BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif. Pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

PEMBAHASAN SOAL OSN TK. KOTA/ KABUPATEN 2014 MATEMATIKA SMP BAGIAN A: PILIHAN GANDA

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018. memahami

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SOAL MATEMATIKA - SMP

PENJABARAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 75 TAHUN SKL Kemampuan yang diuji Alternatif Indikator SKL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF. : SMP Pasundan 4 Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN 2006/2007

Rohmah, Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Contoh Soal Ujian Nasional UN Matematika Kelas 9 SMP/MTs

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB II TINJAUAN PENELITIAN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. Perhatikan gambar berikut : Perbandingan sisi yang berlaku adalah 5. Perhatikan gambar dibawah ini. Nilai x sama dengan

PAKET 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C atau D di depan jawaban yang benar! 1. Hasil dari ( ) : (-8 + 6) adalah. a. -6 b. -5 c.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL MIRIP TIMSS BERDASARKAN DISTRAKTOR DAN TEORI KESALAHAN NEWMAN SKRIPSI

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kita. Disadari atau tidak, pendidikanlah yang telah membuat kita menjadi lebih

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah sangat penting

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

LAMPIRAN 4. Kisi-kisi Soal dan Soal Tes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Latihan Soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark Internasional TIMSS 2011 (Trend of International on Mathematics and Science Study 2011)

UNIT 4. Kurikulum Matematika

BAB V PEMBAHASAN. verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang. prisma dan limas beserta penyebabnya adalah sebagai berikut.

SILABUS (HASIL REVISI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan adalah proses kognitif kritis di setiap bidang kehidupan manusia.

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH PPM WORKSHOP PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA TOPIK ARITMETIKA BAGI GURU-GURU SMP DI YOGYAKARTA. Oleh : Nila Mareta Murdiyani, M.

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

SMP NEGERI 1 KASEMBON TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

dibangun rumah, 3. Urutan naik dari pecahan 15%, 0,3, dan 4 a. 0,3 ; 15% ; 4

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

2.4 Relasi dan Fungsi

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Soal TIMSS

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

PENALARAN MATEMATIKA

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2004 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2005

SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PAKET 5 1. Hasil dari 4 5 2, 6 adalah B C D.

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA)

Abstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...

PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 2014

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

13. Menyelesaikan masalah-masalah dalam matematika atau bidang lain yang penyelesaiannya menggunakan konsep aritmetika sosial dan perbandingan.

ANALISIS KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

SIAP UJIAN NASIONAL (UCUN MANDIRI)

Kompetisi Sains Madrasah 2015 Tingkat Propinsi-Madrasah Tsanawiyah-Matematika NASKAH SOAL BIDANG STUDI : MATEMATIKA TINGKAT : MADRASAH TSANAWIYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATEMATIKA (Paket 1) Waktu : 120 Menit

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal mirip TIMSS. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada penelitian ini, peneliti menganalisis hasil pekerjaan siswa yang dilakukan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani dalam penelitiannya pada tahun 2015. Tes yang dilakukan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani tersebut ditujukan untuk siswa kelas VIII SMP N 1 Paliyan, Gunung Kidul, DIY. Hasil tes siswa tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif. Proses dokumentasi hasil tes kompetensi siswa yang dilaksanakan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani tahun 2015 dilakukan peneliti pada bulan Juni hingga bulan Juli 2017 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dari proses dokumentasi, diperoleh data siswa yang mengikuti tes yang dilakukan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani di SMP N 1 Paliyan berjumlah 32 siswa dari kelas VIIIB. Pada tes yang dilaksanakan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani pada tahun 2015, siswa mengerjakan 37 soal pilihan ganda, dan 4 soal uraian. Soalsoal tersebut terdiri dari 2 domain penilaian yaitu domain konten dan domain kognitif. Untuk domain konten terdiri dari aspek bilangan, aljabar, geometri, serta data dan peluang. Sedangkan untuk domain kognitif terdiri dari aspek pengetahuan, penerapan dan penalaran. 70

