BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat bertahan dalam persaingan tersebut harus berusaha untuk mempertahankan atau menambah jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan meningkatkan volume produksi dan menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Perusahaan PDAIJ yang ingin bersaing juga harus memperhatikan proses produksi agar berjalan optimal. Sebelum melakukan proses produksi, perusahaan tersebut sebaiknya membuat penjadwalan. Penjadwalan yang dibuat tersebut seringkali mengalami perubahan yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan produksi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal perusahaan antara lain kerusakan pada mesin dan peralatan, sedangkan faktor eksternal antara lain keterlambatan pada pengiriman bahan baku, perubahan permintaan konsumen dan penyebab-penyebab tidak teknis lainnya yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan produksi. Dalam suatu industri, perencanaan produksi memegang peranan penting dalam membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang
dilakukan kurang tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini juga terlihat pada lintasan produksi tidak efisien karena terjadi penumpukan material di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya. Semakin besar fleksibilitas dalam dalam mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat keseimbangan yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan membuat utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137). Adanya kombinasi penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang menempati stasiun kerja tertentu juga merupakan awal masalah keseimbangan lintasan produksi, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan tersebut. Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas secara merata sehingga kemacetan bisa dihindari dan penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang dilakukan lebih optimal. (Setiawan, 2000). Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi atau mutu standar yang telah ditetapkan, peran dari operasi mesin juga sangat berpengaruh. Agar mesin selalu beroperasi dengan baik, diperlukan sistem manajemen perawatan yang baik. Namun, hal ini merupakan salah satu sasaran mutu yang belum dicapai perusahaan sehingga produktivitas produksi menjadi semakin rendah. Saat ini, yang menjadi kendala dalam produksi yang sering terjadi di
perusahaan adalah tidak berjalannya kegiatan produksi di lantai produksi akibat adanya kerusakan mesin produksi. Kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan dimana jadwal produksi dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tertunda. Keterlambatan produksi ini mengakibatkan tingkat produktivitas produksi menjadi rendah. Selain itu, kerusakan atau kegagalan yang terjadi mengakibatkan rendahnya kemampuan atau utilitas mesin dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Ketika terjadi kerusakan, pihak perusahaan hanya mengganti komponen yang rusak tanpa memperhatikan keandalannya. Selain itu, pihak perusahaan juga belum memiliki prosedur perawatan yang jelas. PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara menerima pesanan dalam periode tiga bulan sekali. Saat pesanan datang, perusahaan selalu menyetujui transaksi tanpa meninjau terlebih dahulu sumber daya yang tersedia. Perusahaan juga mengerjakan pesanan dengan hanya mempertimbangkan kebijakan dari pimpinan produksi tanpa berdasarkan analisis dan penjadwalan persediaan. Cara ini dapat menimbulkan kegagalan perusahaan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu, di samping kemungkinan harus mengadakan kerja lembur (overtime) pada saat pekerjaan menumpuk. Masalah tersebut perlu diatasi karena dapat menyebabkan pemborosan bagi perusahaan, di samping menurunnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Kasus penjadwalan produksi yang terjadi di PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ) sebenarnya merupakan kasus penjadwalan biasa yang diselesaikan tanpa menggunakan metode penjadwalan produksi. Namun karena terdapat hasil yang kurang efektif dari penjadwalan produksi perusahaan, maka pada penelitian ini digunakan penjadwalan produksi dengan menggunakan metode Tabu Search. Permasalahan tersebut adalah bahwa pada penjadwalan produksi yang dilakukan perusahaan seringkali kurang mampu memberikan peningkatan efisiensi dalam unit operasi. Hal ini ditandai dengan asumsi bahwa setiap job yang pertama datang harus diselesaikan terlebih dahulu dari job lain (yang memiliki batas waktu pengerjaan yang sama). Hal ini tidak sesuai jika diterapkan sebagaimana yang terjadi di PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ). Produk yang menjadi objek penelitian adalah blok formulir dan kop surat, karena produk ini memiliki jumlah pemesanan yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lainnya. Perusahaan ini beroperasi dengan sistem make to order. Pembuatan blok formulir dan kop surat ini mempunyai urutan dan waktu proses yang berbeda, serta membutuhkan waktu set-up mesin terlebih dahulu. Dengan urutan dan waktu proses yang berbeda, tetapi melalui fasilitas mesin yang sama, akan mengakibatkan terjadinya waktu menganggur pada sebuah mesin. Oleh karena itu, untuk menghindari hal semacam ini, perlu disertai adanya metode penjadwalan yang tepat. Dengan adanya metode penjadwalan yang tepat, diharapkan waktu penyelesaian produk (makespan) yakni jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pemrosesan seluruh job, menjadi singkat.
