Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Ketersediaan Pangan Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Tanjung Rejo Medan Tahun 2013

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?


BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM.

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Lampiran 1. Kusioner Penelitian

III. METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

METODE PENELITIAN. n =

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.


1 KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN SISWA MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR DALAM PROGRAM STUDENT LEARNING OUTCOME

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

No responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

INTISARI. Tujuan: Mengetahui hubungan antara sikap orang tua tentang jenis karbohidrat terhadap konsumsi karbohidrat pada anak yang obese

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUKESMAS KENJERAN KOTA SURABAYA. Ari Susanti Stikes Hang Tuah Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

Transkripsi:

2

DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit Diabetes Mellitus dengan jumlah kasus 1717 pasien rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas kabupaten/kota. Sebanyak 70% Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Sumatera Utara belum memberikan data jumlah penyakit ke Dinkes Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008 dan 2009. Hampir rata-rata di setiap Rumah Sakit Kabupaten/Kota tidak memberikan laporan penyakit padahal ideal pemberian laporan ke Dinkes Sumatera Utara pada tanggal 10 setiap bulan, agar dinas bisa memantau dan memberikan tindakan apabila ditemukan penyakit yang sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Tujuan utama dari diet Diabetes Mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu makan sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek makanan pada glukosa darah. Bagi kebanyakan orang menderita Diabetes Mellitus berarti merubah pola makan dari berbagai jenis makan yang seimbang dan mengatur jadwal makan raguler (Badawi, 2009). RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan. METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus (DM) yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2015 yaitu data jumlah kunjungan pasien tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan, dan penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2015. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan rumus dari Notoadmodjo (2003) sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Metode Pengumpulan Data Data primer meliputi karateristik responden (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, riwayat keluarga, lama menderita Diabetes Mellitus), pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) dan dukungan keluarga penderita Diabetes Mellitus yang dilakukan selama 1 bulan dan data sekunder yaitu gambaran umum RSU Dr.Pirngadi Medan dan data jumlah penderita Diabetes Mellitus dari medical record RSU Dr.Pirngadi Medan. Alat Penelitian Jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, formulir food recall 24 jam, formulir food frequency, Nutrisurvey 2005. Analisa Data Data yang telah selesai dikumpulkan kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS dan akan disajikan dalam bentuk table ditribusi frekuensi kemudian dapat dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN Mayoritas responden yang datang berobat jalan ke RSU Dr. Pirngadi Medan berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 41 orang (41,0%), dengan jenis kelamin mayoritas perempuan yaitu sebanyak 53 3

orang (53,0%). Berdasarkan pendidikan, diketahui mayoritas responden menamatkan SLTA, yaitu sebanyak 64 orang (64,0%), berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 66 orang (66,0%), lama menderita DM mayoritas 11-20 tahun yaitu sebanyak 51 orang (51,0%), serta 62,0 % dengan status gizi normal. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Setiap Hari Pada Penderita Diabetes Melitus Rawa Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 66 responden (66,0%). Tabel 4. Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 Jenis bahan makanan denga susunan lengkap (nasi + lauk + sayur + buah) sebanyak 45 orang (45,0 %), ( nasi + lauk + sayur) sebanyak 47 orang (47,0%) dan ( nasi + sayur ) sebanyak 8 orang (8,0%). Tabel 2. Energi Yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 Terlihat bahwa asupan protein lebih dominan tidak sesuai dengan anjuran diet yang ditentukan yaitu sebesar 66 responden (66,0%). Tabel 5. Zat Gzi Lemak yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa asupan energi lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 53 responden (53,0). Tabel 3. Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tabel 5. dapat dilihat bahwa asupan lemak lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang berlaku yaitu 1700 kal dan 1900 Kal sebesar 64 responden (64,0%). Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Rawat 4

Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 Tabel 9. Distribusi Proporsi Jadwal Makan Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jadwal makan responden yang dominan berada pada kategori kurang baik yaitu 67 (67,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan. Tabel 7. Distribusi Proporsi Asupan Kalori Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa jadwal makan penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 19 (19%) dan yang tidak sesuai sebanyak 81 responden (81%). Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan Berdasarkan Tabel 7. diketahui bahwa asupan energi yang tidak sesuai sebanyak 57 orang (57,0%) dan sesuai sebanyak 43 orang (43,0%). Tabel 8. Distribusi Proporsi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Dari Tabel diatas menjelaskan bahwa pola makan responden mayoritas termasuk tidak sesuai yaitu sebanyak 58 responden (55,0%) dibandingkan yang sesuai yaitu sebanyak 42 responden (45,0%). Tabel 11. Distribusi Dukungan Keluarga Responden Penderita DM yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Diketahui dari tabel diatas bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 73 (73,0%) dan yang tidak sesuai sebanyak 27 responden (27,0%). Diketahui dukungan keluarga responden mayoritas baik sebanyak 63 orang (63,0%), sedangkan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 37 orang (37,0%). 5

