BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah komik 4koma (yonkoma) 1 yang diambil dari teks asli komik berjudul Aku no Shijuusoo karangan mothy_akuno-p dengan ilustrasi oleh Tamara. Komik ini memiliki tujuh tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari yaitu, harga diri (pride), birahi (lust), rakus (glutton), malas (sloth), iri (envy), tamak (greed), amarah (wrath). Vocaloid adalah perangkat lunak produksi Yamaha Corporation yang menghasilkan suara nyanyian manusia. Tema yang diambil pada chapter pertama yaitu harga diri dengan judul Snack Time Ratu yang Kejam yang mencakup empat lagu Vocaloid yaitu, Aku no Meshitsukai, Aku no Musume, Shiro no Musume dan Regret Message. Kepopuleran komik asal Jepang di Indonesia telah menjadi rahasia umum. Berbagai macam komik dengan beraneka ragam genre dapat dengan mudah ditemui pada toko-toko buku di Indonesia. Meski begitu, komik dengan tema tujuh dosa mematikan masih sulit dijumpai. Padahal, banyak hal dan pelajaran dapat kita dapatkan dari tema tersebut. Misalkan, kita tidak boleh terlalu berlebihan dalam melakukan sesuatu, apalagi itu adalah sesuatu yang buruk. Hal ini merupakan ego bagi tiap manusia. Karena itu, manusia juga harus memiliki kontrol diri dalam mengendalikan ego tersebut. 1 4koma (yonkoma): komik empat panel. 1
2 Dalam komik Aku no Shijuusoo ini ada tujuh karakter utama dan beberapa karakter pembantu yang dapat membuat kita sadar akan kontrol diri terhadap perilaku buruk kita. Oleh sebab itu, komik ini sangat tepat dalam mengenalkan tema tujuh dosa mematikan. Selain itu, meski mengangkat tema yang cukup berat, namun komik ini diulas dalam bentuk komedi. Sehingga, selain mengedukasi juga dapat sangat menghibur. Pada chapter Bookun Oojo no Oyatsu no Jikan diceritakan seorang ratu yang masih berusia empat belas tahun bernama Riliane Lucifen d Autriche yang terkenal kejam dan seenaknya sendiri dalam mengontrol kerajaan Lucifenia. Dia bahkan memerintahkan Allen Avadonia yang merupakan pelayan setianya dan juga adik kembarnya untuk membunuh semua gadis berambut hijau hanya karena salah satu dari mereka adalah kekasih dari mantan tunangannya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya hari revolusi di kerajaan Lucifenia. Pada hari itu juga, dilakukan sebuah eksekusi untuk sang ratu yang kejam tersebut. Pelajaran yang dapat kita dapatkan yakni untuk tetap bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan harus siap menerima segala resiko atas kesalahan yang telah diperbuat. Diharapkan terjemahan komik ini dapat bermanfaat untuk pembaca khususnya mahasiswa D3 Bahasa Jepang. Dan menjadi langkah awal agar komik dan buku tentang Tujuh Dosa Mematikan dapat semakin banyak beredar dan mengedukasi masyarakat luas.
3 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan dalam Tugas Akhir ini yaitu terjemahan komik Aku no Shijuusoo chapter pertama dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga mudah dipahami pembaca. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah menerjemahkan chapter pertama dari komik Aku no Shijuusoo dari bahasa asli yaitu bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sehingga menjadi suatu karya terjemahan yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. 1.4 Metode Penerjemahan Menurut, Nida dan Taber (1969: 12), Penerjemahan komunikatif berusaha menghasilkan padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya. Dalam Tugas Akhir ini digunakan metode komunikatif. Sehingga, makna tiap kalimat yang ingin disampaikan dalam komik ini dapat tersampaikan dalam bahasa Indonesia. Dengan metode komunikatif, gaya komedi dalam komik ini dapat disampaikan ke dalam bahasa Indonesia sehingga dapat tersampaikan dan dapat dinikmati oleh para pembaca. A Widyamartaya (1898: 40) menjabarkan tujuh langkah dari proses penerjemahan dalam bukunya yang berjudul Seni Menerjemahkan. Tujuh langkah tersebut adalah:
4 1. Tunning (Penjajagan) Makna dan gaya bahasa terjemahan harus selaras dengan bahasa yang diterjemahkan. Penerjemah melakukan penjajagan terhadap bahan yang akan diterjemahkan. 2. Analysis (Penguraian) Menguraikan setiap kalimat dari bahasa sumber ke dalam satu-satuan bahasa sasaran, berupa kata-kata atau frase-frase. 3. Understanding (Pemahaman) Penerjemah berusaha untuk memahami isi bahan yang akan diterjemahkan, seperti: menangkap kalimat utama dari setiap paragraf, kalimat-kalimat pendukung dan pengembangnya. Penerjemah perlu menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diterjemahkan dan harus benar-benar memahami bahasa sumbernya. 4. Terminology (Peristilahan) Setelah penerjemah memahami isi dan bentuk dalam bahasa sumber, kemudian mencari istilah-istilah atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran secara tepat, cermat, dan selaras. 5. Restructuring (Perakitan) Penerjemah menyusun setiap bahan yang telah dikumpulkan menjadi kalimatkalimat yang selaras dengan bahasa sasaran. Penerjemah harus menerjemahkan sesuai dengan makna dan gaya bahasa sumber.
5 6. Checking (Pengecekan) Pekerjaan penerjemahan tidak hanya selesai pada draft pertama. Penerjemah harus memeriksa kesalahan-kesalahan yang terjadi, baik dalam penulisan kata maupun pemakaian tanda baca. Penerjemah akan memperbaiki susunan kalimat tersebut agar menghasilkan kalimat yang efektif. Dalam proses ini, orang lain diminta untuk mengecek dan menyarankan perubahan-perubahan. 7. Discussion (Pembicaraan) Pada proses terakhir, penerjemah akan mendiskusikan hasil terjemahannya, baik isi maupun penggunaan bahasanya. Komik ini diterjemahkan dengan mengikuti ketujuh langkah tersebut. Diawali dengan pemilihan diksi dan ragam bahasa yang sesuai dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, lalu mencari kata-kata baru dan menerjemahkannya ke dalam bahasa sasaran, setelah itu memahami maksud kalimat dari bahasa sumber tersebut agar nantinya dapat diterjemahkan ke bahasa sasaran. Tidak hanya itu, istilah-istilah dari bahasa sumber juga harus dipahami dengan baik, seperti bahasa slang dan bahasa gaul. Sehingga, footnote juga dibutuhkan di komik seperti ini. Setelah semua hal tersebut dilakukan, baru melakukan perakitan kalimat ke bahasa sasaran dengan menggunakan metode komunikatif. Sehingga, maksud yang sesungguhnya yang terkandung dari tiap-tiap kalimat dan ungkapan dapat tersampaikan kepada pembaca. Setelah semua terjemahan ini jadi, juga ada saat dimana dilakukan kembali pengecekan dan pendiskusian terhadap hasil terjemahan supaya hasilnya dapat memuaskan.
6 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini tersusun atas tiga bab. Bab I berupa Pendahuluan yang memuat beberapa sub bab, yaitu Latar Belakang, Pokok Bahasan, Tujuan Penulisan, Teori Terjemahan, Metode Terjemahan, dan Sistematika Penulisan. Bab II adalah Isi berisi pengenalan tokoh dalam komik yang dipilih, Teks asli beserta hasil terjemahan per kalimat dan hasil terjemahan berupa lembaran komik. Bab III adalah Penutup yang berisi Contoh penerjemahan onomatope dan penggunaannya dalam bahasa Indonesia.