BAB 3 Metode Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Desain Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter yang dimaksud adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai subjek penelitian (populasi, sampel, dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam. menampilkan dirinya terhadap orang lain dengan menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PROBLEMATIC INTERNET USE DAN PERCEIVED STRESS PADA REMAJA PENGGUNA TWITTER DI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggunaan internet yang semakin menanjak popularitasnya menimbulkan pro dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

HUBUNGAN ANTARA PROBLEMATIC INTERNET USE DENGAN HAPPINESS PADA MAHASISWA PENGGUNA FACEBOOK DI JAKARTA*

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA SNS DI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas karakteristik subjek, desain penelitian, variabel penelitian,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi dan Karakteristik Sampel. populasi mahasiswa Universitas Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB Metode Penelitian.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis.1.1 Definisi operasional PIU Problematic Internet Use adalah variabel (x) yang akan diukur pada penelitian ini yang hasilnya di dapat melalui nilai atau skor total yang di dapat menggunakan alat ukur Problematic Internet Use atau yang di sebut GPIUS2..1.2 Definisi operasional Cogntive Distortion Cogntive Distortion adalah variabel (y) yang akan di ukur menggunakan alat ukur dari Cogntive Distortion yang disebut dengan Cogntive Distortion Scale. Hasil serta skor nilai dari pengukuran Cogntive Distortion Scale akan menunjukkan apakah terdapat hubungan antara subjek yang diteliti dengan variabel Cogntive Distortion.1. Hipotesis H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Cognitive Distortion dengan Problematic Internet Use pada remaja pengguna Facebook di Jakarta. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Cognitive Distortion dengan Problematic Internet Use pada remaja pengguna Facebook di Jakarta..2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling.2.1Karakteristik subjek penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 11-15 tahun (Papalia, 2004). Subjek memiliki akun Facebook, dan merupakan siswi-siswi SMP karena dianggap sesuai dengan usia dimana kognitif dan sosial emosionalnya sedang dalam masa perkembangan (Santrock, 200)..2.2 Teknik Sampling Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Teknik nonprobilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap

18 unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Namun dalam penelitian ini menggunakan kriteria Convenience Sampling karena peneliti memilih individu sebagai responden dalam penelitian ini berdasarkan kesediannya serta kemauannya untuk merespon (Gravetter & Forzano, 2012).. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dimana penelitian hanya ingin melihat hubungan diantara kedua variabel, tanpa melakukan usaha untuk mengontrol, manipulasi atau menggangu kedua variabel tersebut, dan melakukan metode kuantitatif yaitu metode pengukuran dengan melakukan perhitungan data dan menggunakan Coeffiecient Correlation untuk melihat hubungan diantara kedua variabel (Gravetter & Forzano, 2012)..4 Alat Ukur Penelitian Penelitian ini menggunakan General Problematic Internet Use2 (GPIUS2) dari Caplan (2010) untuk mengukur variabel Problematic Internet Use dan Cogntive Distortion Scale (CDS) untuk mengukur variabel Cogntive Distortion (Briere, 2001)..4.1 Alat ukur GPIUS2 GPIUS2 merupakan alat ukur yang di konstruk oleh Caplan untuk mengukur variabel Problematic Internet Use. Memiliki 15 item dengan setiap item menggunakan skala likert, yang terbagi menjadi 4 poin, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, Setuju, 4 Sangat setuju. Pilihan jawaban tersebut masing-masing mewakili skor, yang nantinya akan menjadi skor total melalui penjumlahan dari jawaban setiap responden. Selain itu GPIUS2 memiliki 5 konstruk didalamnya yaitu Preference for Online Social (POSI), Mood Regulation(MR), Cognitive Preoccupation(CP), Compulsive Internet Use(CIU), Negative Outcomes(NO) (Caplan, 2010)..4.2 Alat ukur Cogntive Distortion Scale (CDS) Alat ukur yang di gunakan untuk mengukur variabel Cogntive Distortion adalah Cogntive Distortion Scale. Alat ukur ini dikonstruk oleh Brier (1997), memiliki 40 items, dan terbagi kedalam 5 domain diantaranya Self-Criticism (SC) yaitu harga diri yang rendah dan selfdevaluationseperti yang diungkapkan dalamkecenderungan untukmengkritik

