BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah semakin pesat. Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti, 2010), Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia berjumlah 2.928 PTS. Jumlah ini tidak terlalu banyak berubah dengan data yang dicantumkan dalam Surat Edaran Ditjen Dikti No 1061/E/T/2012 yang menyebutkan bahwa jumlah Perguruan Tinggi Swasta yang terdaftar hingga 1 Agustus 2012 adalah 3.124 PTS. Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila Dikti mengeluarkan surat edaran Nomor 152/E/T/2012 yang mengharuskan setiap pelaku di dunia pendidikan tinggi, untuk melakukan publikasi penelitian, baik dalam bentuk jurnal nasional maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, agar dapat bersaing secara intemasional. Disamping itu, pemerintah juga terus mendorong pembaruan data penelitian yang dilakukan oleh setiap Universitas baik PTN maupun PTS yaitu 1
dengan mengharuskan para dosen untuk melakukan publikasi ilmiah atau penelitian. Salah satu tugas pokok Perguruan Tinggi adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Tugas tersebut direalisasikan melalui pengkajian dan riset-riset ilmiah yang dilakukan oleh komunitas akademik yang terdapat di dalamnya, terutama para dosen. Dengan demikian tugas para dosen tidak terbatas pada kegiatan mengajar saja, tetapi mereka juga dituntut terus melakukan riset-riset ilmiah secara serius dalam bidang yang digelutinya agar dapat menyumbang dan memperkaya ilmu pengetahuan. Sejalan dengan indikator yang ditetapkan oleh Dikti (2010), Trisnaningsih (2011) juga mengemukakan bahwa salah satu indikator penentu prestasi dosen dapat dilihat dari banyaknya publikasi yang ia lakukan, baik berupa makalah yang dipresentasikan dalam seminar, penulisan artikel dalam jurnal ilmiah, dan penyusunan buku yang berbobot. Dengan kata lain, dosen yang berprestasi haruslah dapat berfikir secara logis dan kritis, menguasai prinsip dan metode penelitian, serta mampu mengkomunikasikan gagasan ilmiahnya dalam sebuah kerangka berpikir metodologis yang terangkum dalam hasil-hasil penelitian yang dilakukannya. Dosen yang baik tidak hanya berperan sebagai pendidik tetapi juga sebagai penyebar 2
informasi dan agen pembaharu. Selain itu, dosen juga dituntut untuk melakukan penelitian dan terus mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimilikinya secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (UU No. 14 Th. 2005). Senada dengan hal tersebut, Toqud (1998:32) juga mengemukakan beberapa indikator yang umumnya dipakai untuk menilai produktivitas ilmiah seorang dosen diantaranya jumlah dan kualitas publikasi ilmiahnya, penghargaan dan pengakuan atas karya maupun integritas ilmiahnya, serta tingkat aktivitas ilmiahnya, seperti keanggotaannya di lembaga-lembaga ilmiah serta partisipasinya dalam seminar, lokakarya dan kegiatan ilmiah lainnya. Dengan adanya sistem akreditasi Perguruan Tinggi di Indonesia, dengan berbagai indikator-indikator penilaian yang harus dipenuhi, diharapkan kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia menjadi lebih baik. Hal ini merupakan upaya untuk menjalankan amanat Undang-Undang dalam tataran praktek dengan menerapkan penjaminan mutu dalam pelaksanaan penelitian dan publikasi. Kuantitas penelitian dan publikasi penelitian yang dilakukan oleh para dosen di Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, bahkan masih kalah dengan beberapa negara lain di ASEAN (Dikti, 2013). Hal ini dibuktikan hanya ada 16 3
jurnal intemasional yang sudah diakui keberadaannya dalam Scopus secara global per 1 Agustus 2013 (www.kopertis 12.or.id). Menurut sumber yang sama, jumlah ini masih jauh dibandingkan negaranegara lain, misalnya saja Singapura memiliki 94 jurnal intemasional dan Malaysia 45. Sedikitnya jumlah jurnal yang telah terakreditasi ini membuktikan bahwa dosen di Indonesia masih sangat kurang dalam melakukan publikasi ilmiah. Hal ini merupakan tantangan untuk pemerintah pada umumnya dan civitas akademika Pendidikan Tinggi di Indonesia pada khususnya. Sebagai profesional, dosen dituntut memiliki serangkaian kemampuan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal. Salah satunya adalah mengenai penelitian. Dalam melakukan penelitian dan publikasi ilmiah yang baik, seorang dosen haruslah memiliki kemampuan yang memadai untuk mengeksplorasi dan menganalisis topik terkini berkaitan dengan bidang masing-masing. Diperlukan upaya untuk dapat meningkatkan kapasitas dosen dengan lebih besar dalam bidang penelitian, misalnya saja dengan melakukan kegiatan pra penelitian, menyiapkan makalah untuk dibawa dalam konferensi, dan menilai karya ilmiah. Hal ini sangatlah penting karena Hekelman, Zyzanski, & Flocke (1995) mengatakan bahwa untuk mendapatkan penelitian yang baik, dosen perlu untuk mengikuti program yang 4
