MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 PEMOHON 1. R. Alex Sandi Ridwan dan Husen Habib Hengky Tamando (Pasangan Nomor Urut 2) TERMOHON KPU Kabupaten Bogor ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Rabu, 2 Oktober 2013, Pukul 13.55 14.35 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Harjono (Ketua) 2) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 3) Patrialis Akbar (Anggota) Saiful Anwar Panitera Pengganti

Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Tumpal 2. Samsudin 3. Denny Indriawan 4. Kusnadi B. Kuasa Hukum Termohon: 1. M. Samsi 2. Endang Triresminingsih 3. Lenny Mardiani 4. M. Harun Al Rasyid 5. Suwoko Hadi 6. Siswatiningsih C. Kuasa Hukum Pihak Terkait: 1. Sugeng Teguh Santoso 2. Samsudin 3. Aan Sukirman

SIDANG DIBUKA PUKUL 13.55 WIB 1. KETUA: HARJONO Sidang Mahkamah Konstitusi untuk melakukan Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Terregistrasi 130/PHPU.D-XI/2013, dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Baik, Kuasa Pemohon yang datang, ya? Perkenalkan dulu siapa saja. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Assalamualaikum wr. wb. Kami dari Kuasa Pemohon Pasangan Calon Nomor Urut 2, di antaranya, Pak Majelis, saya perkenalkan, nama saya Tumpal dan rekan saya. 3. KUASA HUKUM PEMOHON: SAMSUDIN Samsudin. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: KUSNADI Saya Kusnadi. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN Saya Denny Indriawan. 6. KETUA: HARJONO Pemohon sudah pernah beracara di sini sebelumnya? Kuasa Pemohon? 7. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Belum, Pak. 8. KETUA: HARJONO KETUK PALU 3X Belum, pertama kali. Oke, perkenalkan juga nih, Terkaitnya... Termohonnya, sudah hadir sekalian, silakan.

9. KUASA HUKUM TERMOHON: M. SAMSI Terima kasih, Pak Ketua. Assalamualaikum wr. wb. Perkenalkan kami Kuasa Termohon, saya sendiri nama M. Samsi. Sebelah kiri saya nomor... Saudara M. Harun Al Rasyid. Selanjutnya, Suwoko Hadi. Selanjutnya, Ibu Endang. Berikutnya, Ibu Lenny. Terakhir, Ibu Siswatiningsih. Terima kasih, Pak Ketua. 10. KETUA: HARJONO Kuasa Termohon banyak sekali, ya. Prinsipalnya datang? Oke, ya. Silakan ini, Terkait sudah hadir agaknya. 11. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: SUGENG TEGUH SANTOSO Terima kasih. Assalamualaikum wr. wb. Dari Pihak Terkait, Pasangan Calon Nomor 3, yang telah ditetapkan juga sebagai... ditetapkan oleh KPU sebagai bupati dan wakil bupati terpilih, diwakili oleh kuasanya, Sugeng Teguh Santoso. Kemudian Samsudin dan Aan Sukirman. Terima kasih. 12. KETUA: HARJONO Baik, jadi untuk Termohon dan Terkait, kesempatan pertama ini adalah kesempatan bagi Majelis Hakim untuk menunaikan kewajibannya memberikan nasihat kepada Pemohon yang berkaitan dengan permohonannya yang sudah diserahkan kepada Majelis Hakim. Sudah memperbaiki, atau belum, atau baru satu kali, silakan? 13. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Baru, Pak. 14. KETUA: HARJONO Oh, baru. Ya, kalau begitu sampaikan secara lisan apa yang menjadi keinginan dari Pemohon dalam mengajukan permohonan di sini secara garis besar saja ya, sampaikannya. 15. KUASA HUKUM PEMOHON: SAMSUDIN Yang Terhormat Majelis Hakim, yang hendak kami sampaikan di dalam persidangan yang mulia ini atau yang terhormat ini adalah sesuai dengan apa yang kami sampaikan dalam petitum.

