Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou pada Bab 1, maka pada sub bab ini penulis akan mencantumkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam dongeng Urashima Tarou yang kemudian akan dianalisis dengan tujuan mencari adanya konsep giri dan ninjou: Adanya giri dalam dongeng Urashima Tarou (1989:8-9) ditunjukan pada kutipan berikut: つぎの日 うらしまたろうが いわのうえでさかなをつっていると 海のなかからかめがあらわれ うらしまさん うらしまさん と よびました うらしまたろうはびっくりしてかめをみました わた しはきのういのちをたすけていただいたかめです おれいにりゅう ぐうへあんないします わたしのせなかにのってください いう なり かめは大きなかめになりました Keesokan harinya, ketika Urashima Tarou sedang memancing di atas sebuah batu, seekor kura-kura tiba-tiba muncul dari permukaan laut. Tuan Urashima, Tuan Urashima! panggil si kura-kura. Urashima Tarou melihat si kura-kura itu dengan terkejut. Saya adalah kura-kura yang kamu tolong kemarin. Sebagai ucapan terima kasih, saya bermaksud untuk mengundangmu ke sebuah istana para dewi laut. Naiklah ke punggung saya. Setelah si kura-kura berkata demikian, lalu dia pun berubah menjadi seekor kura-kura raksasa. 20
Analisis: Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya giri antara si kura-kura dengan Urashima Tarou. Hubungan giri tersebut dapat dilihat ketika si kura-kura datang menghampiri Urashima Tarou untuk membayar hutang budi atas bantuan Urashima Tarou yang telah menolongnya ketika si kura-kura mengalami kesusahan karena dipukuli dan ditendangi oleh sekumpulan anak di pantai. Hubungan giri tersebut dapat dipahami dari perkataan si kura-kura kepada Urashima Tarou ketika Urashima Tarou sedang memancing di atas batu keesokan harinya; わたしはきのういのちをたすけていただいたかめです おれいに りゅうぐうへあんないします わたしのせなかにのってください (Urashima Tarou, 1989:8-9) Saya adalah kura-kura yang kamu tolong kemarin. Sebagai ucapan terima kasih, saya bermaksud untuk mengundangmu ke sebuah istana para dewi laut. Naiklah ke punggung saya. Dari perkataan si kura-kura tersebut, terlihat bagaimana si kura-kura membayar giri kepada Urashima Tarou. Karena merasa terikat giri, si kura-kura mengundang Urashima Tarou ke istana para dewi laut sebagai ucapan terima kasih si kura-kura karena telah menolonganya kemarin di pantai. Seperti yang telah diuraikan pada Bab 2, bahwa giri menurut Befu dalam Suyana (1996:24-25) yaitu kewajiban sosial yang bersifat etis dan moral, yang mengharuskan bangsa Jepang untuk bersikap seperti yang diharapkan oleh masyarakat dalam bersosialisasi dengan individu-individu lain. Giri merupakan suatu cara dalam menjalin hubungan individu tertentu. Menjalankan giri dengan baik berarti seseorang itu memiliki nilai moral yang tinggi, dan menolak kewajiban timbal balik berarti meniadakan 21
kepercayaan dari mereka yang mengharapkan timbal balik, yang pada akhirnya akan menghilangkan bantuan dari mereka atau melalaikan hubungan giri tersebut. Melalui kutipan tersebut dapat dihubungkan dengan perbuatan giri yang dilakukan si kura-kura kepada Urashima Tarou, adalah merupakan suatu dasar moral sosial si kurakura sebagai pihak si penerima bantuan atas apa yang telah diterima dari Urashima Tarou sebagai pihak si pemberi bantuan. Bahwa si kura-kura tersebut sadar karena dia telah ditolong oleh Urashima Tarou, maka dia merasa harus membayar hutang budi tersebut yaitu dengan mengundang Urashima Tarou ke istana para dewi laut. Hubungan giri selanjutnya yang terjadi dalam dongeng Urashima Tarou (1989:15-17) adalah dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut; おとひめさまはうらしまたろうをごてんのなかへつれていきました ゆかはだいりせきでできていて 金びょうぶのまえには しんじゅ やかいがらをちりばめたつくえがありました つくえのうえには山 のようなごちそうがならんでいます さあ めしあがれ おとひ めさまがおさけをついでくれました なんてうまいさけだ うら