HASIL DAN PEMBAHASAN . BP D-1

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN CUSUM DALAM PENENTUAN BREAKPOINT PADA DATA TIME SERIES

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Kuliah 2 Metode Peramalan Deret Waktu

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PONTIANAK DENGAN DEKOMPOSISI SENSUS II

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

Satuan (orang, Paket, pcs, dll.) Satuan Jumlah. Satuan (hari, bulan, kali, dll.) Frekuen si. (hari, bulan, kali, dll.)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN PULSA TELKOMSEL PADA JASA TELEKOMUNIKASI SERVER CV. AKBAR PULSA

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

Teknik Peramalan Melalui Pemulusan Data (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017/2018

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

BAB IV ANALISIS JUMLAH OPERATOR SELULAR INDONESIA DENGAN CHAOS TEORI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 1.1 Kebutuhan Konsumsi lampu

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Penyajian Data Statistik

PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AQUA JOSS

PENGORGANISASIAN DATA DAN PENYAJIAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Materi Komputer 2. Mahasiswa menuliskan contoh soal / kasus distribusi frekuensi berikut dengan microsoft excel pada sheet 1

Exponential Smoothing with Damped Trend Arum H. Primandari

dari tahun pada stasiun pengamat yang berada di daerah Darmaga, Bogor.

PENGEMBANGAN SI STOK BARANG DENGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT. TOMAH JAYA ELEKTRIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

PERBANDINGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY-CHEN DAN FUZZY- MARKOV CHAIN UNTUK MERAMALKAN DATA INFLASI DI INDONESIA

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014

PERAMALAN PENJUALAN GAS LPG PADA TOKO UPAYA TETAP BERKARYA

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KEMEJA PADA TOKO G & N DI BEKASI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL

APLIKASI CHANGE POINT ANALYSIS (CPA) PADA DATA CURAH HUJAN HARIAN MARCO BONA TUA

PENERAPAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENJUALAN TOPPING EXTRA CHEESE : DWI SEPTIANI NPM :

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting)

Pemodelan dan Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Surabaya dengan ARIMAX Variasi Kalender

7. PERUBAHAN PRODUKSI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

Teknik Pengolahan Data

PERAMALAN PENJUALAN AVTUR DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SPECIAL EVENT

METODE BOOTSTRAP DALAM INFERENSI MODEL REGRESI POLINOMIAL

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

BAB I Pendahuluan I-1

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2015

BAB III HASIL ANALISIS

METODE MOVING AVERAGE DAN METODE WINTER DALAM PERAMALAN ABSTRACT

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

MODEL REGRESI. o Persamaan Matematis ÆY=a + bx.. (pers.1) Persamaan Ekonometrika ÆY = b0 + b1x + e.. (pers.2)

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

LAPORAN KEGIATAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK

TINGKAT KUPON. Bila USD LIBOR 3M diantara Floor & Cap

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN CAT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN CAT PADA PT.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Transkripsi:

