BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KINERJA UTAMA

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis terhadap hal-hal yang sangat vital (Pelle,2013:375).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Pembobotan AHP A. PENENTUAN BOBOT BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. berpengaruh pada kinerja keuangan yang diukur dalam tingkat Return On

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Edi Susilo, Nopriadi, Efisiensi Pendayagunaan Tempat Tidur Dengan Metode Grafik Barber-Johnson Di Rs Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 5 PENUTUP. Critical Success Factors pada pembahasan ini adalah bagaimana cara menentukan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Poliklinik di RS BaliMed Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya dalam sebuah perusahaan. Dimana keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai usaha bidang jasa, keunggulan dalam faktor pelayanan menjadi sebuah tuntutan. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh sebuah tim termasuk tim keperawatan. Rumah Sakit Bangkatan adalah rumah sakit milik PT Perkebunan Nusantara II yang berada di Jln. Sultan Hasanuddin No. 40 Binjai. Sesuai dengan perkembangan kota Binjai, Rumah Sakit Bangkatan berusaha untuk menjadi rumah sakit umum sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pasien yang datang berobat. Kinerja perawat mempengaruhi seberapa besar perawat memberikan kontribusi kepada rumah sakit. Mangkunegara (2012:), mengemukakan pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas 1

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap perawat memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa setiap perawat memiliki kemampuan yang tidak sama. Kemampuan dapat menunjang keberhasilan perawat dalam mencapai kesuksesan bekerja. Dengan kemampuan kerja yangmemadai, perawat diharapkan dapat menyelesaikan segala permasalahan pekerjaan sehingga tugas pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Menurut Robbins dan Judge (2008: 7) kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Selain kemampuan, lingkungan kerja juga merupakan faktor yang penting dalam suatu organisasi. Menurut Sedarmayanti (2010:1) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Jika lingkungan kerja tidak nyaman maka pekerjaan akan terganggu dan membuat pekerjaan yang dikerjakan tidak mencapai target. Perawat dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga ada perawat yang bersemangat dan kurang bersemangat dalam bekerja.kondisi kerja seperti sarana saat dia bekerja sangat mendukung perawat untuk meningkatkan kinerjanya. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat. Berikut ini adalah Tabel 1.1 laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai tahun 201. 2

Tabel 1.1 Laporan Kinerja Perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 I. Kemampuan Tehnis Unsur yang Dinilai Target (%) Realisasi (%) 1. Kemampuan Kerja 2. Kecepatan Kerja 3. Daya Tangkap 4. Efisiensi dan efektifitas kerja. Penguasaan Pekerjaan. Kualitas Kerja II. Kemampuan Operasional 1. Koordinasi Kerja 2. Kemampuan Berkomunikasi 10 8 10 10 4 III. Hubungan Antar Manusia 1. Hubungan dengan atasan 2. Hubungan dengan teman sekerja 3. Hubungan Sosial 8 Jumlah 100 Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah (201) Pada Tabel 1.1 laporan kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 realisasi kinerja perawat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan pihak Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki para perawat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dapat dilihat dari realisasi kinerja yang hanya 3

mencapai % dari tiga indikator penilaian kinerja yang terdiri dari kemampuan teknis sebnyak 33%, kemampuan operasional 20% dan hubungan antar manusia yang hanya mencapai 2%. Pencapaian kinerja perawat di tahun 201 masuk ke dalam katagori kurang baik didalam krikteria penilaian kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Penurunan kinerja yang tidak mencapai target diduga disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Adapun faktor kemampuan itu sendiri terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Berikut ini tabel rekapitulasi nilai AVLOS (Average Length of Stay) atau rata-rata lamanya pasien dirawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201. Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai AVLOS (Average Length of Stay) di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 BULAN Standar Nilai AVLOS Realisai Nilai AVLOS Januari - hari 3,7 Februari - hari 3,2 Maret - hari 3,71 April - hari 3,8 Mei - hari 3,78 Juni - hari 3,88 Juli - hari 3,78 Agustus - hari 4,1 September - hari 3,3 Oktober - hari 3,8 4