Dari 37 soal pilihan ganda, dan 4 soal uraian, maka didapatkan hasil pekerjaan siswa dalam tes kompetensi yang dilaksanakan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani pada tahun 2015. Untuk soal pilihan ganda akan dilihat jawaban-jawaban siswa dan diidentifiksasi kesulitan siswa dalam memilih jawaban berdasarkan distraktor yang ada. Sedangkan untuk soal uraiannya dianalisis berdasarkan teori kesalahan Newman yang berupa Kesalahan Memahami Masalah (Comprehension Error), Kesalahan Transformasi (Transformation Error), Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Error), dan Kesalahan Penulisan (Encoding Error). Dari analisis yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: 1. Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pilihan ganda Setelah dilakukan analisis kepada semua responden, dengan jumlah soal pilihan ganda berjumlah 37 soal dan jumlah anak yang mengikuti tes dari kelas VIII B adalah sebanyak 32 anak. Didapatkan data kesulitan siswa sebagai berikut: a. Kesulitan siswa dilihat dari tiap soal Tabel 15. Kesulitan siswa pada soal pilihan ganda no 1-10 Keterangan\No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawaban benar 28 25 26 30 25 20 19 26 15 8 Salah konsep 3 7 1 1 6 9 0 3 15 22 Salah hitung 1 0 4 0 1 0 1 0 0 0 Kurang teliti 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 Jawaban kosong 0 0 1 1 0 3 8 3 2 2 Spesial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dari Tabel 15, dapat dilihat untuk soal no 1, banyaknya siswa yang menjawab benar ada 28 orang, menjawab salah karena terkecoh oleh 71

distraktor kesalahan konsep sebanyak 3 orang, terkecoh karena kurang teliti dalam memilih jawaban sebanyak 1 orang, dan tidak ada siswa yang terkecoh pada distraktor kurang teliti serta semua siswa memberikan jawaban pada soal no 1. Untuk soal no 7 terdapat 4 orang yang terkecoh karena distraktor kurang teliti. Sedangkan untuk soal no 3 dan 4 terdapat 1 siswa yang tidak menjawab pertanyaan dst. Tabel 16. Kesulitan siswa pada soal pilihan ganda no 11-20 Keterangan\No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jawaban benar 29 25 14 13 8 10 6 6 19 14 Salah konsep 0 0 0 17 14 16 0 17 0 0 Salah hitung 3 6 3 0 6 0 18 0 5 10 Kurang teliti 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 Jawaban kosong 0 1 3 2 4 6 8 9 8 8 Spesial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dari Tabel 16 dapat terlihat banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan, seperti pada no 18, ada 9 siswa yang tidak memberikan jawaban, hanya 6 siswa yang benar dalam menjawab, dan 17 siswa mengalami kesalahan konsep dalam menjawab. Sedangkan untuk no 11, Semua siswa memberi jawaban pada soal, 29 dari siswa dapat menjawab soal dengan benar dan 3 siswa salah menjawab terkecoh oleh distraktor salah hitung. Tabel 17. Kesulitan siswa pada soal pilihan ganda no 21-30 Keterangan\No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jawaban benar 16 15 10 24 16 19 2 16 25 14 Salah konsep 1 11 16 0 10 0 22 9 1 13 Salah hitung 2 0 0 1 0 3 0 0 0 0 Kurang teliti 7 0 0 7 0 8 4 0 4 0 Jawaban kosong 6 6 6 0 6 2 4 7 2 5 Spesial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72

Untuk Tabel 17, semua siswa memberikan jawaban hanya pada soal no 24, dengan 24 siswa mampu menjawab benar, 1 siswa terkecoh oleh distraktor karena salah hitung, dan 7 orang siswa salah menjawab karena kurang teliti. Selain soal no 24, beberapa siswa tidak memberikan jawaban pada soal no 21, 22 dan 23 sebanyak 6 orang, 25 sebanyak 6 orang dst. Tabel 18. Kesulitan siswa pada soal pilihan ganda no 31-37 Keterangan\No 31 32 33 34 35 36 37 Jawaban benar 26 2 13 3 26 24 18 Salah konsep 0 0 4 21 1 2 0 Salah hitung 0 24 0 0 0 0 3 Kurang teliti 5 0 13 0 0 0 3 Jawaban kosong 1 6 1 7 4 6 7 Spesial 0 0 1 1 1 0 1 Pada Tabel 18, terlihat ada beberapa jawaban spesial dari siswa, untuk no 33, siswa memberikan tanda jawaban pada 2 opsi jawaban, yaitu menyilang pada pilihan B dan C. Sedangkan untuk no 34, kasus spesialnya adalah siswa memberikan jawaban pada B dan C juga. Di no 35, ada salah satu siswa yang menyilang opsi A dan C, dan untuk no 37, terdapat seorang siswa yang menyilang opsi A dan C. b. Kesulitan siswa dilihat dari keseluruhan soal Tabel 19. Kesulitan pada soal pilihan ganda secara menyeluruh Kategori Frekuensi Persentase (%) Jawaban benar 635 53,63 Salah konsep 242 20,44 Salah hitung 91 7,686 Kurang teliti 67 5,659 Jawaban kosong 145 12,25 Spesial 4 0,338 Total 1184 100 73

