HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

SURAKARTAA ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA SISWA DI SEKOLAH

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

Melisa dan Astrini Universitas Bina Nusantara, DKI Jakarta, ABSTRAK

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HALAMAN JUDU L PERAN KETERLIBATAN ORANG TUA DAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA TESIS HALAMAN JUDUL

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Maret 2013, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SANTRI ASRAMA MTs PONDOK PESANTREN PABELAN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : HANUNG ADI WIBOWO F 100 120 013 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

iv

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA Hanung Adi Wibowo Dra. Juliani Prasetyaningrum., M. Si, Psi hanungadiwibowo@yahoo.com Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki beragam aktivitas dan tugas yang bervariasi. Manusia terkadang merasa semangat untuk melakukan sesuatu dan terkadang sebaliknya yaitu merasa malas. Perasaan malas mampu mendorong seseorang untuk menunda tugasnya, sehingga tugas menjadi menumpuk. Perilaku menunda tugas atau yang disebut dengan prokrastinasi bukanlah suatu fenomena atau perilaku yang baru. Seseorang sering menunda waktu, kegiatan, pekerjaan bahkan penyelesaian tugas akademik. Menunda penyelesaian tugas akademik pada siswa biasa disebut dengan prokrastinasi akademik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik. 2) untung mengetahui tingkat atau kondisi regulasi emosi. 3) untuk mengetahui tingkat atau kondisi prokrastinasi. 4) peran atau sumbangan efektif regulasi emosi terhadap prokrastinasi. Subek penelitian ini adalah 119 siswa SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah. Yang terdiri dari dua kelas IPA dan dua kelas IPS. Metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis cluster random sampling. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala regulasi emosi dan prokrastinasi akademik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 For Windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi -0,344 dengan sig = 0,000; (p < 0,001) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah. Sumbangan efektif atau peranan regulasi emosi terhadap prokrastinasi akademik sebesar 11,8% sisanya 88,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel prokrastinasi akademik memiliki rerata empirik (RE) sebesar 58,30 sehingga memiliki kategori yang tergolong rendah, sedangkan variabel regulasi emosi diketahui memiliki rerata empirik (RE) sebesar 88,01 sehingga memiliki kategori yang tergolong tinggi. Kata kunci : Regulasi Emosi, Prokrastinasi Akademik. 1

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL REGULATION IN STUDENT HIGH SCHOOL ACADEMIC PROCRASTINATION Hanung Adi Wibowo Dra. Juliani Prasetyaningrum. M. Si, Psi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta hanungadiwibowo@yahoo.com Abstracts In everyday life, people have a variety of activities and tasks were varied. People sometimes feel a passion to do something, and sometimes the opposite of feeling lazy. Feeling lazy could encourage someone to delay its work, so the task becomes accumulate. Behavior postpone tasks or called procrastination is not a new phenomenon or behavior. Someone often delay the time, activity, occupation and even academic task completion. Delaying the completion of academic assignments to students commonly referred to academic procrastination. The purpose of this study was 1) to determine the relationship between emotion regulation with academic procrastination. 2) profit determine the level or conditions of emotion regulation. 3) to determine the level or conditions of procrastination. 4) the role of emotion regulation or effective contribution towards procrastination. Subek this study was 119 students of SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Central Java. Which consists of two classes and two classes IPA IPS. The data collection method used in this research is to use the cluster random sampling. The method of using a quantitative approach to measuring devices emotion regulation scale and academic procrastination. Data analysis techniques used in this study was the correlation of Pearson Product Moment by using SPSS 16 for Windows. Based on the analysis of data obtained with a correlation coefficient of - 0.344 sig = 0,000; (P <0.001) means that there is a significant negative relationship between emotion regulation with academic procrastination in SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Central Java. Effective contribution or the role of emotion regulation on academic procrastination remaining 11.8% 88.2% influenced by other factors. Variable academic procrastination has the empirical mean (RE) amounted to 58.30 so you have categories is low, while the variable of emotion regulation is known to have a mean empirical (RE) amounted to 88.01 so that it has a relatively high category. Keywords: Emotion Regulation, Academic Procrastination 2

