LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. Landasan Teori

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ANALISIS PENGGUNAAN PARTIKEL AKHIRAN SHUUJOSHI NE DAN YO PADA NOVEL SABIRU KOKORO

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 2. Landasan Teori

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BJ システムについて Mengenai BJ System

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB 2 Landasan Teori

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA SHUUJOSHI YONE, WA, DAN KASHIRA DALAM KOMIK SCHOOL RUMBLE KARYA JIN KOBAYASHI

Bab 2. Tinjauan Pustaka

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB 2. Landasan Teori. Verba bantu (jodoushi) merupakan unsur kalimat yang masuk ke dalam jenis kata

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JOKYU KAIWA I (JP 301) SEMESTER 3 GASAL /TINGKAT II

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

LAMPIRAN Triarini Amelia, 2014

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

Transkripsi:

7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : しゅうじょし終助詞は 文のいちばん終わりについて その文を言うときの 話し手の その文を受け取る相手に対する 働きかけの気持ち を示す助詞 聞き手に対して同意を求めたり 確認をしたり 強く主張したりします 複合述語 のところで扱う ムード の類に似たものですが形が小さく それ自体は変化しないことが特徴です Terjemahan Shuujoshi adalah Partikel yang melekat di akhir kalimat dan menunjukkan perasaan penutur dan mempengaruhi perasaan pendengar ketika penutur mengucapkan kalimat tersebut. Dan juga meminta tuntutan yang kuat, penegasan, dan meminta persetujuan terhadap pendengar. Dengan jenis nuansa dalam predikat majemuk sangat mirip, tetapi bentuknya sangat sedikit dan keistimewaaannya adalah bentuknya yang tidak berubah. ( www.geocities.jp ) Shuujoshi adalah partikel yang menunjukkan keraguan, harapan, perasaan atau emosi dan lain-lain pada isi pernyataan si pembicara. Yang menjadi ciri khas shuujoshi yaitu posisinya yang selalu terletak di akhir kalimat.

8 2.2. Klasifikasi shuujoshi Mengenai klasifikasi shuujoshi, Tanaka dalam buku Iwanami Koza.nihongo 7.Bunpo II tahun 1997 membaginya sebagai berikut : 1. Shuujoshi yang ambil bagian dalam pembentukan ekspresi kalimat. a. Shuujoshi yang menentukan ekspresi kalimat. Shuujoshi jenis ini melekat pada akhir kalimat, dengan demikian terbentuklah ekspresi kalimat tertentu seperti : 1. Ekspresi interogatif dan keraguan. 2. Ekspresi seruan-kekaguman. 3. Ekspresi imperatif. 4. ekspresi larangan. 5. Ekspresi penegasan. 6. Ekspresi usulan. 7. Ekspresi refleksi. b. Shuujoshi yang bersama-sama dengan intonasi akhir kalimat menentukan ekspresi kalimat Shuujoshi jenis ini menentukan ekspresi kalimat dengan bantuan intonasi akhir kalimat tertentu. Intonasi di akhir kalimat ini memegang peranan penting dalam

9 turut menentukan ekspresi kalimat. Pada umumnya ada tiga macam intonasi yaitu intonasi naik, turun dan keras. Ekspresi yang dibentuk intonasi ini tergantung pada partikelnya juga. Dan partikel yang termasuk jenis ini agak terbatas jumlahnya. 2. Shuujoshi yang tidak ambil bagian dalam pembentukan ekspresi kalimat. a. Shuujoshi yang menawarkan isi ekspresi pada lawan bicara. Shuujoshi jenis ini tidak menentukan pembentukan suatu ekspresi kalimat seperti halnya shuujoshi jenis (1), melainkan berfungsi menarik perhatian pendengar, meminta persetujuan, mengingatkan atau menegaskan sekali lagi agar tidak salah, menekankan isi pembicaraan pada lawan bicara dan lain-lain. b. Shuujoshi yang meninggalkan kesan di akhir kalimat. Shuujoshi jenis sebenarnya bukanlah shuujoshi yang sebenarnya, melainkan merupakan sekelompok partikel yang berasal dari partikel penyambung yang digunakan sama seperti shuujoshi, dan meniggalkan kesan yang ambigius di akhir kalimat. Dengan melekatnya shuujoshi jenis ini, menyebabkan seolah-olah kalimat tersebut belum selesai, dan seakan-akan pembicara mempercayakan pertimbangan atau keputusan dan lain-lainya kepada lawan bicaranya.

