PROFIL KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SD YANG MEMILIKI ORANGTUA SINGLE PARENT DI RW 01 KELURAHAN OLO KECAMATAN PADANG BARAT ARTIKEL Oleh : NIKE RESTI 11060117 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
PROFILE CONFIDENCE ELEMENTARY SCHOOL AGE CHILDREN WHO HAVE A PARENT SINGLE PARENT IN RW 01 VILAGES WEST DESERT DISTRICTS OLO By: Nike Resti Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was motivation by the lack of confidence elementary school age children in achieving development tasks. The purpose of this study was to determine the confidence to behave, confidence emotional and spiritual confidence. This research is quantitative descriptive. Sampling was done by using total sampling technique. The subject of research which serve as the main respondent amounted to 20 respondents. The instrument used in this study was a questionnaire. The data analysis technique used is the technique of percentage. Results of the study revealed that the confidence children elementary school age in terms of confidence to behave in the category fairly confident that as many as 10 respondents, confidence, emotional in the category fairly confident that as many as 11 respondents, and confidence in the spiritual is in the category enough confident as many as seven respondents. Keywords: Confidence Elementary Age Children Who Have Parents Single Parent. Pendahuluan Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial, karena keluarga adalah sumber bagi kasih sayang, perlindungan, dan identitas bagi anggotanya. Jika di dalam keluarga tersebut terjalinnya rasa kasih sayang, saling pengertian, memberikan dukungan, meluangkan waktu senggang, menjalin komunikasi yang baik, serta setiap anggota keluarga dapat mengaktualisasikan diri dengan baik maka harmonislah sebuah keluarga itu dan tentunya akan minim pula konflik di dalam keluarga tersebut. Soelaeman (Sh ochib, 2000: 18) mengatakan bahwa jika di dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan insentitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah dan ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis. Ini diperlukan agar pengaruh, arahan, bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan orangtua senantiasa tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya. Semenjak lahir, setiap anak berusaha keras untuk menjadi tidak tergantung pada orang lain. Namun ini berarti ia harus belajar melangkahkan kaki dengan bantuan dan dorongan selama masa kanakkanaknya. Pada taraf ini anak yang ingin belajar berdiri sendiri di luar rumah akan menghadapi rintangan-rintangan, terutama karena ia telah terbiasa dengan kehidupan keluarga yang selalu melindunginya sementara ia sendiri belum berpengalaman dalam hal jatuh-bangunnya kehidupan atau soal memberi dan menerima menurut Sobur (2000: 58-59). Menurut Angelis (1997: 58 ) tiga jenis kepercayaan diri perlu dikembangkan adalah: a. Kepercayaaan diri bertingkah laku b. Kepercayaan diri emosional c. Kepercayaan diri spiritual Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut bahwa ia merasa memiliki kompetensi, yakin mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri menurut Fatimah (2006: 149). Kepercayaan diri akan memberikan suatu dampak kepada diri individu, hal ini dijelaskan oleh Setiadarma (Yulianto, 2006:
58) bahwa percaya diri memberikan dampak-dampak positif pada hal berikut: 1) Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan. 2) Konsentrasi, seorang individu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir. 3) Sasaran, individu cenderung mengarahkan pada sasaran yang cukup menantang, karenanya ia akan mendorong dirinya untuk berupaya lebih baik. 4) Usaha, individu tidak mudah patah semangat atau frustasi dalam berupaya meraih cita-citanya dan cenderung tetap berusaha kuat optimal sampai usahanya berhasil. 5) Strategi, individu mampu mengembangkan berbagai strategi untuk memperoleh usahanya. 6) Momentum, seorang individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha, mengembangkan dan membuka peluang bagi dirinya. Berdasarkan pengamatan di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat pada tanggal 25 Januari 2015 jam 10.00 WIB tentang kepercayaan diri anak usia SD di Rw 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat peneliti melihat adanya anakmasih memiliki kepercayaan diri yang kurang baik di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat tersebut diantaranya:adanya anak yang minder saat berinteraksi atau bergaul dengan teman sebayanya, adanya anak yang kurang bersemangat dalam melakukan beberapa kegiatan, adanya anak yang mudah tersinggung saat dinasehati, melawan saat dinasehati, lebih suka diam di rumah, kurang berinteraksi dengan temantemannya, kurang sopan terhadap orangtuanya, menarik perhatian orang lain dengan tingkah laku yang kurang baik, merasa sedih ketika ditanyai mengenai salah satu orangtuanya, kurang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, kurang berminat dalam belajar dan mempunyai prestasi belajar rendah karena kurangnya perhatian dari orangtua. