BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. METODE PENELITIAN A.

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan dua faktor. Faktor pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus

Kultur jaringan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu perbedaan pemberian konsentrasi ion logam Cu 2+

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan, yaitu penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi konsentrasi (20, 22,5, 25, 30 dan 40 g.l -1 ). Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 6 ulangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta dari bulan Februari sampai Juni 2017. C. Variabel Penelitian Pada penelitian ini variabel respon atau terikat berupa pengamatan fenotipe tanaman meliputi jumlah daun, jumlah akar, panjang daun, panjang akar, diameter pseudobulb, jumlah pseudobulb dan tinggi tanaman yang diamati setiap minggu selama 10 minggu setelah subkultur. Variabel bebas dari penelitian ini adalah variasi penambahan konsentrasi sukrosa pada medium kultur (medium NP), yaitu : P0 (kontrol) = 20 g.l -1 + 0 g.l -1 = 20 g.l -1 P1 = 20 g.l -1 + ( x 20) g.l -1 = 22,5 g.l -1 P2 = 20 g.l -1 + ( x 20) g.l -1 = 25 g.l -1 31

P3 = 20 g.l -1 + ( x 20) g.l -1 = 30 g.l -1 P4 = 20 g.l -1 + (1 x 20) g.l -1 = 40 g.l -1 A. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Anggrek Dendrobium antennatum yang berumur 10 bulan sejak berkecambah dari biji. Tanaman Dendrobium antennatum tersebut sebelumnya ditanam di media pra perlakuan, yaitu media NP dengan penambahan air kelapa sebanyak 150 ml. Bahan untuk pembuatan media dasar (media NP) meliputi larutan stok makronutrien, mikronutrien, stok besi (Fe), stok vitamin, myoinositol, sukrosa, agar, air kelapa dan aquadest steril. Komposisi media dasar NP disajikan pada Lampiran 1. Bahan sterilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70% dan 96%. Alat yang digunakan dalam pembuatan media meliputi botol kultur dengan kapasitas volume 300 ml, timbangan analitik, gelas ukur, ph stik, erlenmeyer, pengaduk, tisu, pipet, hot plate, magnetic stirrer dan autoclave. Alat yang digunakan untuk penanaman adalah Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), pinset, scapel, cawan petri, lampu bunsen, korek api, kertas saring steril, sarung tangan dan masker. Alat-alat yang digunakan untuk penyimpanan adalah rak kultur yang dilengkapi dengan lampu neon dengan intensitas penyinaran sepanjang hari. 32

B. Prosedur Kerja Dalam penelitian ini terdapat serangkaian prosedur atau tahapan kerja yang meliputi : 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Penanaman, 3) Pemeliharaan tanaman. Berikut ini adalah tahapan-tahapan kerja yang dilakukan selama penelitian berlangsung : 1. Persiapan Alat Peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan media dicuci dengan deterjen sampai bersih kemudian disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121 o C dengan tekanan 1 atm selama 30 menit. Alat-alat yang perlu disterilkan yaitu pinset, cawan petri, scapel, erlenmeyer dan botol kultur. 2. Pembuatan Media Tahap awal dalam pembuatan media adalah pembuatan larutan stok. Larutan stok berfungsi untuk mempermudah pembuatan media sehingga tidak perlu menimbang bahan setiap kali membuat media. Larutan stok yang dibuat antara lain stok makronutrien, mikronutrien, vitamin dan stok besi (Lampiran 1). Media dibuat dengan cara memasukkan atau memipet larutan stok berdasarkan konsentrasi yang dibutuhkan untuk membuat 1 liter media. Stok yang dimasukkan yaitu stok makronutrien (200 ml.l -1 ), stok mikronutrien (2,5 ml.l -1 ), stok vitamin (5 ml.l -1 ) dan stok besi (5 ml.l -1 ). Setelah semua larutan stok dimasukkan kemudian ditambah dengan myo-inositol (100 mg) dan air kelapa sebanyak 150 ml. 33