1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki beragam aktivitas dan tugas yang bervariasi. Manusia terkadang merasa semangat untuk melakukan sesuatu dan terkadang sebaliknya yaitu merasa malas. Perasaan malas mampu mendorong seseorang untuk menunda tugasnya, sehingga tugas menjadi menumpuk. Perilaku menunda tugas atau yang disebut dengan prokrastinasi bukanlah suatu fenomena atau perilaku yang baru. Seseorang sering menunda waktu, kegiatan, pekerjaan bahkan penyelesaian tugas akademik. Menunda penyelesaian tugas akademik pada siswa biasa disebut dengan prokrastinasi akademik. SMA N 1 Teras merupakan salah satu SMA berprestasi di Boyolali, banyak prestasi yang pernah diraih selain itu banyak Alumni SMA Negeri 1 Teras yang diterima di perguruan tinggi favorit. Hal ini memunculkan persepsi masyarakat bahwa prokrastinasi di SMA tersebut tergolong rendah. Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa SMA N 1 Teras kelas XI pada tanggal 2 april 2016 sebanyak 30 siswa yang dipilih secara acak berdasarkan pertanyaan Ketika diberi tugas dari guru kapan anda mulai mengerjakan? 18 orang siswa menjawab mengerjakan tugas malam hari sebelum dikumpulkan, 6 orang siswa menjawab mengerjakan pagi di sekolah sebelum tugas dikumpulkan dan 6 orang siswa menjawab langsung mengerjakan setelah tugas di berikan. Menurut hasil wawancara terhadap 10 siswa kelas XI jika ada tugas dari guru yang dilakukan seusai pulang sekolah adalah bermain, nonton TV, mengerjakan tugas, main game online, nongkrong. beberapa siswa tidak langsung mengerjkan tugas dengan alasan waktu pengumpulan tugas masih lama. Perasaan siswa ketika diberi banyak tugas dari sekolah adalah cemas, takut, bingung, stress dan beberapa siswa mengatakan biasa saja dikerjakan semampunya. Kendala yang dihadapi siswa saat mengerjakan tugas adalah sulitnya mencari literatur, buku materi, deadline beberapa tugas bersamaan, materinya susah, melawan rasa malas, tidak cocok dengan gurunya. Konsekuensi yang di terima siswa ketika terlambat mengerjakan tugas adalah penurunan nilai akhir, mendapatkan tugas susulan, hukuman tidak boleh mengikuti pelajaran. Dari data di atas menunjukan bahwa 3

adanya indicator prokrastinasi akademik yang dilakukan siswa dalam hal menunda mengerjakan tugas dan melakukan aktivitas lain. Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan adalah salah satu bentuk pemanfaatan peluang yaitu memanfaatka waktu yang diberikan dengan efektif. Pemanfaatan waktu yang tidak efektif dapat menjadikan siswa tersebut terlambat dalam menyelesaikan tugasnya yang berdampak penurunan pada nilai akhir sesuai dengan apa yang disebut dengan prokrastinasi akademik yang dapat diartikan sebagai penundaan dalam bidang akademik. Ghufron dan risnawita (2010) memberikan definisi prokrastinasi akademik sebagai salah satu jenis penundaan yang berhubungan dengan tugas formal dalam lingkup akademik. Sedangkan Ferrari, Johnson, dan mc cown (1995) menyebutkan prokrastinasi sebagai sebuah tindakan menunda kegiatan, khususnya pada saat memiliki alasan yang jelas. Sementara itu burka dan yuen (1983) menyebutkan prokastinasi akademik yang dilakukan oleh individu dapat menjadi sebuah strategi ketika berhadapan dengan masalah atau situasi yang menimbulkan stress. Prokrastinasi akan melindungi individu tersebut dari perasaan cemas dan takut gagal. Berdasarkan teori kognitif dan behavioral kognitif Ferrari (Dalam Ghufron Dan Risnawita, 2010) individu melakukan prokrastinasi akademik bukan karena ketidakmampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, tetapi individu tersebut melakukan prokrastinasi dikarenakan tidak mau dikatakan mempunyai kemampuan yang kurang atas hasil kerjanya sehingga menjadi tidak serius dalam mengerjakan tugas, yaitu dengan menunda nunda menyelesaikannya. Boice (1996) menambahkan prokrastinasi memiliki dua karakteristik, pertama prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting dan sulit dari pada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan dan menimbulkan sedikit kecemasan. Kedua prokrastinasi dapat berarti juga menunggu waktu yang tepat untuk mengerjakan agar lebih maksimal dan meminimalkan resiko yang akan terjadi dibandingkan apabila dilakukan sesuai dengan target waktu. Prokrastinasi dapat mengurangi stres akibat tuntutan tugas, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan mendekati batas waktu penyelesaian tugas 4