10 Berdasarkan pembagian shuujoshi yang dilakukan oleh Tanaka tersebut, tampak bahwa jumlah shuujoshi cukup banyak. Karena terbatasnya ruang skripsi dan waktu penulisan, penulis akan memusatkan penelitian pada shuujoshi ne ( ね ) dan yo ( よ ) saja. Niwasaburo pada bukunya yang berjudul Gendai nihongo bunpo gaisetsu antara lain mengatakan bahwa shuujoshi ne dan yo merupakan shuujoshi yang dipakai untuk menunjukkan ekspresi yang mencerminkan perhatian atau pertimbangan si penutur terhadap pendengar. Shuujoshi ne dipakai ketika pembicara memerlukan persetujan pendengar. Sedangkan shuujoshi yo digunakan ketika pembicara membentuk suatu pernyataan menjadi benar 2.3. Shujoshi Ne dan Yo Berikut ada beberapa definisi mengenai shuujoshi ne dan yo, yang definisinya sebagai berikut: 2.3.1 Menurut Masuoka Takashi Masuoka ( 1991 : 94 ) menyatakan beberapa penggunaan shuujoshi Ne dan yo. Konsep-konsep penggunaan ne dan yo yang dibahas di dalam buku tersebut, dia susun berdasarkan pemikiran dari Takubo (1990) dan Ooso (1986), tentang fungsi dua shuujoshi diatas Masuoka menegaskan bahwa penggunaan shuujoshi ne dan yo berhubungan erat dengan pertimbangan penutur terhadap informasi yang dimiliki oleh

11 pendengar, berdasarkan penelitian Takubo. Dalam buku Modaliti no bunpo ada tiga penggunaan shujoshi ne yang disusun oleh Masuoka berdasarkan penelitian Ooso yaitu : 確認を求める用法 1. Meminta kepastian / penegasan.. ハンバーグ定食二つにグラタン一つでございますね Dua paket hamburger dan satu gratin ya. 同意を求める用法 2. Meminta persetujuan. 今日は金曜日ですね Hari ini hari jumat kan. りょういきに属 聞き手の領域 ぞくするものにコメントする用法 3. Memberi komentar tentang hal-hal yang termasuk dalam wilayah pendengar すてきなブラウスですね Blusnya bagus deh. ( Masuoka, 1991 : 95 ) Kesamaan dari ketiga penggunaan fungsi ne adalah bahwa informasi dan pertimbangan yang dimiliki oleh penutur sama dengan yang dimiliki pendengar.

12 Mengenai fungsi yo Ooso menjelaskan sebagai berikut : 相手が自分と違う判断をくだしていると知って それに 反論する用法 1. Menyangkal/membantah penilaian dan pertimbangan pendengar yang dianggap berbeda dengannya. ---- アメリカ人はあまり働きませんね ---- いや よく働きますよ.Orang Amerika tidak terlalu rajin bekerja ya..ah tidak, rajin bekerja kok. 聞き手が忘れているようなことを指摘し 思い出させる ような用法 2. Mengingatkan hal yang kiranya terlupakan oleh pendengar. もう九時ですよ Sudah jam sembilan loh. 聞き手が気がついていないこと 知らないことを伝える上で 話し手と 聞き手の情報 判断の食い違いを前提する用法 3. Menyampaikan hal yang tidak disadari dan tidak diketahui oleh pendengar. 上着に何かついていますよ Di jaketmu ada sesuatu yang melekat loh.

