TUGAS AKHIR (SB )

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN A.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

INDUKSI TUNAS TIGA AKSESI Stevia rebaudiana Bertoni PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN IAA SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. METODE PENELITIAN A.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

**BUMN PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Surabaya Jl. Merak 1, Surabaya Indonesia

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) E-93

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

II. METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Persiapan alat dan bahan. Sterilisasi alat. Pembuatan media. Inisiasi kalus. Pengamatan. Penimbangan dan subkultur.

Tugas Akhir - SB091358

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis eksplan tumbuhan Puwoceng yang digunakan yaitu daun dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu perbedaan pemberian konsentrasi ion logam Cu 2+

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan dua faktor. Faktor pertama

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN. Persiapan alat alat dan. bahan- bahan. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Sterilisasi Eksplan.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

Transkripsi:

TUGAS AKHIR (SB-091351) PENGARUH MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN GLUTAMIN 100 PPM TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KULTUR TUNAS AKSILAR TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS NXI1-3, HW-1, DAN THA SECARA IN VITRO Penulis: RIZAL KOEN ASHARO NRP. 1509 100 069 Dosen Pembimbing: Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si. Dra Nurmalasari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

LATAR BELAKANG Tebu dapat dijadikan gula Tebu dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam industri gula Industri gula Tidak semua varietas tebu dimanfaatkan dalam industri gula Dibutuhkan tebu varietas unggul untuk optimalisasi produksi pada industri gula Jumlah permintaan gula tiap tahunnya semakin meningkat Kultur jaringan tanaman Perbanyakan bibit tebu varietas unggul dalam waktu singkat perlu optimalisasi Aplikasi teknik kultur jaringan merupakan solusi optimalisasi perbanyakan bibit tebu varietas unggul dalam waktu singkat dan mampu dikontrol Tebu memiliki fase sikus hidup yang lama

LATAR BELAKANG Industri yang fokus pada produksi gula PTPN XI (PERSERO) NXI 1-3 HW-1 THA Tebu varietas baru Salah satunya adalah: Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan eksplan melalui kesesuaian komposisi media tumbuh dalam kultur jaringan tumbuhan Melakukan kegiatan perbaikan mutu bibit tebu secara in vitro yakni kutur jaringan tumbuhan perlu penelitian lebih lanjut untuk mendeskripsikan karakteristik

LATAR BELAKANG Penambahan komponen pemicu pertumbuhan pada media tumbuh seperti halnya asam amino telah menunjukkan pengaruh yang signifikan pada kultur jaringan di banyak spesies Sejumlah penelitian telah melaporkan keutamaan glutamin sebagai salah satu asam amino pada konsentrasi tertentu dapat memberikan respon pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal terutama pada kultur jaringan di banyak spesies Rumus bangun glutamin Media MS dengan penambahan 50-100 ppm glutamin telah menjadi komposisi terbaik pada media tumbuh untuk inisiasi kalus dan proliferasi vegetatif pada kultur jaringan di banyak spesies Glutamin memainkan peran penting pada asimilasi nitrogen sebagai intermediet dalam transfer amonia hingga asam amino Bubuk glutamin

LATAR BELAKANG Kultur Tunas Aksilar Tebu (Saccharum officinarum) pada Media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm dan 150 ppm secara In Vitro Singh (2003) *MS = Murashige dan Skoog Cheema dan Hussain (2004) PTPN-IX (2012)

PERMASALAHAN Bagaimanakah respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu NXI1-3 pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro? Bagaimanakah respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu HW-1 pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro? Bagaimanakah respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu THA pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro?

BATASAN MASALAH

BATASAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN Mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu NXI1-3 pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro. Mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu HW-1 pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro. Mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas yaitu THA pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm selama 4 minggu pada kultur in vitro.

MANFAAT PENELITIAN Mendapatkan keterangan mengenai respon pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) tiga varietas yaitu NXI1-3, HW-1, dan THA pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm secara in vitro yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai bagian dari referensi deskripsi dari tebu varietas NXI1-3, HW-1, dan THA terutama pada kesesuaian komposisi media tumbuh yang digunakan untuk menumbuhkan eksplan secara optimal dalam kultur jaringan tumbuhan.

