BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Seiring peningkatan jumlah penduduk kota DKI Jakarta, maka kebutuhan air bersih pun semakin meningkat. Untuk memastikan pelayanan air bersih tercukupi dengan baik, maka Pam Lyonnaise Jaya (PALYJA) pun meningkatkan produksi di semua unit Instalasi Pengolahan Air (IPA), salah satunya adalah IPA Pejompongan 2. Saat ini IPA Pejompongan memperoleh suplai air baku dari Kanal Tarum Barat (West Tarum Canal/WTC Kalimalang). Bila suplai WTC Kalimalang berkurang, air tambahan dari Banjir Kanal Barat (BKB) juga diolah, walaupun resiko penurunan kualitas air baku yang masuk ke IPA Pejompongan menjadi lebih tinggi. Sumber utama air baku Banjir Kanal Barat adalah Kali Ciliwung. Agar sumber air baku yang diperoleh PALYJA memenuhi standar air baku olahan dan dapat menambah kapasitas olahan air baku, maka PALYJA melakukan upaya untuk merehabilitasi intake eksisting PALYJA yang diambil dari Banjir Kanal Barat. Sasaran strategis dari pekerjaan ini berupa kuantitas air baku yang akan diambil adalah 550 lps (litre per second) secara kontinyu. Selain itu parameter kualitas yang perlu diperhatikan dalam pengolahan ini adalah turbidity dan ammonium. Target penurunan turbidity adalah 10 NTU dari inlet air 1
2 baku, dan untuk penurunan ammonium yang diharapkan adalah 75%. Untuk merehabilitasi intake tersebut, maka PALYJA pun menuangkannya dalam suatu tender proyek pekerjaan. PT Degremont, merupakan perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam bidang engineering dan design water plant, mengadakan kerjasama dengan PALYJA untuk melakukan proyek Rehabilitasi Banjir Kanal Barat yang berlokasi di Jl. Penjernihan Raya, Pejompongan, Jakarta Pusat. Perjanjian kerjasama tersebut disepakati selama 23 bulan, dengan pembagian periode sebagai berikut : 1. 11 (sebelas) bulan untuk melakukan Pekerjaan; 2. 12 (dua belas) bulan masa pemeliharaan setelah commissioning, dan technical support per bulan. Dengan memperhitungkan tahapan preliminary dan pembayaran uang muka, maka masa pekerjaan proyek terhitung sejak Maret 2014 sampai dengan Januari 2015. Selanjutnya, ada masa pemeliharaan dimana PT Degremont bertanggung jawab terhadap kerusakan teknis akibat instalasi, penyediaan technical support, training untuk pegawai operasional, pengecekan, dan penggantian atas barang-barang yang tidak berfungsi dengan baik. perencanaan : Berikut adalah gambar Gantt Chart dari kondisi proyek tahap
3 Gambar 1. 1. Gantt Chart Kondisi Perencanaan
4 Dalam menentukan waktu dan biaya proyek yang dibutuhkan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman, laporan akhir secara teknis, dan updating harga dari supplier yang bersangkutan. Seluruh prosedur teknis telah diikuti, ternyata keterlambatan pun tidak bisa dihindari. Gambar 1. 2. Struktur Bangunan Inti yang Tidak Dapat Dibongkar Dalam proyek Pekerjaan Rehabilitasi Banjir Kanal Barat ini, kendala teknis yang dihadapi adalah ketiadaan gambar yang lengkap, sehingga informasi disain yang didapat pun tidak memadai. Pada saat proyek berjalan pada tahapan Detailed Design, baru diketahui bahwa terdapat struktur bangunan inti yang tidak bisa dibongkar, seperti terlihat pada gambar 1.2. Apabila dipaksakan untuk dibongkar, makan akan mengganggu kinerja operasional yang ada saat itu. Sementara PALYJA harus terus beroperasi untuk melayani pelanggan. Kendala ini membuat Degremont melakukan re-engineering untuk mengatasinya, sehingga mengakibatkan terjadinya penyimpangan waktu. Selain itu juga terdapat kendala cuaca yang sulit dihindari.
5 Gambar 1. 3. Layout Proyek Kondisi Awal (Tampak Atas) Gambar 1. 4. Layout Proyek Kondisi Awal (Tampak Samping) Pada awal perencanaan, desain layout yang diusulkan oleh PT Degremont adalah seperti pada gambar 1.3 dan 1.4. Tetapi setelah ada temuan berupa struktur bangunan yang tidak bisa dibongkar, maka layout pun berubah seperti pada gambar 1.5. dan 1.6. di bawah ini.
