SURVEI PERSEPSI PASAR

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

1. Tinjauan Umum

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Analisis Perkembangan Industri

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

SURVEI KONSUMEN. September 2006

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

Transkripsi:

1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi selama tahun 29 tersebut relatif sama dengan rencana perubahan asumsi ekonomi makro pada APBN-P 29 sebesar 4,3%. Tekanan inflasi pada triwulan III-29 diperkirakan dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%) dan selama tahun 29 diproyeksikan pada kisaran 6,1-6,5%. Menurut responden, tidak adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan serta terkendalinya ekspektasi inflasi kedepan menjadi faktor pendukung rendahnya laju inflasi pada tahun 29. Selain itu, tekanan imported inflation juga akan menurun sebagaimana perkiraan responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya, dari Rp 11.51-12./USD menjadi Rp1.1-1.5/USD. Beberapa indikator makro Indonesia pada tahun 21 diperkirakan membaik dan relatif sama dengan asumsi RAPBN 21, dimana perekonomian diproyeksikan akan tumbuh berkisar 5,-6,% dan nilai tukar terhadap USD berada dalam kisaran Rp9.51-1.5. Namun, laju inflasi tahun 21 diperkirakan lebih tinggi dari Asumsi RAPBN 21, yakni berkisar 6,1-6,5%. Kondisi perekonomian dunia dan nasional diperkirakan akan mulai pulih dari kondisi krisis ekonomi global pada triwulan II-21. Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling terkena dampak dari krisis global tersebut sebaliknya sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi penopang perekonomian di masa krisis global. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan III-29 Survei Persepsi Pasar (SPP-BI) yang dilaksanakan pada triwulan II-29 dengan jumlah responden sebanyak 74 orang memperkirakan bahwa kondisi ekonomi makro pada triwulan III-29 akan membaik dibandingkan perkiraan pada hasil survei triwulan sebelumnya. Perekonomian secara tahunan (yoy) pada triwulan III-29 akan tumbuh berkisar antara 4,1-4,5%, laju inflasi dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%), ekspor dan impor barang diperkirakan akan sedikit mengalami surplus sehingga neraca perdagangan diperkirakan surplus,1-1,5% dari PDB. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD juga diperkirakan menguat dan berada dalam kisaran Rp 1.1-1.5. Sebanyak 34,2% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 akan berada pada kisaran 4,1-4,5% atau relatif sama dengan perkiraan hasil survei periode sebelumnya. Membaiknya perkiraan kondisi ekonomi kedepan juga membangun optimisme responden terhadap iklim investasi di tanah air. Sebanyak 41,9% responden berpendapat bahwa triwulan III-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi atau lebih tinggi dari perkiraan pada periode sebelumnya (13,8%). Perkembangan investasi baik itu Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan III-29 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi neraca perdagangan, pertumbuhan ekspor dan impor barang pada triwulan III-29 diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-21 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 1 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun e-mail. Response rate setiap periode survei berkisar Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1 antara 65%-8%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak).