13 ( Masuoka, 1991 : 95 ) Kesamaan dari ketiga pemakaian yo tersebut adalah bahwa informasi dan pertimbangan yang dimiliki penutur berbeda dengan yang dimiliki pendengar. Masuoka menegaskan mengenai hal itu sebagai berikut : 我々は自分が持っている知識を聞き手に伝えるに際して 聞き手が持っていると想定される知識のあり方と異同を判断し それを表明するということである そして 話しての知識と聞き手の知識が基本的に一致すると判断される場合には ね が用いられ 両者の間にずれがあり その意味で両者が対的な関係にあると判断される場合には よ が用いられるわけである Terjemahan : Dengan demikian, ketika penutur menyampaikan informasi kepada pendengar, ia mempertimbangkan apakah pendengar juga memiliki informasi tersebut atau tidak. Bila penutur mempertimbangkan bahwa informasi yang dimilikinya pada dasarnya sama dengan yang dimiliki pendengar, maka dipakai shuujoshi ne. Dan bila dipertimbangkan bahwa informasi yang dimiliki pendengar berbeda dengan yang dimilikinya, maka dipakai shuujoshi yo. Contoh : 1. 今日は誰もお客見えてませんよ ( さびしんぼう ) Hari ini tidak ada seorang pun tamu yang kelihatan. 2. お島って変わった名ですね ( 市川森一 夢の島 ) Ooshima itu nama yang aneh ya Shuujoshi yo pada contoh (1) menunjukkan asumsi penutur bahwa mungkin lawan bicara tidak mengetahui isi informasi tersebut. Sebaliknya, pada contoh (2) shuujoshi ne menunjukkan perkiraan penutur bahwa lawan bicara juga memiliki informasi yang sama

14 yaitu bahwa nama Ooshima merupakan nama yang aneh. ( Masuoka, 1991 : 96 ) Pemikiran Ooso dan Takubo mengenai shuujoshi ne dan yo tersebut diatas dijadikan dasar pemikiran oleh Masuoka dalam menerangkan hal-hal sehubungan dengan pemakaian shuujoshi ne dan yo dalam kalimat bentuk tanya ( 疑問型 ) dan kalimat bentuk menuntut/memohon ( 訴え型 ). Dalam kalimat percakapan bentuk tanya, shuujoshi ne dan yo jarang sekali digunakan. Pada bentuk tanya, yaitu penutur meminta informasi kepada pendengar, pada prinsipnya diasumsikan bahwa informasi yang dimiliki pendengar melebihi informasi yang dimiliki penutur. Oleh karena itu pada kalimat percakapan bentuk tanya tidak perlu mempersiapkan secara khusus perbedaan informasi si penutur dan pendengar. Dan inilah yang menyebabkan rendahnya frekwensi pemakaian shuujoshi ne dan yo dalam kalimat tanya. Walaupun demikian, untuk shuujoshi ne ada sedikit kekhususan. Ada dua keadaan yang memungkinkan dipakainya shuujoshi ne dalam kalimat percakapan bentuk tanya, yaitu : 話し手が自分の不確かな知識を聞き手の情報によって補おうとする場合でる 1. Shuujoshi ne dapat dipakai dalam kalimat percakapan bentuk tanya bila informasi

15 pendengar dianggap dapat mengisi ketidakpastian informasi penutur. 1. 会議は 1 時からでしたかね Rapatnya dimulai dari jam satu ya? ( Masuoka, 1991 : 97 ) Pada contoh (1) penutur tidak pasti akan informasi yang dimilikinya, dan meminta kebenaran informasinya tersebut kepada pendengar. Pembicara mengasumsikan bahwa informasinya sama dengan informasi lawan bicara. { のだ - んだ } の形式を伴う疑問語疑問文の場合である 2. Shuujoshi ne dapat dipakai dalam kalimat percakapan bentuk tanya dengan kata tanya pada pola kalimat..no da ( n da ) (1). さっき誰と話していたんだね Tadi bicara dengan siapa sih? Pemakaian shuujoshi ne pada contoh (1) di atas bukan berarti bahwa penutur mempertimbangkan informasi yang dimiliki oleh pendengar. Melainkan memberi efek memperlunak nada tanya. ( Masuoka, 1991 : 97 ) Untuk kalimat bentuk menunutut atau memohon, sering diikuti shuujoshi ne dan yo. Contoh :