Dengan demikian, waktu yang masih tersisa dapat digunakan untuk menyelesaikan rencana produksi komponen lain. Penjadwalan produksi dilakukan dengan menggunakan metode heuristik. Salah satu metode heuristik yang digunakan yaitu Algoritma Tabu Search, di mana metode ini memiliki potensi yang besar untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi secara global. Penelitian sejenis dilakukan oleh Betrianis dan Putu Teguh Aryawan, menggunakan algoritma Tabu Search pada paket pesanan dan memperoleh makespan sebesar 74 jam (3 hari), lebih singkat daripada makespan perusahaan sebesar 107,1 jam (5 hari). Dalam penelitian ini akan digunakan algoritma Tabu Search agar diperoleh makespan yang lebih singkat dibandingkan dengan jadwal yang disusun oleh perusahaan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah persoalan pengalokasian pekerjaan ke fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi, pada kondisi fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja mempunyai kapasitas dan jumlah terbatas (hanya dapat menangani satu job pada saat yang sama). Dalam mengatasi masalah tersebut, maka perusahaan membutuhkan suatu sistem penjadwalan yang terstuktur dan efektif yang dapat menghasilkan waktu
proses keseluruhan yang optimal sehingga dapat meminimisasi waktu penyelesaian seluruh pesanan (makespan). 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum adalah untuk mendapatkan hasil penjadwalan produksi yang efektif pada PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ) Tujuan khusus yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu : 1. Merumuskan metode penjadwalan produksi yang memberikan hasil yang optimal dengan metode penjadwalan Tabu Search. 2. Melakukan penjadwalan terhadap order untuk mendapatkan nilai kriteria minimisasi makespan. 3. Menentukan suatu model pengurutan job (job sequence), sehingga akan meminimumkan waktu proses pengerjaan dan mengatasi keterlambatan dari tiap order. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi pihak perusahaan Sebagai alat yang membantu dalam penjadwalan produksi untuk mengurangi dampak negatif dari permasalahan yang terjadi. 2. Bagi peneliti a. Mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah di lapangan kerja.
b. Menambah keterampilan dan pengalaman dalam menganalisis masalah serta memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja. 3. Bagi universitas Menjadi tambahan literatur yang dapat dijadikan referensi bagi semua pihak yang ingin mengetahui aplikasi dari penjadwalan produksiflow shop. 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Penelitian hanya dilakukan pada lantai produksi PD. Aneka Industri dan Jasa. 2. Penelitian dilakukan terhadap produk tetap PD. Aneka Industri dan Jasa, yaitu blok formulir dan kop surat. 3. Data order seluruh tipe varian produk yang akan dijadwalkan diambil dari data order pada bulan Desember 2011. 4. Sistem produksi pada PD. Aneka Industri dan Jasa bersifat berdasarkan pesanan (make-to-order). Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tidak ada perubahan proses produksi dan jenis produk selama penelitian dilakukan pada PD. Aneka Industri dan Jasa. 2. Mesin yang dijadwalkan beroperasi dengan baik selama penelitian berlangsung. 3. Operator bekerja normal. 4. Tiap operasi hanya dapat dikerjakan oleh satu mesin tertentu sesuai dengan routing-nya.
5. Tidak terjadi interupsi terhadap mesin (tidak memberhentikan sementara proses yang sedang berjalan untuk memberi ruang kepada proses yang prioritasnya lebih tinggi). 6. Bahan baku telah tersedia sebelum penjadwalan dilakukan. 7. Tidak terjadi perubahan permintaan dari konsumen. 8. Telah terjadi keseimbangan lintasan pada setiap work center. 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut : Pada Bab I: Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. Di dalam Bab II: Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan manajemen serta proses produksi. Juga disertakan tata letak fasilitas (layout) dan uraian peta aliran proses (flow process chart) dari produk yang dihasilkan. Kemudian pada Bab III: Landasan Teori, berisikan teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah antara lain Teori Pengukuran Waktu, Teori Penjadwalan Produksi, dan Teori Algoritma Tabu Search. Sumber teori atau literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku dan jurnal penelitian dengan topik permasalahan yang sama.
Selanjutnya, Bab IV: Metodologi Penelitian, memaparkan langkahlangkah dan tahapan penelitian meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan analisis pemecahan masalah. Pada Bab V: Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian, yaitu data waktu proses, waktu setup, rating factor, allowance, kapasitas mesin, jumlah permintaan, data stasiun kerja, serta tipe dan spesifikasi produk. Sedangkan pada pengolahan data berisi tentang uji keseragaman dan kecukupan data, perhitungan waktu standard, perhitungan total waktu proses, penjadwalan aktual perusahaan, penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search. Kemudian pada Bab VI: Analisis Pemecahan Masalah meliputi analisis dari hasil pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah. Pada bab ini akan dibandingkan antara keadaan aktual perusahaan dengan Algoritma Tabu Serach. Bab VII: Kesimpulan dan Saran, merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.