Ekspor dan impor barang hanya tumbuh pada kisaran,1-5,% yang diperkirakan oleh masing-masing 24,7% responden dan 26,% Dengan pertumbuhan ekspor dan impor tersebut, sebanyak 46,6% responden memperkirakan bahwa transaksi berjalan akan mengalami surplus sebesar,1 s.d.1,5% dari PDB pada triwulan III-29. Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. III-29 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,18%** 4.37%*** n/a 6,1-6,5% 5,1-5,5% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 2. Inflasi (y-o-y) 11,6% 7,92% 3,65% 11,1-12,% 8,1-9,% 8,1-9,% 6,5%, rata-rata 5,4% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 1.914 Rp 11.578 Rp 1.527 Rp 9.251-9.5 Rp 1.751-11. Rp 11.51-12. Rp 1.1-1.5 4. Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) (,58) 1,59% n/a,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5% 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) -7,49% -3,5% n/a 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -18,82,1-,5% 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 12,67% -34,18% n/a 22,6-3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -21,53,1-,5% Keterangan : **) : angka sangat sementara ***) : angka sangat sangat sementara n/a : data belum tersedia Terkendalinya laju inflasi hingga pertengahan tahun 29 terus mendorong optimisme responden dalam memperkirakan tingkat inflasi. Pada triwulan III-29, inflasi secara tahunan diperkirakan akan dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%). Tekanan imported inflation juga akan menurun sebagaimana perkiraan responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya yakni dari Rp 11.51-12./USD menjadi Rp1.1-1.5/USD. Pertumbuhan ekonomi tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 29 Hampir seluruh responden sependapat bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 29 akan melambat dibandingkan tahun 28. Sejalan dengan telah tersedianya data resmi indikator ekonomi makro sampai dengan triwulan I-29, responden merevisi perkiraan mereka terhadap beberapa indikator ekonomi makro di tahun 29. Sebanyak 41,1% responden menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 4,1-4,5% terkoreksi dari perkiraan hasil survei sebelumnya yaitu sebesar 4,6-5,%. Perkiraan ini relatif sama dengan rencana perubahan asumsi ekonomi makro pada APBN- P 29 yang diajukan oleh Departemen Keuangan yakni sebesar 4,3%, namun lebih tinggi dari perkiraan BI sebesar 3,5-4,%. Selain kondisi krisis ekonomi global, beberapa faktor yang menurut responden sangat menghambat pertumbuhan ekonomi 29 khususnya dari dalam negeri adalah lemahnya penegakan hukum dan korupsi. Sementara itu, inkonsistensi kebijakan pemerintah serta koordinasi dalam kabinet dan hubungan eksekutif dan legislatif diperkirakan menjadi faktor yang memiliki risiko politik cukup besar selama tahun 29 mengingat berlangsungnya pemilu pada tahun tersebut. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 28, Perkiraan 29 dan Rencana Asumsi Makro APBN-P 29 Realisasi Perkiraan 28 Perkiraan 29 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 28 Triwulan III-28 Triwulan IV-28 Triwulan I-29 Triwulan II-29 Rencana Perubahan Asumsi Makro APBN-P 29 1 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,6%** 6,1-6,5% 4,6-5,% 4,6-5,% 4,1-4,5% 4.3% 2. Inflasi (y-o-y) 11.6% 11,1-12,% 7,6-8,% 7,6-8,% 6,1-6,5% 5.% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 9.666 Rp 9.251-9.5 Rp 1.51-11. Rp 11.51-12. Rp 1.1-1.5 Rp 1.6 4. Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 11.68%,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5% - 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 18.3% 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -19,59,1-,5% - 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 36.3% >3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -18,85,1-,5% - 7. Anggaran Pemerintah (% defisit dari PDB) 2.1% 1,1-1,5% 1,1-1,5% 2,1% - 2,5% 2,1% - 2,5% 2.5% 8. Tingkat Pengangguran 8.39% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% - Keterangan : **) : angka sangat sementara 1) : Asumsi makro yang diajukan menjadi APBN-P 29 (sumber DJA Depkeu) Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