LOKASI DAN WAKTU BUMN PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Persero Kota Surabaya, Jawa Timur Jl. Merak No. 1 Surabaya 60175, Jawa Timur 3 Desember 2012 hingga 31 Januari 2013

ALAT Aluminium foil tissue LAFC Neraca analitik Lemari es Gelas Beaker Keranjang sampah autoklaf Hot plate Rak kultur Erlenmeyer pinset spatula ph meter Magnetic stirer Sikat gigi Botol selai skalpel cutter Pipet mikro bunsen plastik Cawan Petri pisau tip sprayer Gelas ukur Kamera digital Alas lilin

BAHAN Stok A-F (bahan dasar MS 0) Aquades steril Alkohol 96% Bubuk glutamine Alkohol 70% + Myo-inositol + Vitamin + Vitagel + Sukrosa +Aquades BA kinetin Untuk media tumbuh eksplan HgCl 2 0,05% Tebu var. HW-1 Untuk sterilisasi eksplan Media dasar MS 0 PVP Tebu var. THA eksplan Tebu var. NXI 1-3

STERILISASI PERALATAN Autoklaf menggunakan durasi 20 menit, suhu 121 C dan tekanan 2 atm Menjaga kondisi peralatan tetap steril meskipun ketika alat dioperasikan Pemaparan sinar UV pada LAFC berdurasi 1 jam Basuh tangan dengan alkohol 70% ketika akan memegang alat Peralatan disterilisasi dengan autoklaf -Pinset -Skalpel -Cawan petri Peralatan yang bersentuhan langsung dengan eksplan Peralatan yang telah steril diletakkan dalam LAFC untuk dipaparkan sinar UV sebelum peralatan digunakan Api bunsen dinyalakan dalam LAFC

STERILISASI BAHAN Autoklaf menggunakan durasi 20 menit, suhu 121 C dan tekanan 2 atm Pemaparan sinar UV pada LAFC berdurasi 1 jam Bahan-bahan disterilisasi dengan autoklaf Media tumbuh eksplan yang telah dituang pada tiap botol selai Aquades HgCl 2 0,05% Bahan-bahan yang telah steril terutama media tumbuh eksplan dapat langsung diletakkan pada rak dan siap digunakan setelah kondisi media padat Untuk aquades dan HgCl 2 0,05% ketika akan digunakan hendaknya ikut diletakkan dalam LAFC untuk dipaparkan sinar UV agar memastikan kondisi tetap steril

PEMBUATAN MEDIA Stok A-F (bahan dasar MS 0) Bahan-bahan yang telah ditimbang + Myo-inositol + Vitamin + Vitagel + Sukrosa +Aquades Media dasar MS 0 PVP BA Bubuk glutamine kinetin Untuk media tumbuh eksplan Penimbangan tiap bahan sesuai kebutuhan Belum dilakukan penambahan vitagel Bahan-bahan dicampur pada gelas Beaker menggunakan magnetic stirer sekaligus dilakukan pengaturan ph hingga 5,8 menggunakan ph meter Agar dicampurkan dan dipanaskan menggunakan hotplate hingga mendidih

PEMBUATAN MEDIA Selanjutnya, Media yang masih berwujud cair dituang pada botol selai (botol kultur jaringan) dengan takaran masing-masing botol berisi 20 ml Botol ditutup dan diberi label

PENGAMBILAN EKSPLAN Dilakukan sterilisasi dengan cara menyikat seluruh permukaan berikut tunas aksilarnya menggunakan alkohol 70% Diletakkan pada wadah yang sebelumnya telah dilap menggunakan alkohol 70% Batang tebu dipotong untuk diambil bagian buku-bukunya (hanya diambil maksimal hingga buku-buku ketiga dari pucuk) Tebu var. THA Tebu var. HW-1 eksplan Tebu var. NXI 1-3

PENANAMAN EKSPLAN Diletakkan di rak kultur jaringan Selama penanaman eksplan berlangsung, kondisi harus terjaga dalam kondisi steril Pemaparan sinar UV pada LAFC berdurasi 1 jam Tunas aksilar dipisahkan dari batang secara steril Direndam dalam HgCl 2 0,05% selama 1 menit Peralatan yang telah steril diletakkan dalam LAFC untuk dipaparkan sinar UV sebelum peralatan digunakan + HgCl 2 0,05% +Aquades steril Dibilas dalam aquades steril sebanyak 5 kali masingmasing selama 1 menit Eksplan siap ditanam

RANCANGAN PENELITIAN Simulasi tabel pengamatan kualitatif Kode Minggu ke- 1 2 3 4 Pengamatan untuk data kualitatif dilakukan pada 1 minggu setelah inokulasi hingga 4 minggu. A1 1 3 5 6 A2 A3 Perkembangan eksplan dicatat setiap satu minggu sekali untuk mendapatkan data kualitatif sesuai indeks tahapan pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu F3 F4 F5 Keterangan indeks tahapan pertumbuhan dan perkembangan eksplan : 1 = Bentuk tunas tetap atau belum ada perubahan morfologi tunas 2 = Epidermis terluar pada tunas mulai membuka 3 = Badan tunas mulai membengkak 4 = Badan tunas membengkak disertai perubahan warna tunas semakin hijau 5 = Badan tunas semakin menonjol ke arah anterior 6 = Individu baru sudah mulai tampak, tinggi 1 cm A1 Minggu 1 = 1 Minggu A1 2 = 3 Minggu 3 = 5 Minggu 4 = 6