13 a. Ambil contoh acak (n s =n) X, X,.., X dari n data original. Pengambilan sampel dilakukan tanpa pemulihan. b. Berdasarkan bootstrap sample, hitung bootstrap CUSUM, notasikan S, S,, S c. Hitung S, S, dan S berdasarkan bootstrap CUSUM d. Tentukan apakah bootstrap difference S < original difference S. e. Ulangi langkah a s.d d sebanyak ulangan bootstrap (B) = 1000 kali 6. Hitung conf.level hitung Conf. level hitung = X B x 100% 7. Pengujian signifikasi breakpoint. Jika Conf.level hitung (1-α)% maka breakpoint dikatakan signifikan. Langkah 1 s.d 7 dilakukan untuk penentuan satu breakpoint. Breakpoint 1 (BP 1) (t 1) 1 data n Breakpoint 2 (t 2) 1 data t 1 Breakpoint 3 (t 3) t 1 data n Breakpoint 4 1 data t 2 Breakpoint 5 t 2 data t 1 Breakpoint 6 t 1 data t 3 Breakpoint D-2 T D-2 data n Gambar 1 Diagram pembagian data pada kasus multiple breakpoint Pada kasus multiple breakpoint atau terjadi titik perubahan lebih dari satu, misalkan waktu t 1 adalah waktu terjadi breakpoint ke-1, dimana 1 t i n; i=1,., D; D adalah banyaknya breakpoint. Bagi data menjadi dua bagian yaitu 1 sampai t 1 dan t 1 sampai n (Gambar 1). Ulangi langkah 2 s.d 7 pada kedua bagian data tersebut. Dari hasil tersebut didapatkan t 2 dan t 3. Lakukan pembagian set data pada setiap breakpoint sampai pendugaan breakpoint tidak signifikan (Dollar 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN BP 8 BP 9 BP 10 BP 11 BP 12 BP 13. BP D-1 BP D Persaingan di bidang telekomunikasi menjadi semakin ketat. Ketatnya persaingan ditandai dengan market share penjualan stater pack yang fluktuatif. Sembilan provider mempunyai market share atau pangsa pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan market share penjualan, sembilan provider tersebut dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok market share tinggi, sedang, dan rendah. Pada setiap kelompok diambil beberapa provider yang mewakili kelompok tersebut. Provider yang termasuk kelompok market share tinggi adalah Brand A, Brand D, dan Brand E. Kelompok ini mempunyai persentase penjualan berkisar antara 15-30%. Kelompok market share sedang yaitu Brand F, Brand B, dan Brand C, mempunyai persentase penjualan sekitar 5-15%. Sedangkan, kelompok market share rendah adalah Brand G, Brand I, dan Brand H dengan persentase penjualan kurang dari 5%. Pada pembahasan selanjutnya hanya lima provider yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kelima operator tersebut adalah tiga provider (Brand A, Brand D, dan Brand E) dari kelompok market share tinggi, satu provider (Brand F) dari kelompok market share sedang, dan satu provider (Brand G) dari kelompok market share rendah. Plot market share penjualan stater pack (kartu perdana) kesembilan provider tersebut tersaji pada Lampiran 1. Eksplorasi Data Brand A 1. Identifikasi Pola data Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat efek dari munculnya promo baru terhadap market share penjualan kartu perdana Brand A. Promo-promo yang tersaji pada Gambar 2 meliputi promo tarif telepon, tarif SMS, tarif internet, atau kombinasi ketiganya, bonus telepon, SMS, dan internet, serta peluncuran kartu perdana baru. Pada launching promo tarif telepon seperti tanggal 9 Mei 2008, 12 Juni 2008, 1 Juli 2008 dan 1 Desember 2008, market share Banrd A mengalami peningkatan. Demikian pula dengan launching promo baru pada tanggal 1 Februari 2009, 20 Januari 2010, 9 Februari 2010, dan 15 Maret 2010 juga mengalami hal yang sama. Namun, launching promo selain tanggal yang tersebut di atas yaitu tanggal 3 September 2008, 15 April 2009, dan 24 November 2009 tidak memberikan dampak positif yaitu tidak menyebabkan

14 : Launching promo baru Gambar 2 Plot market share penjualan kartu perdana Brand A Gambar 3 Hasil breakpoint Brand A dengan pendekatan smoothing market share mengalami peningkatan. Market share setelah tanggal launching promo tersebut cenderung mengalami penurunan. Penurunan tersebut mungkin disebabkan promo yang ditawarkan kurang menarik. 2. Pendekatan Metode (Smoothing) terhadap data market share penjualan kartu perdana Brand A dilakukan dengan menggunakan pemulusan rataan berganda (double moving average). Setelah dilakukan beberapa kali simulasi pemulusan, didapatkan pemulusan yang cocok adalah pemulusan rataan bergerak berganda 7 (Double Moving Average 7). Plot hasil pemulusan dan pendugaan breakpoint berdasarkan hasil eksplorasi tersaji pada Gambar 3. Berdasarkan pendugaan breakpoint tersebut, dapat diketahui kapan mulai terjadi perubahan market share. Hasil breakpoint menunjukkan titik perubahan terjadi di awal dan pertengahan tahun. Pada setiap tahun terdapat empat titik perubahan. Pada tahun 2008, terjadi perubahan market share pada bulan Februari, Maret, April, dan September. Pada tahun 2009, breakpoint terjadi setiap tiga bulan sekali (triwulan) sedangkan tahun 2010 breakpoint terjadi setiap empat bulan sekali (kuarter) (Gambar 3). Pada awal sampai pertengahan tahun, market share Brand A rata-rata mengalami peningkatan. Sedangkan, setiap menjelang akhir tahun