Tabel 19 adalah tabel kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pilihan ganda secara menyeluruh dari no 1-37, didapatkan bahwa terdapat 635 jawaban benar, dengan persentase 53,63 %, 242 jawaban salah karena kesalahan konsep dengan persentase 20, 44%. Salah hitung sebanyak 91 dengan persentase 7,686%. Kurang teliti sebanyak 67 dengan persentase 5,659% dan jawaban kosong 145 sebanyak 12,25%. Sedangkan untuk kesalahan spesial ada 4 kesalahan atau 0,338% dimana keempat kesalahan tersebut adalah siswa menjawab 2 pilihan dalam satu soal. c. Kesulitan siswa dilihat dari domain kognitif dan domain konten 1) Domain Konten Jika melihat kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pilihan ganda dari domain konten, maka didapatkan data dalam bentuk persentase yaitu: Tabel 20. Kesulitan siswa dilihat dari Domain Konten Kategori Bilangan Aljabar Geometri Data dan Peluang Jawaban benar 71,875 41,193 50 50 Salah konsep 16,795 21,590 26,988 12,5 Salah hitung 3,515 12,784 1,704 12,053 Kurang teliti 1,562 7,386 7,954 9,375 Jawaban kosong 6,25 17,045 13,352 14,285 Spesial 0 0 0 1,785 Total 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 20, Pada Konten Bilangan, siswa dapat menjawab benar sebesar 71, 87%, menjawab tapi salah konsep sebesar 16,79%, mengalami kesalahan hitung sebanyak 3,51%, kurang teliti sebanyak 1,56% dan tidak menjawab pertanyaan sebanyak 6,25%. Terlihat siswa memberikan jawaban spesial pada aspek data dan 74

peluang sebesar 1,79% yang berarti terdapat 4 siswa yang memberikan jawaban spesial pada aspek Data dan Peluang. 2) Domain kognitif aspek pengetahuan (knowing) Tabel 21. Kesulitan siswa dilihat dari Domain Kognitif Aspek Pengetahuan (Knowing) Kategori K1 K2 K3 K4 K5 K6 Jawaban benar 66,406 55,208 59,027 65,625 50 81,25 Salah konsep 14,062 22,916 8,680 1,562 28,125 3,125 Salah hitung 0,781 3,125 15,277 3,125 0 12,5 Kurang teliti 6,25 8,333 4,167 18,75 0 0 Jawaban kosong 12,5 10,416 12,5 10,937 21,875 3,125 Spesial 0 0 0,347 0 0 0 Total 100 100 100 100 100 100 Keterangan: K1:Mengingat K2:Mengenali K3:Menghitung K4:Memperoleh Informasi K5:Mengukur K6:Mengelompokkan/Mengurutkan Dilihat dari Tabel 21, Pada domain kognitif berupa aspek pengetahuan. Terlihat siswa sebagian besar dapat menjawab dengan benar pada indikator K6 yang berupa mengelompokkan/mengurutkan, terlihat 81,25% jawaban siswa benar, 3,125% siswa salah konsep, 12,5% mengalami salah hitung. Dan 3,125% siswa tidak memberikan jawaban. Sedangkan pada indikator ke 3 yang berupa keahlian menghitung, terdapat 0,34 % jawaban spesial yang berarti terdapat terdapat satu jawaban spesial dari siswa. 75

3) Domain kognitif aspek penerapan(applying) Tabel 22. Kesulitan siswa dilihat dari Domain Kognitif Aspek Penerapan (Applying) Kategori A1 A2 A3 A4 A5 Jawaban benar 54,6875 28,125 70,83333333 20,3125 32,8125 Salah konsep 25 38,28125 13,54166667 57,8125 40,625 Salah hitung 9,375 18,75 3,125 0 0 Kurang teliti 0 0 0 0 20,3125 Jawaban kosong 10,9375 14,84375 12,5 20,3125 4,6875 Spesial 0 0 0 1,5625 1,5625 Total 100 100 100 100 100 Keterangan: A1:Memilih Strategi A2:Menyajikan A3:Memodelkan A4:Menerapkan A5:Menyelesaikan Masalah Rutin Tabel 22 menjabarkan kesulitan siswa dilihat dari domain kognitif aspek penerapan, dimana dari tabel terlihat siswa mengalami kesulitan pada indikator ke A2, A4, dan A5 yang berupa keahlian menyajikan, kemudian menerapkan, dan yang terakhir adalah menyelesaikan masalah. Pada indikator menyajikan, siswa hanya mendapatkan jawaban benar sebesar 21%, pada indikator menerapkan mendapatkan jawaban 20,31% dan pada indikator menyelesaikan masalah rutin hanya terdapat 32,81% jawaban benar. Pada indikator menerapkan dan menyelesaikan masalah rutin terdapat masing-masing 1,56% jawaban spesial yang berarti ada terdapat 1 soal yang dijawab spesial pada masing-masing indikator menerapkan dan menyelesaikan masalah rutin. 76