しまたろうがおもうった うらしまたろうはおもわず目をつむりました こんなおいしいさけはのんだことがありません やがておんがくが きこえてきたかとおもうと いろとりどりのぬのを手にした女の ひとたちがあらわれ しずかにおどりはじめました うらしまたろう はなにもかもわすれてうっとりとながめました Otohime Sama mengajak Urashima Tarou untuk masuk ke dalam ke istana. Lantainya terbuat dari marmer, pada tirai emas yang terlipat terdapat meja yang dilapisi dengan mutiara dan mutiara yang besar. Di atas meja itu terdapat banyak makanan yang menggunung. Makanlah Otohime Sama menuangkan sake untuk Urashima Tarou. Enak sekali sake ini pikir Urashima Tarou. Tanpa berpikir panjang, Urashima Tarou menutup matanya lalu berkata Saya tidak pernah minum sake seenak ini sebelumnya. Tidak terlalu lama dia berpikir dia mulai mendengar musik, para dayang muncul dengan berpakaian warna yang beragam, 22
dengan tenang mereka kemudian mulai menari. Urashima Tarou lupa akan segalanya karena terpikat akan tarian para dayang itu. Analisis: Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya giri antara Otohime Sama dengan Urashima Tarou. Hubungan giri tersebut dilihat melalui sikap Otohime Sama yang menjamu Urashima Tarou di istananya karena telah menolong si kura-kura. Pernyataan tersebut dapat dipahami kembali dalam kutipan; おとひめさまはうらしまたろうをごてんのなかへつれていきました つくえのうえには山のようなごちそうがならんでいます さあ めしあがれ おとひめさまがおさけをついでくれました なんてう まいさけだ うらしまたろうがおもうった うらしまたろうはおも わず目をつむりました こんなおいしいさけはのんだことがありま せん (Urashima Tarou, 1989:15-17) Otohime Sama mengajak Urashima Tarou untuk masuk ke dalam ke istana. Di atas meja itu terdapat banyak makanan yang menggunung. Makanlah Otohime Sama menuangkan sake untuk Urashima Tarou. Enak sekali sake ini pikir Urashima Tarou. Tanpa berpikir panjang, Urashima Tarou menutup matanya lalu berkata Saya tidak pernah minum sake seenak ini sebelumnya. Menurut Davies (2002:217) orang Jepang menyebut mereka yang bukan berasal dari Jepang dengan sebutan gaijin, tidak peduli berapa lama mereka tinggal atau seberapa baik mereka dalam berbahasa Jepang. Beberapa suami menyebut istri mereka dengan sebutan uchi no mono (istri sendiri), dan orang yang bukan dari keluarga sendiri dikenal dengan sebutan soto no mono (orang luar). Kedua perbedaan tersebut menggambarkan dasar dari cara pemikiran orang Jepang yang dikenal dengan sebutan uchi dan soto. Uchi dapat diartikan sebagai bagian dalam; rumah atau tempat tinggal milik sendiri; 23
kelompok dimana kita tergabung di dalamnya; istri atau suami sendiri. Sedangkan soto diartikan sebagai bagian luar; kelompok lain; diluar dari bagian rumah sendiri. Pada Bab 2 terkutip menurut Minamoto dalam Salecha (2004:23) giri merupakan kewajiban sosial yang memiliki beragam makna, tergantung pada situasi dan kondisinya. Giri adalah sikap membalas kebaikan yang diterima dari orang lain, diluar orang-orang yang berhubungan secara kekerabatan seperti hubungan orang tua dan anak, suami dan istri. Dari kutipan tersebut karena si kura-kura adalah pelayan yang tinggal di istana para dewi laut tersebut, maka Otohime Sama sudah menganggap si kura-kura merupakan uchi no mono bagi Otohime Sama, maka Otohime Sama merasa memiliki giri terhadap Urashima Tarou yang telah menolong si kura-kura. Otohime Sama yang menjamu Urashima Tarou dengan berbagai macam makanan enak yang menggunung, dan sake yang belum pernah Urashima Tarou cicipi sebelumnya adalah merupakan sikap membalas kebaikan Otohime Sama yang pernah diterima dari Urashima Tarou karena telah menolong si kura-kura. Adanya ninjou dalam dongeng Urashima Tarou (1989:2-7) ditunjukan pada kutipan berikut: 24