51 : Launching promo baru Gambar 4 Plot market share penjualan kartu perdana Brand D Gambar 5 Hasil breakpoint Brand D dengan pendekatan smoothing market share Brand A selalu mengalami penurunan. Brand D 1. Identifikasi Pola Data Pada Brand D, promo tarif telepon yang dikeluarkan pada tanggal 3 Maret 2008 dan 30 Maret 2008 dapat meningkatkan market share yang semula berkisar diangka 15% menjadi di atas 20%. Begitupun untuk launching promo tarif telepon yaitu tanggal 11 Juli 2008, 1 Agustus 2008, dan 20 Agustus 2008, serta promo kartu perdana baru yaitu tanggal 23 November 2009 juga memberikan dampak yang positif terhadap market share (Gambar 4). Untuk jenis promo berupa bonus seperti bonus SMS, telepon, dan internet, jenis promo tersebut tidak membuat peningkatan market share yang berarti tetapi lebih kepada mempertahankan market share agar tidak mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat setelah launching promo tanggal 17 Januari 2008 dan 22 Maret 2010. Market share Brand D setelah tanggal launching tersebut menunjukkan tidak mengalami penurunan dan stabil disuatu nilai tertentu. 2. Pendekatan Metode (Smoothing) Pendugaan breakpoint pada market share Brand D dengan pendekatan smoothing menggunakan pemulusan

16 rataan bergerak berganda 9 (Double Moving Average 9). Plot hasil pemulusan dan pendugaan breakpoint berdasarkan hasil eksplorasi tersaji pada Gambar 5. Berdasarkan plot pemulusan terlihat bahwa market share pada tahun 2008 sampai pertengahan tahun 2010 hampir memiliki pola yang sama setiap tahun yaitu rata-rata mengalami peningkatan menjelang akhir tahun dan penurunan di awal dan pertengahan tahun. Jika dilihat dari tanggal launching promo-promo terbaru Brand D (Gambar 4), promo-promo tersebut lebih banyak dikeluarkan pada saat menjelang akhir tahun (bertepatan dengan bulan Ramadhan, Natal, dan tahun baru). Hal tersebut mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya penjualan kartu perdana provider Brand D. Berdasarkan pendugaan breakpoint secara eksploratif, terdapat 19 titik perubahan market share. Titik-titik perubahan naiknya market share Brand D rata-rata terjadi pada pertengahan tahun (Mei dan Juli). Sedangkan, titiktitik perubahan turunnya market share Brand D terjadi pada awal tahun (Januari dan Maret) dan menjelang akhir tahun (Oktober dan November). Brand E 1. Identifikasi Pola Data Pada Gambar 6 terlihat market share penjualan kartu perdana Brand E pada awal tahun 2008 mengalami peningkatan dan penurunan persentase yang cukup besar. Pada periode tersebut terdapat dua promo tarif telepon yang memberikan dampak positif yaitu meningkatnya : Launching promo baru Gambar 6 Plot market share penjualan kartu perdana Brand E Gambar 7 Hasil breakpoint Brand E dengan pendekatan smoothing