berkaitan dengan kegiatan penelitian dan bagaimana untuk mendapatkan sumber daya penelitian. Lebih lanjut Sawyerr (2004) mengemukakan bahwa untuk mengukur kapasitas dosen dalam melakukan penelitian dan mengenai sejauh mana dosen yang bersangkutan memiliki keahlian (ability) dalam melakukan dan mempublikasikan penelitiannya, dibutuhkan adanya kompetensi yang memadai dari dosen. Selain itu, menurut joint statement dari lembaga pelatihan penelitian di Inggris (2001), para peneliti harus memenuhi berbagai persyaratan, diantaranya adalah memiliki willingness (kemauan) dan ability (kemampuan) untuk mempelajari dan memahami suatu pengetahuan, menemukan dan mengemukakan permasalahan penelitian, berfikir kritis, mengembangkan konsep teoritis, menganalisa dan mengevaluasi hasil penelitian (http://www.vitae.ac.uk). Sehingga, kemampuan (ability) yang baik sebagai seorang peneliti saja tidaklah cukup tanpa disertai dengan kemauan (willingness) untuk melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian, seorang dosen dituntut untuk mempunyai kapasitas yang memadai sebagai seorang peneliti. Seorang dosen belum tentu dapat mencapai kinerja maksimal ketika mengandalkan kemampuan diri yang dimiliki. Akan tetapi ketika ada dukungan organisasi yang memadai, tentu akan semakin mendorong 5
terciptanya kinerja yang optimal. Setiap organisasi berusaha untuk menciptakan kondisi yang mampu mendorong individu mewujudkan potensi kinerja tertingginya. Pendapat ini diperkuat oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh Sulo (2012) yang mengemukakan bahwa dukungan organisasi dianggap sebagai sebuah faktor yang penting yang mendukung seorang dosen dalam melakukan penelitian karena banyak di dalamnya hal yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja yang dalam hal ini kaitannya dengan penelitian dan publikasi ilmiah. Banyak hal yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi guna mendorong dosen untuk dapat melakukan penelitian dan mempublikasikannya. Upaya tersebut dapat dilaksanakan guna mengembangkan produktivitas ilmiah para dosen. Lebih lanjut, Romli (2005) mengemukakan bahwa upaya meningkatkan produktivitas ilmiah dapat dilakukan dengan adanya pelatihan metodologi dan etika penelitian ilmiah dengan segala aspeknya terutama yang terkait dengan disiplin ilmu masing-masing kelompok dosen, penyediaan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk penelitian, seperti komputer, laboratorium, perpustakaan yang lengkap, dan sebagainya, mendukung dana atau membantu menghubungkan dengan lembaga yang dapat membiayai proyek penelitian mereka serta pengaturan 6
beban jam mengajar para dosen agar mereka mempunyai kesempatan untuk menulis buku, menghadiri seminar, atau melakukan semua proses penelitian Selain itu, ketika dosen telah memiliki kapasitas yang memadai dan dukungan organisasi yang memadai, akan lebih berkembang jika mereka berkolaborasi dengan dosen lain baik dari Fakultas atau Universitas yang sama ataupun berbeda. Saat seorang dosen bekerja secara individu, hasilnya mungkin akan kurang memuaskan. Akan tetapi, ketika dosen memutuskan berkolaborasi dan bekerja di dalam sebuah tim, tentu kinerjanya akan semangkin meningkat. Banyak hal yang dapat memicu dosen untuk bekerja lebih baik terutamanya dalam bidang penelitian, misalnya saja dengan adanya collaboration research (penelitian kolaborasi). Program penelitian kolaborasi semacam ini memungkinkan para dosen untuk dapat menjalin kerja sama dan menciptakan jejaring (networking) dengan lembagalembaga lain yang berkepentingan dalam dunia pendidikan. Lebih lanjut, Wahjudi (2013) mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan kerja sama penelitian haruslah jelas bagian mana yang bisa dikolaborasikan serta peranan dari masing-masing pihak. Hal ini dikarenakan setiap lembaga pasti mempunyai visi, misi dan strategi masing-masing. Dengan demikian, kerja sama penelitian harus 7
