3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini berangkat dari kenyataan yang dihadapi oleh industri kemasan karton dewasa ini, yaitu proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan (make-to-order), sedangkan permintaan konsumen sangat bervariasi. Konsumen cenderung merubah spesifikasi, volume dan atribut lain dari produk yang dipesan setiap kali pemesanan. Di sisi lain terdapat kondisi persaingan yang semakin ketat pada industri kemasan karton, sehingga perusahaan harus berusaha meningkatkan kepuasan konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen, perusahaan kemasan karton dituntut untuk mampu memenuhi permintaan sesuai spesifikasi yang diinginkan konsumen dalam jangka waktu yang telah disepakati. Dari sisi perusahaan sendiri, upaya untuk memenangkan persaingan dapat dicapai melalui produksi yang lebih efisien. Peningkatan efisiensi merupakan fokus pada banyak perusahaan kemasan karton saat ini. Perusahaan kemasan karton berusaha meningkatkan efisiensi melalui upaya menurunkan biaya dan memperpendek waktu persiapan pesanan sebelum diproses pada lantai produksi. Proses produksi kemasan karton merupakan proses produksi yang memerlukan waktu persiapan dan set up yang panjang dibandingkan waktu proses pada mesin-mesin produksinya sendiri. Beberapa tahap persiapan yang cukup memakan waktu pada perusahaan kemasan karton adalah tahap perancangan kemasan, pengaturan pola kemasan pada lembar karton yang tersedia (layout), dan persiapan alat bantu (tools dan dies). Dari sisi konsumen, peningkatan kepuasan pelanggan antara lain dapat dicapai melalui proses pemenuhan pesanan yang lebih cepat dengan memperpendek tahap-tahap persiapan produksi, dan memberikan informasi yang lebih akurat kepada pelanggan mengenai status pesanan mereka yang menyangkut desain, waktu penyelesaian pesanan dan harga. Berdasarkan studi literatur, pengamatan terhadap industri kemasan karton serta wawancara, diperoleh suatu

2 46 kerangka pemikiran model proses pemerimaan pesanan pada industri kemasan karton seperti dapat dilihat pada Gambar 10. Permasalahan Tujuan yang ingin dicapai Model Solusi Waktu persiapan & setup awal yg panjang Model yang mampu memperpendek waktu persiapan dan setup Model Desain dan Perhitungan Sheet Besarnya variasi pesanan menyebabkan tidak semua pesanan bisa diproduksi Model yang mampu menyeleksi dan mengevaluasi produk yang dipesan Model Evaluasi Kemampuan Proses Produksi Konsumen memerlukan informasi yang cepat dan tepat mengenai waktu penyelesaian pesanan Model yang mampu menjadwalkan dan menghitung waktu proses produksi setiap pesanan secara cepat dan tepat Model perhitungan waktu penyelesaianan pesanan Konsumen memerlukan informasi yang akurat mengenai harga produk yang dipesan Model yang mampu mengestimasi harga pesanan dengan akurat Model kalkulasi harga pesanan Gambar 10 Kerangka pemikiran penelitian 3.2 Tahapan Penelitian Analisa Kebutuhan, Formulasi Permasalahan dan Identifikasi Sistem Penelitian dimulai dengan melakukan analisa kebutuhan, formulasi permasalahan dan identifikasi sistem pada industri kemasan karton. Hasil formulasi permasalahan dan identifikasi sistem dilanjutkan dengan penetapan ruang lingkup model dan batasan penelitian (Gambar 11). Sistem yang dikaji pada penelitian ini adalah sistem yang berkaitan dengan proses penerimaan pesanan produk kemasan karton yang diajukan oleh konsumen terhadap suatu perusahaan kemasan karton. Proses pemesanan mencakup penerimaan input pesanan dari konsumen, pengolahan pesanan dan pemberian informasi mengenai status penerimaan pesanan kepada konsumen.

