BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Kategori Frekuensi Prosentase. Jenis kelamin Wanita 12 33,3 Jumlah % , ,6 Usia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN. ditawarkan tidak hanya berasal dari produsen lokal saja, namun juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kuisioner dan yang dapat diolah adalah sebanyak 34 Kuisioner

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BELANJA ONLINE ELEVENIA STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Provinsi Yogyakarta. Terdapat 100 kuesioner yang disebarkan. Dari 100 kuesioner tersebut, hanya ada 65 kuesioner yang kembali dan kemudian dapat diuji serta dianalisis lebih lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar No Nama KAP Disebar Kembali Keterangan 1 KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang 10 - Sibuk 2 KAP Indarto Waluyo 10 10 3 KAP M. Kuncara 10 10 4 KAP Drs. Henry Susanto dan Sugeng 10 10 5 KAP Drs. Hadiono 10 - Sibuk 6 KAP Drs. Kumalahadi 10 5 7 KAP Suhartati 10 - Sibuk 8 KAP Hadori Sugiarto Adi dan Rekan 10 10 9 KAP Drs. Soeroso Donosapoetra 10 10 10 KAP Bismar, Muntalib, dan Yunus 10 10 Jumlah 100 65 Sumber : Data Primer, 2015 37

Tabel 4.1 mengklasifikasikan bahwa kuesioner yang disebarkan sejumlah 100 buah. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 65 buah atau 65%, sedangkan yang tidak kembali sebanyak 35 buah atau 35%. Sehingga total kuesioner yang dapat diolah sebanyak 65 kuesioner atau sebesar 65%. 4.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, dan lama bekerja. Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1 Umur Karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Presentase < 25 tahun 17 26.15% 26-35 tahun 32 49.23% 36-55 tahun 16 24.62% >55 tahun 0 0.00 % Jumlah 65 100% Sumber : Data Primer diolah, 2015 38

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah berumur 26-35 tahun sebanyak 32 responden atau sebesar 49,23%. Kemudian secara berturut-turut auditor dengan umur < 25 tahun sebesar 17 responden atau 26,15%, dan responden dengan umur 36-55 tahun sebesar 16 responden atau 24,62%. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor sebagian besar berumur 26-35 tahun. 4.2.2 Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Presentase Pria 36 55.39 % Wanita 29 44.61 % Jumlah 65 100 % Sumber : Data Primer diolah, 2015 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah pria sebanyak 36 responden atau sebesar 55,39% sedangkan responden wanita sebesar 29 responden atau 44,61%. 39

4.2.3 Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan: Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Presentase S3 5 7.70% S2 19 29.23% S1 41 63.07% D3 0 0% Jumlah 65 100 % Sumber : Data Primer diolah, 2015 Dari data yang diperoleh bahwa mayoritas responden yang bergelar S1 berjumlah 41 orang atau sebesar 63,07%. Kemudian secara berturutturut mereka dengan pendidikan S2 sebesar 19 responden atau 29,23% dan responden yang berpendidikan S3 adalah sebesar 5 responden atau 7,70%. 4.2.4 Jabatan Karakteristik responden berdasarkan jabatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Presentase Partner 5 7.70 % Auditor Senior 17 26.15 % Auditor Junior 43 66.15 % Lain-lain 0 0% Jumlah 65 100 % 40

Dari data yang diperoleh bahwa mayoritas responden adalah auditor junior berjumlah 43 orang atau sebesar 66,15%. Kemudian secara berturutturut mereka dengan jabatan auditor senior yaitu sebesar 17 responden atau 26,15%, dan responden dengan jabatan partner auditor berjumlah 5 responden atau 7,70%. 4.2.5 Lama Bekerja Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja adalah sebagai berikut Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Pengalaman Jumlah Presentase 1-5 tahun 33 50.76% 6-10 tahun 28 43.08% >10 tahun 4 6.16% Jumlah 65 100 % Sumber : Data Primer diolah, 2015 Dari tabel 4.6 dapat dikatahui bahwa mayoritas responden adalah mereka yang mempunyai lama bekerja sebagai auditor 1-5 tahun yaitu sebanyak 33 responden atau 50,76%, urutan kedua yaitu mempunyai lama kerja sebagai auditor 6-10 tahun sebanyak 28 responden atau 43,08%, dan 41