Nopember - hari 4,18 Desember - hari 3,8 Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kemampuan perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dapat dilihat dari nilai AVLOS (Average Length of Stay) ditiap bulannya. Menurut Depkes RI (200) untuk nilai AVLOS (Average Length of Stay) yang ideal antara - hari, sedangkan nilai AVLOS (Average Length of Stay) di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dari bulan Januari sampai dengan Desember tidak ideal yaitu sekitar 3-4 hari. Nilai AVLOS (Average Length of Stay) ini menggambarkan mutu pelayanan perawat yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Nilai AVLOS (Average Length of Stay)yang hanya mencapai 3-4 hari ditiap bulannyamenunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien khususnya pelayanan dari perawat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien. Pada Rumah Sakit Bangkatan Binjai indikator ini berpengaruh dimana kondisi seperti rendahnya tingkat pendidikan yang dominan masih berlatar belakang SMA dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh perawat di Rumah Sakit Bangkatan Binjai mempengaruhi kemampuan perawat dalam menjalankan tugasnya contohnya kurangnya pemahaman perawat dalam memberikan pelayanan sepertikurangnya keramahan perawat terhadap pasien disaat adanya keluhan dari pasien serta lambatnya penanganan yang diberikan perawat terhadap pasien saat pasien mengeluh. Perawat yang masa kerjanya lebih lama dan berpendidikan tinggi akan lebih menguasai pekerjaanya dari pada perawat baru.

Selain kemampuan, penurunan kinerja yang tidak mencapai target itu diduga disebabkan oleh lingkungan kerja. Berikut ini Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR (Bed Occupancy Ratio), TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over) Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201. Tabel 1.3 Rekapitulasi BOR,TOI dan BTO Rumah SakitBangkatan Binjai Tahun 201 BULAN Standar BOR Realisasi BOR Standar TOI Realisasi TOI Standar BTO Realisasi BTO Januari 0-8% 8,8 % 1-3hari 0,4 hari 40-0kali 73, kali Februari 0-8% 73 % 1-3hari 1, hari 40-0kali 2,1 kali Maret 0-8% 74,83 % 1-3hari 1,3 hari 40-0kali 2, kali April 0-8% 74,31 % 1-3hari 1,4 hari 40-0kali 7,7 kali Mei 0-8% 74,07 % 1-3hari 1,37 hari 40-0kali 1, kali Juni 0-8% 70,4 % 1-3hari 1, hari 40-0kali 4, kali Juli 0-8%, % 1-3hari 1,7 hari 40-0kali 7,3 kali Agustus 0-8% 0, % 1-3hari 0,43 hari 40-0kali 7, kali September 0-8% 0,2 % 1-3hari 4,1 hari 40-0kali 8,8 kali Oktober 0-8%,18 % 1-3hari 0,03 hari 40-0kali 71,7kali Nopember 0-8% 3,3 % 1-3hari 0,3 hari 40-0kali 7,2 kali Desember 0-8%,41 % 1-3hari 0,4 hari 40-0kali,3 kali Sumber:Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 Pada Tabel 1.3terlihat bahwa lingkungan fisik di Rumah Sakit Bangkatan Binjai dapat dilihat dari nilai parameter BOR (Bed Occupancy Ratio) pada bulan Januari tidak ideal yaitu 8,8%. Sedangkan nilai parameter BOR (Bed Occupancy Ratio) yang ideal adalah 0-8%. Untuk bulan Februari sampai

dengan bulan Juli persentase nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami perubahan menjadi stabil dengan rata-rata nilai 72,78% dan pada bulan Agustus sampai dengan Desember nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) mengalami ketidakstabilan dengan rata-rata nilai 3,8%. Menurut Depkes RI (200) nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) yang tinggi (lebih dari 8%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi. Banyaknya pemanfaatan tempat tidur menunjukkan jumlah pasien melebihi kapasitas ruang yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Tetapi dengan banyaknya jumlah pasien menyebabkan kinerja perawat semakin tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena pihak Rumah sakit kurang memperhatikan jumlah pasien yang masuk dengan ketersediaan ruang kamar untuk pasienserta tidak adanya pengembangan rumah sakit seperti penambahan ruang rawat pasien dan penambahan tempat tidur sehingga ada ruangan yang melebihi kapasitas yang seharusnya kapasitas diisi oleh 4 orang pasien tetapi kenyataannya diisi oleh 8 orang pasien sehingga menyebabkan perawat tidak bisa mengoptimalkan pelayanan kepada pasien. Nilai TOI (Turn Over Internal) merupakan hasil rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati,indikator inimenggambarkan tingkat efisiensipenggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Sedangkan nilai TOI (Turn Over Internal) di Rumah Sakit Bangkatan di tiap bulannya mengalami perubahan. Untuk bulan Januari niai TOI (Turn Over Internal)tidak ideal, nilai TOI (Turn Over Internal) hanya mencapai 0,4 sedangkan pada bulan Februari sampai Juli nilai TOI (Turn Over Internal) masuk ke dalam katagori ideal. Akan tetapi pada bulan Agustus sampai dengan 7

