23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al Falak yang berada di Kota Bogor. Waktu penelitian dan pengambilan data dilakukan pada bulan September Oktober 2011. Jumlah dan Teknik Pengambilan Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa yang berada dipondok pesantren. Contoh yang diambil adalah populasi yang berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu kuesioner. Data primer meliputi data karakteristik individu dan keluarga diperoleh dengan wawancara langsung mengunakan kuesioner. Data antropometri seperti berat badan, tinggi badan ditentukan melalui penimbangan dan pengukuran yang dilakukan kepada contoh. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan injak yang memiliki ketelitian 0,1 kg, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan adalah microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Data tingkat konsumsi pangan diperoleh melalui recall 2x24 jam. Recall konsumsi dilakukan pada hari libur dan hari sekolah. Data aktivitas fisik diperoleh melalui recall 2x24 jam pada hari sekolah dan libur. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi keadaan umum pondok pesantren. Jenis data dan cara pengumpulannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis dan cara pengumpulan data 1 Karakteristik individu dan keluarga - Umur - Jenis kelamin (Laki-laki, perempuan) - Uang saku (Sebaran data santri) Nominal kuesioner
24 < Rp. 2.500 Rp. 2.500-Rp. 3.500 >Rp.3.500 - Pendidikan Orang tua(sd,smp,sma, Perguruan tinggi) - Pendapatan orang tua (Sebaran Data santri) < Rp.1.000.000 Rp.1.000.000-Rp 2.000.000 Rp.2.000.000-Rp.3.000.000 >Rp.3.000.000 - Jumlah Keluarga (BKKBN 1998) <4 orang 5-7 orang >7 orang 2. Antropometri Siswa - Berat Badan - Tinggi Badan 3. Konsumsi pangan siswa (Depkes 1996) Konsumsi Energi dan Protein : -Defisit tingkat berat (<70% AKG) -Defisit tingkat sedang (70-79% AKG) -Defisit tingkat ringan (80-89%AKG) -Normal (90-119%AKG) -Lebih (> 120 % AKG) Konsumsi vitamin dan Mineral (Gibson 2005) : - Kurang ( <77% AKG) - Cukup (>77 % AKG) 4. Aktivitas siswa (FAO/WHO/UNU 2001) - Ringan (1,40 1,69) - Sedang (1,70 1,99) - Berat ( 2,00-2,40) 5. Pengetahuan gizi (Khomsan 2000) - Kurang ( <60%) - Sedang ( 60%-80%) - Baik ( >80%) Status kesehatan (Sugiono 2009) - Rendah (<4) - Sedang ( 4-7) - Tinggi (> 8) Pengukuran Antropometri 1. Berat badan diukur menggunakan bathscale digital dengan ketelitian 0,5 kg 2. Tinggi badan diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm Wawancara mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi (recall 2x24 jam yaitu pada hari libur dan sekolah), konversi URT ke dalam gram sesuai dengan yang disajikan kuesioner (recall 2x24 jam) pada hari sekolah dan hari libur kuesionair
25 6. Kebiasaan makan - Frekuensi Konsumsi pangan ( 0 kali/ minggu, 1-3 kali/ minggu, 3-6 kali per minggu, >6 kali/ minggu) 7. Status gizi siswa IMT/U (WHO 2007) - Sangat kurus ( z <-3 ) - Kurus (-3 < z < -2) - Normal ( -2 < z < +1) - Overweight ( 1 < z < +2) - Obese ( z >+ 2) Kuesioner Food Frequency Questionare (FFQ) selama 1 minggu IMT dihitung dengan perbandingan IMT dan U dengan menggunakan software WHO Anthroplus. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari buku profil sekolah meliputi : 1. Data siswa (jumlah siswa) 2. Lokasi pesantren 3. Fasilitas pesantren Setelah data dikumpulkan kemudian data diolah. Jenis data dan cara pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis dan cara pengolahan data 1 Karakteristik individu dan keluarga - Umur - Jenis kelamin (Laki-laki, perempuan) - Uang saku (Sebaran data santri) < Rp. 2.500 Rp. 2.500-Rp. 3.500 >Rp.3.500 - Pendidikan Orang tua(sd,smp,sma, Perguruan tinggi) - Pendapatan orang tua (Sebaran Data santri) < Rp.1.000.000 Rp.1.000.000-Rp 2.000.000 Rp.2.000.000-Rp.3.000.000 >Rp.3.000.000 - Jumlah Keluarga (BKKBN 1998) <4 orang 5-7 orang >7 orang 2. Antropometri Siswa - Berat Badan - Tinggi Badan Nominal kuesioner Pengukuran Antropometri 3. Berat badan diukur menggunakan bathscale digital dengan ketelitian 0,5 kg