mereka mempunyai pengalaman kerja sebagai auditor > 10 tahun tahun sebanyak 4 responden atau 6,16%. 4.3 Hasil Uji Kualitas Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuesioner, harus diuji kualitas datanya dalam uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa instrument tersebut valid dan reliabel terhadap variabel yang akan diukur, sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis yang diajukan. 4.3.1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Uji validitas adalah sebagai berikut. 42

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Item Pernyataan Pearsons s Correlations Rtabel Keterangan INDEPENDENSI Butir 1 0.716 0.244 VALID Butir 2 0.646 0.244 VALID Butir 3 0.651 0.244 VALID Butir 4 0.753 0.244 VALID Butir 5 0.540 0.244 VALID Butir 6 0.537 0.244 VALID Butir 7 0.649 0.244 VALID KOMPETENSI Butir 1 0.643 0.244 VALID Butir 2 0.734 0.244 VALID Butir 3 0.605 0.244 VALID Butir 4 0.722 0.244 VALID Butir 5 0.526 0.244 VALID Butir 6 0.716 0.244 VALID Butir 7 0.637 0.244 VALID Butir 8 0.753 0.244 VALID Butir 9 0.547 0.244 VALID Butir 10 0.536 0.244 VALID Butir 11 0.605 0.244 VALID 43

Butir 12 0.803 0.244 VALID Butir 13 0.560 0.244 VALID SKEPTISISME PROFESIONAL Butir 1 0.662 0.244 VALID Butir 2 0.492 0.244 VALID Butir 3 0.654 0.244 VALID Butir 4 0.720 0.244 VALID Butir 5 0.582 0.244 VALID Butir 6 0.498 0.244 VALID Butir 7 0.668 0.244 VALID Butir 8 0.676 0.244 VALID ETIKA AUDITOR Butir 1 0.752 0.244 VALID Butir 2 0.728 0.244 VALID Butir 3 0.837 0.244 VALID Butir 4 0.586 0.244 VALID Butir 5 0.755 0.244 VALID Butir 6 0.508 0.244 VALID Butir 7 0.723 0.244 VALID Butir 8 0.612 0.244 VALID Butir 9 0.758 0.244 VALID Butir 10 0.689 0.244 VALID Butir 11 0.687 0.244 VALID Butir 12 0.694 0.244 VALID 44

KUALITAS AUDIT Butir 1 0.745 0.244 VALID Butir 2 0.758 0.244 VALID Butir 3 0.699 0.244 VALID Butir 4 0.636 0.244 VALID Butir 5 0.636 0.244 VALID Butir 6 0.688 0.244 VALID Butir 7 0.624 0.244 VALID Butir 8 0.640 0.244 VALID Butir 9 0.726 0.244 VALID Butir 10 0.555 0.244 VALID Sumber : Data Primer diolah, 2015 Adapun kriteria yang digunakan dalam menemukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan = 95 persen (α= 5 persen), derajat kebebasan/degree of freedom (df) = n 2 = 65 2 = 63, didapat r tabel = 0,244. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat di lihat pada kolom Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka bukti pernyataan dikatakan valid. Dari Tabel diatas diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel = 0,244 (nilai r tabel untuk n = 63), sehingga semua indikator tersebut adalah valid. 45

