No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,36 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan Selatan tercatat 99,68 atau turun 0,36 persen dibanding NTP April. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,39 persen. Dilihat dari subsektornya, empat subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan satu subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,64 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,70 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,05 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,54 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,36 persen. Pada Mei terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,45 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,60 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,68 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,15 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,32 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,11 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,04 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Mei sebesar 104,24 atau turun sebesar 0,18 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 1
1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Mei, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 99,68 atau turun 0,36 persen jika dibandingkan NTP pada bulan April sebesar 100,04. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, empat subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan satu subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,64 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,70 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,05 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,54 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,36 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok April Mei % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 101,94 102,31 0,36 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 116,67 117,55 0,76 - Padi 118,15 119,09 0,79 - Palawija 103,80 104,25 0,43 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,44 114,89 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,56 116,11 0,48 - Indeks BPPBM 111,35 111,51 0,15 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok April Mei % Perubahan (1) (2) (3) (4) 2 Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 101,05 100,40-0,64 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 115,63 115,38-0,21 - Sayur-sayuran 126,87 128,97 1,65 - Buah-buahan 112,55 111,41-1,01 - Tanaman Obat 103,86 105,49 1,56 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,42 114,91 0,43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,91 116,49 0,50 - Indeks BPPBM 107,04 107,13 0,08 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) 88,34 86,83-1,70 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 101,13 99,79-1,32 - Tanaman Perkebunan Rakyat 101,13 99,79-1,32 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,48 114,93 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,89 116,36 0,41 - Indeks BPPBM 108,76 109,07 0,28 4 Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) 108,24 108,19-0,05 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 120,10 120,50 0,33 - Ternak Besar 125,45 125,51 0,05 - Ternak Kecil 119,91 119,91 0,00 - Unggas 120,01 120,71 0,58 - Hasil Ternak 115,98 116,29 0,27 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 110,95 111,37 0,38 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,64 116,12 0,42 - Indeks BPPBM 105,71 106,07 0,34 5 Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 109,43 108,83-0,54 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 127,67 127,41-0,20 - Penangkapan Ikan 131,11 130,58-0,41 - Budidaya 118,53 119,00 0,40 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 116,67 117,07 0,34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,67 120,10 0,36 - Indeks BPPBM 111,32 111,67 0,31 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 3
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Gabungan Subkelompok April Mei % Perubahan (1) (2) (3) (4) a, Nilai Tukar Petani (NTP) 100,04 99,68-0,36 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 114,13 114,17 0,03 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 114,09 114,54 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,02 116,53 0,45 - Indeks BPPBM 109,29 109,52 0,21 Gabungan Tanpa Perikanan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,23 98,88-0,34 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 112,99 113,05 0,05 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 113,87 114,32 0,40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,71 116,23 0,45 - Indeks BPPBM 109,12 109,34 0,20 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,03 persen dibandingkan bulan April, yaitu dari 114,13 menjadi 114,17. Kenaikan ini sepenuhnya didukung oleh naiknya harga gabah, cabai merah, tomat, semangka, jahe, kelapa, sapi potong, ayam buras, ayam ras pedaging, itik, telur itik, ikan mas budidaya, ikan nila budidaya, dan ikan gabus. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Mei mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen jika dibandingkan dengan bulan April. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, indeks harga pada subkelompok bahan makanan naik sebesar 0,60 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,68 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,15 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,32 persen, subkelompok 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni
pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,11 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,04 persen. Dilihat dari biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian, pada bulan Mei terjadi kenaikan indeks sebesar 0,21 persen dibandingkan kondisi bulan April. Kenaikan ini disebabkan naiknya harga bibit sebesar 0,62 persen, harga pupuk, obatobatan dan pakan naik sebesar 0,35 persen, biaya sewa naik sebesar 0,14 persen, biaya transportasi naik sebesar 0,02 persen, penambahan barang modal naik sebesar 0,20 persen, dan upah buruh naik sebesar 0,04 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Mei, nilai NTP-P naik sebesar 0,36 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen dan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil sebesar 0,39 persen. Naiknya It pada bulan Mei sebesar 0,76 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok padi sebesar 0,79 persen dan pada kelompok palawija sebesar 0,43 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,39 persen disebabkan kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen dan kenaikan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Mei, NTP-H turun sebesar 0,64 persen. Hal ini disebabkan It mengalami penurunan sebesar 0,21 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Penurunan It bulan Mei disebabkan turunnya harga berbagai komoditas pada kelompok sayur-sayuran khususnya komoditas cabai rawit, dan kacang panjang, dan pada kelompok buah-buahan khususnya jeruk, pisang, dan rambutan. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Mei, NTP-TPR turun sebesar 1,70 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,32 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 5
Penurunan It bulan Mei utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet dan kelapa sawit) sebesar 1,32 persen, yaitu dari 101,13 menjadi 99,79. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,41 persen, dan juga naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,28 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Mei, NTP-TR turun sebesar 0,05 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,38 persen. Kenaikan It bulan Mei disebabkan oleh naiknya harga komoditi Ternak Besar sebesar 0,05 persen, Unggas naik sebesar 0,58 persen, dan Hasil Ternak naik sebesar 0,27 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,42 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,34 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Mei, NTNP turun sebesar 0,54 persen. Hal ini terjadi karena turunnya It sebesar 0,20 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen. Turunnya It pada bulan Mei disebabkan turunnya indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya komoditi ikan baung, ikan papuyu, udang sungai, ikan tenggiri, dan udang laut) sebesar 0,41 persen. Sedangkan indeks kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib diakibatkan indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0,36 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,31 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei, NTN turun sebesar 0,73 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,41 persen dan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. Penurunan It disebabkan turunnya harga ikan baung, ikan papuyu, udang sungai, ikan tenggiri, dan udang laut. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT naik sebesar 0,37 persen dan kelompok BPPBM naik sebesar 0,25 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni
2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei, NTPi naik sebesar 0,02 persen. Hal ini dikarenakan It mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,38 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT naik sebesar 0,33 persen dan kelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Mei terjadi penurunan NTUP sebesar 0,18 persen. Hal ini karena terjadi kenaikan indeks BPPBM relatif lebih besar yaitu sebesar 0,21 persen dibandingkan dengan kenaikan It yaitu sebesar 0,03 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,61 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,30 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,60 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,01 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,51 persen. 6. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 17 provinsi mengalami penurunan NTP, 15 provinsi mengalami kenaikan NTP, dan 1 provinsi tidak mengalami perubahan dalam NTP-nya. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,24 persen, sedangkan kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 1,22 persen. Dari empat Provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Mei, Kalimantan Selatan mengalami penurunan NTP sebesar 0,36 persen, Kalimantan Timur turun sebesar 0,02 persen, Kalimantan Barat turun sebesar 0,99 persen, dan Kalimantan Tengah turun sebesar 0,58 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 7