didasarkan atas 3M, yaitu mutual respect (saling menghormati), mutual trust (saling percaya) serta mutual benefit (saling menguntungkan). Selain itu, networking merupakan faktor penting yang mendorong dosen untuk melakukan publikasi ilmiah. Dengan networking yang baik, pertukaran pemikiran dan hasil penelitian akan terjadi sehingga dapat disimpulkan bahwa networking merupakan sarana komunikasi antar para peneliti sehingga mereka dapat saling mendiskusikan, mengkritisi, menyempurnakan, dan bahkan memberikan pengakuan atas sebuah penelitian ilmiah (Panduan Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah Universitas Brawijawa, 2010). Jika sebuah tulisan ilmiah tidak dipublikasikan, maka tulisan tersebut akan menjadi bacaan yang ekslusif yang hanya dibaca oleh kalangan yang terbatas dari disiplin ilmu yang terbatas pula. Sebaliknya, dengan adanya tulisan ilmiah yang kemudian dipublikasikan, lebih banyak orang akan membacanya dan komunikasi ilmiah yang terjadi akan semakin luas. Keberadaan jurnal ilmiah disebabkan kebutuhan nyata masyarakat ilmiah, untuk pertama, memperoleh kritikan, saran dan masukan lainnya bagi karyanya. Kedua, pengakuan keilmuan dan promosi jabatan. Ketiga, rujukan terbaru dan ide aktual untuk kajian lanjutan, dan keempat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Panduan 8
Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah Universitas Brawijawa, 2010). Dengan demikian, semakin jelas bahwa publikasi ilmiah sangatlah penting bagi keberlangsungan, kemajuan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan suatu disiplin ilmu. Publikasi ilmiah ini tidak hanya bermanfaat bagi peneliti yang bersangkutan, akan tetapi juga bagi fakultas, Universitas, bidang ilmu tertentu, ilmu pengetahuan secara luas, dan penerapan hasil-hasilnya pun pada akhirnya akan bermanfaat bagi manusia. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh dosen tetap Fakultas Ekonomi Terakreditasi A di Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) VI Jawa Tengah. Alasan peneliti memilih dosen Fakultas Ekonomi adalah tingginya minat popularitas Program Studi Ekonomi bagi konsumen dan semakin diperlukannya lulusan dari Fakultas Ekonomi di dunia kerja sehingga kualitas dosen pengajarnya harus diukur dengan sungguhsungguh untuk memastikan bahwa para dosen dapat menghasilkan lulusan yang baik sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasar. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Kapasitas Meneliti Dosen, Dukungan Organisasi dan Networking dosen dalam kaitannya kinerja publikasi dosen. 9
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh kapasitas meneliti dosen terhadap Kinerja Publikasi Dosen? 2. Apakah ada pengaruh dukungan organisasi terhadap Kinerja Publikasi Dosen? 3. Apakah ada pengaruh networking terhadap Kinerja Publikasi Dosen? 4. Apakah ada pengaruh kapasitas meneliti dosen, dukungan organisasi dan networking secara bersama sama terhadap Kinerja Publikasi Dosen? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah ada pengaruh kapasitas meneliti dosen terhadap Kinerja Publikasi Dosen. 2. Untuk menguji apakah ada pengaruh dukungan organisasi terhadap Kinerja Publikasi Dosen. 3. Untuk menguji apakah ada pengaruh networking terhadap Kinerja Publikasi Dosen. 4. Untuk menguji pengaruh kapasitas meneliti dosen, dukungan organisasi dan networking secara bersama sama terhadap Kinerja Publikasi Dosen. 10
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pemahaman dan awareness kepada para pelaku pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya para dosen mengenai kapasitas meneliti dosen, dukungan organisasi dan networking dalam kaitannya dengan peningkatan kuantitas maupun kualitas publikasi ilmiah (kinerja publikasi ilmiah) yang dilakukan oleh para dosen, sehingga diharapkan bahwa di masa yang akan datang, para pelaku dunia pendidikan tinggi, khususnya para dosen, akan meningkatkan kapasitas dan jejaringnya sehingga kualitas pendidikan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta di Indonesia, serta jumlah jurnal Nasional maupun Internasional yang terakreditasi dapat ditingkatkan. 11