tingkatan stres pada prokratinator akan meningkat dan kian bertambah. Hal tersebut seperti diampaikan dalam penelitian yang disampaikan oleh Gunainata, Nanik, Hari (2008) menyaakan bahwa prokrainasi dapat memberikan konsekueni positif namun hanya bersifat sementara, yaitu dapat mengatai stres dan bad mood akan tetapi seiring berjalannya waktu dan mendekati masa pengumpulan tugas stres yang dialami prokrastinator akan terus meningkat dan menimbulkan rasa cemas. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubunganan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA Negeri 1 Teras, untuk mengetahui seberapa besar tingkat atau kondisi regulasi emosi, untuk mengetahui seberapa besar tingkat atau kondisi prokrastinasi, dan berapa banyak peran atau sumbangan efektif regulasi emosi terhadap prokrastinasi akademik. 2. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala dengan variable bebas regulasi emosi dan variable tergantung prokrastinasi akademik. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA negeri 1 Teras. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI ips sebanyak 2 kelas dan kelas ipa sebanyak 2 kelas berjumlah 119 siswa. Subjek dipilih dengan teknik cluster random sampling. Alasan menggunakan teknik cluster random sampling karena subjek terbagi dalam kelompok kelompok, dan teknik tersebut sering digunakan dalam lingkungan pendidikan. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka alat pengumpul data atau alat ukur yang digunakan berupa skala. Skala prokrastinasi akademik yang dimodifikasi dari skala Novita (2015) yang dikemukakan oleh Ferrari (1994) yang meliputi aspek melakukan penundaan, keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, kesenjangan antara waktu rencana dan waktu aktual, dan melakukan aktifitas lain. sebanyak 28 aitem yang terdiri dari 14 aitem favorable dan 14 aitem unfavorable. Kemudian skala yang kedua adalah skala regulasi emosi yang di modifikasi dari Izza (2015) berdasarkan aspek dari Thomshon yang meliputi 5

aspek emotion monitoring, emotion evaluating, emotion modification. yang berisi 30 aitem terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable. Uji instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dalam penenlitian ini menggunakan validitas aiken, Dari hasil penilaian professional judgment expert kemudian dianalisis menggunakan formula Aiken s. Skala regulasi emosi dan skala prokrastinasi akademik ini menggunakan batas nilai valid sebesar 0,6. Untuk aitem dengan hasil validitas dibawah 0,6 (<0,6) tidak layak dimasukkan sebagai alat ukur penelitian. Sedangkan aitem dengan hasil validitas sama atau lebih besar dari 0,6 ( 0,6) layak dimasukkan dalam skala penelitian.. Uji reliabilitas yang digunakan adalah uji cronbach alpha. Penelitian ini dianalisis menggunakan menggunakan teknik koefisien korelasi product moment pada program SPSS 16.0 0 for windows untuk mengetahui korelasi antar variabel, yaitu variabel regulasi emosi dan prokrastinasi akademik. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis formula Aiken s dan analisis produk moment dari Carl Pearson dengan bantuan program SPSS 16 for wimdows dapat diketahui bahwa: 3.1 Uji Validitas Dan Reabilitas Tabel 1.Sebaran Aitem regulasi emosi Setelah Uji Validitas ASPEK Memonitor emosi Mengevaluasi emosi Memodifikasi emosi Jumlah Jumlah aitem valid Favourable Unfavourable 3 4 8 7 4 4 15 15 Hasil analisis skala regulasi emosi menunjukan bahwa terdapat 30 aitem yang valid. 6