19 ataumerendahkandiri sendiri. Self Blame (SB) sejauh mana respondenmenyalahkandirinya sendiridengannegatif, peristiwa yang tidak diinginkan dalamhidupnya, termasukperistiwa di luar kontrolresponden. Helplessness (HLP) persepsi tidak mampumengontrol aspek-aspekpenting dari kehidupanseseorang. Hopelessness (HOP) sejauh mana respondenpercaya bahwamasa depan yang suramdanbahwa iaditakdirkan untuk gagal. Preoccupation With Danger (PWD) kecenderungan untuk melihatdunia, terutamadomaininterpersonal,sebagaitempat yang berbahaya (Briere, 2001)..4. Validitas & Realibilitas Alat Ukur.4.4 Validitas GPIUS2 Validitas dari GPIUS2 dilihat dengan melalui dua tahapan, yaitu dengan melakukan validitas konten dan face validity. Validitas konten dilakukan dengan cara melakukan expert judgment. Expert judgment dilakukan dengan meminta bantuan terhadap dosen Universitas Bina Nusantara yaitu ibu Esther Widhi Andangsari, M.Psi., Psi, untuk melihat dan memberikan saran atas seberapa baiknya alat ukur yang akan digunakan. Dari hasil expert judgment tidak diperlukan lagi perbaikan, dikarenakan isi dari alat ukur GPIUS2 tersebut sudah baik dan sudah pernah digunakan dipenelitian sejenis sebelumnya. Setelah tahapan expert judgment telah dilakukan selanjutnya adalah melakukan face validity. Dimana alat ukur tersebut nantinya akan dilakukan uji keterbacaan terlebih dahulu, terhadap kurang lebih sekitar lima responden remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka memahami isi dari alat ukur tersebut..4.5 Realibilitas GPIUS2 Alat ukur Problematic Internet Use menggunakan alat ukur yang bernama GPIUS2.GPIUS2 terdiri dari 15 item dan memiliki realibilitas total sebesar α =.91.Memilliki empat dimensi yaitu Preference for Online Social Interaction (POSI) dengan α=0,82, Mood Regulation dengan α=0,86, Cognitive Preoccupation dengan α=0,86, Compulsive Internet Use dengan α=0,86, serta Negative Outcomes dengan α=0,8 (Caplan, 2010). Selain dari realibilitas yang terdapat pada alat ukur asli yang dikembangkan oleh Caplan (2010) telah ada penelitian lainnya yang menggunakan alat ukur GPIUS2 ini. Penelitian ini merupakan penelitian sejenis, namun memiliki perbedaan pada subjek penelitiannya. Subjek penelitian ini juga menggunakan remaja, namun pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).

20 Hasil dari penelitian tersebut menjabarkan realibilitas total sebesar α=0,85 (Andangsari, 201). Untuk melihat lebih jelasnya mengenai alat ukur GPIUS2 berikut adalah blue print dari alat ukur GPIUS2 yang telah di konstruk oleh Caplan (2010). Selain itu setelah melakukan uji coba penyebaran data pilot, terhadap 2 siswa dan siswi SMP di wilayah Jakarta Utara, Timur, Selatan, Barat dan Pusat diperoleh hasil realibilitas total GPIUS2 sebesar α=0,84 dari N=2 responden. Dari hasil uji coba penyebaran data pilot menunjukkan bahwa hasil reliabilitas relatif sama dengan Andangsari (201). Sedangkan realibilitas per domain dari hasil uji coba penyebaran data pilot tersebut diperoleh untuk Preference for Online Social Interaction (POSI) sebesar α=0,75, Mood Regulation sebesar α=0,69, Cognitive Preoccupation sebesar α=0,76, Compulsive Internet Use α=0,50, dan Negative Outcomes sebesar α=0,50. Jika dibandingkan dengan realibilitas domain dari GPIUS2 yang di konstruk oleh Caplan (2010), maka realibilitas hasil dari penyebaran data ini termasuk rendah namun masih terbilang baik. Table.1 Blue Print GPIUS2 Domain Preferencefor onlinesocial interaction (POSI) (a =.82) Mood regulation (a =.86) Cognitive Preoccupation (a =.86) Compulsive Internet Use (a =.87) Penjelasan Mengukur preferensi individu yang ditandai oleh keyakinan individu bahwa interaksi secara online lebih nyaman daripada interaksi bertatap muka. Mengukur regulasi mood menjadikannya prediktor yang signifikan terhadap hasil negatif dalam penggunaan internet. Mengukur aspek kognitif yang mengacu pada pola pikir obsesif terhadap penggunaan internet. Mengukur aspek regulasi yang berkaitan dengan kompulifitas penggunaan internet pada individu. Jumlah Item Negative Outcomes (a =.8) Hasil negatif dari penggunaan internet secara berlebihan.