Bahwa dalam seluruh rangkaian pemilukada yang dilakukan oleh Termohon per 8 September 2013, itu kami harapkan untuk dapat dibatalkan. Kemudian, menyatakan tidak sah atau tidak mengikat Berita Acara Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013, tanggal 14 September 2013. Berikut, mohon juga untuk membatalkan atau setidaknya menganulir Keputusan KPUD Bogor tentang Penetapan Calon Terpilih Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Bogor Tahun 2013. Selanjutnya, mendiskualifikasikan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 atas nama Drs. H. Rachmat Yasin dan Hj. Nurhayanti sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013. Atau setidak-tidaknya, Mahkamah memerintahkan kepada Termohon untuk melaksanakan pemungutan suara ulang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013, setelah satu bulan masa jabatan Bupati Rachmat Yasin usai dan adanya penggantian Ketua KPU Kabupaten Bogor. Demikianlah secara umum, hal-hal yang bisa kami sampaikan atau keinginan kami di dalam permohonan dalam persidangan ini, Majelis. 16. KETUA: HARJONO Jadi kalau langsung dilihat di petitum ya ( ) 17. KUASA HUKUM PEMOHON: SAMSUDIN Ya. 18. KETUA: HARJONO Ada lima tuntutan yang Anda minta. Menerima dan menga... mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya. Kedua, menyatakan batal, tidak sah Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati Bogor, Nomor 67 dan seterusnya. Serta menyatakan tidak sah (suara tidak terdengar jelas), ini ada dua ini ya? Menyatakan batal, tidak sah Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati oleh Komisioner Kabupaten Bogor, Nomor ya, 67. Oh, ini baru masuk ini perbaikan permohonan? Oh, ya saya kira tadi saya tanya apa sudah pernah memperbaiki? Katanya, belum. Kan ternyatanya ada lagi.

Oke, halaman 22. Menerima dan mengabulkan permohonan untuk seluruhnya, itu halaman 22-nya. Halaman 23, Membatalkan Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum di tingkat kabupaten oleh KPU bertanggal 14. Berita Acara Penetapan Calon Terpilih Bupati ini yang disebutkan Berita Acara Nomor 67, Berita Acara Nomor 67 itu memuat dua hal? Ya? 19. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 20. KETUA: HARJONO Maaf, Pak Hakim, Berita Acara di situ ada dua. He em. 21. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Satu, Berita Acara Hasil Penghitungan Rekapitulasi Suara. Kedua, Berita Acara Penetapan Calon Terpilih menjadi Bupati Bogor dan Wakil Bupati Bogor, yaitu ( ) 22. KETUA: HARJONO Berita Acara yang pertama, hasil rekapitulasi itu tidak ada nomornya? 23. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Nomor 67, Pak. 24. KETUA: HARJONO Ya? 25. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Nomor 67, Pak. 26. KETUA: HARJONO Coba kalau dibaca! Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati di tingkat Kabupaten Bogor tanggal dan Berita Acara Penetapan kok, jadi satu itu dua Berita Acara itu? Satu, 67, itu ada dan kan? Gimana yang betul gimana?

27. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 67, per tanggal ( ) 28. KETUA: HARJONO Ya, 67? 29. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 67 67 dan 70, Pak. 30. KETUA: HARJONO Ya, yang 67 itu apa 2 Berita Acara itu? 31. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Satu, Majelis. 32. KETUA: HARJONO Ndak, makanya saya tanya. Membatalkan di dibaca dulu ya. 33. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, Pak. 34. KETUA: HARJONO Membatalkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bupati Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor Tahun di Tingkat Kabupaten oleh KPU tanggal dan Berita Acara ( ) 35. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL He em. 36. KETUA: HARJONO Lah ini ada 2 Berita Acara kan?

37. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, benar Majelis. 38. KETUA: HARJONO Benarnya bagaimana? 2 Berita Acara itu hanya 1 nomor? 39. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 1 nomor, Majelis. 40. KETUA: HARJONO Di lihat saja Berita Acaranya, jangan di ( suara tidak terdengar jelas) ini Berita Acaranya dibaca. 41. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 42. KETUA: HARJONO Berita Acara Rekapitulasi (suara tidak terdengar jelas). Kan ada kata dan itu judulnya Berita Acara apa karena yang kedua itu penetapan pasangan calon terpilih. 43. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, he eh. 44. KETUA: HARJONO Itu terpisah ( ) 45. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Terpisah, Pak. 46. KETUA: HARJONO Atau enggak? 47. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ter terpisah, Pak. Maaf, terpisah, Majelis.