ある日 いつものようにさかなつりにでかけたら はまべで子どもたちがかめをつかまえ たたいたり けったりして いました なんてむごいことを うらしまたろうはかめがかわい そうになりました そこで子どもたちのところへいって これこ れ そのかめをどうするつもりだ といいました まちへうり にいく いちばんとしうえのこどもがいいました そんならわ しにゆずっておくれ うらしまたろうはこどもたちひとりひとり にお金をあげました こどもたちはよろこんでかめをわたしてくれ ました 子どもたちがいなくなると うらしまたろうはかめを海へ にがしてやりました かめはうれしそうにくびをふっていましたが やがてなみのなかへきえていきました Suatu hari, ketika Urashima Tarou akan pergi memancing ke pantai seperti biasanya, dia melihat sekumpulan anak sedang menangkap seekor kura-kura. Mereka lalu memukuli dan menendang kura-kura tersebut. Urashima Tarou merasa kasihan terhadap kura-kura tersebut. Dia lalu menghampiri anak-anak tersebut dan berkata, Hei, apa yang kalian lakukan dengan kura-kura itu? tanya Urashima Tarou. Kami akan menjualnya ke kota, jawab salah satu anak yang paling besar. Kalau begitu, berikan padaku. Urashima Tarou kemudian memberikan uang kepada masing-masing anak tersebut. Dengan senang hati mereka memberikan kura-kura itu pada Urashima Tarou. Setelah anak-anak itu pergi, Urashima Tarou melepaskan kura-kura tersebut ke laut. Si kura-kura merasa bahagia dan menganggukan kepalanya pada Urashima Tarou lalu pergi menghilang di antara deburan ombak. Analisis: Adanya ninjou antara Urashima Tarou dengan si kura-kura adalah ketika Urashima Tarou menolong si kura-kura karena merasa kasihan melihat si kura-kura yang dipukuli dan ditendangi oleh sekumpulan anak di pantai. Hubungan ninjou tersebut dapat dipahami kembali melalui kutipan; 25
うらしまたろうはかめを海へにがしてやりました かめはうれしそうにく びをふっていましたが やがてなみのなかへきえていきました (Urashima Tarou, 1989:2-7) Urashima Tarou melepaskan kura-kura tersebut ke laut. Si kura-kura merasa bahagia dan menganggukan kepalanya pada Urashima Tarou lalu pergi menghilang di antara deburan ombak. Melalui pernyataan tersebut, terlihat adanya suatu perasaan empati dan iba yang muncul dalam diri Urashima Tarou untuk menolong si kura-kura yang mengalami kesusahan itu. Seperti yang dikutip menurut Befu dalam Suyana (1996:26-27) pada Bab 2 bahwa ninjou merujuk kepada kecenderungan perasaan peri kemanusiaan; kebaikan hati; dan keinginan-keinginan yang bersifat alamiah. Ninjou adalah kecenderungan perasaan dan keinginan alamiah manusia yang tidak terikat dengan norma-norma seperti halnya giri. Ninjou bersifat psikologis dan personal atau pribadi. Dari kutipan tersebut dapat dihubungkan dengan perbuatan Urashima Tarou yang terlihat jelas bahwa apa yang telah dilakukan oleh Urashima Tarou kepada si kura-kura berdasarkan atas perasaan manusiawinya. Dia merasa tergugah hatinya untuk menolong si kura-kura yang sedang kesusahan akibat dipukuli dan ditendangi oleh sekumpulan anak di pantai. Dari kutipan-kutipan tentang giri dan ninjou di atas, dapat diuraikan dengan singkat, bahwa giri dan ninjou yang terdapat dalam dongeng Urashima Tarou (1989) yaitu; a) Kura-kura giri Urashima Tarou: Karena kura-kura telah ditolong oleh Urashima Tarou pada saat si kura-kura mengalami kesusahan akibat dipukuli dan ditendangi oleh sekumpulan anak di 26
pantai, maka si kura-kura membayar giri tersebut dengan mengundang Urashima Tarou ke istana para dewi laut. b) Otohime Sama giri Urashima Tarou: Karena Urashima Tarou telah menolong kura-kura yang merupakan pelayan dari istana para dewi laut tersebut, maka Otohime Sama merasa memiliki giri terhadap Urashima Tarou yang telah menolong si kura-kura. c) Urashima Tarou ninjou Kura-kura: Urashima Tarou menolong si kura-kura karena merasa kasihan melihat si kura kura yang dipukuli dan ditendangi oleh sekumpulan anak di pantai. 3.2 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Momotarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Momotarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 10 Momotarou pada Bab 1, maka pada sub bab ini penulis akan mencantumkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam dongeng Momotarou yang kemudian akan dianalisis dengan tujuan mencari adanya konsep giri dan ninjou: 27