4.3.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden terhadap kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2011). Besarnya koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien Cronbachs Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,7 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal dan reliabel (Ghozali, 2011). Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Cronbach Alpha Standar Koefisien Keterangan Independensi 0,756 0,70 Reliabel Kompetensi 0,881 0,70 Reliabel Skeptisisme 0,771 0,70 Reliabel Etika Auditor 0,896 0,70 Reliabel Kualitas Audit 0,856 0,70 Reliabel Sumber : Data Primer diolah, 2015 Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing 46

konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 4.4 Analisis Deskriptif Analisis ini menggunakan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi atas jawaban responden dari tiap-tiap variabel. Hasil analisis deskriptif variabel penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Independensi 65 2.57 4.43 3.9978 0.36364 Kompetensi 65 2.00 4.46 4.0318 0.40807 Skeptisisme 65 3.00 4.38 3.8818 0.33725 Etika Auditor 65 2.00 4.67 4.0469 0.46352 Kualitas Audit 65 2.00 4.50 4.0585 0.34951 Valid N (listwise) 65 Sumber : Data Output SPSS, 2015 Dari hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan deskripsi masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Variabel independensi memiliki nilai minimum sebesar 2.57 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian 47

terendah jawaban atas independensi adalah sebesar 2.57. Nilai maksimumnya sebesar 4.43 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian paling atas jawaban atas independensi adalah sebesar 4.43. Nilai rata-rata independensi adalah sebesar 3.9978 artinya bahwa dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas independensi, rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 3.9978. Sedangkan standar deviasi sebesar 0.36364 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari variabel independensi adalah sebesar 0.36364 dari 65 responden. 2. Variabel kompetensi auditor nilai minimum sebesar 2.00 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian terendah jawaban atas kompetensi auditor adalah sebesar 2.00. Nilai maksimumnya sebesar 4.46 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian paling atas jawaban atas kompetensi auditor adalah sebesar 4.46. Nilai rata-rata kompetensi auditor adalah sebesar 4.0318 artinya bahwa dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas kompetensi auditor, rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 4.0318. Sedangkan standar deviasi sebesar 0.40807 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari variabel kompetensi auditor adalah sebesar 0.40807 dari 65 responden. 3. Variabel skeptisisme nilai minimum sebesar 3.00 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian terendah jawaban atas skeptisisme adalah sebesar 3.00. Nilai maksimumnya sebesar 4.38 48

yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian paling atas jawaban atas skeptisisme adalah sebesar 4.38. Nilai ratarata skeptisisme adalah sebesar 3.8818 artinya bahwa dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas skeptisisme, rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 3.8818. Sedangkan standar deviasi sebesar 0.33725 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari variabel skeptisisme adalah sebesar 0.33725 dari 65 responden. 4. Variabel etika auditor nilai minimum sebesar 2.00 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian terendah jawaban atas etika adalah sebesar 2.00. Nilai maksimumnya sebesar 4.67 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian paling atas jawaban atas etika auditor adalah sebesar 4.67. Nilai ratarata etika adalah sebesar 4.0469 artinya bahwa dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas etika auditor, rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 4.0469. Sedangkan standar deviasi sebesar 0.46352 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari variabel etika auditor adalah sebesar 0.46352 dari 65 responden. 5. Variabel kualitas audit memiliki nilai minimum sebesar 2,00 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian terendah jawaban atas kualitas audit adalah sebesar 2,00. Nilai maksimumnya sebesar 4,50 yang berarti bahwa dari seluruh responden yang memberikan penilaian paling atas jawaban atas kualitas audit adalah sebesar 4,50. Nilai rata-rata kualitas audit adalah sebesar 49

4.0585 artinya bahwa dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas kualitas audit, rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 4.0585. Sedangkan standar deviasi sebesar 0.34951 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari variabel kualitas audit adalah sebesar 0.34951 dari 65 responden. 4.5 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji autokorelasi tidak digunakan dalam penelitian ini karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section bukan data time series. 4.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan uji statistik kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini : 50