48. KETUA: HARJONO Terpisah? 49. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya. 50. KETUA: HARJONO Jadi ada 2 Berita Acara itu? 51. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Betul, Majelis. 52. KETUA: HARJONO Ya, kalau begitu, selain 67 ada Berita Acara yang lain? 53. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Berita Acara Nomor 68, Majelis. 54. KETUA: HARJONO Oh, mana yang 68? Mana yang 67? 55. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 67 tentang Rekapitulasi suara. 56. KETUA: HARJONO He em. 57. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 68 tentang Penetapan Bupati Terpilih. 58. KETUA: HARJONO Ya, itu harus diperbaiki itu! Enggak jelas kan di situ?

59. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, terima kasih, Majelis. 60. KETUA: HARJONO Itu yang diperhatikan. Nah, yang di bawahnya malah benar itu, nomor 3-nya itu. Apa itu saja yang minta dinyatakan tidak sah? Yang di atas, dua-dua diminta dibatalkan. Yang di bawah? Yang minta dibatalkan hanya 68 saja, yang nomor 3. 61. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya. 62. KETUA: HARJONO Ya, nomor 4 lain lagi kan? 63. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Maaf, Majelis. 64. KETUA: HARJONO He em. 65. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Untuk poin nomor 3, Berita Acara berikut Keputusan KPU ( ) Penetapan Surat 66. KETUA: HARJONO Berikut itu berarti dua atau itu berikut itu satu? 67. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Jadi satu paket, Majelis. Ya. 68. KETUA: HARJONO Ya, dibaca! Nomor 3-nya dibaca dulu!

69. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Menyatakan ( ) 70. KETUA: HARJONO Tidak sah. 71. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Tidak sah untuk atau tidak mengikat Berita Acara Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Pemilih ( ) 72. KETUA: HARJONO Lain lagi ini? Ini penetapan pasangan calon, jadi ( suara tidak terdengar jelas) bakal calon. Satu, SK. 73. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya. 74. KETUA: HARJONO Kalau yang di nomor 2 tadi, 2. Ya, Berita Acara dan pasangan calon terpilih, ya kan? 75. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, Majelis. 76. KETUA: HARJONO Itu yang Anda sebut 68 tadi ternyata 68 bukan? 68 itu adalah Penetapan Pasangan Calon Pemilihan Bupati, belum ada terpilihnya yang di 68 itu. 77. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 78. KETUA: HARJONO Pasangan calon terpilih ( ) Ya, yang benar yang mana?

79. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 80. KETUA: HARJONO Pasangan calon terpilih, Pak. Nah, terpilih. Anda di atas meminta dua-dua dibatalkan, yang nomor tiga minta satu saja yang dinyatakan tidak sah. Bagaimana? 81. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN Mohon izin, Majelis. Untuk penetapan pasangan calon terpilih itu di Nomor 70, Majelis. 82. KETUA: HARJONO Ini tambah lagi masalah, berarti Nomor 4 itu salah? Yang katanya tadi kurang terpilih tadi, bukan Nomor 3 itu? 70 itu diurut lagi deh! 83. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN 84. KETUA: HARJONO Mohon izin skorsing, Majelis. Ya? 85. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN 86. KETUA: HARJONO Mohon izin skorsing sebentar, kita ( ) Enggak, enggak usah skorsing. Anda punya kesempatan untuk memperbaiki, justru inilah yang kemudian harus Anda perbaiki ya. Jadi di sini tidak jelas penomoran Anda yang Anda maksud mana ya, Nomor 5 kemudian mendiskualifikasi. Yang Nomor 7 yang Nomor 4 menganulir keputusan. Ini menganulir, membatalkan, itu bedanya apa? Keputusan dianulir, apa? Maksudnya apa Nomor 4 itu? Anda kan di depan membatalkan atau setidaknya menganulir. Apa ada maksud tertentu, apa sebetulnya sama itu, antara membatalkan dan menganulir? Sama?

87. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN Sama, Majelis. 88. KETUA: HARJONO Nah, kalau sama, kok di-atau-kan? Sama sajalah, artinya satu saja kan sudah cukup ya? Lalu setelah itu, mendiskualifikasi pasangan calon diskualifikasi itu baru bisa dilakukan kalau kemudian tentang SK putusan tentang penetapan calon itu kemudian juga dimasalahkan. Apa itu Nomor 68 itu yang penetapan calon? Nomor 3 itu menyatakan tidak sah atau tidak mengikat Berita Acara Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Pemilihan Umum kalau tidak salah, tadi yang 68 itu terpilih, calon terpilih ya? Nomor 68 itu kan? Kalau Anda kemudian meminta mendiskualifikasi, yang didiskualifikasi itu yang Anda minta untuk diskualifikasi itu dia tercantum di putusan yang mana ini? Kan berarti putusan tentang pencalonan, tentang daftar calon. 89. KUASA HUKUM PEMOHON: KUSNADI Maaf, Majelis. Keputusan KPU Nomor 71 jelas disebutkan penetapan calon terpilih, Majelis. 90. KETUA: HARJONO Ya. Kalau Anda minta calon terpilih, sekarang Nomor 5, Nomor 5 itu mendiskualifikasi, mendiskualifikasinya ini yang Anda minta itu bagaimana? Apakah yang bersangkutan itu tidak boleh ikut lagi sebagai calon atau bagaimana yang Anda maksud? 91. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Mohon, Majelis. Kami berpendapat, pengertian tentang diskualifikasi adalah untuk Pasangan Calon Terpilih Nomor Urut 3 tidak disertakan kembali untuk pilkada ulang. 92. KETUA: HARJONO Ya kan, mendiskualifikasi tidak disertakan lagi. Padahal hak dia untuk ikut serta itu ada di keputusan nomor berapa? Kok dia bisa ikut serta itu keputusan nomor berapa dia? Keputusan sebagai calon itu di keputusan nomor berapa? Masa 68? 68 tadi katanya terpilih? Calon terpilih?

93. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 71, Majelis. 94. KETUA: HARJONO 71? 95. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Terpilih. 96. KETUA: HARJONO 71 terpilih? 97. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Betul. 98. KETUA: HARJONO Kalau yang 68? 99. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Berita Acaranya, Majelis. 100. KETUA: HARJONO Berita Acara Pleno Terbuka? 101. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya. 102. KETUA: HARJONO Apa memang betul pasangan calon itu ditetapkan dalam Berita Acara Pleno Terbuka? 103. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Betul, Majelis.

104. KETUA: HARJONO Oke, itu pasangan 68. Kalau Berita Acaranya, nomor berapa? Berita Acara rekapnya nomor berapa? 105. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Rekapitulasi? 106. KETUA: HARJONO He em. 107. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 67, Majelis. 108. KETUA: HARJONO 67, tadi ada Berita Acara Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati, lah ini, kan jadi satu tadi ya? Coba ditata kembali nanti ya! 109. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Ya, Pak. 110. KETUA: HARJONO Apakah cukup SK yang Anda masalahkan itu adalah 67, 68, 71, ya kan? Apa cukup itu saja? Apa tidak ada ( ) 111. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL 112. KETUA: HARJONO Semuanya ada empat, Majelis. Di sini kan baru berapa ini? 113. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Pertama ( )

114. KETUA: HARJONO Oh, ya. 115. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Mohon kasih waktu, Majelis. Pertama, SK Nomor 70 yang Berita Acaranya Nomor 67. Kedua, SK KPU Nomor 71 yang Berita Acaranya Nomor 68. 116. KETUA: HARJONO Oke, tapi nanti Andalah susun ya! Karena ( ) 117. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Terima kasih, Majelis. 118. KETUA: HARJONO Jadi, maksud saya kalau mendiskualifikasi pasangan calon ini, ya putusan tentang dia masuk sebagai pasangan calon itu yang harus dimintakan dibatalkan dulu kan? Setelah itu, baru persoalan diskualifikasi. 119. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Terima kasih, Majelis. 120. KETUA: HARJONO Oke. Kalau demikian, ya karena Anda baru pertama kali bersidang di sini, tapi agaknya sudah membaca ya, contoh-contoh dari permohonan itu? Bicara tentang Kewenangan Mahkamah Konstitusi, itu ada di halaman berapa? Halaman 1, 2, tidak ada, 3, tidak ada. 121. KUASA HUKUM PEMOHON: TUMPAL Halaman 7, Majelis. 122. KETUA: HARJONO Halaman 7. Sekarang sebetulnya kalau demikian, lebih baik yang permohonan pertama karena permohonan pertama itu kewenangan justru di depan ya, secara kewenangan dulu. Tapi di sini legal standing