Adanya giri dalam dongeng Momotarou (1988:10) ditunjukan pada kutipan berikut: ところが そのころ おにどもがちょくちょく村へやってきてはわ るいことをしていました よし おらがたいじしてやる ももた ろうがいいました ある日 ももたろうはおじいさんとおばあさんの まえにりょう手をついていいました そだててくださっていままでの おじいさんとおばあさんのやさしさをかえさせていただきたい おにが しまへおにたいじにいくから 日本一のきびだんごをつくってく れ なにいうだ いくら力がつよくてもおまえのかてるあいて じゃない ふたりはびっくりしてとめましたが ももたろうはしょ うちしません Tetapi, pada saat itu, monster-monster sering berdatangan dan melakukan banyak kejahatan. Baiklah, saya akan memberantasnya, kata Momotarou. Pada hari itu, Momotarou duduk dengan kedua tangannya di lantai di hadapan kakek dan nenek dan berkata, Tolong izinkan saya pergi untuk membalas kebaikan kakek dan nenek yang sudah mengasuh saya selama ini. Saya akan pergi ke Pulau Monster untuk melawan mereka, maka tolong buatkan kue beras Jepang yang terbaik untuk saya. Apa kamu bilang? Betapapun kuatnya kamu, kamu tidak akan bisa mengalahkan mereka. Kakek dan nenek itu terkejut dan menghentikan niat Momotarou, akan tetapi Momotarou bersikeras untuk tetap pergi. Analisis: Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya giri antara Momotarou dengan kakek dan nenek. Hubungan giri tersebut dapat dilihat ketika Momotarou meminta izin pergi ke Pulau Monster untuk memberantas monster-monster agar hutang budi Momotarou kepada kakek dan nenek yang telah mengasuhnya selama ini, dapat terbayar. Hubungan giri tersebut dapat dilihat kembali dari kutipan percakapan antara Momotarou dengan kakek dan nenek yaitu: 28
ある日 ももたろうはおじいさんとおばあさんのまえにりょう手を ついていいました そだててくださっていままでのおじいさんとおばあ さんのやさしさをかえさせていただきたい おにがしまへおにたい じにいくから 日本一のきびだんごをつくってくれ (Momotarou, 1988:10) Pada hari itu, Momotarou duduk dengan kedua tangannya di lantai di hadapan kakek dan nenek dan berkata, Tolong izinkan saya pergi untuk membalas kebaikan kakek dan nenek yang sudah mengasuh saya selama ini. Saya akan pergi ke Pulau Monster untuk melawan mereka, maka tolong buatkan kue beras Jepang yang terbaik untuk saya. Seperti yang terkutip menurut Benedict (2000:141) giri adalah suatu kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang telah diterima dengan nilai yang sama harganya dari apa yang telah diterima sebelumnya. Hubungan antara kedua belah pihak tersebut pun tidak hanya berlaku di antara mereka yang memiliki hubungan khusus, tetapi juga antara teman ataupun kolega dan relasi. Maka melalui kutipan tersebut, tindakan yang dilakukan oleh Momotarou kepada kakek dan nenek merupakan suatu sikap membalas membalas pemberian dari apa yang yang telah diterima sebelumnya. Giri ini terlihat bagaimana Momotarou membayar hutang budi kebaikan kakek dan nenek, dengan kepergiannya ke Pulau Monster untuk melawan para monster-monster yang telah mengacaukan keadaan desa dimana Momotarou tinggal bersama kakek dan nenek yang telah mengasuhnya. Hubungan giri selanjutnya yang terjadi dalam dongeng Momotarou (1988:16-21) adalah dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut; 29