17 market share. Dua promo tersebut dikeluarkan pada tanggal 16 Januari 2008 dan 5 Maret 2008. Setelah periode tersebut yaitu menjelang akhir tahun 2008, market share Brand E mengalami penurunan. Akan tetapi provider tersebut dapat mempertahankan market share pada kisaran angka 25%. Hal ini dikarenakan provider Brand E gencar mengeluarkan promo-promo berupa tarif telepon, bonus SMS, bonus internetan, ataupun kombinasi ketiganya (Gambar 6). Menjelang akhir 2009, market share sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. 2. Pendekatan Metode (Smoothing) terhadap data market share penjualan kartu perdana Brand E dilakukan dengan menggunakan pemulusan rataan berganda 7 (double moving average 7). Berdasarkan plot hasil pemulusan (Gambar 7) terdapat kesamaan pada market share tahun 2009 dan 2010. Pada kedua tahun tersebut, terdapat titik-titik perubahan pada bulan Januari, Maret, dan Mei dengan pola yang sama yaitu menurun pada periode Januari-Maret kemudian meningkat sampai bulan Mei dan setelah bulan Mei kembali menurun. Berdasarkan pendugaan breakpoint dengan metode pemulusan, terdapat 15 titik perubahan market share Brand E. Breakpoint ratarata terjadi pada awal tahun sampai pertengahan tahun (Januari-Mei). Pada setiap tahun terdapat breakpoint pada bulan Maret (8 Maret 2008, 16 Maret 2009, dan 25 Maret 2010) yang merupakan titik perubahan naiknya market share. Pada tahun 2008 dan 2009 : Launching promo baru Gambar 8 Plot market share penjualan kartu perdana Brand F Gambar 9 Hasil breakpoint Brand F dengan pendekatan smoothing

18 masing-masing terdapat enam breakpoint, tiga titik merupakan titik perubahan naiknya market share Brand E dan sisanya merupakan titik perubahan turunnya market share Brand E. Brand F 1. Identifikasi Pola Data Market share penjualan kartu perdana Brand F mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu. Selama tahun 2008, market share Brand F hanya berkisar 2-6% dan akhir tahun 2008 sampai tahun 2009 mulai mengalami peningkatan hingga 12% (Gambar 8). Provider Brand F mengeluarkan banyak promo baru pada periode tersebut sehingga market share mengalami peningkatan. Pada periode tersebut terdapat lima promo berupa tarif telepon, kartu perdana baru, dan paket bonus (telepon, SMS, dan internet). Pada promo paket bonus (telepon, SMS, dan internet), membuat market share perlahan-lahan mengalami peningkatan hingga mencapai 12%. Namun, launching promo baru pada tahun 2010 tidak memberikan dampak positif yaitu tidak menyebabkan market share mengalami peningkatan. Market share setelah tanggal launching promo tersebut cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi mungkin disebabkan promo yang ditawarkan kurang menarik. 2. Pendekatan Metode (Smoothing) Metode pemulusan yang cocok untuk market share Brand F adalah pemulusan rataan berganda 9 (double moving average 9). Plot hasil pemulusan menunjukkan, market share Brand F lebih fluktuatif pada tahun 2009. Hal ini ditandai dengan banyaknya pendugaan breakpoint yang terdeteksi pada saat itu yaitu tujuh breakpoint dengan jarak antar breakpoint berdekatan yaitu rata-rata satu bulan (Gambar 9). Hampir di setiap bulan terjadi perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan market share Brand F. Brand G 1. Identifikasi Pola Data Berdasarkan Gambar 10, market share provider Brand G tergolong kecil karena hanya menguasai pangsa pasar sebesar 4%. Walaupun memiliki market share kecil, provider tersebut menunjukkan hasil yang baik karena seiring bertambahnya waktu persentase penjualan kartu perdana operator tersebut meningkat. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya promo-promo yang ditawarkan provider tersebut. Pada awal tahun 2008, market share berkisar diangka 0%. Setelah adanya promo di awal bulan Juni 2008, market share mulai mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009, provider Brand G gencar mengeluarkan bayak promo baru berupa tarif telepon dan SMS, serta kartu perdana baru dengan paket bonus (telepon, SMS, dan internet). Setelah promo-promo tersebut dikeluarkan, memberikan dampak positif yaitu terjadi peningkatan market share. Demikian pula dengan launching promo tanggal 28 Maret 2010, 13 April 2010, dan 15 April 2010, memberikan hasil yang sama. Pada Gambar 10 terlihat ada satu nilai yang jauh berbeda atau biasa disebut outlier yang terjadi pada tanggal 27 Januari 2009 yaitu sebesar 8,58%. Outlier tersebut terjadi karena terjadi kesalahan pengentrian data. Oleh karena market share pada tanggal tersebut tidak diketahui angka yang sebenarnya maka outlier tidak dapat dihilangkan begitu saja dari set data market share Brand G. 2. Pendekatan Metode (Smoothing) Pendugaan breakpoint pada market share Brand G dengan pendekatan smoothing menggunakan pemulusan rataan bergerak berganda 9 (Double Moving Average 9). Berdasarkan hasil pemulusan pada Gambar 11 terlihat bahwa market share Brand G meningkat seiring bertambahnya waktu. Walaupun demikian pada beberapa periode tertentu seperti 23 April 2008-17 Juni 2008 terjadi penurunan market share. Akan tetapi penurunan tersebut dianggap bukan suatu penurunan yang berarti karena persentase penurunan tergolong kecil. Perubahan market share suatu provider dipengaruhi oleh provider lain. Saat suatu provider mengalami peningkatan, provider lain mengalami penurunan market share

