebab Akibat Rework Losses Analisa terhadap faktor yang memberikan kontribusi terbesar yang menyebabkan rendahnya efektivitas mesin steam ejector dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat. Analisa dilakukan dengan cara melihat persentase kumulatif time loss yang telah ditentukan, faktor six big losses ditentukan dari persentase kumulatifnya yang kurang atau sama dengan 80%. Pada mesin steam ejector ini yang menjadi faktor rendahnya efektivitas mesin adalah defect losses. Dan dengan diagram sebab akibat ini dapat diketahui penyebab tingginya nilai faktor rework losses secara menyeluruh. Analisa diagram sebab akibat untuk faktor defect losses adalah sebagai berikut : 1. Mesin/peralatan o Suhu yang melewati batas menyebabkan waktu produksi waktu akan melebihi batas sehingga membuat produk menjadi cacat. o Kurangnya pelumasan pada mesin membuat kinerja mesin jadi terhambat, perputaran tidak lancar akan berakibat pada tidak sempurnanya produksi. o Kurangnya pecekan pada mesin membuat kinerja mesin jadi terhambat, khususnya pada gasket yang menyebabkan kebocoran pada nozzle berakibat pada cacat produk yang fatal. o Sering terjadinya kebocoran maka menyebabkan tetesan yang berakibat pada berkaratnya mesin. Dan menimbulkan kebocoran lain. 2. Manusia o Kejenuhan yang dialami oleh operator menyebabkan hilangnya konsentrasi dalam mengendalikan mesin, tanggung jawab yang sangat lebih pada operator sangat bergantung kepada konsentrasi operator.

75 o Pemanfaatan waktu istirahat yang salah mengakibatkan kurangnya konsentrasi operator, sehingga ketika waktunya kerja operator tidak dapat mengendalikan mesin atau peralatan secara optimal. o Tekanan waktu juga menjadi penyebab operator menjadi tergesa-gesa saat bekerja. Ketika timbul rasa tergesa-gesa mengakibatkan proses menjadi panjang atau bahkan mengakibatkan produk menjadi cacat. 3. Metode Kerja o Pada saat dilakukan setting pada mesin memerlukan ketelitian, karena disaat setting mesin tidak teliti maka pada saat produk mulai diproduksi akan berakibat kecacatan pada produk. o Pencucian setelah proses produksi tidak dilakukan, karena jika tidak dilakukan dalam melakukan washing sedikit saja akan berakibat cacat produk yang fatal. 4. Lingkungan o Ruang kerja yang sangat panas tidak memadai dikarenakan temperature yang tinggi menyebabkan pergerakan operator dalam megoperasikan mesin menjadi tidak nyaman. o Kebisingan yang timbul akibat proses produksi juga dapat menghambat kinerja operator, sangat berpengaruh terhadap operator. 5. Material Ukuran bahan baku atau material yang telah selesai dari proses sebelumnya jika tidak sesuai dengan spesifikasi akan berakibat pada cacat produk, dan akan mengakibatkan warna yang berbeda.

76 5.5 Usulan Penyelesaian Masalah Prinsip ive Maintenance yang digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan produktifitas mesin steam ejector di Indonesia Toray Synthetic adalah dengan cara menghitung nilai overall equipment effectiveness untuk mengetahui faktorfaktor dalam six big losses yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan pada mesin. Dari hasil analisa diagram sebab akibat yang dilakukan, dapat dilihat pada faktor rework losses merupakan faktor utama yang menyebabkan rendahnya efektivitas mesin yang digunakan sehingga perusahaan harus memprioritaskan faktor ini untuk dilakukan perbaikan sebagai langkah awal dalam usaha meningkatkan efektivitas mesin steam ejector. Usulan peningkatan efektivitas mesin dapat dikembangkan melalui hasil analisis langkah-langkah perbaikan terhadap faktor penghambat usaha peningkatan efektivitas mesin. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan antara lain : i. Langkah perbaikan terhadap faktor mesin Ketersediaan mesin-mesin produksi yang siap digunakan untuk memproses suatu produk (availability) itu sangat penting dalam suatu perusahaan khususnya dibidang manufaktur. Mesin yang digunakan tidak boleh mengalami kerusakan yang memakan waktu lama, karena akan mengganggu proses dan akan mempengaruhi tingkat produktifitas. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan mesin adalah : 1. Pemeliharaan Harian Membersihkan mesin bagian luar. Mengganti tipe gasket yang digunakan. Melakukan pengecekan terhadap baut-baut yang sudah longgar.

77 Mengecek kekuatan tekanan pada steam 2. Pemeliharaan an Melakukan pengecekan dan mengganti gasket jika sudah mengalami kebocoran. Melakukan pemeriksaan pada nozzle yang berfungsi untuk mengalirkan tekanan. Melakukan pemeriksaan komponen kelistrikan, mengganti kabel-kabel yang sudah terkelupas. 3. Penggantian mesin baru, jika mesin lama sudah tidak layak untuk dipakai dan tidak mungkin untuk diperbaiki. ii. Langkah perbaikan terhadap faktor tenaga kerja (manusia/operator) Faktor tenaga kerja adalah faktor yang seharusnya mendapat prioritas utama untuk diperhatikan, karena tenaga kerja merupakan bagian dari sistem kerja yang berperan aktif, dengan berbagai kemampuan yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan usaha peningkatan efektivitas mesin. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1. Menempatkan pekerja yang mengerti tentang mesin bukan hanya sekedar menjalankan akan tetapi juga mengerti jika ada kendala pada mesin. 2. Menetapkan operator yang kompeten dalam mengoperasikan mesin steam ejector sehingga dapat terfokus. Karena jika operator berganti ganti akan menimbulkan perbedaan persepsi dalam mengoperasikan mesin steam ejector. 3. Langkah perbaikan terhadap metode kerja