Tekanan inflasi pada tahun 29 diperkirakan akan semakin berkurang. Sebanyak 3,1% responden memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 29 berada pada level 6,1-6,5% atau lebih rendah dari perkiraan pada hasil survei sebelumnya (7,6-8,%). Menurut responden, tidak adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan serta terkendalinya ekspektasi inflasi kedepan menjadi faktor pendukung rendahnya inflasi pada tahun 29. Meskipun demikian, perkiraan tersebut masih lebih tinggi dari rencana perubahan asumsi makro pada APBN-P 29 yang mematok inflasi pada angka 5,%. Seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang kian menguat sejak bulan April 29 yang antara lain didorong oleh masuknya aliran dana asing ke emerging markets termasuk Indonesia, telah mendorong ekspektasi responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 29. Hal ini terlihat dari perkiraan dari hasil survei sebelumnya sebesar Rp11.51-12./USD menjadi Rp1.1-1.5/USD pada hasil survei triwulan II-29. Perkiraan tersebut sedikit lebih rendah dari rencana perubahan asumsi nilai tukar pada APBN-P 29 sebesar Rp 1.6/USD. Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 29 Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 15.28 3.56 27.78 25. 1.39 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 6.94 18.6 33.33 38.89 2.78 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 2.78 19.44 41.67 29.17 6.94 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 4.17 11.11 55.56 25. 4.17 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 2.78 9.72 48.61 3.56 8.33 6. Tingkat keyakinan konsumen 7.14 35.71 37.14 17.14 2.86 7. Tingkat pengangguran. 4.11 28.77 5.68 16.44 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 2.82 14.8 47.89 32.39 2.82 9. Tingkat upah 2.74 24.66 36.99 32.88 2.74 1. Tingkat kemiskinan 1.37 6.85 27.4 43.84 2.55 11. Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 1.37 6.85 45.21 34.25 12.33 12. Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 9.59 32.88 41.1 13.7 2.74 13. Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 26.3 34.25 17.81 9.59 12.33 14. Unjuk rasa yang bersifat anarkis 19.18 34.25 2.55 15.7 1.96 15. Ancaman disintegrasi 3.14 35.62 2.55 5.48 8.22 16. Korupsi. 5.56 22.22 34.72 37.5 17. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 4.11 9.59 32.88 36.99 16.44 18. Konflik SARA 22.22 34.72 26.39 9.72 6.94 19. Lemahnya penegakan hukum 1.41 4.23 19.72 38.3 36.62 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 8.42 19.59 33.24 27.53 11.22 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu. 4.11 23.29 39.73 32.88 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 8.22 34.25 3.14 24.66 2.74 3. Tingkat suku bunga internasional 11.11 36.11 34.72 15.28 2.78 4. Wabah Penyakit 5.63 29.58 46.48 15.49 2.82 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* 6.24 26.1 33.66 23.79 1.3 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 29 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 29 FAKTOR RISIKO Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat 1. Koordinasi dalam kabinet 5.56 13.89 44.44 27.78 8.33 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 1.39 16.67 38.89 37.5 5.56 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 11.27 28.17 38.3 18.31 4.23 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 23.61 4.28 2.83 12.5 2.78 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 2.78 18.6 36.11 29.17 13.89 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 4.17 15.28 41.67 33.33 5.56 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 2.74 28.77 3.14 28.77 9.59 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 5.48 38.36 32.88 2.55 2.74 9. Gangguan hubungan diplomatik 12.33 43.84 3.14 12.33 1.37 1. Tekanan Internasional 15.7 45.21 23.29 1.96 5.48 11. Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 1.96 42.47 32.88 9.59 4.11 12. Lainnya (pemilu 29). 32.84 37.31 22.39 7.46 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 29* * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom 7.95 3.32 33.88 21.93 5.92 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