dulu ada di halaman 4. Yang pertama sudah bicara kewenangan dulu, baru legal standing. Itu urutannya, ya. Dan lagi di dalam persoalan kewenangan ini, jangan lupa PMK itu sudah memberikan ketentuan permohonan untuk pemilukada itu sebetulnya objek utamanya yang mana? Kalau tadi Anda menyebut 4 itu, sebetulnya 4 itu yang mana yang memenuhi kriteria sebagai objek dari pemilukada? Yang 4 itu kemudian menentukan tentang apa? Tentang tenggang waktu. Anda tenggang waktu dihitung mulai kapan? 123. KUASA HUKUM PEMOHON: SAMSUDIN Di situ mulai tanggal 16, Majelis. Karena rapat Pleno dibuka untuk umum tanggal 14, jatuh pada hari Sabtu, tanggal 15-nya hari Minggu, sehingga kita hitung mulai dari Senin, hari pertama, Selasa, hari kedua, Rabu, hari ketiga. 124. KETUA: HARJONO Ya, cuma juga harus disebut apa yang terjadi pada tanggal 15 itu, kan? Penghitungan itu menghasilkan apa? Kalau di sini, 14 September. Oke, ya, coba nanti ditata kembali dalam hal persoalan penyusunan secara berurut, mana dulu, kewenangan dulu, legal standing, lalu tenggang waktu, dan terakhir nanti Anda harus memperbaiki petitum itu sesuai dengan nasihat Hakim. Pak Hakim Fadlil ada? 125. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Saudara Pemohon, ini Saudara sebenarnya sudah memperbaiki ya? Semula permohonan Saudara itu sama tanggalnya, hanya isinya itu diperbaiki, begitu kan? Tapi meskipun Saudara memperbaiki, tapi memperbaiki Saudara itu tidak atas dasar nasihat Hakim, sehingga Saudara masih ada waktu untuk memperbaiki lagi. Matikan itu miknya supaya tidak feedback! Meskipun Saudara memperbaiki, tapi tidak apa namanya tidak akan jauh-jauh dari soal yang menjadi dasar di sini, dasar permohonan di sini. Tadi akan saya mulai dari struktur atau sistematika permohonan. Sistematika permohonan itu kan dimulai dari kewenangan. Pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh Hakim itu, kami berwenang apa enggak ini terhadap permohonan Saudara ini? Nah, kan gitu. Kalau jawabannya berwenang, ini kan Anda lalu menguraikan, Mahkamah Konstitusi itu kewenangannya apa, permohonan Anda apa, lalu simpulnya, oh dengan begitu berwenang. Permohonan kewenangan Mahkamah Konstitusi itu mengadili pilkada yang objeknya ini, kemudian permohonan Anda itu pilkada juga, objeknya ini, lalu baris

