BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

1. Joko Supono, 2. Lestari

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk merumuskan suatu penelitian agar di dapat hasil yang sistematis

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Definisi Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan I-1

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB V HASIL DAN ANALISA

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Minimalisasi Kegagalan Sirkulasi Pengembalian Feed pada Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia Feedmill

4.3 Jenis-jenis dan Definisi Cacat Data Jenis-jenis dan Jumlah Cacat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI RUDDER TILLER DI PT. PINDAD BANDUNG MENGGUNAKAN FMEA DAN FTA* 1

BAB I PENDAHULUAN. dicapai agar konsumen mau menerima hasil dari proses produksi tersebut.

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

ABSTRAK. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini. mengakibatkan permintaan konsumen akan suatu produk mulai berubah.

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGURANGAN JUMLAH CACAT PRODUK DENGAN METODE FMEA PADA SECTION FORMING PT. XYZ

Oleh : Miftakhusani

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Transkripsi:

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil penilaian Risk Priority Number (RPN), proses yang mendapatkan nilai tertinggi adalah proses fitting dan diikuti proses heat treatment, assembling, welding dst sesuai dengan Tabel 4.14 Tabel prioritas perbaikan dari penghitungan RPN pada jenis kegagalan proses produksi. Kesepuluh kegagalan mayor tersebut merupakan proses paling utama dalam proses produksi di PT. ALC dan berdampak pada menurunnya kualitas produk. Berdasarkan data yang dimiliki oleh perusahaan sesuai Tabel 4.8 Data sebab - akibat kegagalan pada proses produksi pada PT. ALC yang diperoleh dari pengidentifikasian potensi penyebab kegagalan melalui metode fishbone diagram, penyebab dari masing-masing kegagalan mayor perusahaan bersumber pada menurunnya konsistensi kerja pegawai yang disebabkan kurangnya konsentrasi serta ketelitian operator yang mengakibatkan kegagalan. Beberapa dari data kegagalan tersebut juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keahlian 64

operator misalnya pada proses fitting, welding, desain, dan assembling. Berikut adalah metode pengidentifikasian potensi penyebab kegagalan dengan metode fishbone diagram : Gambar 5.1 Fishbone proses fitting dimensi tidak sesuai Gambar 5.2 Fishbone proses heat treatment kekerasan tidak sesuai 65

Gambar 5.3 Fishbone proses assembling - kelengkapan part kurang, kondisi pemasangan tidak baik, komponen yang terpasang tidak baik Gambar 5.4 Fishbone proses welding - cacat welding, cacat fisik / konstruksi 66

Gambar 5.5 Fishbone proses engineering kekeliruan desain Gambar 5.6 Fishbone proses lathe dimensi tidak sesuai 67

Gambar 5.7 Fishbone proses miling dimensi tidak sesuai Penyebab secara umum dapat diurutkan sesuai dengan urutan hasil penilaian Risk Priority Number (RPN) dan didapat data seperti yang ditunjukan Tabel 5.8 Penyebab Kegagalan Berdasarkan Penilaian RPN dibawah ini. No Tabel 5.8 Penyebab Kegagalan Berdasarkan Penilaian RPN Proses Produksi - Jenis Kegagalan RPN 1 Fitting - Dimensi tidak sesuai 360 Penyebab Kegagalan Human error / kelelahan / ketelitian, teknik yang tidak benar Temperatur / Pelaksanaan HT tidak tepat Human error / kelelahan / 2 Heat Treatment - Kekerasan tidak sesuai 320 3 Assembling - Kelengkapan part 320 kurang ketelitian 4 Welding - Cacat fisik / cacat Human error, teknik yang 300 konstruksi tidak benar 5 Welding - Cacat welding 300 Skill welder kurang, ketelitian Kurang pengetahuan fungsi produk, toleransi ukuran, 6 Engineering - Kekeliruan desain 288 gambar teknik kurang, spesifikasi mesin, kebutuhan customer, human error / ketelitian. 7 Miling - Dimensi tidak sesuai 288 Human error / kelelahan / 68

8 Lathe - Dimensi tidak sesuai 288 9 10 Assembling - Kondisi pemasangan tidak baik Assembling - Komponen yang terpasang tidak baik 288 288 ketelitian Human error / kelelahan / ketelitian Human error / kelelahan / ketelitian, skill operator kurang baik Part / komponen tidak terperiksa 69