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang: Profil Kepercayaan Diri Anak Usia SD yang Memiliki Orangtua Single Parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Profil Kepercayaan diri bertingkah laku anak yang mempunyai orangtua single parent 2. Profil Kepercayaan diri emosional anak yang mempunyai orangtua single parent. 3. Profil Kepercayaan diri spiritual anak yang mempunyai orangtua single parent. Berkaitan dengan judul penelitian maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kepercayaan diri bertingkah laku anak yang mempunyai orangtua single parentdi RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. 2. Kepercayaan diri emosional anak yang mempunyai orangtua single parentdi RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. 3. Kepercayaan diri spiritual anak yang mempunyai orangtua single parentdi RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: Bagaimana profil kepercayaan diri anak yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat? Metode Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Margono (Darmawan, 2013: 37) penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasieksperimental, dan penelitian eksperimen. Penelitian deskriptif kuantitatif ialah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data jadi yang menyajikan data-data menganalisis dan menginterprestasi. Penelitian deskriptif kuantitatif ialah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek apa adanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk melihat, meninjau serta menggambarkan subjek yang diteliti. Penelitian ini akan mengungkapkan data mengenai permasalahan yang dialami oleh anak usia SD terkait dengan kepercayaan dirinya yaitu yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015. Peneliti memilih tempat di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat karena pada saat melakukan pengamatan di RW 01 tersebut, peneliti menemukan masih adanya anak yang kurang memiliki rasa percaya diri. Dalam mencapai tugas perkembangan sebagai peserta didik usia Sekolah Dasar serta peneliti ingin mengetahui profil kepercayaan diri anak usia Sekolah Dasar yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti adalah seluruh anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. Populasi dari penelitian ini sebanyak 20anak serta langsung menariknya menjadi sampel penelitian yang dinamakan dengan total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval.riduwan (2012: 9) menyatakan bahwa Data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Sementara itu Hasan (2003: 34) menjelaskan bahwa Data interval adalah data dimana objek atau kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara tiap objek atau kategori sama.data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data yaitu angket. Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut: 1. Melakukan studi kepustakaan untuk mendalami teori-teori yang berkaitan dengan profil kepercayaan diri anak usia Sekolah Dasar yang memiliki orangtua single parent. 2. Membuat kisi-kisi instrumen. 3. Menyusun pernyataan yang menggambarkan keseluruhan ruang lingkup objek yang akan diukur. Penyusunan kisi-kisi angket terlebih dahulu ditetapkan variabel, kemudian menjadi sub-variabel setelah itu menjadi beberapa indikator. Kemudian kisi-kisi angket tersebut diturunkan menjadi butir-butir pernyataan untuk mengetahui kepercayaan diri anak usia SD yang memiliki orangtu single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Alternatif jawaban yang akan dipilih responden yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang -kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Setiap pernyataan diberikan tanda checklist ( ) salah satu jawaban yang telah disediakan. Pernyataan disusun secara sistematis, kemudian diberikan kepada responden untuk diisi oleh responden yaitu anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat. 4. Angket di judge oleh 3 orang Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK STKIP PGRI Sumbar). 5. Melakukan uji coba angket kepada 11 responden untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a) Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket yang telah diisi oleh subjek penelitian. b) Membuat tabel pengolahan untuk penskoran. c) Pengolahan data Teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:50) sebagai berikut: f P = x100 N Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap d) Penetapan Kriteria Untuk menafsirkan data, maka perlu skor atau kriteria penilaian hasil dari penelitian ini, adapun kriteria yang digunakan adalah menurut Riduwan (2010:89) sebagai berikut:
a. 81% - 100% = Sangat Percaya Diri b. 61% - 80% = Percaya Diri c. 41% - 60% = Cukup Percaya Diri d. 21% - 40% = Kurang Percaya Diri e. 0% - 20% = Sangat Kurang Percaya Diri Hasil dan Pembahasan 1. Profil kepercayaan diri bertingkah laku anak usia SD yang memiliki orangtua single parent. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai profil kepercayaan diri anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat berada pada kategori cukup percaya diri dengan persentase 50,00% dengan frekuensi 12 responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri bertingkah laku anak usia SD yang memiliki orangtua single parenttergolong pada kategori cukup percaya diri, hal ini juga ditemukan peneliti seperti anak yang bertingkah laku kurang baik untuk menarik perhatian orang lain dan bersikap tidak sopan terhadap orangtuanya sendiri. Disaat seseorang sudah memiliki kepercayaan diri bertingkah laku, ia akan selalu yakin untuk melakukan apapun secara maksimal, agar hidup dan segala kegiatannya menjadi seperti yang diinginkan menurut Angelis (1997: 58). Fatimah (2006: 149) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut bahwa ia merasa memiliki kompetensi, yakin mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. 2. Profil kepercayaan diri emosional anak usia SD yang memiliki orangtua single parent. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai profil kepercayaan diri anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat berada pada kategori cukup percaya diri dengan persentase 55,00% dengan frekuensi 11 responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri emosional anak usia SD yang memiliki orangtua single parent tergolong pada kategori cukup percaya diri, hal ini juga ditemukan peneliti seperti Adanya anak yang murung saat bergaul dengan teman sebayanya dan merasa sedih ketika ditanyai mengenai salah satu orangtuanya.. Mengenali perasaan sendiri merupakan langkah pertama menuju kepercayaan diri emosional, kedua adalah kemampuan untuk mengungkapkannya kepada semua orang yang terkait, misalnya kekasih, teman, saudara dan lain-lainnya. Emosi-emosi tidak disalurkan dapat menyumbat perasaan sehingga menghalangi kita untuk memberi dan menerima perhatian dan kasih sayang menurut Angelis (1997: 67). Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai profil kepercayaan diri anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Profil kepercayaan diri bertingkah laku anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat berada pada kategori cukup percaya diri. 2. Profil kepercayaan diri emosional anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat berada pada kategori cukup percaya diri. 3. Profil kepercayaan diri spiritual anak usia SD yang memiliki orangtua single parent di RW 01 Kelurahan Ol Kecamatan Padang Barat berada pada kategori cukup percaya diri.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada: 1. Anak Usia SD Diharapkan kepada anak yang memiliki orangtua single parent agar lebih percaya diri baik dalam bertingkah laku, meluapkan segala emosi, maupun meyakini Tuhan Yang Maha Esa (spiritual). 2. Orangtua Diharapkan kepada orangtua untuk memperhatikan setiap perkembangan anaknya di rumah agar memiliki rasa percaya diri yang baik, serta mampu berhubungan dengan lingkungannya yang lebih baik. 3. Guru di sekolah dan TPA Diharapkan kepada Guru untuk bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan penguatan kepada anak didik tentang kepercayaan diri khususnya yang memiliki orangtua single parent baik dalam segi berperilakunya, meluapkan emosi yang ia rasakan maupun meyakini agamanya. 4. Pengelola program studi Diharapkan kepada pengelola program studi bimbingan dan konseling agar dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengaplikasikan ilmu dilapangan dan sebagai masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan kepercayaan diri anak dan agar dapat memberikan amanah terhadap mahasiswa PPLBK Terpadu untuk melakukan PL di RW 01 Kelurahan Olo Kecamatan Padang Barat.. 5. Peneliti selanjutnya Diharapkan agar lebih selektif dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik SD dan dapat mengembangkan kreatifitas yang mereka miliki dan serta membantu peserta didik dalam menumbuhkan kepercayaan diri dalam belajar. Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia. Hasan, M Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 1. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan. 2010. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.. 2012. Skala Pengukuran Variabel- variabel Penelitian 1. Bandung: Alfabeta. Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orangtua. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur, Alex. 2000. Komunikasi Orangtua dan Anak. Bandung: Angkasa. Sudjana. 2011. Metoda Statistika. Bandung: Tarsit. Yulianto, Fitri. 2006. Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Tae Kwondo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal I Psikologi. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII. Kepustakaan Angelis, Barbara D. 1997. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.