1 The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: *Student ** lecturers Intan Rahma Pertiwi * Dr. Helma., M.Pd ** Ahmad Zaini., S.Ag.M.Pd** Guidance and Counseling, study program STKIP PGRI West Sumatra intanrahma.prt@gmail.com ABSTRACT This study was motivated by the lack of the role of counselor to developing of students aptitude trough placement service. The aims of this research are to describe 1) the role of counselor to develop common aptitude of student trough placement service 2) the role of counselor to develop special aptitudes of student trough placement service. This is a descriptive quantitative study which has to describe the real situation and ambience. The population is all of the students in Junior High School No. 27 of Padang which has 745 students. Stratified Random Sampling was used to determine sample and it had 88 participants. The questionnaire was used to collect data and percentage technic method to analyzed data. The study shown that the role of generally the role of counselor to develop common aptitude through placement service were on quite good criterion. From sub variables : 1) the role of counselor to develop common aptitude of student through placement service were on quite good criterion, 2) the role of counselor to develop special aptitude through placement service and were on quite good criteria. Based on this finding, it is recommended to teacher involved and react to develop student aptitude so that the quite good criteria become good criterion. Keywords: Role of counselor, aptitude, placement service PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang dan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Suatu lembaga pendidikan tujuan pendidikan tersebut adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dari segala aspek kehidupan. Pendidikan juga berperan dalam mengembangkan bakat. Bakat dan sifat yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan minat terhadap suatu hal. Sifat yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi perkembangan bakat. Sifat seseorang dapat diketahui melalui jenis kegiatan yang dilakukan dan hasil yang 1 dicapai. Tiap orang memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada orang yang cepat mendapatkan teman ada pula yang tidak. Ada orang yang lebih senang bekerja sendiri, ada pula orang yang senang bekerja kelompok. Menurut Kartono, 1979 (Mudjiran, dkk. 2007: 73) bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, dan keterampilan khusus tertentu. Selanjutnya Munandar, 1985 (Mudjiran, dkk. 2007: 73) menyatakan bahwa bakat adalah sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Seterusnya Sarwono, 1979 (Mudjiran, dskk. 2007: 74) menyatakan bahwa bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan
2 suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Ada dua jenis bakat yaitu bakat umum dan khusus, dimana menurut Suwardi (2010: 56) bakat umum meliputi intelektual. Sedangkan bakat khusus menurut semiawan dan utami, 1987 (Suwardi, 2010: 56) menggolongkan ke dalam lima bidang, yaitu bakat akademik khusus, bakat kreatif produktif, bakat seni, bakat kinestetik psikomotorik dan bakat sosial. Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwasanya, Bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir oleh seseorang namun kemampuan tersebut harus dilatih sehingga mencapai sebuah keterampilan atau keahlian bagi seseorang. Bakat setiap individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya baik dari segi jenisnya maupun dalam derajat atau tingkat pemilikan suatu bakat. Mengingat begitu pentingnya bakat sebagai salah satu potensi peserta didik, maka pendidik hendaklah berperan membimbing mereka agar bakat yang dimiliki oleh masingmasing peserta didik tersebut dapat berkembang. Oleh karena itu peran guru BK bisa mengenalkan dan mengarahkan dan Menurut Prayitno (2004: 2) layanan penempatan dan penyaluran adalah potensi diri individu baik yang mengacu kepada panca daya (daya cipta, daya rasa, daya karsa, daya karya, dan daya takwa) maupun mengacu kepada kemampuan intelektual, bakat dan minat, serta kecenderungan pribadi, perlu dikembangkan secara optimal. Kondisi jasmaniah harus mendapatkan perhatian sepenuhnya agar berada dalam kondisi kebugaran yang tinggi sehingga secara sinergik mendukung pengembangan potensi individu. Pengembangan potensi dalam sinerginya dalam kondisi organize-fungsional jasmaniah memerlukan kondisi lingkungan yang memadai. Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa layanan penempatan dan penyaluram adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik dimana layanan penempatan penyaluran ini menempatkan dan menyalurkan peserta didik sesuai dengan kemampuan yang ada di dalam diri peserta didik. Hasil observasi penulis selama melaksanakan PL sekolah di SMP Negeri 27 Padang yang dilakukan terhitung dari tanggal 8 Agustus 2014 sampai 20 Desember 2014 mengenai pengembangan bakat terlihat bahwa belum optimalnya tersalurkan bakat yang dimiliki oleh peserta didik dan adanya peserta didik yang memiliki bakat yang tidak tersalurkan sehingga bakat yang dimiliki oleh peserta didik ini terpendam namun hal tersebut juga disebabkan peserta didik malu untuk menampilkan bakat yang dimilikinya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti dengan guru BK dan wali kelas pada tanggal 25 September 2015. Menyatakan bahwa peserta didik di SMP 27 ini memiliki bakat, namun bakat yang dimiliki peserta didik ini belum tersalurkan karena belum optimalnya ektrakurikuler dan peserta didik ini juga belum adanya kepedulian untuk mengembangkan bakat yang dimiliki karena masih banyak peserta didik yang malu untuk menampilkan bakat yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran Guru BK dalam Mengembangkan Bakat Peserta Didik Melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 27 Padang. Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah 1) Peran guru BK dalam mengembangkan bakat umum peserta didik 2) Peran guru BK dalam METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 27 Padang pada bulan oktober. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena peneliti melaksanakan PPLBK Sekolah di SMP tersebut. Selain itu, masalah yang
3 akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMP N 27 Padang. Populasi pada penelitian ini berjumlan 745 orang. Hasil tersebut didapat dari tata usaha SMP N 27 Padang. Yusuf (2005: 183) populasi adalah totalitas semua nilainilai yang mungkin dan pada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Sementara Riduwan (2005:56) menjelaskan sampel adalah populasi yang mempunyai ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti. Sugiyono (2014: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Arikunto (2013:275) data interval tergolong sebagai data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal kerena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu Bungin (2005:72) menjelaskan bahwa Variabel interval adalah variabel yang dibangun dari pengukuran sehingga dalam pengukuran tersebut diasumsikan terhadap satuan pengukuran yang sama. Dalam hal ini interval antara tiap objek dalam penelitian ini yaitu peran guru BK dalam penyaluran di SMP N27 Padang. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian. 2. Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden. 3. Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket yang telah diisi oleh subjek penelitian. b. Membuat tabel pengolahan untuk penskoran. Melakukan penskoran dan menghitung jumlah jawaban serta memasukkan ke dalam tabel pengolahan. Penskoran untuk pernyataan positif setiap jawaban sangat sesuai (SB) diberi skor 5, jawaban sesuai (B) diberi skor 4, jawaban cukup sesuai (CB) diberi skor 3, jawaban kurang sesuai (KB) diberi skor 2, jawaban sangat tidak sesuai (SKB) diberi skor 1. Sebaliknya, untuk penskoran pernyataan negatif, setiap jawaban sangat sesuai (SB) diberi skor 1, jawaban sesuai (B) diberi skor 2 jawaban cukup sesuai (CB) diberi skor 3, jawaban kurang sesuai (KB) diberi skor 4, jawaban sangat tidak sesuai (SKB) diberi skor 5. 4. Menetapkan data mencari persentase. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah secara deskriptif dengan menggunakan persentase Sudjana (2002:50) sebagai berikut : P = 100 Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap HASIL PEMBAHASAN 1) Peran Guru BK dalam Mengembangkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran. Penyaluran termasuk pada kategori cukup baik, subjek 57 (64,77%) peserta didik penyaluran termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 28 responden dengan presentase (31,82%) guru BK
4 dan, sebanyak 57 responden dengan presentase 64,77% guru BK berperan cukup baik dalam penyaluran, sebanyak 3 responden dengan presentase (3,41%) guru BK berperan sangat baik dalam mengembangkan bakat dan 2) Peran Guru Bk dalam Mengembangkan Bakat Umum Peserta Didik Melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran Mengembangkan Bakat Umum Peserta Didik Penyaluran termasuk pada kategori cukup baik, subjek 34 (638,64%) peserta didik mengembangkan bakat umum peserta didik penyaluran termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 31 responden dengan presentase (35,22%) guru BK umum peserta didik melalui layanan penempatan dan, sebanyak 34 responden dengan presentase (38,64%) guru BK berperan cukup baik dalam mengembangkan bakat umum peserta didik penyaluran, sebanyak 23 responden dengan presentase (26,14%) guru BK berperan sangat baik dalam mengembangkan bakat umum peserta didik melalui layanan penempatan dan 3) Peran Guru BK dalam Mengembangkan Bakat Khusus Peserta Didik Melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran Mengembangkan Bakat Khusus Peserta Didik Penyaluran termasuk pada kategori cukup baik, subjek 58 (65,91%) peserta didik penyaluran termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 