26 3. Konsumsi pangan siswa (Depkes 1996) Konsumsi Energi dan Protein : -Defisit tingkat berat (<70% AKG) -Defisit tingkat sedang (70-79% AKG) -Defisit tingkat ringan (80-89%AKG) -Normal (90-119%AKG) -Lebih (> 120 % AKG) Konsumsi vitamin dan Mineral (Gibson 2005) : - Kurang ( <77% AKG) - Cukup (>77 % AKG) 4. Aktivitas siswa (FAO/WHO/UNU 2001) - Ringan (1,40 1,69) - Sedang (1,70 1,99) - Berat ( 2,00-2,40) 5. Pengetahuan gizi (Khomsan 2000) - Kurang ( <60%) - Sedang ( 60%-80%) - Baik ( >80%) Status kesehatan (Sugiono 2009) - Rendah (<4) - Sedang ( 4-7) - Tinggi (> 8) 6. Kebiasaan makan - Frekuensi Konsumsi pangan ( 0 kali/ minggu, 1-3 kali/ minggu, 3-6 kali per minggu, >6 kali/ minggu) 7. Status gizi siswa IMT/U (WHO 2007) - Sangat kurus ( z <-3 ) - Kurus (-3 < z < -2) - Normal ( -2 < z < +1) - Overweight ( 1 < z < +2) - Obese ( z >+ 2) 4. Tinggi badan diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm Wawancara mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi (recall 2x24 jam yaitu pada hari libur dan sekolah), konversi URT ke dalam gram sesuai dengan yang disajikan kuesioner (recall 2x24 jam) pada hari sekolah dan hari libur kuesionair Kuesioner Food Frequency Questionare (FFQ) selama 1 minggu IMT dihitung dengan perbandingan IMT dan U dengan menggunakan software WHO Anthroplus. Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis data.. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati
27 terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis menggunakan program Microsoft excel dan Statistical Program for Social Science (SPSS)versi 16 for Window. Data pengetahuan tentang gizi diukur dengan penilaian masing-masing pertanyaan akan diberi skor 1 jika contoh menjawab benar dan skor 0 jika contoh menjawab salah. Total skor pengetahuan gizi siswa diperoleh maksimum adalah 15 dan skor minimum 0. Selanjutnya total nilai pengetahuan gizi siswa dikategorikan menjadi pengetahuan kurang yaitu jika skor <60%, pengetahuan sedang jika skor 60%-80% dan pengetahuan baik jika skor >80% (Khomsan 2000). Morbiditas yang dikumpulkan adalah dalam kurun waktu sebulan terakhir meliputi kejadian pernah atau tidak pernah sakit, jenis penyakit, skor morbiditas, dan dampak keluhan terhadap aktivitas. Skor mobiditas diperoleh dengan mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi sakit untuk setiap jenis penyakit. Skor Morbiditas = Lama hari sakit x Frekuensi sakit Berdasarkan perhitungan interval kelas Sugiono (2009) skor morbiditas dikategorikan menjadi rendah (<4), sedang (4-7) dan tinggi ( 8). Data konsumsi pangan (recall 2x24 jam) dikonversi dalam bentuk energi (kkal), protein (g), zat besi (mg), kalsium (mg), vitamin A (RE), dan vitamin C (mg) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan sehingga diperoleh konsumsinya sehari (Hardinsyah & Briawan 1994). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)} Keterangan : KGij = Kandungan zat gizi-i dalam makanan j Bj = Berat makanan-j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan- j BDDj = Bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan Data hasil penimbangan dalam satuan gram kemudian dihitung kandungan energi dan zat gizi karbohidrat, protein, lemak, natrium, kalium, kalsium, dan magnesium dengan menggunakan program Nutrisurvey sehingga
28 hasil akhirnya diperoleh rata-rata untuk 2 hari. Data tersebut kemudian dianalisis sebagai berikut: Konsumsi energi dan protein contoh dibandingkan dengan Angka Kebutuhan Gizi yang telah dikoreksi dengan berat badan aktual contoh sehingga didapatkan angka kebutuhan energi dan protein koreksi. Rumus yang digunakan dalam mengkoreksi angka kecukupan zat gizi adalah sebagai berikut (Hardinsyah & Tambunan (2004) dalam Nasoetion & Damayanthi 2008): AKG kemudian digunakan untuk menghitung tingkat konsumsi zat gizi. Tingkat konsumsi zat gizi contoh diperoleh dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Tambunan (2004) dalam Nasoetion & Damayanthi 2008): Menurut Departemen Kesehatan (1996) tingkat konsumsi energi dan protein dikelompokkan menjadi lima cut off point yaitu : (1) defisit tingkat berat (<70% AKG), (2) defisit tingkat sedang (70-79 % AKG), (3) deficit tingkat ringan (80-89 % AKG), (4) normal (90-119 % AKG), dan (5) kelebihan (>120% AKG). Penilaian untuk tingkat konsumsi zat besi, kalsium, vitamin C dan vitamin A menurut Gibson (2005) dibagi kedalam dua kategori yaitu : (1) kurang (< 77% AKG) dan (2) cukup ( > 77 %AKG). Data aktivitas fisik diperoleh dengan metode wawancara langsung (recall) dan hasilnya akan diolah dengan cara mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk beraktivitas. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : PAL= Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik) PAR= Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) Jenis aktivitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu kepada FAO/WHO/UNU (2001) dengan nilai PAR yang berbeda dalam kilokalori