6 Gambar 1. 5. Layout Proyek Kondisi Akhir (Tampak Atas) Gambar 1. 6. Layout Proyek Kondisi Akhir (Tampak Samping) Akibat temuan struktur bangunan tersebut, maka kegiatan disain yang rencananya dikerjakan dalam waktu 6 hari, akhirnya harus diperpanjang sampai dengan 28 hari.
7 Berikut kondisi proyek secara realisasi : Gambar 1. 7. Gantt Chart Kondisi Realisasi
8 Dengan membandingkan gambar 1.1. dan 1.5. maka dapat dilihat bahwa ada keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek. Durasi yang harusnya selesai di bulan Januari 2015, ternyata pada kenyataannya terlambat sampai dengan Maret 2015. Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana semula, diperlukan suatu upaya percepatan durasi proyek, dan biasanya diikuti dengan meningkatnya biaya proyek. Oleh karena itu, untuk menghindari keterlambatan dan pemborosan anggaran untuk proyek yang akan datang, maka peneliti membuat suatu penelitian dengan menggunakan Metode Jalur Kritis atau sering disebut juga Critical Path Method (CPM) yang diintegrasikan dengan metode pemendekan durasi jalur kritis (Crashing Duration) serta menggunakan metode pengendalian Earned Value Analysis (EVA). Dari penggunaan kedua metode tersebut di atas maka dapat diketahui dan diperoleh alternatif pengendalian waktu dan biaya pekerjaan sebagai dampak dari perubahan desain yang terjadi pada proyek Pekerjaan Rehabilitasi Banjir Kanal Barat. Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Evaluasi Penjadwalan dengan Menggunakan Metode CPM (Critical Path Method) dan Earned Value Analysis (EVA) pada Proyek Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta.
9 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pekerjaan pada proyek Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta; dan dijabarkan dalam WBS (Work Breakdown Structure) dan bentuk jaringan kerjanya (network)? 2. Berapa durasi untuk menyelesaikan proyek Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta? 3. Berapa total biaya proyek Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta? 4. Bagaimana percepatan waktu yang optimal dan berapa total biaya setelah percepatan dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method)? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan mengkaji proses pekerjaan pada proyek Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta; dalam bentuk WBS (Work Breakdown Structure) dan bentuk jaringan kerjanya (network). 2. Mengetahui dan mengkaji waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta. 3. Mengetahui dan mengkaji biaya penyelesaian proyek Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta.
10 4. Mengetahui dan mengkaji waktu percepatan yang optimal dan total biaya perkiraan untuk percepatan pada proyek Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, Jakarta dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method). D. Pembatasan Masalah berikut: Penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai 1. Pada penelitian ini hanya difokuskan pada Pekerjaan Rehabilitasi Intake Banjir Kanal Barat, tanpa mempertimbangkan masa pemeliharaannya. 2. Durasi kegiatan dianggap deterministik, artinya jarak waktu antara aktivitas dapat diketahui secara pasti dan durasi kegiatan juga dapat dianggap probabilistik, artinya jarak antara aktivitas dapat diketahui secara kemungkinan. 3. Pada lintasan kritis/network diagram menggunakan AOA (Activity On Arrow), artinya kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa. 4. Penelitian ini menggunakan asumsi-asumsi dalam percepatan waktunya.
11 E. Kontribusi Penelitian Adapun hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik bagi perusahaan, bagi masyarakat di lingkungan perguruan tinggi, maupun bagi penulis sendiri. 1. Bagi Praktisi Memberi masukan dan saran yang bermanfaat, dalam hal pertimbangan melakukan perencanaan dan pengendalian suatu proyek untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. 2. Bagi Akademisi Memiliki studi literatur yang dapat menghubungkan antara Manajemen Proyek dengan dunia perguruan tinggi serta dapat menyediakan literatur acuan yang berguna untuk pendidikan penulisan lebih lanjut bagi mahasiswa yang berminat dengan permasalahan ini. Dengan melakukan penelitian maka, wawasan ilmiah akan menjadi bertambah dan akan meningkatkan daya analisis terhadap masalah yang berkaitan dengan evaluasi penjadwalan proyek dan optimasi biaya.