RANCANGAN PENELITIAN Kode d Pd (mm) Ld (mm) b Simulasi tabel pengamatan kuantitatif data kuantitatif diperoleh diakhir pengamatan (minggu ke-4) A1 d = 4 b A1 = 6 Pd = 10,7 Ld = 0,4 A1 4 10,7 0,4 6 A2 A3 F3 F4 F5 Keterangan: d= Jumlah daun Pd = Panjang daun terpanjang (mm) Ld = Lebar daun terlebar (mm) b= Jumlah buku-buku

RANCANGAN PENELITIAN Faktor Banyak Taraf Taraf Varietas (V) Jenis: 3 taraf NXI1-3 (v 1 ) HW-1 (v 2 ) THA (v 3 ) Glutamin (G) Dosis: 2 taraf 0 ppm (g 1 ) 100 ppm (g 2 ) (t-1)(n-1) 15 (5-1)(n-1) 15 4n-4 15 4n 19 n 4,75 (pembulatan) n 5 Pengulangan sebanyak 5 kali Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji t dua sampel berpasangan pada taraf kepercayaan 95%. H 0 = Media MS dengan penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro H 1 = Media MS dengan penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro

PEMBAHASAN Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 pada minggu ke-4 Glutamin 0 ppm pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 Glutamin 100 ppm Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Glutamin 0 ppm 1 1 2 3 4 2 2 2 4 4 3 1 3 4 4 4 1 2 3 5 5 2 2 3 5 1 3 3 5 6 2 2 3 6 6 3 3 3 5 6 4 3 3 5 6 5 2 3 5 6 Glutamin 100 ppm Keterangan indeks tahapan pertumbuhan dan perkembangan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 Minggu ke-

PEMBAHASAN pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 Ulangan Glutamin 0 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1.772685 1.559924 1.772685 1.772685 2 1.386343 1.559924 1.386343 1.772685 3 1.772685 1.279962 1.386343 1.772685 4 1.772685 1.559924 1.772685 1.386343 5 1.386343 1.559924 1.772685 1.386343 Rata-rata 1.618148 1.503932 1.618148 1.618148 Ulangan Glutamin 100 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1.386343 1 1.559924 1 2 1.772685 1 1.279962 1 3 1.386343 1 1.559924 1 4 1.386343 1 1.559924 1 5 1.772685 1 1.559924 1 Rata-rata 1.54088 1 1.503932 1 uji statistik menggunakan metode paired sample T-test Varietas NXI 1-3 Minggu ke- Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpenga ruh 1 1.54088 1.618148 b 2 1 1.503932 a 3 1.503932 1.618148 b 4 1 1.618148 a Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro.

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 Glutamin 0 ppm Glutamin 100 ppm Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks 1 0 0 0 2 4 1 3 5.7 0.2 5 6 2 0 0 0 2 4 2 4 5.2 0.3 6 6 3 0 0 0 1 4 3 1 1.5 0.1 3 6 4 0 0 0 4 5 4 2 0.7 0.1 7 6 5 0 0 0 7 5 5 0 0 0 7 6

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 uji statistik menggunakan metode paired sample T-test 6 5 4 3 2 1 0 a a a a Sd Pd Ld Sb d b Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. Varietas Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpengaruh d 2 0 a NXI 1-3 Pd 2.62 0 a Ld 0.14 0 a b 5.6 3.2 a

PEMBAHASAN Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 pada minggu ke-4 Glutamin 0 ppm pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 Glutamin 100 ppm Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Glutamin 0 ppm 1 1 2 5 5 2 1 2 5 5 3 1 2 5 5 4 1 1 2 4 5 1 2 3 5 1 3 5 6 6 2 1 3 5 6 3 3 5 6 6 4 2 5 6 6 5 2 3 5 6 Glutamin 100 ppm Keterangan indeks tahapan pertumbuhan dan perkembangan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 Minggu ke-

PEMBAHASAN pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 Ulangan Glutamin 0 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1 1.279962 1.279962 1.279962 2 1 1.279962 1.279962 1.279962 3 1 1.279962 1.279962 1.279962 4 1 1.559924 1.559924 1.559924 5 1 1.279962 1.666304 1.279962 Rata-rata 1 1.335954 1.413223 1.335954 Ulangan Glutamin 100 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1.279962 1.386343 1.386343 1 2 1.559924 1.772685 1.772685 1 3 1.279962 1.386343 1.386343 1 4 1.666304 1.386343 1.386343 1 5 1.666304 1.772685 1.772685 1 Rata-rata 1.490491 1.54088 1.54088 1 uji statistik menggunakan metode paired sample T-test Varietas HW-1 Minggu ke- Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpenga ruh 1 1.490491 1 a 2 1.54088 1.335954 b 3 1.54088 1.413223 b 4 1 1.335954 a Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro.