Tabel 2.Sebaran Aitem prokrastinasi akademik Setelah Uji Validitas ASPEK Melakukan penundaan Jumlah aitem valid Favourable Unfavourable 4 3 Mengalami keterlambatan mengerjakan tugas 2 3 Kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja 4 4 Melakukan aktifitas lain 4 4 Jumlah 14 14 Hasil analisis skala prokrastinasi akademik menunjukan bahwa terdapat 28 aitem yang valid Tabel 3.Hasil Reliabilitas Skala regulasi emosi dan prokrastinasi akademik Variabel Regulasi emosi Prokrastinasi akademik Nilai Conbrach Alpha Jumlah item valid 0,809 30 0,875 28 Koefisien reliabilitas (α) berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Sekalipun bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel, namun dalam kenyataan pengukuran psikologi koefisien sempurna yang mencapai angka = 1,00 belum pernah dijumpai (Azwar, 2012). Hasil analisis skala regulasi emosi menunjukan α = 0,809 dan skala prokrastinasi akademik menunjukan α = 0,875 yang berarti kedua alat ukur tersebut reliable atau dapat dipercaya. 7

3.2 Uji Asumsi Tabel 4. Uji Normalitas Nilai Variabel Kolmogorov- Smirnov Z Signifikansi Regulasi emosi 1,128 0,157 Prokrastinasi akademik 0,844 0,474 Hasil analisis data menunjukkan variabel regulasi emosi dan prokrastinasi akademik memenuhi distribusi normal atau mewakili subjek dalam populasi tersebut. 3.3 Uji Linearitas Tabel 5. Uji Linearitas Nilai F Signifikansi Linear 17.233 0,000 Hasil analisis data menunjukkan bahwa antara variabel regulasi emosi dengan variabel prokrastinasi akademik bersifat linear (searah) 3.4 Uji Hipotesis Tabel 6. Correlations (Uji Hipotesis) Variabel Nilai Pearson Correlation Signifikansi Regulasi emosi -0,344 0,000 Prokrastinasi akademik -0,344 0,000 Analisis yang dilakukan menunjukan hasil bahwa hubungan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teras adalah rxy = -0,344 dengan p = 0.000 (p < 0.01). Dari hasil analisis diketahui bahwa Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik pada siswa. Hal ini berarti regulasi emosi mempengaruhi 8

prokrastinasi akademik, semakin tinggi tingkat regulasi emosi, semakin rendah prokrastinasi akademik pada siswa, demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat regulasi emosi, semakin tinggi prokrastinasi akademik pada siswa. Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap prokrastinasi akademik sebesar 11,8% ditunjukkan oleh koefiensi determinasi (r²) atau nilai R square sebesar - 0,344. Masih terdapat 88,2% faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi akademik. Hasil ini menunjukkan bahwa regulasi emosi dengan segala aspek yang terkandung didalamnya cukup memberikan kontribusi terhadap prokrastinasi akademik, meskipun prokrastinasi akademik tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Ghufron dan risnawita (2010) menyebutkan factor factor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah factor internal dan factor eksternal. Factor internal meliputi kondisi fisik individu, kondisi psikologis individu. Factor eksternal meliputi gaya pengasuhan orang tua, kondisi lingkungan. Selain itu Surijah dan Tjundjing (2007) menyebutkan aspek yang dapat berpengaruh pada perilaku prokrastinasi salah satunya adalah emotional distress (perasaan cemas yang ditimbulkan dari konsekuensi negative melakukan prokrastinasi), Kondisi psikologis ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat memberikan tekanan yang membuat proses pengerjaan tugas sekolah terlambat untuk itu procrastinator harus dapat meregulasi emosinya agar tetap tenang dan focus menyelsaikan tugas. Matsomoto (2006) mendefinisikan regulasi emosi sebagai kemampuan individu dalam mengelola dan memodifikasi reaksi emosi yang bertujuan untuk mencari hasil yang telah ditargetkan. Selain itu Gross dan Thompson (2007) menyebutkan bahwa regulasi emosi dapat mengurangi, mengintensifkan atau mempertahankan emosi yang ada pada individu tergantung pada tujuan individu itu sendiri. Individu yang mampu memonitor emosi, mengevaluasi emosi, dan memodifikasi emosinya sehingga individu terhindar dari perilaku negative (prokrastinasi akademik) 9