2 Sumber: Caplan (2010).4.6 Validitas Cogntive Distortion Scale (CDS) Sama seperti alat ukur sebelumnya, validitas CDS juga dilihat melalui dua tahapan yaitu konten validity dan face validity. Pada tahapan konten validity sama seperti alat ukur sebelumnya yaitu melakukan expert judgment. Expert judgment dilakukan dengan meminta bantuan terhadap dua dosen dari Universita Bina Nusatara yaitu kepada Ibu Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi, M.Psi dan Ibu Greta Vidya Paramita, M.Psi (Psikolog). Hasil expert judgment menunjukkan bahwa pada alat ukur CDS memerlukan perbaikan hanya dibagian kalimatnya saja. Seperti kalimat yang tadinya menggunakan kata sering karena pada alat ukur asli yang dikonstruk oleh Caplan (2010) tidak menggunakan frekuensi. Kemudian kata merasa harus dihilangkan, karena CDS merupakan alat ukur yang mengukur kognitif bukan perasaan. Kemudian terdapat hasil dari expert judgment lainnya yang dilakukan oleh praktisi dari LPTUI yaitu ibu Adysti Kencana Putri, S.Psi. Hasil dari expert judgment yaitu diperlukannya perbaikan untuk mengganti semua kalimat yang sebelumnya menggunakan anda menjadi menggunakan mu dan tidak menggunakan kata saya tapi kalimat langsung (tidak aktif) karena ini pikiran, bukan perasaan serta perbuatan. Kemudian tahapan selanjutnya melakukan face validity yang juga diujikan terhadap kurang lebih lima responden remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka mengerti isi dari alat ukur tersebut serta tidak ditemukannyan kesulitan dalam pengerjaannya, item-itemnya pun tidak ada yang membutuhkan revisi atau perubahan..4.7 Realibilitas Cogntive Distortion Scale (CDS) Cognitive DistortionScale memilki realibilitas total sebesar α=0,96, nilaialphasebesar inimenunjukkanreliabilitaskonsistensi internalyang sangat tinggi (Briere, 2001). Sedangkan realibilitas setiap domainnya yaitu untuk Self Criticism sebesar α=0,89, Self Blame sebesar α=0,97, Helplessness sebesar α=0,9, Hopelessness sebesar α=0,94, dan Preoccupation With Danger sebesar α=0,98 (Briere, 2001). Untuk melihat lebih jelasnya mengenai alat ukur CDS, berikut adalah blue print dari Cognitive DistortionScale yang telah dikonstruk oleh Briere, (2001). Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penyebaran data pilot terhadap 17 siswa dan siswi SMP di wilayah Jakarta Timur, Selatan, Barat telah diperoleh hasil realibilitas total CDS