4) Domain kognitif Aspek Penalaran (Reasoning) Tabel 23. Kesulitan siswa dilihat dari Domain Kognitif Aspek Penalaran (Reasoning) Kategori R1 R2 R3 R4 R5 Jawaban benar 78,125 6,25 56,25 66,406 55,208 Salah konsep 4,687 68,75 0 14,062 22,916 Salah hitung 1,562 0 9,375 0,781 3,125 Kurang teliti 10,937 12,5 9,375 6,25 8,333 Jawaban kosong 4,687 12,5 21,875 12,5 10,416 Spesial 0 0 3,125 0 0 Total 100 100 100 100 100 Keterangan: R1:Menganalisis R2:Menggeneralisasikan R3:Memadukan/Mensintesis R4:Memberikan Alasan R5:Menyelesaikan Masalah Non Rutin Untuk tabel 23. menjabarkan kesulitan siswa jika dilihat dari domain kognitif aspek penalaran. Terlihat jelas pada tabel bahwa pada indikator R2 atau menggeneralisasikan, siswa mengalami kesulitan dengan hanya terdapat 6,25% jawaban benar, persentase ini merupakan persentase paling rendah dibandingkan indikator-indikator lainnya. Sebagian besar siswa terkecoh karena distraktor kesalahan konsep. Terdapat 68,75% jawaban salah karena kesalahan konsep pada indikator menggeneralisasikan ini. Terlihat juga ada jawaban spesial pada indikator R3 atau memadukan/mensitesis yang berarti terdapat 1 jawaban spesial pada indikator ini. 2. Kesulitan Siswa dalam Mengerjakan Soal Uraian Setelah dilakukan analisis kepada semua responden menggunakan teori kesulitan dari newman yang berupa Kesalahan Memahami Masalah 77

(Comprehension Error), Kesalahan Transformasi (Transformation Error), Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Error), dan Kesalahan Penulisan (Encoding Error) dimana jumlah soal uraian berjumlah 4 soal. Terkhusus pada soal no 1 terdapat soal tambahan, dimana untuk no 1 ada 2 pertanyaan serta jumlah anak yang mengikuti tes dari kelas VIII B adalah sebanyak 32 anak. Didapatkan data kesulitan siswa sebagai berikut: a. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalahan soal no 1 Butir soal no 1 uraian merupakan soal yang memuat domain konten geometri dan domain kognitif penerapan untuk indikator menyajikan. Pada soal no 1 ini terdiri dari 2 bagian pertanyaan dimana untuk pertanyaan pertama diminta menentukan luas dari segitiga yang telah diketahui kedua sisinya sedangkan untuk pertanyaan kedua, setelah siswa dapat menentukan luas segitiga tersebut, maka siswa diminta untuk menggambarkan sebuah bangun datar yang mempunyai luas sama dengan segitiga tersebut. Untuk menjawab no 1 pertanyaan pertama siswa dapat menentukan tinggi nya terlebih dahulu dengan menggunakan teorema phytagoras, dan menghitung luasnya dengan tinggi yang telah ditemukan. Setelah dilakukan analisis kepada semua responden, maka diperoleh kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan teori newman sebagai berikut: 78

120% 100% 80% 60% 40% 20% Persentase Kesulitan Siswa No 1a 97% 97% 75% 94% 0% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 2. Persentase kesulitan siswa pada soal no 1a Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa sebanyak 97% siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah, 97% mengalami kesulitan dalam mentransformasikan masalah, 75% masih salah dalam ketrampilan proses, dan pada tipe penulisan jawaban akhir ada 94% siswa yang masih melakukan kesalahan. Sedangkan untuk menjawab soal no 1 pertanyaan kedua, siswa harus mengetahui terlebih dahulu luas segitiga yang ditanyakan dan menentukan bangun segiempat apa yang ingin dibuat, apakah itu persegi, persegi panjang, jajar genjang dll, setelah itu siswa dapat membuat bangun datar yang diinginkan sesuai dengan luas segitiga dengan mempertimbangkan alas dan tingginya, siswa dapat mengecek ulang luas bangun datar baru apakah sudah sesuai dengan luas segitiga sebelumnya atau tidak. Hasil analisis pada soal no 1 pertanyaan kedua adalah sebagai berikut: 79