3 47 Mulai Analisa Kebutuhan Survey lapang Formulasi permasalahan dan identifikasi sistem pada industri kemasan karton Wawancara pakar Penetapan ruang lingkup model dan batasan penelitian Studi Pustaka Rancang Bangun Model Proses Penerimaan Pesanan Model Desain dan Perhitungan Sheet Model Evaluasi Pesanan Model Kalkulasi Harga Verifikasi model Validasi Model Rancangan Implementasi model Selesai Gambar 11 Tahapan penelitian. Analisa kebutuhan dilakukan dengan cara survey lapang dan mewawancara para pakar yang terkait dengan bidang kemasan karton. Dari analisa kebutuhan diketahui keinginan-keinginan dan kebutuhan dari pihak yang terkait, dalam hal ini pihak perusahaan kemasan karton dan pihak konsumen.

4 48 Selanjutnya dilakukan formulasi permasalahan dan identifikasi sistem yang akan diselesaikan oleh model yang dirancang. Hasil identifikasi sistem akan menjelaskan apa yang menjadi masukan (input) dan keluaran (output) dari model. Mengingat luasnya cakupan industri kemasan karton, maka penelitian ini dibatasi untuk industri kemasan karton yang memproduksi kotak karton lipat (folding carton) dan kotak karton gelombang (corrugated box). Model dirancang untuk perusahaan yang melakukan tahap produksi pembuatan karton gelombang (corrugating) dan konversi karton menjadi kemasan (corvertion). Proses konversi dibatasi untuk industri yang berproduksi dengan cara terputus-putus (sheet-fed) dan bukan secara berurutan dan kontinyu (inline) Rancang Bangun Model Model dirancang berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, aktivitas pemesanan pada sistem nyata di industri kemasan karton dan kajian literatur mengenai issue-issue penting pada industri yang berbasiskan MTO. Menurut Bowersox et al. (2002) performansi proses distribusi produk antara lain ditentukan oleh aktivitas-aktivitas : penerimaan pesanan, pemrosesan pesanan, dan seleksi pesanan. Stevenson et al.(2005) mengemukakan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan proses perencanaan dan pengendalian produksi pada perusahaan berbasis MTO, antara lain kemampuan perusahaan untuk menangani variasi produk yang banyak dengan cepat dan tepat, serta adanya aspek pemeriksaan/evaluasi pesanan yang berkaitan dengan kapasitas dan tanggal pengiriman. Selanjutnya Soman et al (2004) juga menyatakan bahwa issue utama dalam industri berbasis MTO adalah bagaimana memutuskan menerima atau menolak suatu pesanan dan memenuhi batas waktu penyelesaian (due date) pesanan. Berdasarkan kajian di atas, maka model yang dibangun memiliki tiga fungsi atau tujuan utama, yaitu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menerima dan memproses berbagai variasi pesanan, menyaring pesanan yang mampu dikerjakan oleh perusahaan dan memberikan informasi yang akurat kepada konsumen mengenai status pesanan. Fungsi pertama direalisasikan pada model Desain dan Perhitungan Sheet, fungsi kedua diwujudkan pada Model

5 49 Evaluasi Pesanan dan fungsi ketiga tergambarkan pada model Evaluasi Pesanan dan Kalkulasi Harga Pesanan. Status pesanan merupakan keputusan mengenai diterima atau tidaknya suatu pesanan dan penawaran harga dari perusahaan kepada konsumen. Proses penerimaan pesanan dimulai dari input data pesanan oleh konsumen. Model Desain dan Perhitungan Sheet terdiri dari Sub model Penentuan Desain struktur dan Kode kemasan, Sub Model Perhitungan Ukuran Kemasan dan Penentuan Jenis Sheet, serta Sub Model Perhitungan Kebutuhan lembaran karton (sheet) yang dibutuhkan untuk menghasilkan pesanan. Output dari model ini berupa desain produk, kode produk dan kebutuhan bahan baku utama (yaitu karton). Model ini bertujuan untuk mempermudah proses penentuan atau pemilihan desain pesanan oleh pelanggan, membantu pengaturan pola kemasan pada bahan baku karton (layout) dan mempercepat proses identifikasi kebutuhan bahan baku utama. Dengan adanya model ini diharapkan waktu persiapan bahan baku sebelum diproses dapat menjadi lebih singkat. Model evaluasi pesanan bertujuan untuk menyaring dan mengevaluasi pesanan berdasarkan tiga kriteria, yaitu : kemampuan proses produksi, kelayakan jumlah pesanan dan kemampuan memenuhi batas waktu penyerahan pesanan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, perusahaan bisa memberikan keputusan mengenai status produksi suatu pesanan. Model ketiga bertujuan untuk menghasilkan kalkulasi harga pesanan berdasarkan data-data yang diperoleh dari dua model sebelumnya. Berdasarkan harga yang ditawarkan ini kemudian konsumen dan produsen bisa membuat kesepakatan mengenai pesanan. Output dari Model Penerimaan ini adalah desain dan spesifikasi pesanan, kebutuhan sheet, proses produksi, waktu penyelesaian pesanan dan harga pesanan. Berdasarkan output tersebut dapat diberikan keputusan atau informasi kepada konsumen mengenai status penerimaan pesanan mereka Pengumpulan Data, Informasi dan Pengetahuan Data, informasi dan pengetahuan yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi pustaka. Wawancara dilakukan terhadap para pakar dan praktisi pada industri kemasan karton dan