5.2 Usulan Perbaikan Berdasarkan Failure Mode And Effect Analysis 5.2.1. Bentuk Perbaikan Berdasarkan prioritas perbaikan yang telah didapatkan sesuai pada Tabel 4.13 Tabel prioritas perbaikan terhadap RPN pada jenis kegagalan proses produksi, maka perusahaan harus melakukan beberapa tindakan perbaikan pada urutan proses produksi. Perbaikan yang akan dilakukan perlu mempertimbangkan penyebab-penyebab atas setiap jenis kegagalan sehingga diketahui permasalahan yang terjadi untuk dilakukannya perbaikan. Usulan perbaikan terhadap kegagalan-kegagalan mayor tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini : Tabel 5.9 Usulan Perbaikan No Proses Produksi - Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan Usulan Perbaikan 1 Engineering - Kekeliruan desain Kurang pengetahuan fungsi produk, Meningkatkan tinjauan spesifikasi toleransi ukuran, gambar teknik kurang, pesanan, Pelatihan untuk designer, spesifikasi mesin, kebutuhan customer, Pemeriksaan ulang setiap gambar kerja. human error / ketelitian. 2 Fitting - Dimensi tidak sesuai Human error / kelelahan / ketelitian, Pelatihan, pemeriksaan hasil fitting teknik yang tidak benar Kepala Regu dan QC area. Pelatihan, pemeriksaan hasil 3 Welding - Cacat fisik / cacat konstruksi Human error, teknik yang tidak benar pengelasan dan visual konstruksi oleh Kepala Regu dan QC area. 70

4 Welding - Cacat welding Skill welder kurang, ketelitian 5 Miling - Dimensi tidak sesuai Human error / kelelahan / ketelitian 6 Lathe - Dimensi tidak sesuai Human error / kelelahan / ketelitian 7 Heat Treatment - Kekerasan tidak sesuai Temperatur / Pelaksanaan HT tidak tepat 8 Assembling - Kelengkapan part kurang Human error / kelelahan / ketelitian 9 10 Assembling - Kondisi pemasangan tidak baik Assembling - Komponen yang terpasang tidak baik Human error / kelelahan / ketelitian, skill operator kurang baik Part / komponen tidak terperiksa Pelatihan, pemeriksaan hasil pengelasan dan visual konstruksi oleh Kepala Regu dan QC area. Pengawasan proses oleh Kepala Regu dan pemeriksaan ulang produk oleh Kepala Regu dan QC area. Pengawasan proses oleh Kepala Regu dan pemeriksaan ulang produk oleh Kepala Regu dan QC area. Pengawasan proses oleh Kepala Regu HT dan QC area Dibuatkan check list pemeriksaan komponen terpasang dan diperiksa oleh Kepala Ragu dan QC area. Pelatihan Pemeriksaan status komponen yang akan dipasang melalui label produk 71

5.2.2. Implementasi Perbaikan Dalam melakukan perbaikan terhadap proses produksi yang mengalami tingkat resiko kegagalan mayor, perlu dilakukan upaya dalam menjalankan perbaikan tersebut, antara lain : 1. Komitmen manajemen. Implementasi perbaikan dengan memberiksan konsep kualitas yang secara jelas disampaikan melalui komitmen pemilik perusahaan tentang manajemen kualitas kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan, aturan mengenai prosedur kerja, instruksi kerja, standar pada setiap proses, dan rasa tanggung jawab terhadap kualitas produk pada pekerja dan seluruh bagian yang terkait dalam proses produksi. Komitmen dari pemilik perusahaan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan implementasi perbaikan perusahaan. 2. Berfokus pada jangka panjang. Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan cara tradisional biasanya berorientasi pada tujuan jangka pendek. Kriteria yang digunakan dalam menentukan apakah aktivitas dapat diterima atau ditolak adalah payback yang dapat diukur dan dicapai dalam jangka waktu yang dekat. Hal ini perlu disadari bahwa tindakan perbaikan perlu pengorbanan tidak hanya sumber daya yang diperlukan, tetapi juga waktu yang dicurahkan. Perlunya keterlibatan langsung dari manajemen puncak yang bertujuan untuk memimpin dalam implementasi perbaikan. 72

3. Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan. Implementasi tidak selalu bersumber pada biaya yang mahal, meskipun demikian segala sesuatunya membutuhkan biaya. Biaya yang dibutuhkan sebagian besar digunakan untuk melakukan pelatihan. Dana dan waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan harus tersedia. 4. Pendekatan publisitas. Pendekatan tradisional sangat memandang rendah kontribusi potensial dari karyawan, terutama karyawan operasional. Padahal yang semestinya orang yang memahami suatu pekerjaan adalah mereka yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Melalui pendekatan publisitas, karyawan mengetahui apa yang sedang terjadi pada perusahaan. Bila ada informasi setiap karyawan harus mengetahuinya. Dengan demikian mereka dapat memahami dan mendukung keputusan manajemen. 73