90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Persentase Kesulitan Siswa no 1b 72% 81% 38% 41% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 3. Persentase kesulitan siswa pada soal no 1b Terlihat pada Gambar 3, bahwa siswa dalam mengerjakan soal no 1b masih mengalami kesulitan pada aspek memahami soal yaitu 72%, pada aspek mentransformasikan soal ke bentuk matematika masih mengalami kesulitan sebanyak 38%. Kesulitan tertinggi pada prosess skill yaitu sebnyak 81% dan pada aspek menuliskan jawaban 41% siswa masih mengalami kesulitan. b. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalahan soal no 2 Masalah kedua pada soal uraian adalah masalah pada domain konten data dan peluang, dengan indikator aspek kognitif berupa mengelompokkan atau mengurutkan. Pada soal ini diketahui data banyaknya stok golongan darah yang ada di PMI (Palang Merah Indonesia) Sleman. Siswa diminta untuk menunjukkan data banyaknya stok golongan darah tersebut dalam bentuk diagram lingkaran. Untuk membuat diagram lingkaran yang diminta, siswa terlebih dahulu harus mengetahui besar juring lingkaran dalam derajat untuk banyaknya stok 80

golongan darah telebih dahulu atau siswa dapat juga menghitung perbandingan degan bantuan titik-titik yang tersedia. Setelah itu barulah siswa bisa menggambar diagram lingkaran dengan tepat. Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut: 100% 80% 60% 40% Persentase Kesulitan Siswa no 2 94% 75% 69% 44% 20% 0% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 4. Persentase kesulitan siswa pada soal no 2 Gambar 4 menunjukkan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal no 2, sehingga dapat dilihat bahwa kesulitan terbesar siswa pada no 2 adalah pada bagian ketrampilan menghitung yaitu sebanyak 94%. Sedangkan yang paling kecil adalah pada bagian penulisan jawaban yaitu sebesar 34%. Untuk bagian memahami soal siswa mengalami kesulitan 75%, dan 69% siswa masih sulit dalam hal mentransformasikan soal. c. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalahan soal no 3 Pada soal no 3, siswa diminta untuk mengidentifikasi dua gambar segitiga yang terlihat sama dan sebangun. Terdapat pula dua argumen anak tentang kedua segitiga tersebut, dimana Cindi berargumen bahwa kedua segitiga tersebut sama dan sebangun dan Johan berargumen bahwa kedua 81

segitiga tersebut tidak sama dan sebangun. Mereka mengungkapkan alasannya masing-masing. Dan siswa diminta untuk menentukan argumen siapakah yang benar. Soal ini tergolong dalam domain konten geometri dengan indikator aspek kognitifnya adalah menggeneralisasikan. Hasil analisis data seluruh responden adalah sebgai berikut: 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Persentase Kesulitan Siswa no 3 91% 97% 72% 72% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 5. Persentase kesulitan siswa pada soal no 3 Dari Gambar 5 menunjukkan bahwa sebesar 91% siswa tidak dapat memahami masalah, 72% siswa masih kesulitan dalam mentransformasikan soal. Dan kesulitan tertinggi adalah pada aspek ketrampilan proses yaitu sebesar 97% siswa. Dan yang terakhir pada aspek menuliskan jawaban, siswa masih mengalami kesulitan sebesar 72%. d. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalahan soal no 4 Permasalahan uraian no 4 merupakan soal yang tergolong dalam domain kognitif aspek penerapan dengan indikator menyelesaikan masalah rutin dan tergolong dalam aljabar sebagai domain kontennya. Pada soal no 4 ini, diketahui sebuah persegi yang mempunyai luas 36 cm 2. Dan terdapat persegi kedua dengan ukuran diagonalnya setengah diagonal persegi 82

pertama, persegi ketiga dengan ukuran diagonalnya setengah diagonal persegi kedua, dan begitu seterusnya sampai persegi ke-n. Dari analalis hasil perkerjaan siswa diperoleh data sebagai berikut: 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Persentase Kesulitan Siswa no 4 94% 94% 97% 25% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 6. Persentase kesulitan siswa pada soal no 4 Dari Gambar 6 diatas didapatkan bahwa, siswa masih banyak kesulitan dalam mengerjakan soal no 4. Terlihat pada aspek memahami soal dan mentransformasikan soal, siswa masih mengalami kesulitan masing-masing sebesar 94%. Sedangkan jika melihat pada aspek menyimpulkan, terdapat 97% siswa yang masih kesulitan dalam menulis kesimpulan jawaban dan ini merupakan kesulitan terbesar untuk soal no 4. Dan untuk ketrampilan menghitung, siswa masih kesulitan sebesar 25%. e. Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal uraian Dari kelima soal uraian yang telah dianalisis, maka didapatkan persentase kesulitan siswa berdasarkan teori newman. Secara keseluruhan, analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahan no 1 sampai dengan nomor 4 adalah sebagai berikut: 83

100% 80% Persentase Kesulitan Siswa sesuai teori Newman 86% 74% 74% 69% 60% 40% 20% 0% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 7. Persentase kesulitan siswa secara keseluruhan pada soal uraian Dari Gambar 7 dapat diketahui bahwa kesulitan siswa terbesar adalah apada bagian memahami masalah, yaitu 86% siswa masih belum dapat memahami masalah dengan baik. sedangkan untuk aspek mentransformasikan soal dan ketrampilan menghitung, tingkat kesulitan siswa berada pada angka yang sama yaitu sebesar 74%. Dan yang terakhir yaitu pada aspek menuliskan jawaban, 69% siswa masih kesulitan dalam menuliskan jawabannya. f. Perbandingan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal uraian Untuk mengetahui materi yang paling sulit dikerjakan siswa, maka peneliti membuat perbandingan kesulitan aspek kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal dari no 1 sampai dengan no 4 pada tabel berikut: 84