6 50 industri printing untuk mendapatkan data, informasi dan pengetahuan mengenai proses pemesanan kemasan karton, proses produksi kemasan karton beserta kendala dan keterbatasannya, fasilitas dan mesin-mesin yang diperlukan, bahan baku, waktu produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi kemasan. Observasi dilakukan pada salah satu perusahaan kemasan karton di daerah Cimanggis, Depok untuk mendapatkan kerangka pemikiran yang utuh mengenai industri kemasan karton. Observasi juga dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk kemasan karton yang terdapat saat ini di pasaran dan lingkungan sekitar kita. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data sekunder mengenai desain dan bentuk-bentuk kemasan karton yang sudah distandarisasi oleh FEFCO (The European Federation of Corrugated Board Manufacturers) dan ESBO (The European Solid Board Organization). Disamping itu juga untuk memperoleh data sekunder mengenai spesifikasi dan kemampuan mesin-mesin pengolahan kemasan dan harga-harga bahan baku kemasan Pengolahan Data Data yang sudah berhasil dikumpulkan selanjutnya diolah dengan metode sebagai berikut : 1. Pengolahan data Model Desain dan Perhitungan Sheet dilakukan dengan menggunakan persamaan matematik. 2. Sub Model Evaluasi Kelayakan Jumlah Pesanan dan Kemampuan Proses serta Penentuan Jenis Mesin dan Urutan Proses dibangun dengan menggunakan pendekatan Sistem Pakar (Expert System) dengan menggunakan Pohon Keputusan (Decision Tree) sebagai alat formalisasi pengetahuan (knowledge formalization) dan if then rules untuk merepresentasikan pengetahuan (knowledge representation). 3. Pengolahan data Sub model Kalkulasi Penyelesaian Waktu Pesanan dilakukan dengan mengembangkan suatu algoritma perhitungan makespan pada lantai produksi yang bersifat hybrid dan flexible flowshop. Pengurutan (penjadwalan) pesanan kemudian dapat dilakukan dengan bantuan algoritma genetika untuk penjadwalan pesanan (job) yang banyak, ataupun tanpa

7 51 menggunakan algoritma genetika jika pesanan yang masuk terlalu sedikit, atau pengurutannya sudah ditentukan sejak awal. 4. Model Kalkulasi harga pesanan dibuat dengan terlebih dahulu memperhitungkan biaya produksi dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing/ABC). Tahapan pengolahan data beserta alat atau metode yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini. Desain & Perhitungan Sheet Penentuan desain struktur kemasan (menggunakan database produk berdasarkan standar FEFCO/ESBO) Perhitungan ukuran sheet yang dibutuhkan (menggunakan persamaan matematik) Perhitungan total jumlah sheet yang dibutuhkan (menggunakan persamaan matematik) Evaluasi Pesanan Kalkulasi waktu penyelesaian pesanan (menggunakan penjadwalan pesanan dengan Algoritma Genetika) Evaluasi kelayakan jumlah pesanan dan kemampuan proses produksi (menggunakan expert system dengan pohon keputusan) Kalkulasi Harga Perhitungan biaya produksi (menggunakan pendekatan Activity Based Costing) Penentuan harga pesanan Gambar 12 Tahapan pengolahan data Verifikasi dan Validasi Verifikasi dilakukan untuk menguji apakah model yang dihasilkan sudah merepresentasikan logika konseptual dengan benar. Verifikasi pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa logika operasional dari model serta algoritma yang