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 Glutamin 0 ppm Glutamin 100 ppm Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks 1 0 0 0 2 5 1 2 3.6 0.5 5 6 2 0 0 0 2 5 2 2 5.9 0.5 3 6 3 0 0 0 2 5 3 3 3.3 0.3 4 6 4 0 0 0 1 4 4 3 8.5 0.4 7 6 5 0 0 0 2 5 5 2 4.1 0.2 4 6

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 uji statistik menggunakan metode paired sample T-test 6 5 4 3 2 1 0 a a a a d Sd Pd Ld Sb b Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. Varietas Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpengaruh d 2.4 0 a HW-1 Pd 5.08 0 a Ld 0.38 0 a b 4.6 1.8 a

PEMBAHASAN Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA pada minggu ke-4 Glutamin 0 ppm pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA Glutamin 100 ppm Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Ulang an Minggu ke- 1 2 3 4 Glutamin 0 ppm 1 1 5 5 6 2 1 5 5 6 3 1 2 4 5 4 1 4 5 6 5 1 5 5 6 1 1 2 5 6 2 2 6 6 6 3 1 5 6 6 4 1 2 4 6 5 2 6 6 6 Glutamin 100 ppm Keterangan indeks tahapan pertumbuhan dan perkembangan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 Minggu ke-

PEMBAHASAN pengamatan kualitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA Ulangan Glutamin 0 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1 1.279962 1.559924 1.279962 2 1 1.279962 1.559924 1.279962 3 1 1.559924 1.559924 1.559924 4 1 1.666304 1.559924 1.279962 5 1 1.279962 1.559924 1.279962 Rata-rata 1 1.413223 1.559924 1.335954 Ulangan Glutamin 100 ppm Minggu ke- 1 2 3 4 1 1.772685 1.772685 1.666304 1 2 1.386343 1.386343 1.279962 1 3 1.772685 1.772685 1.279962 1 4 1.772685 1.772685 1.559924 1 5 1.386343 1.386343 1.279962 1 Rata-rata 1.618148 1.618148 1.413223 1 uji statistik menggunakan metode paired sample T-test Varietas THA Minggu ke- Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpenga ruh 1 1.618148 1 a 2 1.618148 1.413223 a 3 1.413223 1.559924 b 4 1 1.335954 a Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro.

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA Glutamin 0 ppm Glutamin 100 ppm Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks Ulangan d Pd (cm) Ld (cm) b Foto Pengamatan Indeks 1 1 2.2 0.1 5 6 1 4 16.2 0.5 5 6 2 1 1.2 0.1 4 6 2 3 12.3 0.4 4 6 3 0 0 0 3 5 3 4 10.7 0.4 6 6 4 1 2.2 0.2 6 6 4 3 8.5 0.4 5 6 5 2 2.3 0.4 3 6 5 3 3.0 0.5 4 6

PEMBAHASAN pengamatan kuantitatif Eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA uji statistik menggunakan metode paired sample T-test 12 10 8 6 4 2 0 a a a a Sd Pd Ld Sb d b Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Keterangan: a = H 0 ditolak, maka penambahan 100 ppm glutamin memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. b = H 0 diterima, maka penambahan 100 ppm glutamin tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap respon pertumbuhan dan perkembangan kultur tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) secara in vitro. Varietas Parameter Glu 100 ppm Glu 0 ppm Berpengaruh d 3.4 1 a THA Pd 10.14 1.58 a Ld 0.44 0.16 a b 4.8 4.2 b

PEMBAHASAN GS GOGAT AAT GDH AS AG OAA -KG glutamin sintetase glutamat sintase aspartat amino transferase glutamat dehidrogenase asparagin sintase asparaginase oksaloasetat -ketoglutarat Skema hubungan antara asimilasi nitrogen, síntesis asam amino lain, dan metabolisme karbon yang berasal dari glutamin dalam tubuh tanaman

KESIMPULAN Media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3 selama 4 minggu pada kultur in vitro. Media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas HW-1 selama 4 minggu pada kultur in vitro. Media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas THA selama 4 minggu pada kultur in vitro untuk parameter jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun namun tidak untuk parameter jumlah buku-buku.

SARAN PENELITIAN Perlunya dilakukan penelitian secara keseluruhan proses kultur jaringan lebih dari 4 minggu hingga siap aklimatisasi agar bisa ditentukan total efisiensi waktu ketika eksplan tunas aksilar tebu (Saccharum officinarum) varietas NXI 1-3, HW-1, dan THA ditumbuhkembangkan pada media MS dengan penambahan glutamin 100 ppm dibandingkan dengan tanpa penambahan glutamin.