村はずれまでくるといぬがきました ももたろうさん ももたろう さん どこへいきなさる おにがしまへおにたいじに こし につけたものはなんでござる 日本一のきびだんご そんな らひとつくだされ おともします よし やろう ついてこ い 山のほうへいくとさるがきました ももたろうさん もも たろうさん どこへいきなさる おにがしまへおにたいじに こしにつけたものはなんでござる 日本一のきびだんご そんならひとつくだされ おともします よし やろう つい てこい 山のおくへいくときじがとんできました ももたろう さん ももたろうさん どこへいきなさる おにがしまへおにた いじに こしにつけたものはなんでござる 日本一のきびだ んご そんならひとつくだされ おともします よし やろう ついてこい Terjemahan : Ketika Momotarou datang ke pinggiran kota, datanglah seekor anjing. Tuan Momotarou, Tuan Momotarou, kamu hendak pergi kemana? Ke Pulau Monster untuk memberantas para monster-monster tersebut. Apa yang kau bawa di pinggangmu itu? Kue beras Jepang yang terbaik. Tolong berilah saya satu, dan saya akan akan menjadi pelayanmu. Baiklah, saya akan beri kamu satu. Ikutlah dengan saya. Lalu mereka pergi ke gunung dan seekor monyet datang. Tuan Momotarou, Tuan Momotarou, kamu hendak pergi kemana? Ke Pulau Monster untuk memberantas para monster-monster tersebut. Apa yang kau bawa di pinggangmu itu? Kue beras Jepang yang terbaik. Tolong berilah saya satu, dan saya akan akan menjadi pelayanmu. Baiklah, saya akan beri kamu satu. Ikutlah dengan saya. Kemudian mereka pergi menyelusuri gunung dan seekor burung yang sedang terbang datang menghampiri. Tuan Momotarou, Tuan Momotarou, kamu hendak pergi kemana? Ke Pulau Monster untuk memberantas para monster-monster tersebut. Apa yang kau bawa di pinggangmu itu? Kue beras Jepang yang terbaik. Tolong berilah saya satu, dan saya akan akan menjadi pelayanmu. Baiklah, saya akan beri kamu satu. Ikutlah dengan saya. Analisis: Dari kutipan tersebut terlihat adanya giri di antara ketiga binatang tersebut, yaitu: anjing; monyet; dan burung dengan Momotarou yang telah memberinya makanan dan 30
kemudian ketiga binatang tersebut turut serta membantu Momotarou pergi ke Pulau Monster guna untuk memberantas monster-monster yang telah mengacaukan keadaan desa dimana Momotarou tinggal. Hubungan giri tersebut dapat dilihat kembali dari kutipan percakapan antara Momotarou dengan ketiga binatang tersebut yang mengatakan hal serupa yaitu: ももたろうさん ももたろうさん どこへいきなさる おにが しまへおにたいじに こしにつけたものはなんでござる 日 本一のきびだんご そんならひとつくだされ おともします よし やろう ついてこい (Momotarou, 1988: 16-21) Tuan Momotarou, Tuan Momotarou, kamu hendak pergi kemana? Ke Pulau Monster untuk memberantas para monster-monster tersebut. Apa yang kau bawa di pinggangmu itu? Kue beras Jepang yang terbaik. Tolong berilah saya satu, dan saya akan akan menjadi pelayanmu. Baiklah, saya akan beri kamu satu. Ikutlah dengan saya. Seperti yang telah disebutkan pada Bab 2 bahwa menurut Honmiyou dalam Rahayu (2006:17) giri adalah suatu konsep yang sangat berhubungan dengan etika-etika Jepang yang menekankan pada hubungan manusia yang saling menguntungkan di dalam masyarakat. Karena adanya konsep inilah, orang Jepang mengemban kewajiban atau tanggung jawab sebagai orang Jepang. Hal ini pun dapat dilihat bahwa menurut Benedict (2000:141), giri merupakan suatu kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang telah diterima dengan nilai yang sama harganya dari apa yang telah diterima sebelumnya. Maka ketiga binatang tersebut mengembalikan giri yang sudah diterima dari Momotarou dengan pergi bersama dengan Momotarou untuk melawan monster-monster di Pulau Monster tersebut. 31
Adanya ninjou dalam dongeng Momotarou (1988:8) ditunjukan pada kutipan berikut: ふたりはこの子にももたろうという名まえをつけ それはそれはだ いじにそだてました ももたろうはまんまを一ぱいたべたら一ぱい だけ 二はいたべたら二はいだけずんずん大きくなって たいへんな 力もちになりました なにをおしえてもすぐおぼえ いえのしごと から山のしごとまでてつだってくれました こんな子どもはめった にいるもんじゃない おじいさんもおばあさんもいよいよももたろ うをかわいがりました Berdua mereka menamakannya Momotarou, dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang. Jika Momotarou memakan satu porsi nasi maka dia akan tumbuh sebesar satu porsi, jika dia memakan dua porsi nasi maka dia akan tumbuh sebesar dua porsi dan dengan cepat dia menjadi besar, dan bertambah kuat. Apapun yang kakek dan nenek ajarkan kepada Momotarou, dia akan sangat cepat mengikutinya, dan Momotarou pun turut membantu pekerjaan mereka mulai dari pekerjaan rumah