8 52 dihasilkan dan memeriksa apakah keluaran dari model sudah sesuai dengan tujuan perancangan model. Validasi merupakan proses untuk memeriksa apakah model yang dihasilkan merupakan representasi yang akurat dari sistem nyata dan mewakili realitas yang dikaji dengan tepat. Proses validasi dilakukan dengan pendekatan validasi konseptual terhadap masing-masing model dan keseluruhan model. Teknik validasi konseptual yang digunakan adalah face validity dan trace validity. Untuk model ketiga, yaitu kalkulasi harga pesanan, dilakukan validasi operasional dengan membandingkan output yang dihasilkan model dengan output yang dihasilkan salah satu sistem nyata yang dijadikan pembanding Rancangan Implementasi Model Rancangan implementasi model dipersiapkan untuk mengaplikasikan model pada kondisi nyata di industri kemasan karton. Beberapa hal yang dibahas pada rancangan implementasi model adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk implementasi model dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan model tersebut. Rancangan implementasi model diwujudkan dalam suatu prototype perangkat lunak Sistem Penunjang Keputusan Cerdas Proses Penerimaan Pesanan Pada Industri Kemasan Karton.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemasan mempunyai peranan penting untuk menunjang operasional suatu industri manufaktur maupun industri jasa. Produk kemasan disamping berfungsi untuk mewadahi dan melindungi

Lebih terperinci

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton Industri kemasan karton merupakan jenis industri yang terfragmentasi dengan ciri-ciri antara lain terdapat banyak pesaing, tidak ada suatu

Lebih terperinci

7 RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL

7 RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL 7 RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL 7.1 Persyaratan Implementasi Model Model Proses Penerimaan Pesanan ini dirancang untuk mencapai empat tujuan, yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi informasi pesanan

Lebih terperinci

5 PERANCANGAN MODEL. 5.1 Perancangan Model Proses Penerimaan Pesanan MODEL EVALUASI PESANAN

5 PERANCANGAN MODEL. 5.1 Perancangan Model Proses Penerimaan Pesanan MODEL EVALUASI PESANAN 5 PERANCANGAN MODEL 5.1 Perancangan Model Proses Penerimaan Pesanan Berdasarkan kajian situasional, formulasi permasalahan dan identifikasi sistem, dilakukan perancangan Model proses penerimaan pesanan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak industri yang mengalami perkembangan salah satunya adalah PT DI (Dirgantara Indonesia). Perusahaan ini merupakan satu-satunya badan usaha milik negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan suatu proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada sejumlah mesin dalam jangka waktu tertentu. Persoalan penjadwalan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dalam kegiatan produksi yang dilakukan, perusahaan menghitung harga

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana barang dan jasa dari suatu negara semakin leluasa masuk ke negara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian. Penyusunan penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan utama yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi, Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama dari setiap perusahaan. Untuk itu perusahaan harusnya dapat memberikan kepastian bagi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Lintas Nusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah minimal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan badan usaha, perusahaan dan organisasi mengalami kemajuan yang pesat, sehingga persaingan antar perusahaan semakin meningkat pula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan (scheduling) dan sequencing merupakan suatu bentuk dari penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri manufaktur dan jasa. Penjadwalan

Lebih terperinci

6 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL

6 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 6 VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 6.1 Model Desain dan Perhitungan Sheet Model pemesanan yang dirancang ini diverifikasi dengan menggunakan data sebelas jenis kemasan. Dari sebelas kemasan tersebut sepuluh

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Observasi Lingkungan Produksi Studi Literatur Identifikasi Masalah Pengumpulan Data (dalam satu periode produksi) Menentukan Waktu Proses Tiap Pesanan Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pegolahan data saat ini terus berkembang pesat. Ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya perangkat-perangkat

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri manufaktur di Indonesia berkembang sangat pesat. Salah satunya terlihat pada industri manufaktur dalam bidang otomotif. Membludaknya jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu toko maka untuk menghadapi faktor-faktor. yang bergerak dalam industri distribusi dan penjualan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu toko maka untuk menghadapi faktor-faktor. yang bergerak dalam industri distribusi dan penjualan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian terencana dari suatu aktifitas adalah merupakan suatu karakteristik dasar dari industri modern, sebab pada dasarnya pengendalian yang efektif atas manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Penjadwalan pekerjaan pada mesin sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan loading