Desember, nilai TOI (Turn Over Internal) mengalami perubahan lagi menjadi tidak ideal dengan nilai dibawah 1 dan melebihi 4. Hal ini menggabarkan bahwa tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tidak stabil yang mana untuk empat bulan terakhir nilai TOI (Turn Over Internal) tidak sesuai dengan standar tenggang perputaran yang ditetapkan Depkes RI. Nilai BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu priode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-0 kali dalam satu bulan. Sedangkan pada Rumah Sakit Bangkatan Binjai satu tempat tidur rata-rata dipakai 3-8 kali dalam satu bulan. Hal ini tidak sesuai dengan standar penggunaan tempat tidur yang rata-rata dipakai 40-0 kali. Penggunaan tempat tidur yang melebihi dari standar dikarenakan kurangnya fasilitas tempat tidur serta ruangan yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Selain lingkungan kerja yang dapat dilihat dari nilai BOR (Bed Occupancy Ratio),TOI (Turn Over Internal) dan BTO (Bed Turn Over), lingkungan kerja yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu bangunan yang sudah tua, tidak banyaknya fentilasi udara serta pencahayaan yang kurang, kurangnya komunikasi antara perawat dengan perawat lainnya serta jumlah pasien yanng terlalu melebihi kapasitas yang tersedia di Rumah Sakit Bangkatan Binjai. Berikut ini Tabel 1.4 jumlah pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201. 8

Tabel 1.4 Jumlah Pasien di Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 201 Bulan Pasien Rawat Jalan Pasien Rawat Inap Jumlah (%) Januari 300 811 4311 71,8 Februari 308 2 30 0,83 Maret 3732 711 4443 74,0 April 30 7 43 72,77 Mei 3701 2 433 73,22 Juni 3413 24 4037 7,28 Juli 3148 8 3834 3, Agustus 284 787 3771 2,8 September 3184 7 382,37 Oktober 3273 87 414,1 Nopember 284 81 3737 2,3 Desember 271 8 30 8,4 Sumber: Divisi Personalia Rumah Sakit Bangkatan Binjai, data diolah 201 Pada Tabel 1.4terlihatjumlah pasien rawat inap yang diatas 00 orang setiap bulannya mengakibatkan menurunnya kinerja perawat, karena jumlah perawat yang ada di Rumah Sakit Bangkatan Binjai hanya 7 orang sedangkan sebagian pasien rawat inap membutuhkan perawatan yang intensif dan membutuhkan setidaknya 3 orang perawat untuk merawat 1 pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Hal tersebut berdampak terhadap kurangnya perhatian perawat kepada pasien lainnya seperti pasien rawat jalan.mengingat

pentingnya sumber daya manusia khususnya perawat dalam menunjang keberhasilan pelayanan terhadap pasien, seorang kepala bagian perawat harus mengetahui kemampuan yang dimiliki para perawatnya baik kemampuan fisik maupun non fisik serta memperhatikan bagaimana lingkungan kerja di Rumah Sakit Bangkatan Binjai karena hal tersebut diduga dapat berpengaruh pada kinerja perawat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Rumah Sakit Bangkatan Binjai I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kemampuan berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 2. Apakah lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangktan Binjai. 3. Apakah kemampuan dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 10

2. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 3. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Bangkatan Binjai Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan pihak rumah sakit dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan dibidang sumber daya manusia yang lebih baik lagi, untuk mencapai tujuan rumah sakit dengan memahami kemampuan perawat, menciptakan lingkungan kerja yang baik, dan meningkatkan kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia khususnya dalam hal pengaruh variabel individual dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai. 3. Bagi Peneliti Lainnya Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dan wacana untuk pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih luas lagi khususnya pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai 11