sampai ke pekerjaan ke gunung. Jarang sekali ada anak seperti ini. Kakek dan nenek pun mencintai Momotarou lebih dan lebih. Analisis: Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya ninjou antara kakek dan nenek dengan Momotarou. Hubungan ninjou tersebut dilihat melalui bagaimana sepasang kakek dan nenek itu mengasuh Momotarou dengan penuh cinta dan kasih sayang. Pernyataan tersebut dapat dipahami kembali dalam kutipan; ふたりはこの子にももたろうという名まえをつけ それはそれはだ いじにそだてました なにをおしえてもすぐおぼえ いえのしごと から山のしごとまでてつだってくれました おじいさんもおばあさ んもいよいよももたろうをかわいがりました (Momotarou, 1988:16-21) Berdua mereka menamakannya Momotarou, dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang. Apapun yang kakek dan nenek ajarkan kepada Momotarou, dia 32
akan sangat cepat mengikutinya, dan Momotarou pun turut membantu pekerjaan mereka mulai dari pekerjaan rumah sampai ke pekerjaan ke gunung. Kakek dan nenek pun mencintai Momotarou lebih dan lebih. Seperti yang dikutip menurut Befu dalam Suyana (1996:26-27) pada Bab 2 ninjou memiliki arti emosi; perasaan hati; cinta kasih; simpati; ketulusan. Dalam penggunaannya kata ninjou merujuk kepada kecenderungan perasaan peri kemanusiaan; kebaikan hati; dan keinginan-keinginan yang bersifat alamiah. Melalui kutipan dan pernyataan yang diungkapkan oleh Befu tersebut, maka tindakan yang dilakukan oleh sepasang kakek dan nenek itu adalah sebuah ninjou yang diberikan kepada Momotarou karena telah mendapatkan anugerah seorang bayi laki-laki yang meskipun berasal dari buah persik, namun tetap mereka asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang. Dari kutipan-kutipan tentang giri dan ninjou yang telah di analisa tersebut, dapat diuraikan dengan singkat bahwa giri dan ninjou yang ada dalam dongeng Momotarou (1988) yakni; a) Momotarou giri Kakek dan nenek: Karena Momotarou telah diasuh dan dibesarkan oleh kakek dan nenek dengan penuh kasih sayang, maka untuk membayar hutang budi kebaikan kakek dan nenek, Momotarou pergi untuk melawan para monster-monster di Pulau Monster. b) Ketiga binatang: anjing; monyet; dan burung giri Momotarou: Karena ketiga binatang, yaitu: anjing; monyet; dan burung telah diberi makanan oleh Momotarou, maka ketiga binatang tersebut mengembalikan giri yang sudah diterima dari Momotarou dengan pergi bersama dengan Momotarou untuk melawan monster-monster di Pulau Monster tersebut. 33
c) Kakek dan nenek ninjou Momotarou: Sepasang kakek dan nenek itu mengasuh Momotarou dengan penuh cinta dan kasih sayang karena telah mendapatkan anugerah seorang bayi laki-laki. 3.3 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Tsuruno Ongaeshi Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Tsuruno Ongaeshi dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 9 - Tsuruno Ongaeshi pada Bab 1, maka pada sub bab ini penulis akan mencantumkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam dongeng Tsuruno Ongaeshi yang kemudian akan dianalisis dengan tujuan mencari adanya konsep giri dan ninjou: Adanya giri dalam dongeng Tsuruno Ongaeshi (1988:19-26) ditunjukan pada kutipan berikut: こやのなかから はたをおる音がきこえてきます まえよりよわよわしい音でしたが わかものにはわかりません わかものはいろりのまえにねころんで おさけをのみながらまっています ところが こんどは四日めのゆうがたになっても まだはたの音がしていました なにをぐずぐずしているんだろう わかものはたちあがると こっそりこやのとをあけて なかをのぞきこみました ややっ これは なんとーー わかものはおどろいて たちすくみました なんと こやのなかでいっしんにはたをおっているのは 一わのやせたつるでした つるはくちばしで一ぽん一ぽんからだからはねをぬいて ぬのをおっていたのです いまやっと おりあがりました けれども こんなすがたをみられては もうここにいられません わたしは あなたにたすけていただいたつるです やさしさをかえしたいから つまになりました さあ このぬのをまちへもっていって しあわせにくらしてください さようなら 34