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, industri manufaktur di Indonesia mengalami persaingan yang semakin ketat terutama yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan, harga produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Waktu penyelesaian produk akan sesuai dengan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Waktu penyelesaian produk akan sesuai dengan yang diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memberikan kepuasan bagi konsumennya, karena hal ini akan mempengaruhi posisi perusahaan tersebut dalam persaingan bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada sebuah sistem produksi yang kompleks dapat terjadi penumpukan barang atau pekerjaan yang membentuk antrian panjang yang belum tentu dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesanan yang dijanjikan baik dari segi waktu maupun dari segi jumlah yang dijanjikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pesanan yang dijanjikan baik dari segi waktu maupun dari segi jumlah yang dijanjikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri, selain tergantung dari kualitas produk yang dihasilkan performansi perusahaan juga tergantung dari kemampuan perusahaan memenuhi pesanan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pengadaan atau order produk pada suatu perusahaan. Yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. tentang pengadaan atau order produk pada suatu perusahaan. Yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengorderan barang yang sedang berjalan pada PT. Medan Distribusindo Raya (MDR) masih menggunakan sistem semikomputerisasi, perusahaan sudah menggunakan komputer untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dewasa ini menuntut berkembangnya perindustrian pula. Perkembangan dunia industri dewasa ini menuntut banyak perusahaan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Setiap perusahaan memiliki tujuan akhir untuk mencapai keuntungan maksimum. Beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan keuntungan diantaranya penjualan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia tekstil di Indonesia banyak mengalami perubahan dan perkembangan secara dinamis dan beragam seiring terjadinya gejolak ekonomi yang cendrung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode enam tahun terakhir (tahun 2007 2012), jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu tempat yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian untuk menelusuri masalah dan menerapkan hasil dari penelitian tersebut.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG Suriadi AS, Ulil Hamida, N. Anna Irvani STMI Jakarta, Kementerian Perindustrian RI ABSTRAK Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri dewasa ini membuat banyak industri yang sejenis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri dewasa ini membuat banyak industri yang sejenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri dewasa ini membuat banyak industri yang sejenis saling berlomba-lomba untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya persediaan bahan baku yang akan diolah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya persediaan bahan baku yang akan diolah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimum. Tentunya tujuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan kebutuhan manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan kebutuhan manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Aplikasi 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman modern sekarang ini kebutuhan manusia semakin kompleks, sehingga manusia selalu termotivasi untuk menemukan inovasi terbaru dalam mempermudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi sistem informasi akuntansi mempermudah proses bisnis suatu perusahaan. Contoh sistem keuangan yang dibuat khusus untuk para Usaha Mikro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Logika fuzzy merupakan logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai true dan false secara bersamaan. Tingkat true atau false nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini perlu diterapkan di segala bidang kehidupan termasuk dalam proses bisnis perusahaan. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia dalam bidang konstruksi bangunan berkembang semakin pesat. Konstruksi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SPK

BAB IV PERANCANGAN SPK 17 BAB IV PERANCANGAN SPK Proses perancangan SPK ini dilakukan dengan berdasarkan pada hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses perancangan jadwal produksi, serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan (make to order) dan sebagian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan (make to order) dan sebagian kecil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Mulia Knitting Factory merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak dalam bidang produksi kain jadi dan garmen. PT. Mulia Knitting dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat membuat keputusan secara cepat dan akurat, maka teknologi sistem

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat membuat keputusan secara cepat dan akurat, maka teknologi sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pengguna teknologi informasi dalam menunjang sistem informasi membawa pengaruh terhadap hamper semua aspek dalam pengelolaan penjualan termasuk dalam pengelolaan bisnis