91 : Launching promo baru Gambar 10 Plot market share penjualan kartu perdana Brand G Gambar 11 Hasil breakpoint Brand G dengan pendekatan smoothing begitupun sebaliknya. Pada kelompok market share tinggi, terjadi persaingan ketat antara ketiga provider. Hal ini dapat dilihat dari fluktuatifnya perubahan market share ketiga provider. Selain itu, market share penjualan kartu perdana Brand D mempunyai pola yang berbeda dengan Brand A (Gambar 12). Perbedaan yang dimaksud adalah saat market share Brand A mengalami peningkatan, market share Brand D mengalami penurunan begitupun sebaliknya. Perbedaan pola pada kedua provider tersebut mengindikasikan bahwa kompetitor terberat untuk Brand A adalah Brand D. Sedangkan, perubahan market share Brand E tidak dipengaruhi oleh perubahan market share Brand A maupun Brand D. Ada beberapa jenis promo yang ditawarkan oleh para provider seperti promo tarif telepon, tarif SMS, tarif internet, atau kombinasi ketiganya, paket bonus (telepon, SMS, dan internet), bonus pulsa dan peluncuran kartu perdana baru. Dari berbagai macam jenis promo tersebut, penawaran promo tarif telepon dan paket bonus lebih efektif meningkatkan market share penjualan kartu perdana. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Metode Smoothing Pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode pemulusan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada metode smoothing adalah dengan dilakukannya pemulusan, identifikasi pola data dan breakpoint lebih mudah dilakukan daripada kita mengidentifikasinya melalui plot data asli. Namun demikian, terdapat empat kekurangan dari pendekatan smoothing yaitu pertama, pendugaan breakpoint memerlukan

1 10 Gambar 12 Plot market share penjualan kartu perdana 5 provider ketelitian lebih karena dalam mengidentifikasi titik-titik mana saja yang berpotensi sebagai breakpoint dilakukan dengan cara melihat plot hasil pemulusan dan nilai hasil pemulusannya dengan seksama. Kedua, lebih sulit menduga breakpoint untuk data yang perubahannya kecil seperti data market share Brand F dan Brand G karena terbatasnya kemampuan hasil eksplorasi. Ketiga, pada kasus terdapat outlier seperti Brand G, pendugaan breakpoint menjadi bias. Keempat, pendekatan smoothing hanya dapat mendeteksi titik perubahan naik dan turun secara bergantian tetapi tidak dapat mengetahui dimana titik terjadinya perubahan slope selama terjadi penurunan atau peningkatan market share. Hasil pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode pemulusan merupakan tahap awal dalam mengidentifikasi secara eksploratif titik-titik mana saja yang berpotensi sebagai titik perubahan atau breakpoint. Untuk itu perlu suatu pengujian secara statistika untuk mengetahui apakah pendugaan breakpoint yang didapat dari hasil eksplorasi tersebut dapat diterima. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah change point analysis (CPA). Change Point Analysis Brand A Berdasarkan CUSUM chart dapat terlihat pada periode mana saja terjadi peningkatan market share yang ditandai dengan slope naik, penurunan market share yang ditandai dengan slope turun, dan perubahan arah slope yang menunjukkan perubahan market share. Pada Gambar 13 CUSUM chart Brand A Gambar 14 Plot breakpoint Brand A hasil CPA Gambar 13 dan Gambar 14 terlihat perubahan market share ditandai dengan perubahan warna pada background plot. Pada CUSUM chart Brand A, Januari 2008 sampai Agustus 2009 menunjukkan slope naik dan lebih banyak cumulative sum (Si) > 0. Setelah Agustus 2009 slope mulai turun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada Januari 2008 sampai Agustus 2009 market share berada di atas rata-rata keseluruhan dan setelah periode