29 permenitnya sesuai dengan jenis aktifitas yang dilakukan dan jenis kelaminnya. Penggolongan nilai PAR yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran. Selanjutnya PAL akan dikategorikan menjadi tiga kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001) seperti yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Aktivitas ringan (sedentary) 1,40-1,69 Aktivitas sedang (moderate) 1,70-1,99 Aktivitas berat (vigorous) 2,00-2,40 Kebutuhan energi dihitung dengan menggunakan Basal metabolisme rate masing-masing contoh. Basal metabolisme rate dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan umur contoh (Hardinsyah & Martianto 1992). Penghitungan BMR contoh menggunakan rumus sebagai berikut : Siswa berumur 13-16 tahun Laki-laki = 17,5 B + 651 Perempuan = 12,2 B + 746 Pengukuran status gizi siswa pondok pesantren dilakukan dengan metode antropometri melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). IMT/U digunakan untuk anak yang berusia 5-19 tahun. Rumus perhitungan Z-skor adalah sebagai berikut : z-skor = Nilai Individu Subjek Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpang Baku Rujukan Klasifikasi IMT/U (WHO 2007) adalah sebagai berikut : 1. Sangat kurus (z<-3) 2. Kurus (-3<z<-2) 3. Normal (-2< z <+1) 4. Overweight (1< z <+2) 5. Obese (z >+2) Analisis data yang dilakukan adalah secara deskriptif dan inferensia terdiri dari : 1. Deskriptif (persentase dan rata-rata) a. Karakteristik individu dan keluarga meliputi umur, jenis kelamin, uang saku, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua. b. Kebiasaan makan.
30 c. Tingkat pengetahuan gizi. d. Aktivitas fisik contoh meliputi jenis kegiatan, lamanya waktu kegiatan, tingkat aktifitas fisik dan pengeluaran energi. e. Tingkat konsumsi zat gizi( energi, protein, zat besi, kalsium, vitamin A dan vitamin C) f. Status gizi dan kesehatan. 2. Uji beda t-test yang digunakan untuk menguji perbedaan konsumsi dan tingkat konsumsi pangan pada hari sekolah dengan hari libur, tingkat aktifitas fisik, status gizi serta status kesehatan. 3. Analisis uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antar variable yaitu: a. Menganalisis hubungan tingkat konsumsi energi dan zat gizi dengan status gizi b. Menganalisis hubungan tingkat konsumsi zat gizi dengan tingkat aktivitas fisik (ringan, sedang, berat) c. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi d. Menganalisis hubungan tingkat aktivitas fisik dengan status gizi e. Menganalisis hubungan status gizi dengan status kesehatan 4. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap status gizi siswa menggunakan uji regresi linier berganda. Analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (aktivitas fisik, tingkat konsumsi zat gizi (energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium), pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan dan status kesehatan) dan variabel terikat (status gizi). Berikut adalah formula uji regresi berganda yang digunakan: Status Gizi: Y= β 0 +β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +ε Keterangan: β 0 = Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4, β 5, = Koefisien regresi variabel bebas X 1 = Pengetahuan gizi X 2 = Aktivitas Fisik X 3 = Tingkat konsumsi zat gizi X 4 = Status Kesehatan ε = Error atau Galat
31 Definisi Operasional Karakteristik contoh adalah data-data contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, uang saku, dan tinggi badan. Remaja adalah remaja Pondok Pesantren Al Falak yang berusia 13 tahun hingga dibawah 20 tahun yang dijadikan contoh penelitian. Konsumsi pangan adalah asupan energi, protein, besi, vitamin C dan vitamin A yang diperoleh dari suatu bahan pangan baik yang telah diolah tidak diolah yang dikonsumsi perhari dengan metode food recall selama 2x24 jam baik pada hari sekolah maupun hari libur. Tingkat konsumsi adalah persentase dari makanan yang dikonsumsi dari AKG. Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh siswa pondok pesantren yang diakibatkan oleh konsumsi, absorpsi, dan penggunaan zat gizi yang ditentukan melalui Indeks Massa Tubuh/Umur (IMT/U) dan dikelompokkan menjadi 5 kategori berdasarkan WHO (2007): sangat kurus (z<-3), kurus (-3 < z <-2), normal (-2 < z < +1), overweight(+1< z < +2), dan obese (z>+2). Status Kesehatan adalah keadaan kesehatan contoh yang dinilai dari frekuensi sakit dan lama sakit yang pernah dialami contoh satu bulan sebelum penelitian. Aktivitas fisik adalah jenis kegiatan fisik yang dilakukan oleh remaja pondok pesantren dan lamanya seorang remaja melakukan kegiatan fisik seperti bersekolah, nonton tv, tidur, aktivitas ringan ( duduk, berdiri), sedang ( bersepeda, jogging, kegiatan rumah tangga) dan berat (olahraga, basket, berenang, bola).