Tabel 24. Perbandingan kesulitan siswa tiap soal Aspek Kesulitan soal 1a soal 1b soal 2 soal 3 soal 4 Comprehension 97% 72% 75% 91% 94% Transformation 97% 38% 69% 72% 94% Process Skill 75% 81% 94% 97% 25% Encoding 94% 41% 44% 72% 97% Dari tabel 24, dapat dibuat sebuah diagram batang sebagai berikut: 120% 100% 80% 60% 40% 97% 97% 91% 94% 94% 72% 75% 69% 72% 38% 94% 97% 81% 75% 25% 94% 97% 72% 41% 44% soal 1a soal 1b soal 2 soal 3 soal 4 20% 0% Comprehension Transformation Process Skill Encoding Gambar 8. Perbandingan kesulitan siswa secara keseluruhan pada soal uraian Dari Gambar 8 diatas diketahui bahwa kesulitan dalam memahami masalah tertinggi dialami siswa pada soal nomor 1a, dan terendah pada no 1b. Aspek mentrasformasikan soal yang paling sulit adalah pada no 1a dan yang paling rendah adalah pada no 1b. Sedangkan untuk kemampuan menghitung, kesulitan siswa paling besar dialami ketika mengerjakan soal no 3 dan kesulitan paling kecil adalah ketika mengerjakan soal no 4. Untuk aspek penulisan jawaban, kesulitan tertinggi siswa adalah ketika mengerjakan no 5, dan terendah terletak pada no 1b. 85

B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data terhadap dokumentasi hasil tes kompetensi siswa yang dilaksanakan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani dalam penelitiannya pada tahun 2015, diketahui bahwa tipe kesalahan yang sering terjadi pada soal pilihan ganda adalah kesalahan yang disebabkan karena terkecoh oleh distraktor yang lebih mengarah kepada kesalahan konsep yang dialami oleh siswa. Terdapat 20,44% jawaban salah karena terkecoh distraktor salah konsep. Dilihat dari domain konten, siswa melakukan kesalahan konsep tertinggi adalah pada konten geometri sedangkan pada konten kognitif untuk aspek pengetahuan siswa mengalami kesalahan konsep terbesar pada indikator mengenali. Pada aspek penerapan, indikator menerapkan merupakan indikator yang membuat siswa melakukan kesalahan konsep yang paling banyak. Sedangkan untuk aspek penalaran, siswa paling banyak melakukan kesalahan konsep pada indikator menggeneralisasikan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami konsep perlu ditingkatkan lagi terutama pada domain konten geometri, domain kognitif aspek pengetahuan dengan indikator mengenali, aspek penerapan dengan indikator menerapkan, dan aspek penalaran dengan indikator menggeneralisasikan. Pada domain konten, diketahui bahwa siswa paling banyak melakukan kesalahan pada konten aljabar dibandingkan dengan konten lainnya yang berupa geometri, bilangan, serta data dan peluang. Kesalahan siswa dalam konten aljabar terjadi karena sebagian besar siswa salah dalam konsep, dilanjutkan dengan banyaknya siswa yang tidak memberikan jawaban, dan 86

diteruskan dengan kesalahan siswa dalam menghitung, dan kekurangtelitian siswa dalam mengerjakan soal. Dilihat dari domain kognitif, pada aspek pengetahuan, dapat dilihat kesulitan terbesar siswa adalah pada indikator mengukur dibandingkan dengan mengenali, menghitung, mengingat, memperoleh informasi dan mengelompokkan/mengurutkan. Untuk aspek penerapan, terlihat kesulitan paling tinggi adalah pada indikator menerapkan, indikator menerapkan mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator menyajikan, menyelesaikan masalah rutin, memilih strategi dan memodelkan. Sedangkan pada aspek penalaran, indikator menggeneralisirkan menjadi indikator yang paling tinggi dalam membuat siswa melakukan kesalahan, indikator ini lebih sulit dibandingkan dengan indikator menyelesaikan masalah nonrutin, memadukan/mensintesis, memberikan alasan dan menganalisis. Untuk kesalahan yang sering terjadi pada soal uraian sesuai dengan teori newman adalah tipe kesalahan dalam memahami masalah (comprehension error). Tipe kesalahan memahami materi menyumbang kesalahan yang tertinggi dibandingkan dengan kesalahan transformasi (transformation error) maupun kesalahan ketrampilan proses (process skill error), serta kesalahan penulisan (encoding error). Kesalahan memahami masalah berada pada tingkat kesulitan dengan kategori tinggi untuk soal no 1a, 3, dan 4. Untuk hasil analisis kesulitan siswa pada soal uraian akan dipaparkan barikut ini: 87