22 sebesar α =0,94 dari N=17 responden. Sedangkan realibilitas per domain dari hasil pilot tersebut diperoleh untuk Self criticism sebesar α=0,82, Self Blame α=0,8, Helplessness sebesar α=0,79, Hopelessness α=0,79, dan Preoccupation With Danger (PWD) sebesar α=0,80, dengan masing-masing total N=17 responden. Jika dibandingkan dengan realibilitas domain dari CDS yang di konstruk oleh Briere, maka realibilitas hasil dari penyebaran data ini termasuk rendah namun masih dapat diterima. Table.2 Blue Print Cogntive Distortion Scale Domain Penjelasan Jumlah Item Self-Criticism (SC) (α =0,89) Mengukur low self esteem dan self devaluation, kecenderungan untukmengkritik ataumerendahkandiri sendiri,baik secara internal maupunkepada orang lain. Skor 8 = (1,6,11,16,21, 26,1,6) tinggiseringmencerminkanpandangandirisebagaisecara intrinsik buruk, tidak menarik, bodoh, atau tidak dapat diterima. Self-Blame (SB) (α =0,97) Mengukur sejauh mana respondenmenyalahkandirinya sendiriuntuk kejadianyang tidak diinginkannegatif yangtelahterjadidalamhidupnya. Inimungkin termasukmenyalahkandiri sendiriuntuk pengalamanmerugikanyangdi luar kendaliseseorang. 8 = (2,7,12,17,22, 27,2,7) Helplessness (HLP) (α =0,9) Menyentuhpersepsiatas ketidak mampuanmengontrol aspek-aspekpenting dari kehidupanseseorang. Individu denganskor tinggicenderungmenganggap bahwausaha merekaakan berhasil,kadang-kadang menyebabkansikap 8= (,8,1,18,2, 28,,8) pasifdalam menghadapitantanganatau bahaya. Hopelessness (HOP) (α =0,94) Mengukursejauh manarespondenpercayabahwamasa depanyang suramdanbahwa iaditakdirkan untukmenderitaatau gagal. Individu dengannilai skalatinggisering dicirikansebagaipesimisdanmungkin 8= (4,9,14,19,24, 29,4,9)

2 gagal untukbertahan dalamkegiatanyang membutuhkanharapanhasilmasa depan yang positif. Preoccupation Mengevaluasikecenderunganuntuk melihatdunia, With Danger terutamadomaininterpersonal,sebagaitempat yang (PWD) berbahaya. Individu denganskorpwdtinggimungkin (α =0,98) menganggap bahwakeadaan tidak berbahaya,mengandungrisiko hasilemosional ataufisik yangnegatif. Sumber: Briere (2001) 8 = (5,10,15,20,2 5,0,5,40).5 Prosedur.5.1 Persiapan penelitian Persiapan penelitian diawali dengan melakukan penyebaran Kuesioner survey pada tanggal 10 Maret 2014 untuk melihat seberapa besar penggunaan situs jejaring sosial di Jakarta. Kuesioner disebarkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Jakarta Timur, Selatan, dan Barat. Dengan cara menemui langsung setiap siswa di setiap sekolah yang telah di tentukan dan meminta para responden untuk memberikan respon terhadap kuesioner yang telah di sediakan. Setelah itu pada tanggal 10 April 2014 barulah melakukan wawancara terhadap beberapa siswa dan siswi SMP. Kemudian dilanjutkan dengan mengolah data, yang didapatkan melalui pelaksanaan penyebaran kuesioner survei dan wawancara terhadap beberapa siswa dan siswi. Persiapan penelitian ini dilakukan hanya untuk menentukan variabel yang akan diteliti dan menentukan subjek yang akan dipergunakan. Kemudian mengumpulkan literatur-literatur sebanyak mungkin dari penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti jurnal, buku, dan skripsi terdahulu. Kemudian setelah mendapatkan lebih dari cukup kajian teori-teori dari penelitian terdahulu, peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti melakukan tahapan expert judgment untuk melihat valid atau tidaknya kedua alat ukur yang akan dipergunakan oleh peneliti. Setelah melakukan expert judgment peneliti melakukan tahapan face validity untuk melihat uji keterbacaan dari kedua alat ukur yang akan dipergunakan.

24.5.2 Pelaksanaan penelitian Pada tahapan ini pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 24-28 Juni 2014, peneliti melakukan penyebaran kuesioner ke SMP di lima wilayah Jakarta. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk booklet, namun didalam booklet tersebut tidak hanya terdapat alat ukur GPIUS2 dan CDS, namun ada beberapa alat ukur lainnya, hal tersebut dikarenakan penelitian ini tergabung didalam payung penelitian. Kemudian setelah pelaksanaan pengambilan data telah selesai dilakukan, peneliti melanjutkan dengan melakukan pengolahan data terhadap data yang diperoleh dari hasil ujicoba penyebaran data. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan kajian literatur menggunakan jurnal, buku dan skripsi atau penelitian terdahulu untuk melakukan analisis terhadap kedua variabel dengan menggunakan teori-teori yang di dapatkan melalui kajian literatur..5. Teknik pengolahan data Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik coefficient correlation untuk melihat kekuatan hubungan antara kedua variabel dan menggunakan Spearman Correlation untuk melihat hubungan diantara kedua variabel (Gravetter & Forzano, 2012).