78 antara lain Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam memperbaiki faktor metode kerja 1. Selalu membiasakan melakukan pengecekan ulang ketika sudah setting mesin, selalu memastikan bahwa seluruh komponen sudah terpasang dengan kuat. 2. Mencatat atau memasang papan yang bertuliskan ukuran-ukuran yang diminta untuk spesifikasi produk. Sehingga mengurangi kemungkinan operator lupa terhadap ukuran yang akan dibuat. iii. Langkah perbaikan terhadap faktor lingkungan Langkah-langkah dalam perbaikan faktor lingkungan bisa dengan melakukan cara berikut ini : 1. Ada ruangan khusus yang memiliki suhu yang cocok untuk operator agar menjalankan produksi dapat bekerja secara nyaman. 2. Membiasakan untuk selalu menggunakan dan menyediakan ear plug yang ada di sekitar mesin steam ejector baik itu dihelm atau atau pada ruangan sehingga tidak akan mengganggu operator dalam bekerja. iv. Langkah perbaikan terhadap faktor material Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor material adalah sebagai berikut : 1. Pada saat esterifikasi diperhatikan dengan baik waktu proses yang berlangsung sehingga tidak akan terjadinya panjangnya waktu proses tersebut. Maka dalam proses steam ejector dapat sempurna prosesnya dan dapat diterima baik oleh proses cutting.

79 5.6 Implementasi Evorall Equipment Evectiveness (OEE) 5.4.1 Perbandingan faktor sebelum dan sesudah implementasi Tabel 5.2 Perbandingan Faktor Sebelum dan Sesudah No. Faktor Sebelum Implementasi Sesudah Implementasi Tidak bertanggung jawab atas peralatan pendukung yang telah digunakan Tumbuh rasa memiliki terhadap peralatan yang ada 1 Manusia 2 Metode Kerja 3 Material Lingkungan 4 Kerja Tidak menetap dalam meletakkan peralatan pendukung Bekerja tergesa-gesa karena dituntut target produksi Tidak konsentrasi dalam mengoperasikan mesin Tidak adanya ketetapan dalam pengukuran saat akan mulai produksi Tidak adanya ketetapan urutan dalam melakukan washing mesin Material tidak sesuai waktu, sehingga terjadi lamanya proses produksi Ruang kerja yang sangat panas tidak memadai Lebih mudah dalam menemukan peralatan pendukung Bekerja lebih tenang sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik Berhati-hati sehingga kerusakan mesin dapat diminimalisir Ukuran menjadi rata dalam satu ketetapan tidak ada yang lebih washing berjalan sesuai urutan yang sudah ditetapkan, Adanya quality control untuk mengecek waktu yang berjalan dan material yang sudah layak untuk masuk ke proses selanjutnya Operator dapat bekerja dengan konsentrasi yang

80 No. Faktor Sebelum Implementasi Sesudah Implementasi 5 Mesin dikarenakan temperature yangtinggi menyebabkan pergerakan operator dalam megoperasikan mesin menjadi tidak nyaman Kebisingan yang timbul akibat proses produksi juga dapat menghambat kinerja operator, sangat berpengaruh terhadap operator Berhentinya proses produksi karena gasket kurang baik optimal karena ada ruangan khusu operator Operator bekerja dengan leluasa, karena sudah dilengkapi dengan ear plug Berhentinya proses produksi dapat diminimalisir setelah dilakukan pergantian rutin 5.5.1 Data dan perhitungan nilai OEE setelah dilakukan implementasi Setelah dilakukannya beberapa perubahan sistem pada setiap faktor yang berhubungan dengan proses produksi yaitu faktor pekerja atau manusia, metode kerja, material, lingkungan dan mesin maka berpengaruh terhadap nilai OEE dari mesin steam ejector tersebut. Berikut merupakan data-data yang didapat setelah dilakukannya implemetasi. Tabel 5.6 Data Produksi April 2017 Processed Reject Good April 41 1 40

81 Tabel 5.7 Data Jam Heti Mesin April 2017 Available Time Planned Downtime Waktu Kerusakan Change Over Loss Delay April 88 1 1.00 0.30 2.30 Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Planned April 2017 Available Time Planned Downtime Planned April 88 1 87 Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Downtime April 2017 Waktu Kerusakan Change Over Loss Downtime April 1.00 0.33 1.30 Tabel 5.7 Persentase Availability April 2017 Planned Downtime Time Availability April 87 1.30 84.70 97.35 Tabel 5.8 Persentase Jam Kerja April 2017 Available Time Delay Jam Kerja April 88 2.30 97.35

82 Tabel 5. 9 Hasil Perhitungan Ideal Cycle Time April 2017 Processed Planned Ideal Cycle Time (Jam/ton) April 40 87 2.07 Tabel 5.10 Persentase Performance Rate April 2017 Processed Ideal Cycle Time (Jam/ton) Time Performance Rate April 40 2.07 85.67 99.07 Tabel 5. 11 Persentase Rate Of Quality April 2017 Processed (Pcs) Reject (Pcs) Rate of Quality April 41 1 97.56 Tabel 5. 12 Hasil Perhitungan Nilai OEE April 2017 Availability Performance Rate Rate of Quality OEE April 97.5 99.07 97.56 94.23