Stimulus fiskal yang digelontorkan oleh pemerintah sebesar Rp73,3 triliun pada tahun 29 untuk mengurangi dampak krisis ekonomi global tentunya akan mempengaruhi kondisi keuangan pemerintah (APBN). Responden memperkirakan APBN 29 masih akan mengalami defisit. Sebanyak 45,2% responden memperkirakan defisit fiskal akan berada pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB atau lebih besar dari,1% pada tahun 28. Perkiraan responden mengenai defisit Keuangan pemerintah pada tahun 29 tersebut relatif sama dengan rencana perubahan asumsi makro APBN-P 29 sebesar 2,5%. Dari sisi perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) selama tahun 29 diperkirakan masih akan tumbuh berkisar antara,1-5,%, setelah pada hasil survei sebelumnya memperkirakan pertumbuhan negatif. Berdasarkan kondisi tersebut perkembangan transaksi berjalan selama tahun 29 diperkirakan mengalami surplus berkisar pada,1 s.d. 1,5% dari PDB. Kondisi ekonomi makro tahun 21 diperkirakan membaik Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 21 Sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 21 diperkirakan membaik dibandingkan tahun 29, yang ditunjukkan dengan membaiknya beberapa indikator makro. Pertumbuhan ekonomi diprediksi pada rentang 5,1 6,% dan nilai tukar rupiah terhadap USD diperkirakan berada dalam kisaran Rp9.51 1.5. Perkiraan tersebut relatif sama dengan asumsi ekonomi makro pada RAPBN tahun 21. Sementara itu, tingkat inflasi pada tahun 21 diperkirakan pada rentang 6,1-6,5% atau lebih tinggi dibandingkan asumsi RAPBN 21 yakni 4,- 6,%. Tingkat penggangguran tahun 21 diperkirakan pada kisaran 8,1-9,% atau kembali seperti pada hasil survei pada triwulan IV-28. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 21 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 21 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan IV-28 Triwulan I-29 Triwulan II-29 Asumsi Makro RAPBN 21 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,% 5,6-6,% 5,1-6,% 5-6% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 7,6-8,% 6,1-6,5% 4,-6,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 1.1-1.5 Rp 1.51-12. Rp 9.51-1.5 Rp 9.5-1.5 4. Tingkat Pengangguran 8,1-9,% 8,1-1,% 8,1-9,% - Kondisi ekonomi global dan nasional diperkirakan akan mulai pulih dari krisis pada triwulan II-21. Pemulihan Kondisi Ekonomi dari Krisis Ekonomi Global Berdasarkan beberapa pertanyaan tambahan yang disampaikan kepada responden SPP pada survei triwulan II-29, kondisi perekonomian dunia dan perekonomian nasional diperkirakan akan mulai pulih dari krisis pada triwulan II-21 oleh masing-masing 42,% responden dan 27,5% Sebagian besar responden lebih optimis terhadap pemulihan kondisi ekonomi nasional yang lebih cepat dari triwulan II-21 dibandingkan pemulihan kondisi ekonomi global. Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menurut responden paling terkena dampak dari krisis tersebut. Cukup besarnya porsi ekspor dari output industri pengolahan di tengah menurunnya permintaan dunia disebut-sebut responden sebagai faktor yang menyebabkan sektor industri pengolahan terkena dampak yang besar. Sementara itu sektor pertanian merupakan sektor yang diperkirakan sebagai penopang perekonomian di masa krisis karena merupakan kebutuhan dasar dan dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi pada Triwulan II-29 (yoy) 5,6-6,% 5,1-5,5% 4,6-5,% 4,1-4,5% 3,6-4,% <3,6% 3.1% 5.5% 12.3% 26.4% 3 18.8% 36.1% 15.7% 26.% 26.6% 25.% 3 28.1% 15.1% 2.3% 11.1-12.% 1.1-11.% 9.1-1.% 8.1-9.% 7.1-8.% 6.6-7.% 6.5 8.2% 9.6% 7.8% 18.1% 2.8% 28.1% 27.4% 3 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw III-29 Tw II-29 Tw I-29 Tw IV-28 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan III- 29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% oleh 34,2% Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tingkat inflasi pada triwulan III-29 diperkirakan akan dibawah 6,5% (y-o-y) oleh 34,2% Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) Rp 12.1-12.5 Rp 11.51-12. Rp 11.1-11.5 Rp 1.51-11. Rp 1.1-1.5 Rp 9.51-1. <Rp 9.51 5.6% 6.9% 11.% 2.8% 17.8% 2.3% 29.2% 35.9% 37.5% 43.8% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Pada triwulan III-29, nilai tukar Rp/USD diperkirakan oleh 43,8% responden pada kisaran Rp1.1-1.5. Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 2.1% 13.7% 14.3% 2.5% 46.6% 5.8% Transaksi berjalan pada triwulan III-29 diperkirakan mengalami defisit sebesar,1-1,5% terhadap PDB oleh 46,6% Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan 81.3% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) 9.6% 17.7% 2.8% 8.1% 27.1% 24.7% 17.7% 25.% 2.% 12.3% 9.6% 11.3% 37.5% 5 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) 11.% 2.6% 9.5% 2 2.% 26.