1. Kesulitan siswa pada soal no 1a Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, kesalahan yang sering terjadi pada no 1a adalah tipe kesalahan newman berupa kesalahan dalam memahami masalah dan transformasi, kedua kesalahan ini mempunyai persentase yang sama yaitu 97%. Soal no 1a adalah sebagai berikut: Perhatikan gambar di bawah ini! Diketahui sebuah segitiga siku-siku ABC dengan panjang AB = 12 cm dan BC = 13 cm. a. Hitunglah luas bangun di atas! Kesalahan yang umumnya terjadi adalah kesalahan karena tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, serta tidak menuliskan rumus phytagoras dan rumus luas segitiga. Terdapat beberapa responden yang walaupun tinggi dan luasnya sudah benar namun mereka tidak menuliskan apa yang diketahui serta ditanyakan, dan tidak menuliskan rumus phytagoras maupun rumus mencari luas segitiga. Berikut contoh pekerjaan siswa yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan serta tidak menuliskan rumus phytagoras dan luas segitiga: 88

Gambar 9. Contoh kesalahan yang umum terjadi pada soal uraian no 1a Seharusnya siswa memberikan jawaban seperti berikut ini: Diket: BC=13 cm AB=12 cm Ditanya: luas segitiga ABC? 2. Kesulitan siswa pada soal no 1b Soal 1b mempunyai permasalahan yang sama dengan 1a, dan soal 1b ini terikat dengan 1a. Jika siswa tidak mampu menjawab soal pada no 1a, maka siswa juga tidak dapat menjawab soal pada 1b. Berikut soal untuk 1b: Gambarlah bangun datar segiempat yang luasnya sama dengan segitiga ABC! 89

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh tingkat kesalahan tertinggi siswa adalah pada bagian ketrampilan menghitung. Siswa mayoritas hanya menggambarkan bangun segiempat baru yang diminta tanpa melakukan perhitungan ulang dari luas segiempat yang telah dibuat. Berikut contoh kesalahan tanpa mempertihitungkan kembali luas bangun segiempat yang baru: Gambar 10. Contoh kesalahan yang umum terjadi pada soal uraian no 1b Seharusnya siswa memberikan jawaban seperti berikut ini: Persegi panjang dengan panjang sisi-sisinya 6 cm dan 5 cm. 6 cm 5 cm 90

3. Kesulitan siswa pada soal no 2 Nomor 2 merupakan soal dalam domain konten data dan peluang dengan domain kognitif pengetahuan dengan indikator mengurutkan/mengelompokkan. Berikut soal no 2: Fifi adalah anggota PMI (Palang Merah Indonesia) kabupaten Sleman. Fifi diminta untuk membuat laporan data berupa diagram lingkaran tentang ketersediaan kantong darah yang ada di PMI Sleman. Data banyaknya kantong darah di PMI Sleman adalah sebagai berikut. Golongan Darah Stok A 15 B 20 O 35 AB 10 Bantulah Fifi melengkapi diagram lingkaran stok golongan darah di bawah ini. Tunjukkan perhitunganmu! Diagram Stok Golongan Darah Kesalahan yang sering terjadi pada no 2 adalah kesalahan karena ketrampilan dalam proses menghitung. Pada soal no 2 sebagian besar siswa hanya menggambarkan hasil diagramnya tanpa menunjukkan proses perhitungan bagaimana cara untuk bisa menggambarkan diagram tersebut. Berikut contoh pekerjaan siswa yang hanya menggambarkan diagram stok golongan darah tanpa menunjukkan proses perhitungannya: 91

Gambar 11. Contoh kesalahan yang umum terjadi pada soal uraian no 2 Seharusnya siswa memberikan jawaban seperti berikut ini: Siswa menghitung persentase banyaknya stok golongan darah terlebih dulu Banyak stok kantong darah = 80 % stok golongan darah A 15 100% 18,75% 80 % stok golongan darah B 20 100% 25% 80 % stok golongan darah O 35 100% 43,75% 80 % stok golongan darah AB 10 100% 12,5% 80 Siswa menghitung besar juring lingkaran dalam derajat untuk banyaknya stok golongan darah terlebih dulu 15 0 0 A 360 67,5 80 20 0 0 B 360 90 80 O AB 35 360 157,5 80 10 360 0 45 0 80 0 0 92