yang terakhir itu, oh dengan begitu, MK kan berwenang. Itu kalau ilmiahnya kan ada premis besar, premis kecil, lalu premis khusus, lalu baru simpulnya. Itu tulisan hukum itu kan argumentatif, argumentatif dengan metode yang seperti itu. Legal standing juga sama, apakah saya termasuk orang yang boleh maju apa enggak? Karena pertanyaannya begitu. Saya itu siapa? Yang jelas, berdasarkan undang-undang yang boleh maju itu pasangan calon. Lalu disebutkan, Saya pasangan calon nomor sekian. Karena itu, MK berwenang itu sederhananya kan begitu lho. Ini Anda meliuk-liuk enggak karu-karuan, makin enggak jelas, ya kan? Jadi over bodoh itu, kalau bahasa Belandanya itu. Oleh karena itu, sama lagi, beranjak lagi ke apa... legal standing, terus tenggang waktu. Tenggang waktunya itu mestinya Anda hitung, itu rapat Pleno Penghitungan Suara di tingkat kabupaten itu hari apa? Itu menurut undang-undang itu, hitungannya Anda masih boleh maju itu kan tiga hari kerja sesudah... tiga hari kerja sesudah rapat itu... Pleno itu mengumumkan kan? Nah, sebut saja, tanggal 14 itu rapat selesai, lalu diumumkan. Namun karena tanggal 14 itu hari Sabtu, dan kemudian hari... tanggal 15-nya juga Minggu, maka dihitung pertamanya itu adalah tanggal 16, kan gitu kan? Di sini kok enggak begitu, di sini... wah, aduh enggak karukaruan gitu. Sedang permohonan Anda maju ke sini didaftar itu tanggal 18, itu injury time itu kan, itu tanggal 18 itu kan jamnya saja sore, jam 15.30 apa, ya. Nah, itu. Enggak tahu ini, jamnya jam berapa, 15.11 menit. Wah, injury time itu, berapa menit lagi bablas anginnya itu kan. Nah, oke. Lalu baru setelah itu, pokok permohonan. Lah, sebenarnya pokok permohonan inilah yang mengantarkan Anda kepada petitum. Kalau Anda minta tadi objek permohonannya itu apa namanya... hasil, itu hasil kan tidak tiba-tiba. Hasil itu kan dari proses, dalam prosesnya itu administrasi itu ada Berita Acara yang mendokumentasikan rapat, rapat Pleno. Berdasarkan Berita Acara itu, lalu dibikin keputusan, berarti keputusan KPU, kenapa tidak jadi satu saja itu? Jadi yang Anda persoalkan itu misalnya tadi kan, Anda kan sudah menyebut-nyebut juga adalah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang terjadi pada apa... tanggal berapa, dengan Berita Acara nomor sekian, yang kemudian dituangkan dalam keputusan KPU nomor sekian. Itu kan enggak enak toh? Itu nanti lalu jadi satu poin. Kemudian yang berikutnya lagi yang Anda minta, itu kan soal keterpilihan itu, keputusan yang menyatakan terpilih. Itu ada sidang lagi untuk menyatakan siapa yang terpilih atau dari penghitungan suara tadi langsung bisa ditetapkan terpilih. Itu kan... saya enggak mengerti itu, tapi Anda gambarkan, sehingga Anda enggak ditanya bingung lagi tadi. Berita Acara dan keputusan itu kan ya, ikutan-ikutan saja kan, dalam proses, gitu ya.

Kemudian, itu semua dimulai dari apa namanya... pasangan calon yang berhak mengikuti pemilukada. Itu kan ada keputusannya juga, ada rapatnya juga. Itu katanya Anda minta juga. Itu berarti kalau dilihat dari segi Berita Acaranya itu, berarti ada tiga, dilihat dari segi keputusannya juga tiga, kan kalau itu semuanya hasil rapat. Tapi saya enggak mengerti ini, di tempat Anda bagaimana ini. Kadang-kadang memang KPU ada yang bikin Berita Acara, tapi enggak bikin keputusan, nah itu. Suka-suka begitu, tapi whatever lah, ini yang Anda harus cocokkan itu dengan normanya. Yang menjadi objek itu di dalam Undang-Undang Pemda itu apa? Di PMK itu apa? Itu yang penting. Lalu baru Anda me (suara tidak terdengar jelas). Nah, sekarang berikutnya, dalil itu kan dalam posita itu kan ada dua. Ada dalil yang berkaitan dengan fakta, ada dalil yang berkaitan dengan hukum, atau ini biasanya disebut (Hakim menggunakan bahasa asing), begitu biasanya kalau zaman dulu saya belajar. Wong saya sudah tua, jadi zaman dulu begitu. Sekarang saya kira masih berlaku juga. Oleh karena itu, Anda sebutkan fakta-fakta yang kemudian Anda kualifikasi sebagai pelanggaran sistematis itu apa? Fakta-fakta yang Anda kualifikasi sebagai pelanggaran masif, terstruktur itu apa? Ini Anda mencoba untuk dipisahkan. Pertama sistematis, kemudian terstruktur, dan masif. Mestinya ini kalau mau diuraikan, itu terstruktur, masif, sistematis, itu kan sebenarnya tiga kualifikasi terhadap satu fakta. Bisa saja kan? Cuma penggambarannya masif itu persebarannya luas. Terstruktur itu ada lembaga yang dibentuk atau dengan numpang lembaga pemerintahan yang ada bisa jadi, apa begitu? Saya enggak mengerti persis. Kemudian sistematis itu artinya setiap langkah dari yang atas sampai yang bawah itu apa namanya ada hubungan satu sama lain yang menentukan. Menentukan apa? Tercapainya tujuan terpilih. Nah, itu berarti ada pelanggaran-pelanggaran seperti apa, sehingga dia bisa terpilih itu? Anda kan ingin mengatakan bahwa terpilihnya Terkait ini karena pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif kan? Ya, coba. Sebelum sampai simpul seperti itu, gambarkan faktanya kayak apa. Kalau hukumnya Anda sudah menggunakan yurisprudensi, katanya, Putusan Mahkamah Konstitusi. Ya, oke silakan. Tapi, meski meskipun begitu, ini gambarnya kalau diibaratkan foto gitu, ya buram gitu, buram gitu. Sehingga nanti supaya dia menjawabnya enak, Terkait jawabnya enak, yang salah itu KPU di mana, Terkait di mana, sehingga dia juga jawab yang menjadi sasaran dia saja kan. Terkait juga menjawab yang kaitannya dengan Terkait. Jangan nanti soalnya KPU, Terkait (suara tidak terdengar jelas) Itu benar KPU sudah ya, kan kacau semua itu! Kami ndadak mempertimbangkan lagi, panjang lagi, gitu ya. Oleh karena itu, sekali lagi. Ini kan apa Advokat senior semua. Ini Jaksa semua ini? Anda juga Jaksa? Besok lagi pakai toga.