Dari dalam pondok, dia dapat mendengar suara mesin pintal bekerja. Pemuda itu tidak sadar kalau suara itu semakin hari semakin melemah dari hari-hari sebelumnya. Pemuda itu berbaring di depan perapian, dan sambil menunggu dia minum sake. Akan tetapi, ini sudah hari keempat, suara mesin pintal itu masih juga berbunyi. Kenapa dia lambat sekali, saya heran. Pemuda itu kemudian berdiri dan diam-diam dia membuka pintu pondok itu. Hah?! Apa ini? Pemuda itu terkejut dan tidak bergeming. Sangat mengejutkan, di dalam pondok itu hanya ada seekor burung bangau ramping yang sedang menenun. Dengan paruhnya, burung bangau itu mencabut bulunya helai demi helai, lalu ditenunnya untuk dijadikan kain. Akhirnya, saya menyelesaikannya juga. Tapi karena kamu sudah melihat saya, maka saya tidak dapat tinggal disini lagi. Saya adalah seekor burung bangau yang pernah kamu selamatkan. Untuk membalas kebaikanmu saya bersedia menjadi istrimu. Jadi, ambilah kain ini, dan hiduplah bahagia. Selamat tinggal. Analisis: Dalam kutipan dari akhir dongeng Tsuruno Ongaeshi tersebut, adanya giri yang dilakukan oleh burung bangau yang menjelma menjadi seorang wanita dengan seorang pemuda miskin yang telah menolongnya ketika si burung bangau akan ditangkap oleh si pemburu. Pernyataan tersebut dapat dipahami kembali dalam kutipan; いまやっと おりあがりました けれども こんなすがたをみられて は もうここにいられません わたしは あなたにたすけていただい たつるです やさしさをかえしたいから つまになりました さあ こ のぬのをまちへもっていって しあわせにくらしてください さよう なら (Tsuruno Ongaeshi, 1988:19-26) Akhirnya, saya menyelesaikannya juga. Tapi karena kamu sudah melihat saya, maka saya tidak dapat tinggal disini lagi. Saya adalah seekor burung bangau yang pernah kamu selamatkan. Untuk membalas kebaikanmu saya bersedia menjadi istrimu. Jadi, ambilah kain ini, dan hiduplah bahagia. Selamat tinggal. 35
Pada Bab 2 bahwa giri menurut Benedict (2000:141) giri adalah suatu kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang telah diterima dengan nilai yang sama harganya dari apa yang telah diterima sebelumnya. Hubungan antara kedua belah pihak tersebut pun tidak hanya berlaku di antara mereka yang memiliki hubungan khusus, tetapi juga antara teman ataupun kolega dan relasi. Melalui kutipan Minamoto dan kutipan dari dongeng Tsuruno Ongaeshi di atas, menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh burung bangau adalah sebuah giri dalam sikap membalas pemberian dari apa yang telah diterima sebelumnya. Hubungan antara burung bangau dan si pemuda miskin tersebut merupakan hubungan relasi. Dengan membayar hutang budi dari apa yang telah diterima oleh burung bangau tempo hari, merupakan suatu giri burung bangau itu kepada si pemuda miskin dengan bersedia menjadi istrinya dan membuat kain untuk dijual ke kota agar mereka dapat layak hidup untuk sehari-hari. Adanya ninjou dalam dongeng Tsuruno Ongaeshi (1988:2-9) ditunjukan pada kutipan berikut: むかし 山のなかですみをやいている まずしいわかものがいました ちらちらゆきのふる さむい冬の日のことです わかものは ながいあいだためたお金で ふとんをかいにまちへでかけていきました はずんだこころで山をおりていくと かたわらのしげみのなかで ごそごそ音がしました はて きつねでもいるのかな? そっとようすをうかがうと 白い大きなはねがみえました つるだ つるがわなにかかっている まて まて いまたすけてやるぞ わかものはかわいそうにおもって あしにかかったわなをはすそうとしました そこへ りょうしがあらわれました なにをする おまえはわしのえものをよこどりしようというのか りょうしは わかものをにらみました かわいそうだから にがしてやっ 36