3.5 Kategorisasi Tabel 7. Kategorisasi, frekuensi, dan prosentase regulasi emosi Interval Skor Kategori Rerata Empirik Frekuensi Prosentase 30 x< 48 Sangat rendah 0 0% 48 x< 66 Rendah 0 0% 66 x< 84 Sedang 28 23,5 % 84 x< 102 Tinggi 88,01 88 73,9% 102 x< 120 Sangat tinggi 3 2,5% TOTAL 119 100% Berdasarkan kategorisasi regulasi emosi diketahui bahwa 23,5% (28orang) memiliki regulasi emosi yang tergolong sedang; 73,9% (88orang) memiliki regulasi emosi yang tergolong tinggi 2,5% (3orang) memiiki regulasi emosi yang tergolong sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa kelas XI sma negeri 1 teras sudah memenuhi aspek aspek regulasi emosi seperti yang dikemukakan oleh (Thompson, 1994) yang meliputi memonitor emosi, mengevaluasi emosi, dan memodifikasi emosi. Tabel 8. Kategorisasi, frekuensi, dan prosentase prokrastinasi akademik Interval Skor Kategori Rerata Empirik Frekuensi Prosentase 28 x< 44,8 Sangat rendah 4 3,4% 44,8 x< 61,6 Rendah 58,30 69 58,0% 61,6 x< 78,4 Sedang 45 37,8% 78,4 x< 95,2 Tinggi 1 0,8% 95,2 x< 112 Sangat tinggi 0 0% TOTAL 119 100% Berdasarkan kategorisasi skala prokrastinasi akademik diketahui bahwa 3,4% (4orang) memiliki prokrastinasi akademik yang tergolong sangat rendah; 58,0% (69orang) memiliki prokrastinasi akademik yang tergolong rendah; 37,8% (45orang) memiiki prokrastinasi akademik yang tergolong sedang; 0,8% (1orang) 10

memiliki prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi. Ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi rendah. Namun bedasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa SMA N 1 Teras kelas XI pada tanggal 2 april 2016 sebanyak 30 siswa yang dipilih secara acak berdasarkan pertanyaan Ketika diberi tugas dari guru kapan anda mulai mengerjakan? 18 orang siswa menjawab mengerjakan tugas malam hari sebelum dikumpulkan, 6 orang menjawab mengerjakan pagi di sekolah sebelum tugas dikumpulkan dan 6 orang siswa memilih langsung mengerjakan setelah tugas di berikan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat prokrastinasi akademik dalam kategori tinggi, perbedaan hasil pengkatogorisasian ini disebabkan karena ketika pengambilan data awal peneliti hanya bedasarkan satu pertanyaan dari aspek keterlambatan dalam mengerjakan tugas sedangkan ketika penelitian peneliti menggunakan skala lengkap berdasarkan aspek aspek prokrastinasi akademik menurut (Ferrari dkk, 1995) yang meliputi penundaan memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja, dan melakukan aktifitas lain. 4. PENUTUP Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini sebagai berikut: 1). Ada hubungan negative yang signifikan antara regulasi emosi dengan prokrastinasi akademik. 2). Tingkat regulasi emosi yang dimiliki siswa tergolong tinggi. 3). Tingkat prokrastinasi akademik yang dimiliki siswa tergolong rendah. 4). Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap prokrastinasi akademik sebesar 11,8 % yang berarti masih terdapat 88,2% factor lain yang mempengaruhi prokrastinasi akademik diluar regulasi emosi. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka penulis memberikan saran saran yang diharapkan dapat bermanfaat yaitu: 1). Bagi siswa, berdasarkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi siswa terutama dalam mempertaahankan regulasi emosi dengan memperhatikan aspek aspek berikut: a). Aspek memonitor emosi (emotion monitoring) di harapkan siswa menyadari dan memahami emosi yang 11