Jaksa kalau anu kan, pakai toga kan? Nanti dimarahi Kajari Anda, kan susah entar, ya? Oke, ya? Itu, itu saja. Ini Anda sebenarnya sudah, sudah apa bisa mempersiapkan jawabannya. Kan ini kan soal apa namanya keterampilan narasi saja. Tapi soalnya kan jelas, Anda dituduh apa, itu kan jelas. Kan Anda dituduh apa, juga sudah jelas. Makanya, disilakan Anda untuk mendengarkan dan kemudian renungkan jawabannya yang pas itu apa, berdasarkan fakta yang ada. Oke, ya? Ini bedanya apa putusan yang erga omnes dengan yang mengikat pribadi itu begini. Kalau erga omnes, mesti harus jelas dulu soalnya ini, gitu ya. Oke, terima kasih. 126. HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Ya, saya mau tambahkan juga Pemohon ya, supaya lebih sempurna dan lebih mudah membuktikannya. Kalau kita sudah susun dengan baik, terus dalil kita enggak bisa dibuktikan, tetap saja enggak bisa, tapi kan supaya lebih mudah. Pertama, setiap nomor-nomor SK ini tanggalnya jangan lupa. Ini di halaman di dalam halaman 6 itu banyak sekali enggak pakai tanggal. 3A, 3C, SK-nya ada nomor sekian, tapi kan kita enggak tahu tanggalnya berapa. Kemudian, ini juga coba di lihat ya, coba diuraikan. Saudara mengatakan di sini ada di 40 kecamatan terjadi pelanggaranpelanggaran, tolong dirinci dengan baik. Itu di kecamatan apa saja, berupa apa pelanggarannya, dan kapan? Ini kan enggak jelas. Jangan Majelis nanti yang ditugaskan untuk mencari itu, tapi Saudara yang merinci itu. Sehingga nanti ketika Saudara membawa saksi, itu sudah jelas saksinya mau menjelaskan apa. Ini terus terang di dalam beberapa petitumnya eh, di dalam positanya, saya lihat ini banyak kejadiankejadiannya ini bulan Oktober 2011, 2012, itu kan belum masuk tahapan pilkada itu, ya. Jadi yang relevan dengan tahapan-tahapan pilkada. Kalau enggak relevan, ya pasti dalilnya enggak ada gunanya. Nanti pemerintahannya enggak jalan dong? Kan gitu. Ya, jadi tolong yang relevan. Ya, diuraikan 40 kecamatan itu tanggal berapa, oleh siapa, perbuatan apa, bentuknya bagaimana? Ini saya lihat dalam halaman 14, halaman 15, 16, 17, ini tahunnya sudah Pak, masih jauh ini pilkada ini. Ya, jadi kemudian ya, seperti Pak Fadlil bilang (Pak Hakim), ya coba dijelaskanlah yang TSM itu bentuknya bagaimana, diuraikan, jadi supaya lebih terarah. Kemudian, coba diberikan satu gambaran ya, meskipun itu TSM, ini kan tidak terlepas dari pengaruh perolehan suara. Kira-kira bagaimana bentuk pengaruh perolehan suara yang harus dimiliki oleh Pemohon ini? Ada pengaruh enggak sih? Gitu. Kalau enggak ada pengaruh, apalagi ini kan bedanya jauh sekali. Nah, ini Saudara harus