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nn Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Standardized Residual 65.0000000.96824584.138.138 -.112 1.115.166 Sumber : Data Output SPSS, 2015 Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,166. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05 dan model regresi tersebut layak digunakan untuk analisis selanjutnya 4.5.2 Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Dengan menggunakan nilai tolerance, nilai 51

yang terbentuk harus di atas 10% dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Faktor), nilai yang terbentuk harus kurang dari 10, bila tidak maka akan terjadi multikolinieritas dan model regresi tidak layak untuk digunakan. Table 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Model 1 (Constant) IA KOM SP EA a. Dependent Variable: KA Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1.422.319 4.460.000.540.116.562 4.648.000.303 3.298.237.103.276 2.291.025.304 3.288 -.293.078 -.283-3.768.000.786 1.273.164.062.217 2.659.010.665 1.504 Sumber : Data SPSS diolah Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian collinierity statistic, nilai VIF pada seluruh variabel independen lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance di atas 0.1. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinieritas. 4.5.3 Heteroskedastisitas Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas, artinya varians variabel dalam model tidak sama 52

(konstan). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplots, jika grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data SPSS diolah Dari hasil analisis uji heteroskedastisitas di atas, pada grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 53

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam table berikut ini : Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model 1 (Constant) IA KOM SP EA a. Dependent Variable: KA Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1.422.319 4.460.000.540.116.562 4.648.000.237.103.276 2.291.025 -.293.078 -.283-3.768.000.164.062.217 2.659.010 Sumber : Data SPSS diolah Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : KA= 1,422 + 0,540IA + 0,237KOM 0,293SP + 0,164EA + e Dari hasil persamaan regresi linier dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta (α) sebesar 1,422 memberi pengertian jika seluruh variabel independen dengan nol (0), maka besarnya tingkat kualitas hasil audit sebesar 1,422 satuan. 54

2. Untuk variabel independensi auditor, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,540 dengan tanda positif yang berarti apabila pada variabel independensi auditor meningkat sebesar 1 satuan, maka kualitas hasil audit akan meningkat sebesar 0,540 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan. 3. Untuk variabel kompetensi, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,237 dengan tanda positif yang berarti apabila pada variabel kompetensi meningkat sebesar 1 satuan, maka kualitas hasil audit akan meningkat sebesar 0,237 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan. 4. Untuk variabel skeptisisme, diperoleh nilai koefisien sebesar -0,293 dengan tanda negatif yang berarti apabila pada variabel skeptisisme menurun sebesar 1 satuan, maka kualitas hasil audit akan menurun sebesar 0,293 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan. 5. Untuk variabel etika auditor, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,164 dengan tanda positif yang berarti apabila pada variabel etika auditor meningkat sebesar 1 satuan, maka kualitas hasil audit akan meningkat sebesar 0,164 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam kondisi konstan. 55

Adapun hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis Pertama Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel independensi auditor. Besarnya nilai signifikansi independensi sebesar 0. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena 0 < 0,05. Sedangkan besarnya koefisien regresi independensi auditor yaitu 0,540. Dapat diartikan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit sehingga hipotesis pertama penelitian ini didukung oleh data. 2. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel kompetensi auditor. Besarnya nilai signifikansi kompetensi sebesar 0,025. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena 0,025 < 0,05. Sedangkan besarnya koefisien regresi kompetensi auditor yaitu 0,237. Dapat diartikan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit sehingga hipotesis kedua penelitian ini didukung oleh data. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel skeptisisme profesional. 56

Besarnya nilai signifikansi skeptisisme sebesar 0. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena 0 < 0,05. Sedangkan besarnya koefisien regresi skeptisisme profesional yaitu -0,293. Dapat diartikan bahwa skeptisisme seorang auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit sehingga hipotesis ketiga penelitian ini tidak didukung oleh data. 4. Pengujian Hipotesis Keempat Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan melalui pengujian signifikansi koefisien regresi dari variabel etika auditor. Besarnya nilai signifikansi etika auditor sebesar 0,010. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena 0,010 < 0,05. Sedangkan besarnya koefisien regresi etika auditor yaitu 0,164. Dapat diartikan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit sehingga hipotesis keempat penelitian ini didukung oleh data. 4.7 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinan (R2) pada intinya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.semakin besar nilai koefisien maka semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien maka semakin kecil pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinan ditunjukkan dengan nilai adjusted R 57

square bukan R square dari model regresi karena R square bias terhadap jumlah variabel dependen yang dimasukkan ke dalam model, sedangkan adjusted R square dapat naik turun jika suatu variabel independen ditambahkan dalam model.nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analisis koefisien determinasi adalah sebagai berikut. Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.857 a.734.717.18602 a. Predictors: (Constant), EA, SP, KOM, IA Sumber : Data SPSS diolah Hasil analisis uji determinasi dihasilkan nilai adjusted r square sebesar 0,717. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa besarnya kemampuan model dalam hal ini variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 71,7%. Sedangkan sisanya 28,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model regresi. 58