27 responden dengan presentase (30,68%), guru BK khusus peserta didik melalui layanan penempatan dan, sebanyak 58 responden dengan presentase (65,91%) guru BK berperan cukup baik dalam penyaluran, sebanyak 3 responden dengan presentase (3,41%) guru BK berperan sangat kurang baik dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik melalui layanan penempatan dan 4) Intelektual Penyaluran dilihat dari intelektual termasuk pada kategori cukup baik, subjek 34 (38,64%) peserta didik menyatakan intelektual termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 31 responden dengan presentase (35,22%),, guru BK dan, sebanyak 34 responden dengan presentase (38,64%), guru BK berperan cukup baik dalam penyaluran, sebanyak 23 responden dengan presentase (26,14%). guru BK berperan kurang baik dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik melalui layanan penempatan dan 5) Bakat Akademik Khusus Penyaluran dilihat dari bakat akademik khusus termasuk pada kategori cukup baik, subjek 43 (48,86%) peserta didik penyaluran dilihat dari bakat akademik khusus termasuk cukup baik. Hal ini
5 terungkap bahwa sebanyak sebanyak 39 responden dengan presentase (44,32%),, sebanyak sebanyak 43 responden dengan presentase (48,86%), guru BK berperan cukup baik dalam penyaluran, sebanyak 6 responden dengan presentase (6,82%) guru BK berperan kurang baik dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik melalui layanan penempatan dan 6) Bakat Kreatif Produktif Penyaluran dilihat dari bakat kreatif produktif termasuk pada kategori cukup baik, subjek 55 (62,50%) peserta didik penyaluran dilihat dari bakat kreatif produktif termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak sebanyak 18 responden (20,45) guru BK berperan baik dalam, sebanyak 55 responden dengan presentase (62,50%) guru BK berperan dan penyaluran, sebanyak 15 responden dengan presentase (17,05%). guru BK 7) Bakat Seni Penyaluran dilihat dari bakat seni termasuk pada kategori cukup baik, subjek 62 (70,45%) peserta didik menyatakan bakat kreatif produktif termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 20 responden dengan presentase (22,73%),, sebanyak 62 responden dengan presentase (70,45%) guru BK berperan dan penyaluran, sebanyak 6 responden dengan presentase (6,82%) guru BK 8) Bakat Kinestetik Psikomotorik Penyaluran dilihat dari bakat seni termasuk pada kategori cukup baik, subjek 60 (68,18%) peserta didik menyatakan bakat kreatif produktif termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 24 responden dengan presentase (27,27%),, sebanyak 60 responden dengan presentase (68,18%), guru BK berperan dan penyaluran, sebanyak 4 responden dengan presentase (4,55%) guru BK 9) Bakat Sosial Penyaluran dilihat dari bakat sosial termasuk pada kategori cukup baik, subjek 43 (48,86%) peserta didik menyatakan
6 bakat kreatif produktif termasuk cukup baik. Hal ini terungkap bahwa sebanyak 39 responden dengan presentase (44,32%),, sebanyak 43 responden dengan presentase (48,86%) guru BK berperan dan penyaluran, sebanyak 5 responden dengan presentase (5,68%) guru BK penyaluran, sebanyak 1 responden dengan presentase (1,14%) guru BK berperan sangat kurang baik dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik melalui layanan penempatan dan penyaluran SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai peran guru BK dalam penyaluran di SMP 27 Padang.. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: berdasarkan hasil penelitian mengenai peran guru BK dalam melalui layannan penempatan dan penyaluran. 1. Peran guru BK dalam mengembangkan bakat umum peserta didik sudah mencapai kriteria cukup baik. 2. Peran guru BK dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik sudah mencapai kriteria cukup baik. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian, terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan agar meningkatkan peran dalam sehingga peserta didik dapat menyalurkan bakat yang ada dalam diri peserta didik. 2. Peserta didik, agar dapat mengembakan bakat yang dimiliki sesuai dengan bakat yang ada pada diri peserta didik. 3. Kepala Sekolah, agar lebih memberikan perhatian kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat peserta didik. 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan peran guru BK dalam 5. Peneliti, hendaknya dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan yang telah didapat selama perkuliahan. 6. Peneliti selanjutnya, untuk jadi pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Mudjiran. 2007. Perkembangan Peserta Didik Bahan Belajar Pendidikan Tenaga Kependidikan. Padang : UNP Press. Prayitno. 2004. Layanan LI-L9 Press. Padang. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitati Kualitati. Bandung : Alfabeta Suwardi. 2010. Bimbingan dan Konseling 2. Jakarta : Yudhistira Yusuf, A. Muri, 2005. Metodologi Penelitian Dasar-dasar Pendidikan Ilmiah. Padang UNP Press.