Siswa menghitung dengan perbandingan dengan bantuan titik-titik pada diagram lingkaran yang membagi lingkaran menjadi 8 bagian 15 1,5 A 80 8, B 20 2 35 3,5 10 1, O, AB 80 8 80 8 80 8 Berikut adalah diagram lingkaran stok golongan darah: 4. Kesulitan siswa pada soal no 3 Untuk soal no 3, kesulitan terbesar siswa adalah pada tipe kesalahan ketrampilan menghitung. Berikut soal no 3: Perhatikan gambar di bawah ini! Cindi dan Johan mencoba menentukan apakah segitiga ABC sama dan sebangun dengan segitiga DEF. Berikut adalah jawaban dari Cindi dan Johan. Cindi Johan Segitiga ABC sama dan sebangun dengan segitiga DEF dengan aturan sisi-sudut-sisi Tidak cukup syarat untuk membuktikan bahwa keduanya sama dan sebangun Jawaban siapakah yang benar? Jelaskan alasanmu! 93

Pada soal no 3, sebagian besar siswa hanya menjawab siapa yang benar dalam berargumen dan memberikan alasannya kenapa orang tersebut benar, akan tetapi siswa tidak melakukan analisis perhitungan atau pembuktian pada syarat suatu segitiga dikatakan sama dan sebangun. Berikut jawaban siswa yang hanya menjawab siapa orang yang benar dan apa alasannya tanpa membuktikan kedua segitiga tersebut sama dan sebangun atau tidak: Gambar 12. Contoh kesalahan yang umum terjadi pada soal uraian no 3 Seharusnya siswa memberikan jawaban seperti berikut ini: Jawaban yang benar adalah jawaban Johan. Alasan: Karena untuk membuktikan kekongruenan segitiga dengan aturan sisi-sudut-sisi tidak cukup syarat untuk membuktikan bahwa keduanya kongruen yaitu tidak dapat ditentukan apakah m ABC m DEF atau tidak. m ABC m DEF tidak dapat ditentukan karena tidak diketahui salah satu sudut yang lain seperti CAB atau FDE sehingga besar DEF belum tentu 78 0 meskipun sudah diketahui besar 0 DFE 48. 94

5. Kesulitan siswa pada soal no 4 Soal no 4 adalah soal dengan domain konten aljabar, dengan domain kognitif aspek penerapan menggunakan indikator menyelesaikan masalah rutin. Berikut adalah soal no 4: Persegi pertama memiliki luas 36 cm 2. Persegi kedua dengan ukuran diagonalnya setengah diagonal persegi pertama. Persegi ketiga dengan ukuran diagonalnya setengah diagonal persegi kedua. Begitu seterusnya sampai persegi ke-n. Lengkapi tabel berikut! Luas Persegi ke-1 36 cm 2 Persegi ke-2... Persegi ke-3... Persegi ke-4...... Persegi ke-10...... Persegi ke-n... 95

Berdasarkan jawabanmu pada tabel di atas, buatlah rumus pola luas persegi-persegi tersebut kemudian tentukan rumus luas persegi ke-n! Pada soal no 4, siswa paling banyak melakukan kesalahan pada tipe menyimpulkan jawaban. Beberapa siswa sudah dapat mengisi tabel dengan benar, tetapi tidak dapat menyimpulkan jawaban dari soal yang diberikan. Berikut contoh siswa yang sudah benar dalam mengisi tabel tapi belum mampu menyimpulkan jawaban: Gambar 13. Contoh kesalahan yang umum terjadi pada soal uraian no 4 Seharusnya siswa memberikan jawaban seperti berikut ini: Siswa mampu melengkapi tabel dan mampu menggeneralisasikan rumus luas persegi ke-n Luas Persegi ke-1 36 cm 2 Persegi ke-2 9 cm 2 Persegi ke-3 9 4 2,25 cm 2 Persegi ke-4 9 16 0,5625 cm 2... Persegi ke-10 1 9... 4 36 96

n 1 Persegi ke-n Dari pola luas persegi-persegi di atas dapat ditentukan rumus luas persegi ke-n yaitu: L n 1 4 L 1 Ln 1 4 n 1 L 1 C. Keterbatasan Penelitian Analisis yang dilakukan terhadap respon siswa pada tes yang dilakukan oleh Nidya Ferry Wulandari dan Jailani dalam penelitiannya pada tahun 2015, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya: 1. Dokumen hasil tes siswa yang dianalis merupakan hasil pekerjaan siswa yang seringkali tidak lengkap proses maupun tahapan pengerjaannya, sedangkan rubrik pengkategorian kesalahan menurut newman menuntut siswa untuk mampu mengerjakan soal secara ideal sesuai dengan apa yang diharapankan. 2. Proses analisis yang dilakukan tanpa didukung oleh proses wawancara sehingga kesalahan-kesalahan yang ditemukan masih terbatas 3. Rubrik yang digunakan dalam penelitian hanyalah menyadur dari penelitian-penelitian lain, sehingga kesalahan-kesalahan yang di teliti terbatas 97