16 1. もっとイイコになってよ ( さびしんぼう ) Jadilah anak yang lebih baik. かんちが 2. 変な勘違いしないでね ( 夢の島 ) Jangan salah paham ya. ( Masuoka, 1991 : 98 ) Ne dan yo yang muncul pada kalimat menuntut/memohon seperti contoh (1) dan (2) di atas tidak menunjukkan persamaan dan perbedaan informasi penutur dan pendengar, melainkan maksud penutur dan pendengar. Masuoka menjelaskan bahwa shuujoshi ne dan yo yang muncul dalam kalimat bentuk menuntut/memohon ini merupakan ne dan yo yang menunjukkan persamaan dan perbedaan maksud antara penutur dan pendengar. Dengan kata lain, ketika kita meminta kepada pendengar untuk bertindak sesuatu, shuujoshi ne dan yo dapat menunjukkan pertimbangan penutur apakah maksud pendengar sesuai atau tidak dengan maksudnya. Dengan dasar pemikiran ini dapat dijelaskan efek-efek dari pemakaian shuujoshi ne dan yo pada kalimat bentuk menuntut/memohon. Dan perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kalimat bentuk menuntut/memohon oleh Masuoka di sini adalah kalimat yang menunjukkan permohonan, ajakan, perintah dan larangan.

17 Dalam kalimat perintah dan larangan, shuujoshi yo dapat dipakai. Contoh : (1). 放っといてくれよ ( さびしんぼう ) Biarkan aku sendiri! (2). 病院に行けよ ( キネマの天地 ) pergilah ke rumah sakit! (3). 変なこと言うなよ ( さびしんぼう ) Jangan bicara yang aneh-aneh! (4). ふざげんじゃないよ ( さびしんぼう ) Ini bukan lelucon! ( Masuoka, 1991 : 99 ) Pengertian yang paling dasar dari ekspresi perintah dan larangan, yaitu penutur memaksa pendengar untuk melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan maksud pendengar itu sendiri. Dengan pengertian seperti itu, bila shuujoshi yo dipakai ketika penutur meminta pendengar untuk berbuat sesuatu, akan menunjukkan bahwa penutur bukan hanya meminta saja tapi juga memperkirakan bahwa tindakan yang dimintanya itu bertentangan dengan maksud pendengar. Ini menunjukkan bahwa pembicara sedikit banyak juga memperhatikan dan mempertimbangkan maksud pendengar, pemakaian shuujoshi yo pada kalimat perintah dan larangan akan memperlunak ekspresi tersebut.

18 Berbeda dengan yo, pemakaian shuujoshi ne dalam kalimat perintah dan larangan adalah aneh atau tidak sesuai. Contoh : (1). 放っといてくれね Biarkan aku sendiri ya! (2). 病院に行けね Pergilah ke rumah sakit ya! (3). 変なこと言うなね Jangan bicara yang aneh-aneh ya! (4). ふざけんじゃないね ini bukan lelucon ya! ( Masuoka, 1991 : 99 ) Sifat dasar dari kalimat perintah dan larangan, yaitu memaksa pendengar untuk melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan maksud pendengar, ini tidak sesuai dengan sifat shuujoshi ne yang menunjukkan maksud yang sama antara penutur dan pendengar. Dengan demikian, shuujoshi ne tidak dapat dipakai dalam kalimat perintah dan larangan. Dan bila diperkirakan bahwa maksud pendengar sama dangan penutur, maka penutur tidak perlu memakai ekspresi perintah dan larangan.