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) April Mei (2012 = 100) April Mei PROVINSI PROVINSI NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (7) (8) (9) (6) (7) (8) (9) BABEL 104,70 1 0,41 BABEL 104,82 1 0,11 SULSEL 103,58 2-0,91 SULBAR 103,79 2 0,90 BALI 103,05 3-0,35 BALI 103,05 3 0,00 SULBAR 102,87 4-0,07 SULSEL 102,91 4-0,65 JATIM 102,82 5-1,44 JATIM 102,50 5-0,31 BANTEN 102,79 6-2,19 JABAR 102,48 6-0,28 JABAR 102,78 7-2,54 NTB 102,39 7 1,22 MALUKU UTARA 102,13 8-0,45 BANTEN 102,30 8-0,48 LAMPUNG 101,43 9-0,85 LAMPUNG 102,16 9 0,72 NTB 101,15 10-1,06 MALUKU UTARA 101,98 10-0,15 PAPUA BARAT 100,59 11 0,90 PAPUA BARAT 101,19 11 0,60 MALUKU 100,54 12-0,11 GORONTALO 101,09 12 0,83 NTT 100,54 13-0,61 NTT 100,89 13 0,35 GORONTALO 100,26 14-1,43 KALSEL 99,68 14-0,36 KALSEL 100,04 15-1,01 MALUKU 99,60 15-0,94 DKI 98,89 16-0,53 YOGYAKARTA 99,24 16 0,54 YOGYAKARTA 98,71 17-0,78 KEPRI 99,15 17 0,47 KALTENG 98,69 18-0,06 DKI 98,76 18-0,13 KEPRI 98,69 19-1,81 SUMUT 98,75 19 0,19 KALTIM 98,68 20-1,06 KALTIM 98,66 20-0,02 SUMUT 98,57 21-0,53 SULTRA 98,46 21 0,68 SUMSEL 97,84 22-0,48 KALTENG 98,11 22-0,58 JATENG 97,84 23-2,08 JATENG 97,93 23 0,10 SULTRA 97,80 24-0,36 SUMSEL 97,42 24-0,43 SUMBAR 97,71 25-1,27 PAPUA 97,07 25 0,26 KALBAR 97,14 26-0,36 SUMBAR 96,83 26-0,91 PAPUA 96,81 27-0,62 SULTENG 96,70 27 0,18 SULUT 96,55 28-0,96 KALBAR 96,18 28-0,99 SULTENG 96,52 29-1,36 SULUT 95,79 29-0,79 NAD 96,48 30-0,93 NAD 95,60 30-0,91 RIAU 96,44 31-1,14 RIAU 95,24 31-1,24 JAMBI 94,72 32-1,13 JAMBI 94,83 32 0,12 BENGKULU 94,32 33-1,99 BENGKULU 93,62 33-0,74 NASIONAL 100,14-1,37 NASIONAL 100,02-0,12 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni
7. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Mei, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,45 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,60 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,68 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,15 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,32 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,11 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 9
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN MEI NAIK 1,97 PERSEN Selama Mei, komposisi jumlah observasi dari 93 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP). Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Mayang yaitu senilai Rp 10.000,- per Kg yang terdapat di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.250,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR Sungkup yang terdapat di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 1,97 persen, dari Rp 5.999,41 per Kg di bulan April menjadi Rp 6.117,49 per Kg di bulan Mei. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 1,88 persen dari Rp 6.096,64 per Kg di bulan April menjadi Rp 6.211,01 per Kg di bulan Mei. Survei harga produsen gabah selama Mei dilakukan terhadap 93 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 93 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei Kalimantan Selatan Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Ratarata Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih (6) thd (7) (Rp/Kg) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 GKP 93 4.250,00 10.000,00 6.117,49 6.211,02 3.700 2.417,49 165 (100 %) (Hulu IR Sungkup, Beruntung Siam Sungai Angkinang Baru Mayang, (Petani) 3.750 2.461,02 166 Selatan) (Banjar) (Penggilingan) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun tgl. 17 Maret, diberlakukan mulai 17 Maret 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik 1,97 persen dari Rp 5.999,41 per kg di bulan April menjadi Rp 6.117,49 per kg di bulan Mei. Sedangkan harga di tingkat penggilingan naik 1,88 persen dari Rp 6.096,64 per kg selama bulan April menjadi Rp 6.211,02 per kg pada bulan Mei. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas April Mei Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kelompok Kualitas April Mei Perubahan (3) thd (2) (%) April Mei Perubahan (6) thd (5) (%) 1 2 3 4 5 6 7 GKP 5.999,41 6.117,49 1,97 6.096,64 6.211,02 1,88 Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Mei cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,85 persen dan 3,27 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah April Mei Kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) April Mei April Mei GKP 14,98 14,85 3,41 3,27 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 35/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 11