% 14.3% 17.5% 2 15.7% 47.1% 57.1% (1,1-15,%) 19.2% 32.3% (1,1-15,%) 3.2% <(15,%) <(15,%) 13.7% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Mayoritas responden (24,7%) berpendapat bahwa pertumbuhan ekspor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan III-29 hanya,1-5,%. Sejalan dengan kondisi ekspor, sebanyak 26,% responden memperkirakan pertumbuhan impor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan III-29 hanya sebesar,1-5,%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Tidak 58.1% 86.2% 77.8% 7 Ya 13.8% 22.2% 27.1% 41.9% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Sebanyak 41,9% responden menyatakan bahwa triwulan III-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 29 Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 29 Grafik 9 Perkiraan Inflasi 29 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% 4.6-5,% 4,1-4,5% 3,5-4,% 3,1-3,5% 8.8% 9.5% 13.7% 14.3% 1 11.% 8.2% 2.6% 25.% 19.2% 3.2% 29.4% 23.8% 41.1% 8.1-8.5% 7.6-8.% 7.1-7.5% 6.6-7.% 6.1-6.5% 5.6-6.% 5.1-5.5% 4.6-5.% 17.5% 13.6% 11.% 9.5% 1.6% 7.6% 7.6% 12.3% 27.3% 3.1% 33.3% < 3,1% 4.1-4.5% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 % 1% 2% 3% 4% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 29 diperkirakan masih tumbuh pada kisaran 4,1-4,5% (y-o-y) oleh 41,1% Grafik 1 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 29 Laju inflasi tahun 29 diperkirakan akan berada pada range 6,1-6,5% oleh 3,1% Grafik 11 Perkiraan Transaksi Berjalan 29 (% dari PDB) Rp 12.1-12.5 Rp 11.51-12. Rp 11.1-11.5 Rp 1.51-11. Rp 1.1-1.5 Rp 9.51-1. Rp 9.1-9.5 12.2% 9.9% 2.6% 23.% 22.2% 22.5% 16.2% 19.7% 31.% 33.3% 44.6% >3,% 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 2.1% 12.3% 4.9% 1.4% 5.5% 11.5% 6.6% 24.6% 2.8% 49.2% 56.2% 66.7% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% Nilai tukar Rp/USD tahun 29 diperkirakan pada kisaran Rp1.1-1.5 oleh 44,6% Transaksi berjalan tahun 29 diperkirakan akan surplus sebesar,1-1,5% dari PDB oleh 56,2% Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 29 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang 29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 1 21.7% 7.% 8.2% 19.7% 21.7% 18.3% 5.6% 9.8% 16.9% 1 2 29.5% 36.2% >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 4.9% 2.3% 19.7% 2.3% 4.9% 14.8% 8.3% 8.2% 15.3% 29.2% 31.1% 43.5% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Survei Tw. II-29\ Survei Tw. I-29 Survei Tw. IV-28 % 1% 2% 3% 4% 5% Ekspor barang tahun 29 diperkirakan hanya tumbuh sebesar,1-5% oleh 26,8% Grafik 14 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 29 > 2,5% 2,1-2,5% 1,6-2,% 1,1-1,5% <1,1% 5.% 9.6% 11.7% 23.8% 2.5% 17.5% 13.3% 36.7% 45.2% 49.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 29 diperkirakan akan mengalami defisit pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB oleh 45,2% Impor barang tahun 29 diperkirakan juga tumbuh pada kisaran,1-5,% oleh 29,2% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% Grafik 15 Perkiraan Tingkat Pengangguran 29 4.7% 2.8% 2.8% 15.6% 16.9% 1 23.4% 38.4% 31.3% 35.2% 27.4% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Tingkat pengangguran tahun 29 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,1-1,% oleh 38,4% Grafik 16 Perkiraan Kegiatan Investasi 29 Tidak 55.4% 7.8% 7.8% Ya 29.2% 29.2% 44.6% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Sebanyak 44,6% responden optimis bahwa tahun 29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 21 Grafik 17 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 21 Grafik 18 Perkiraan Inflasi 21 >7,5% 7,1% - 7,5% 6,6% - 7,% 6,1% - 6,5% 5,6% - 6,% 5,1% - 5,5% 4.6% - 5,% 4,1% - 4,5% < 4,1% 7.% 4.8% 9.9% 1 14.3% 1 15.5% 9.9% 9.9% 7.9% 23.9% 22.2% 31.% 32.4% >8.% 7.6-8.% 7.1-7.5% 6.6-7.% 6.1-6.5% 5.6-6.% 5.1-5.5% 4,6-5,% 4,1-4,5% 5.7% 1.9% 8.5% 1 1 8.6% 1 4.7% 11.3% 8.6% 3.1% 7.% 3.1% 7.% 16.9% 16.9% 19.7% 2.% 25.7% 31.3% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 21 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,6-6,% (y-o-y) oleh 25,4% Grafik 19 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 21 Laju inflasi tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 6,1-6,5% oleh 25,7% Grafik 2 Perkiraan Tingkat Pengangguran 21 Rp 12.1-12.5 Rp 11.51-12. Rp 11.1-11.5 Rp 1.51-11. Rp 1.1-1.5 Rp 9.51-1. Rp 9.1-9.5 3.1% 8.3% 8.7% 9.4% 8.3% 1.1% 15.6% 2.3% 2.3% 31.9% 27.8% 36.1% % 1% 2% 3% 4% Nilai tukar Rp/USD tahun 21 diperkirakan pada kisaran Rp1.1-1.5 oleh 36,1% >14,% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% 2.8% 4.8% 9.7% 1.% 5.7% 24.3% 24.3% 27.% 28.6% 33.3% 3.2% 36.1% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Tingkat pengangguran tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,% oleh 36,1% Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8