muncul pada diri sendiri. b). Aspek mengevaluasi emosi (emotion evaluating) diharapkan siswa dapat mengelola dan menyeimbangkan emosi yang dialaminya sehingga siswa tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam dengan emosi yang dirasakannya yang bisa membuat siswa tidak berfikir secara rasional. c). Aspek memodifikasi emosi (emotion modification) diharapkan siswa dapat mengubah emosi yang dirasakannya sehingga memotivasi diri siswa dan mampu menumbuhkan sikap optimis pada diri untuk dapat bertahan dalam masalah yang membebaninya, mampu untuk terus berjuang ketika menghadapi hambatan besar, tidak mudah putus asa dan kehilangan harapan. 2). Bagi instansi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang prokrastinasi akademik sehingga pihak sekolah dapat melakukan upaya upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan mempertahankan regulasi emosi pada peserta didiknya. Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan meminta pada guru kelas untuk memantau setiap perkembangan akademik siswa siswinya, selain itu komunikasi antara guru dan siswa terjalin baik agar ketika siswa mendapatkan kesulitan dalam hal akademik dapat di sampaikan kepada guru untuk dicari solusi yang terbaik. 3). Bagi peneliti selanjutnya, diharapka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan regulasi emosi dan prokrastinasi akademik. Peneliti selanjutnya juga dapat memperluas dengan factor factor lain diluar regulasi emosi seperti kematangan emosi, kondisi fisik, kondisi psikologis, kondisi lingkungan, gaya pengasuhan orang tua sehingga akan memperoleh hasil yang beragam, peneliti selanjutnya memperbanyak rater (Professional Judgement). Semakin banyak rater maka semakin banyak peluang item di terima validitas isinya. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2012). Reabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bintaraningtyas, Novita. (2015). Hubungan Antara Control Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Sma. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Burka & yuen. (1983). Why Do It. New York: Perseus Books Group 12

Boice, R. (1996). Procrastination And Blocking, Practical Approach. Westport: Praeger Publisher. Ferrari, J. R. Johnson J.L dan Mc cown. W. G. (1995). Procrastination And Task Avoidance, Theory, Research And Treathment. New York: Plenum Press Ghufron & Risnawita, R.S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Gross, J.J & Thomson, R. A. (2007). Emotion Regulation Conceptual Handbook Of Emotion Regulation. Edited by James J. Gross.New York: Guilford Publication Gunawinata, V. A. R, Nanik Dan Lasmono, H. K. (2008). Prokrastinasi Akademik Dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Jurnal Anima. Vol 23, no 3, 256-276 Matsomoto, D. (2006). Are Culture Diffences In Emotion Regulation Mediated By Personality Trait?. Journal Of Cross Cultural Psychology. Vol.37/ no 4 Puspita, Izza Fahmi (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Roger & Daniel, S. (2008). Keajaiban Emosi Manusia. Yogyakarta: Think Safaria, T. (2007). Kecenderungan Penyalahgunaan Napza Ditinjau Dari Tingkat Religiusitas Regulasi Emosi, Motif Berprestasi, Harga Diri, Keharmonisan Keluarga, Dan Pengaruh Negative Teman Sebaya. Jurnal Humanitas. Vol.4 / no. 1, 13/24 Surijah, E. A. & Tjundjing, S. (2007). Mahasiswa Versus Tugas: Prokrastinasi Akademik Dan Conscientiousness. Jurnal Anima. Vol 22/ no. 4,352-374 Thompson, R. A. (1994). A Theme In Search Of Definition Monographs Of The Society For In Child Development, Jurnal Psychology. vol. 59/ no. 240, 2-3 13