Larutan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer hingga larutan tercampur rata/homogen. Pada media pra (sebelum) perlakuan ditambah dengan sukrosa sebanyak 20 g.l -1. Selanjutnya larutan ditambah dengan aquades hingga volumenya mencapai 1000 ml, kemudian dilakukan pengukuran ph dengan ph meter hingga mencapai ph 6 menggunakan NaOH 1 N. Setelah ph mencapai 6, media ditambah dengan agar sebanyak 7 g dan dimasak hingga agar larut dan tercampur. Media dituang ke dalam botl kultur ukuran 300 ml kemudian di autoclave selama 15 menit. Media yang sudah di autoclave disimpan dalam ruangan dengan suhu 19 o C. Tahapan pembuatan media perlakuan hampir sama dengan pembuatan media pra perlakuan. Perbedaannya terletak pada penambahan sukrosa yang dimasukkan ke dalam media. Media perlakuan merupakan media NP dengan modifikasi jumlah atau konsentrasi sukrosa sebesar 20, 22,5, 25, 30 dan 40 g.l -1. 3. Persiapan Bahan Tanaman Dendrobium antennatum sebelumnya ditanam pada media pra perlakuan, yaitu media New Phalaenopsisi (NP) dengan penambahan air kelapa 150 ml dan sukrosa sebanyak 20 g.l -1. Dendrobium antennatum ditanam di media pra perlakuan selama 1 bulan (dari bulan Februari sampai bulan Maret 2017). Setelah 1 bulan ditanam di media pra perlakuan, tanaman Dendrobium antennatum disubkultur ke media perlakuan untuk meningkatkan pertumbuhan pseudobulb. 34

4. Penanaman Penanaman dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) yang telah disterilkan dengan menyemprot seluruh bagian LAF menggunakan alkohol 70% dan menyinarinya dengan paparan sinar UV selama 24 jam. Dendrobium antennatum yang ditanam dalam media pra perlakuan sebanyak 7-10 tanaman per botol, sedangkan pada media perlakuan, tanaman ditanam sebanyak 2 per botol (total tanaman yang ditanam pada media perlakuan adalah 30). 5. Penyimpanan/Pemeliharaan Tanaman Tanaman Dendrobium antennatum yang telah ditanam baik dalam media pra perlakuan maupun media perlakuan disimpan dalam rak kultur dengan intensitas penyinaran lampu selama 24 jam/hari dan suhu 16-19 o C. C. Teknik Pengumpulan Data Pengamatan tanaman dalam media perlakuan dilakukan setiap seminggu sekali selama 10 minggu. Peubah yang diamati antara lain : 1. Jumlah daun Daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka penuh, dihitung dari daun paling bawah sampai dengan daun paling ujung. 2. Jumlah akar Akar yang dihitung adalah seluruh akar yang muncul pada tanaman, dari akar yang baru muncul sampai dengan akar yang sudah tua. 35

3. Panjang daun dan akar Panjang daun dan akar diukur dari daun dan akar yang paling panjang (Gambar 5). 4. Jumlah pseudobulb Pseudobulb yang dihitung adalah semua pseudobulb (tunas) yang muncul baik di ketiak daun, di pangkal batang sampai dengan tunas yang muncul di dekat akar tanaman. 5. Diameter pseudobulb Diameter pseudobulb diukur dari pseudobulb (batang) terbesar (Gambar 5). 6. Tinggi tanaman anggrek Tinggi tanaman anggrek diukur dengan menggunakan milimeter blok (Gambar 5). Gambar 5. Cara pengukuran panjang daun, panjang akar, diameter pseudobulb serta tinggi tanaman Dendrobium antennatum D. Teknik Analisis Data Data kuantitatif berupa data pengukuran jumlah daun, jumlah akar, panjang daun, panjang akar, jumlah pseudobulb, diameter pseudobulb dan tinggi tanaman anggrek, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS dengan uji One Way Anova. Uji ini dilakukan untuk 36

mengetahui adanya pengaruh penambahan konsentrasi sukrosa terhadap pertumbuhan pseudobulb. Apabila hasilnya signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 10% guna mengetahui pengaruh beda nyata antar perlakuan. E. Batasan Operasional 1. Tanaman untuk penelitian merupakan hasil perkembangan biji anggrek Dendrobium antennatum berumur 10 bulan yang ditanam dalam media pra perlakuan (media NP+150 ml air kelapa) selama 1 bulan, kemudian dipindah pada medium perlakuan. 2. Tanaman Dendrobium antennatum yang dikultur adalah tanaman yang memiliki 2-3 helai daun. 37