19 Pada kalimat permohonan, baik shuujoshi ne maupun yo dapat digunakan. Contoh : (1). 仲良くしてやってくださいね ( さびしんぼう ) Bertemanlah! (2). しばらくいっしょにいてね ( さびしんぼう ) Temani sebentar ya! (3). 見に来てくださいよ ( さびしんぼう ) Datanglah untuk melihat sebentar! (4). 今度紹介して下さいよ ( 市川森一 グッバイ. ミュージック. メイト ) Lain kali kenalkan loh! ( Masuoka, 1991 : 100 ) Berbeda dengan kalimat perintah dan larangan, kalimat permohonan pada dasarnya merupakan ekspresi yang menghormati dan menghargai pendengar, tidak memaksakan suatu perbuatan. Karena itu kalimat permohonan lebih sopan dari pada kalimat perintah dan larangan. Dengan kata lain, penutur merasa yakin akan memperoleh persetujuan pendengar. Dengan demikian, shuujoshi ne tidak dapat muncul bersama-sama dengan ekspresi yang menunjukkan ketidakpastian apakah persetujuan pendengar dapat diperoleh atau tidak. Contoh :

20 (1). 仲良くしてやってくださいね だめですか Bertemanlah! Tidak boleh? (2). しばらくいっしょにいてね だめ? Temani sebentar ya! Tidak boleh? ( Masuoka, 1991 : 100 ) Biasanya bila pada kalimat permohonan diberi shuujoshi yo, maka perasaan penutur yang memohon kepada pendengar diekspresikan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena walaupun penutur sudah mengasumsikan bahwa maksud pendengar berbeda dengan maksudnya, ia (penutur) tetap bersikeras memohon kepada pendengar. Kalimat permohonan dengan ekspresi seperti onegaidesukara yang menunjukkan dengan kuat perasaan memohon, akan lebih sesuai bila diberi shuujoshi yo. Contoh : (1). お願いですから 今度紹介して下さいよ Tolonglah, lain kali dikenalkan ya! (2). お願いですから 今度紹介して下さい Tolonglah lain kali dikenalkan! Berbeda dengan ne, shuujoshi yo dapat dipakai bersama-sama dengan ekspresi dame desuka, karena pemakaian shuujoshi yo menunjukkan tidak adanya harapan penutur untuk memperoleh persetujuan dari pendengar.

21 (3). 今度紹介して下さいよ だめですか Lain kali kenalkan lho! Tidak boleh? Pemakaian shuujoshi ne dan yo pada kalimat ajakan sama dengan pemakaiannya pada kalimat permohonan. Contoh : (4). じゃ また明日会おうね ( さびしんぼう ) Jadi, sampai bertemu lagi besok ya! (5). いっしょに行こうよ Pergi sama-sama dong! ( Masuoka, 1991 : 101 ) Pemakaian shuujoshi ne yang menunjukkan pertimbangan bahwa maksud penutur sama dengan pendengar, akan menimbulkan nuansa bahwa besar kemungkinan pendengar akan melakukan atau menerima ajakan penutur. Sebaliknya, pada pemakaian yo yang menunjukkan asumsi bahwa pendengar mempunyai maksud yang berbeda, maka akan menimbulkan nuansa bahwa penutur mengajak lawan bicara secara paksa. Dalam keadaan ini penutur tidak yakin apakah pendengar akan menyetujui/menerima ajakannya atau tidak, sehingga setelah shuujoshi yo dapat diikuti ekspresi yang menunjukkan ketidakpastian seperti dame desu ka, dan ekspresi pengulangan.

22 Contoh : (1). いっしょに行こうよ だめ? Pergi sama-sama dong! Tidak boleh? (2). いっしょに行こうよ ねえ 行こうよ Pergi sama-sama dong! Ya, pergi dong! Untuk shuujosji ne, pemakaian seperti contoh (3) dan contoh (4) tidak boleh. (3). また明日会おうね だめ? Sampai bertemu lagi besok ya! Tidak boleh? (4). また明日会おうね ねえ 会おうね Sampai bertemu lagi besok ya! ya ketemu lagi ya! ( Masuoka, 1991 : 102 )