Tabel 12. Distribusi Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Dukungan keluarga Diketahui bahwa dari 100 resonden, yang mempunyai dukungan keluarga baik ada 44,4% dengan pola makan yang sesuai, sedangankan pola makan yang tidak sesuai ada 54,1 dengan kategori dukungan keluarga kurang. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 100 responden penderita diabetes melitus tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 64 % dan pekerjaan penderita diabetes melitus mayoritas adalah tidak bekerja yaitu 66%. Sesuai dengan penelitian Rosintan (2010) di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan bahwa pendidikan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tamat SMU sebesar 45,45%. Karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan lama menderita diabetes melitus adalah 11-20 tahun sebesar 51,0% dan status gizi normal sebanyak 62%. Sumber protein nabati adalah tempe sebesar 57,0 %dengan frekuensi 4-6x seminggu Sedangkan jenis bahan makanan sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge kacang hijau, kangkung dan kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo, nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu dan jenis makanan buah yang sering dikonsumsi adalah jeruk frekuensi 1-3x seminggu, sedangakan pepaya, nenas, pear, semangka dan apel jarang dikonsumsi yaitu 1-2x sebulan. Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,sirup,roti, mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah buahan (Rafanani, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tidak sesuai dengan asupan energi yang dianjurkan yaitu kurang dari diet yang dianjurkan sebesar 53,0%. Asupan karbohidrat penderita diabetes melitus berdasarkan penelitian yang paling banyak adalah tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitukurang dari diet yang dianjurkan 66,0%. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari hari, terdiri atas tepung- tepungan dan gula. Penderita diabetes melitus dianjurkan mengkonsumsi padi padian, sereal, buah dan sayuran karena mengandung serat tinggi, juga vitamin dan mineral (Rafanani, 2013). Berdasarkan hasil penelitian, jadwal makan penderita diabetes melitus mayoritas adalah pada kategori kurang baik yaitu lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan yaitu sebesar 67,0 %. Sesuai dengan penelitian (Rosintan, 2010) di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan diperoleh bahwa penderita diabetesmelitus dalam melaksanakan jadwal makan masih kurang dalam kategori tidak sesuai dengan standar diet yang ditentukan, dimana yang melaksanakan interval makan lebih dari 3 jam sebanyak 50,0 %. Penderita diabetes mellitus biasanya mempunyai kecenderungan perubahan kadar gula darah yang drastis. Sehabis makan, kadar gula akan tinggi dan beberapa lama tidak mendapat asupan makanan, maka kadar gula darah akan 6

rendah sekali. Makantepat waktu dan makan harus teratur untuk mencegah terjadi rendahnya kadar gula darah (hipoglikemi) dan tingginya kadar gula darah (hiperglikemi) (Rafanani, 2013). Hasil penelitian menunjukkan 55,0% responden mempunyai pola makan yang tidak sesuai. Idealnya pola makan yang baik adalah pola makan yang memenuhi kriteria 3 J, yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Menurut Waspadji (2007), pengaturan pola makan dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan,jadwal dan yang tepat maka kadar glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Penderita Diabetes Mellitus umumnya pada kelompok umur 51-60 tahun, jenis kelamin mayoritas perempuan, pendidikan terakhir tamat SLTA, tidak bekerja dan lama menderita DM 11-20 tahun dengan status gemuk. Asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada penderita DM umumnya berada dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar masih dibawah anjuran standar diet yang ditentukan. Jenis sayuran golongan A dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yaitu dengan frekuensi 1-2x sebulan, jenis sayuran golongan B dan C dengan frekuensi 1-3x seminggu dan buah yang paling sering di konsumsi adalah jeruk. Jadwal makan penderita Diabetes Mellitus pada umumnya dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar melaksanakan jadwal makan >3 jam. Dukungan keluarga baik sebesar 44,4% dengan pola makan yang sesuai dan Dukungan keluarga kurang sebesar 54,1% dengan pola makan yang tidak sesuai. Bagi penderita Diabetes Mellitus, diharapkan agar mematuhi diet yang telah dianjurkan oleh pihak rumah sakit, supaya tercapai asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak agar tercipta kualitas hidup yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan keluarga lebih termotivasi untuk memberikan dukungan keluarga kepada pasien DM dalam meningkatkan kepatuhan diet pada pasien penderita DM. Sebaiknya para pelayan kesehatan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan membuat jadwal konsultasi bagi penderita Diabetes Mellitus ke instalasi gizi, agar penderita Diabetes Mellitus semakin mengerti bagaimana pola makan yang baik bagi penderita Diabetes Mellitus. Serta perawat diharapkan lebih termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit DM dengan cara memberikan dukungan dalam meningkatkan kepatuhan diet pada pasien penderita diabetes melitus. DAFTAR PUSTAKA Badawi, 2009. Melawan Dan Mencegah Diabetes. Araskah. Jogjakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Mitra Cendika. Jogjakarta. Singarimbun M, Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Waspadji, S. 2002. Pedoman Diet Diabetes Melitus. FKUI. Jakarta. 7