berupaya untuk meyakinkan Majelis ini bahwa semestinya Saudara menang gitu, ya. Jadi perolehan suara itu sangat penting. Jadi ada hubungan antara pelanggaran-pelanggaran ini dengan selisih perolehan suara. (Suara tidak terdengar jelas) perlu, kalau mau ada pengelembungan, pengurangan, begitu. Saya kira itu saja ya, supaya lebih lengkap lagi, terima kasih. Sudah, Pak. 127. KETUA: HARJONO Baik, jadi Kuasa Pemohon ya, jelas kira-kira apa yang disampaikan Hakim untuk memperbaiki permohonan Anda? Jelas ya? Jadi arah permohonan nanti sudah bisa diperbaiki dengan nasihatnasihat dari tiga Hakim yang disampaikan pada Saudara. Anda masih diberi kesempatan, Saudara Pemohon, Kuasanya, untuk memperbaiki dan harus diserahkan pada Panitera hari Kamis, jam 11.00 paling lambat. Setelah Anda menyerahkan perbaikan, maka Termohon dan Pihak Terkait bisa mengambil perbaikan itu untuk dipelajari. Karena pada Jumat, jam 08.30 pagi, persidangan akan dilanjutkan mendengarkan tanggapan Termohon dan Pihak Terkait juga menyampaikan tanggapan Termohon terhadap permohonan yang sudah diperbaiki tadi. Karena ini hari Jumat, barangkali nanti kita tidak akan melakukan pemeriksaan saksi dulu, kita tunda nanti pada hari Seninnya, baru sidang untuk pemeriksaan saksi. Jadi khusus Jumat, kita akan dengarkan tanggapan Termohon dan tanggapan Pihak Terkait. Meskipun pemeriksaan saksi baru hari Senin, Pemohon supaya menyerahkan daftar saksi, daftarnya itu meliputi satu, nomornya urut. Lalu dua, nama yang diajukan, tentu dengan identitasnya, siapa yang Anda ajukan sebagai saksi. Lalu hal-hal yang ingin Anda sampaikan kesaksian itu isi materi apa ya, dan tentu saja kesaksian itu akan dikaitkan dengan dalil dengan posita yang sudah Anda tulis di dalam perbaikan permohonan. Jangan positanya cerita lain, saksinya cerita lain! Ini enggak ada gunanya ya. Jelas, Saudara Pemohon? Pihak Termohon dan Pihak Terkait, saya kira sudah jelas ya apa yang Anda siapkan? Menunggu perbaikan dari Pemohon sampai jam 11.00 besok. Cukup? Ya silakan! 128. KUASA HUKUM PEMOHON: DENNY INDRIAWAN Mohon izin, Majelis. Tadi saya ingin menanyakan dari Hakim Anggota, saran dari Hakim Anggota, terkait tahun yang lama-lama ada disebutkan 2011-2012, memang di sini kita melihat pada tahun-tahun itu ( )

129. KETUA: HARJONO Enggak, begini saja. Kalau itu Anda anggap sebagai relevan untuk disampaikan untuk menggambarkan TSM-nya bagaimana, silakan ya, apa yang terjadi di tahun-tahun itu, silakan saja, dibuktikan nanti. Kita belum sampai pada penilaian. Hak Anda untuk tetap menyampaikan, lalu dasarnya apa karena itu disampaikan ya. Baik, kalau tidak ada hal lain yang ditanyakan, maka persidangan ini saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 14.35 WIB Jakarta, 2 Oktober 2013 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.