4.8 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa independensi auditor, kompetensi auditor, dan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan skeptisisme profesional tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Keterangan Kesimpulan Independensi (H1) Komepetnsi (H2) Skeptisisme (H3) Etika Auditor (H4) Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit Skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap kualitas audit Etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit Didukung Didukung Tidak didukung Didukung 4.8.1 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa semakin baik independensi seorang auditor akan meningkatkan kualitas audit. Seorang akuntan publik yang independen adalah akuntan publik yang tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak siapapun, dan berkewajiban 59

untuk jujur tidak hanya kepada manajemen, tetapi juga pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaannya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jika seorang auditor bersikap independen, maka ia akan memberi penilaian yang senyatanya terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun. Maka penilaiannya akan mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor tersebut dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan. Kesimpulannya adalah semakin tinggi independensi seorang auditor maka kualitas audit yang diberikannya semakin baik. Hasil penelitian ini membuktikan jika auditor benar-benar independen maka akan tidak terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dengan leluasa melakukan tugas-tugas auditnya. Namun jika tidak memiliki independensi terutama jika mendapat tekanantekanan dari pihak klien maka kualitas audit yang dihasilkannya juga tidak maksimal. Untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hasil ini sesuai penelitian Alim dkk, (2007) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 60

4.8.2 Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa semakin baik kompetensi seorang auditor akan meningkatkan kualitas audit. Auditor yang berkompetensi tinggi akan mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai berbagai hal. Auditor akan semakin mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Selain itu dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks. Auditor yang berkompeten mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bawono dan Singgih (2010) yang membuktikan terdapat pengaruh positif kompetensi auditor terhadap kualitas hasil audit. 4.8.3 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Kualitas Audit Hipotesis ketiga menyatakan bahwa sikap skeptis memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Provinsi Yogyakarta. Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan bahwa variabel 61

skeptisisme berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti semakin tinggi skeptisisme seorang auditor, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin menurun. Hasil ini sesuai penelitian Faisal (2010) yang menunjukan bahwa skeptisisme profesional auditor akan mempengaruhi penurunan kualitas audit. Hurtt (2007) mengungkapkan bahwa skeptisisme sebagai kecenderungan individu untuk menunda dalam melakukan kesimpulan hingga bukti audit cukup untuk memberikan dukungan maupun penjelasan. Terjadinya skeptisisme didalam pembuatan atau penyusunan laporan keuangan membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi semakin lama proses penyelesaiannya sehingga mempengaruhi penurunan kualitas audit. Pengalaman auditor juga dapat mempengaruhi sikap skeptis yang dimiliki seorang auditor. Seorang auditor yang mempunyai jam terbang dan pengalaman yang cukup banyak dalam melakukan audit akan memiliki sikap skeptis yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman dalam penugasan. Sehingga auditor tersebut akan memiliki rasa tidak mudah percaya terhadap bukti yang ditemukan, yang berdampak pada lamanya proses mengaudit. 4.8.4 Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini membuktikan bahwa semakin baik 62

etika profesi akan meningkatkan kualitas audit. Secara umum etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang termasuk didalamnya dalam meningkatkan kualitas audit. Seorang auditor dalam membuat keputusan akan menggunakan lebih dari satu pertimbangan rasional yang didasarkan pemahaman etika yang berlaku dan membuat suatu keputusan yang adil serta tindakan yang diambil itu harus mencerminkan kebenaraan dan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini sesuai penelitian Ade Wisteri dan Made Yenni (2015) yang menyatakan etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 63