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yaitu suatu studi masalah yang dilakukan sebelum mengambil sesuatu di dalam sistem saat didefinisikan sebagai suatu komponen-komponen yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dalam memberikan inovasi dan memuaskan konsumen agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan pertukaran informasi dengan cepat walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda. Hal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sejarah Singkat Perusahaan. yang berada di Jl.Surapati no.42 Bandung, Paradise berdiri pada tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sejarah Singkat Perusahaan. yang berada di Jl.Surapati no.42 Bandung, Paradise berdiri pada tahun BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Paradise merupakan nama dari salah satu rumah industri pakaian yang berada di Jl.Surapati no.42 Bandung, Paradise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya di pulau Jawa mendorong perusahaan menengah untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. III.1 Tinjauan terhadap Proses Bisnis Saat Ini

Analisis Proses Bisnis. III.1 Tinjauan terhadap Proses Bisnis Saat Ini Bab III Analisis Proses Bisnis Bab ini menjelaskan tentang kondisi proses bisnis dalam pelaksanaan estimasi biaya produksi manufaktur yang dilakukan oleh IKM manufaktur yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan tataletak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada customer. Kepuasan pelayanan ini dapat diberikan antara lain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek, dan manfaat yang dapat diberikan kepada perusahaan dari kerja praktek yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem pemesanan makanan dan minuman yang saat ini sedang berjalan pada Rumah Makan Dapur Runi masih menggunakan cara manual

Lebih terperinci

3.1 Metode Pengumpulan Data

3.1 Metode Pengumpulan Data BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Sebuah penelitian memerlukan pengumpulan data dan metode pengumpulan data karena sangat berpengaruh terhadap akurasi dan kualitas data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Job shop scheduling adalah model permasalahan yang bertujuan menghasilkan penjadwalan penggunaan sejumlah mesin dengan kemampuan proses tertentu untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era modern seperti ini dinilai sangat ketat dan menuntut pelaku usaha untuk bersaing lebih keras. Dari usaha home industry sampai kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan kecil maupun besar akan dituntut bersaing dalam memperoleh profit untuk meneruskan visi dan misinya sehingga

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar awal dari laporan penelitian. Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan global. Dengan ketatnya persaingan dalam dunia global

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan global. Dengan ketatnya persaingan dalam dunia global BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi sangat dirasakan dalam kehidupan kita seharihari, teknologi yang diciptakanpun menjadi semakin optimal seiring dengan kebutuhan dan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan manufaktur tidak hanya memperhatikan kualitas produk, tetapi juga ketepatan waktu produk sampai ke tangan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan kemajuan teknologi melaju dengan cepatnya. Hal ini terutama untuk teknologi informasi dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dibukanya pasar bebas di kawasan Asia Pasifik menyebabkan persaingan yang semakin ketat dibidang industri. Industri lokal di Indonesia yang sebelumnya hanya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Gistex Textile Division adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang textile yang mengolah polyester (bahan baku) menjadi kain. Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu Antapani Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat padat. Kepadatan penduduk ini secara tidak langsung menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin. IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi, asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan teknologi informatika semakin meluas baik dalam bidang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan teknologi informatika semakin meluas baik dalam bidang bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan semakin kompleknya kebutuhan manusia akan fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas yang dilakukan, mengakibatkan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan sistem informasi saat ini sangat berkembang dengan pesat. Perusahaan berskala kecil maupun besar saat ini sudah banyak menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk masyarakat umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem produksi, peranan perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang penting. Perencanaan dan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko. buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko. buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian TB. Dua Dua berdiri pada tahun 1995, TB. Dua Dua merupakan toko buku yang menjual buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMA Negeri dan Swasta. Mekanisme penjualan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam menyelesaan masalah (Sugiyono, 2004). Bab ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya di pulau Jawa mendorong perusahaan menengah untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada SMEC (Sumatera Medical Eye Center) kegunaan obat-obatan sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota yang memiliki banyak potensi kerajinan tangan (handycraft) dari kerajinan tanah liat, kulit, eceng gondok, kayu, perak, anyaman bambu, dan

Lebih terperinci

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo Petunjuk Sitasi: Kusuma, G. H., Astuti, W., Nurhakim, M. R., & Linarti, U. (2017). Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri, khususnya di Indonesia setiap tahunnya mengalami kemajuan. Ditambah dengan adanya kegiatan perdagangan bebas menjadikan kompetisi antar industri

Lebih terperinci