てくれ いやなら ここにお金がある このつるをうってくれぬ か わかものは ふとんをかうお金をりょうしにわたしました さあ もうこんなところへくるんじゃないぞ わかものはそう いって つるを空へにがしてやりました Pada zaman dahulu kala, tinggallah seorang pemuda miskin pembuat arang di gunung. Itu terjadi pada suatu musim dingin yang beku saat butiran salju-salju turun berjatuhan. Pemuda itu pergi ke kota untuk membeli kursi dengan uangnya yang sudah lama dia kumpulkan. Pemuda itu turun gunung dengan semangat, dan dari dalam semak-semak terdengar suara-suara besi karat. Apakah itu rubah atau semacamnya? Dengan perlahan-lahan dia melihatnya, dan dia melihat bulu putih yang besar. Seekor burung bangau. Burung bangau ini masuk dalam perangkap pemburu. Sini, sini, saya akan menolongmu. Pemuda itu merasa kasihan, lalu dia mencoba untuk membuka perangkap dari kaki si burung bangau tersebut. Kemudian, seorang pemburu datang menghampirinya. Hei! Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu hendak mengambil bagianku? Si pemburu itu melihat dengan sorotan tajam. Karena ini sangat menyiksa burung bangau tersebut, maka maukah kamu melepaskannya? Kalau tidak mau, saya punya uang. Apakah kamu mau menjual burung bangau ini untuk saya? Pemuda itu memberikan uangnya yang hendak dia beli untuk kursi. Jangan pernah kembali ke tempat ini lagi. Kata pemuda itu, dan dia pun kemudian membebaskan burung bangau itu terbang ke langit (hal.2-9). Dalam kutipan tersebut, terlihat adanya ninjou antara pemuda miskin itu dengan seekor burung bangau. Hubungan ninjou tersebut dilihat melalui bagaimana pemuda miskin itu menolong burung bangau yang masuk ke dalam perangkap si pemburu ketika dia hendak pergi ke kota. Pernyataan tersebut dapat dipahami kembali dalam kutipan; わかものはかわいそうにおもって あしにかかったわなをはすそうとしました かわいそうだから にがしてやってくれ いやなら ここにお金がある このつるをうってくれぬか わかものは ふとんをかうお金をりょうしにわたしました さあ もうこんなところへくるんじゃないぞ わかものはそういって つるを空へにがしてやりました (Tsuruno Ongaeshi, 1988:2-9) 37
Pemuda itu merasa kasihan, lalu dia mencoba untuk membuka perangkap dari kaki si burung bangau tersebut. Karena ini sangat menyiksa burung bangau tersebut, maka maukah kamu melepaskannya? Kalau tidak mau, saya punya uang. Apakah kamu mau menjual burung bangau ini untuk saya? Pemuda itu memberikan uangnya yang hendak dia beli untuk kursi. Jangan pernah kembali ke tempat ini lagi. Kata pemuda itu, dan dia pun kemudian membebaskan burung bangau itu terbang ke langit. Melalui pernyataan tersebut, terlihat adanya suatu perasaan empati dan iba yang muncul dalam diri pemuda miskin itu untuk menolong burung bangau yang masuk ke dalam perangkap pemburu. Menurut Befu dalam Suyana (1996:7) pada Bab 2 dikutip bahwa ninjou lebih menekankan pada perasaan yang berasal dari hati kecil seseorang atau personal untuk membantu seseorang yang membutuhkan bantuan. Ninjou ini secara umum dimiliki oleh semua manusia, tidak hanya orang Jepang. Melalui pernyataan tersebut, bahwa apa yang telah dilakukan oleh si pemuda miskin kepada burung bangau itu adalah sebuah ninjou yang didasari oleh perasaan peri kemanusiaan dan kebaikan hati. Si pemuda miskin itu merasa kasihan ketika melihat burung bangau itu masuk ke dalam perangkap si pemburu, dia bahkan dengan ikhlas mengeluarkan uangnya yang telah lama dia kumpulkan untuk membeli kursi di kota, demi membebaskan burung bangau itu dari santapan si pemburu. Dari kutipan-kutipan tentang giri dan ninjou telah di analisa tersebut, dapat diuraikan dengan singkat bahwa giri dan ninjou yang ada dalam dongeng Tsuruno Ongaeshi (1988) yakni; a) Burung bangau yang telah menjelma menjadi seorang wanita giri pemuda miskin: 38
Karena burung bangau telah ditolong oleh si pemuda miskin ketika burung bangau akan ditangkap oleh si pemburu, maka untuk membayar hutang budinya tersebut burung bangau itu kemudian menjelma menjadi seorang wanita dan bersedia menjadi istri dari si pemuda miskin dan membuat kain untuk dijual ke kota agar mereka dapat layak hidup untuk sehari-hari. b) Pemuda miskin ninjou burung bangau: Pemuda miskin menolong burung bangau yang masuk ke dalam perangkap si pemburu ketika dia hendak pergi ke kota. 39