111 tersebut market share berada di bawah ratarata keseluruhan market share Brand A. Berdasarkan hasil breakpoint dengan change point analysis (CPA), terdapat 20 breakpoint yang terjadi hampir di setiap bulan. Tanggal terjadinya breakpoint tersebut tertera pada Tabel 1. Setiap breakpoint mempunyai conf.level hitung atau tingkat kepercayaan yang mengindikasikan semakin tinggi conf.level hitung semakin yakin bahwa breakpoint tersebut merupakan titik perubahan maksimum. Tabel 1 Breakpoint Brand A dengan pendekatan CPA Tanggal Conf. Level Hitung From To 10-Jan-08 99% 27,62% 23,75% 22-Jan-08 100% 23,75% 20,02% 11-Feb-08 100% 20,02% 22,38% 3-Apr-08 100% 22,38% 15,19% 21-Apr-08 100% 15,19% 16,93% 25-May-08 100% 16,93% 20,34% 2-Jul-08 100% 20,34% 26,17% 2-Sep-08 100% 26,17% 25,02% 24-Oct-08 100% 25,02% 20,46% 22-Jan-09 100% 20,46% 23,54% 16-Mar-09 100% 23,54% 20,47% 30-May-09 100% 20,47% 23,29% 11-Aug-09 100% 23,29% 19,22% 21-Nov-09 100% 19,22% 15,71% 30-Dec-09 100% 15,71% 12,66% 11-Jan-10 100% 12,66% 15,22% 25-Feb-10 100% 15,22% 17,10% 16-Mar-10 100% 17,10% 19,18% 11-Jun-10 100% 19,18% 17,16% 2-Jul-10 100% 17,16% 19,67% Breakpoint naik Breakpoint turun Terdapat pula perubahan rata-rata market share sebelum terjadi breakpoint dan setelah terjadi breakpoint. Selain itu, warna pada kolom paling kanan menyimbolkan warna hijau untuk breakpoint naik dan warna merah untuk breakpoint turun. Dua breakpoint yang mengalami peningkatan dan penurunan market share yang cukup tinggi berturut-turut adalah tanggal 2 Juli 2008 dari 20,34% menjadi 26,17% dan tanggal 11 Agustus 2009 dari 23,29% menjadi 19,22%. Pendekatan smoothing dan CPA pada market share Brand A menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 2). Dari 11 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, ada 6 waktu diidentifikasi juga sebagai breakpoint oleh CPA. Brand D Gambar 15 CUSUM chart Brand D Gambar 16 Plot breakpoint Brand D hasil CPA Pada Gambar 15, banyak terjadi slope naik maupun turun secara bergantian. Hal ini menunjukkan banyak terdapat perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan market share. Berdasarkan Tabel 2, terdapat 24 breakpoint. Perubahan market share Brand D dapat dikatakan fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari CUSUM chart Barnd D (Gambar 15) yang selalu naik turun dan simbol warna pada tabel breakpoint yang sering berubah. Berdasarkan identifikasi pola data, diketahui bahwa market share Brand D memiliki pola yang berkebalikan dengan Brand A. Hal ini selain dapat dilihat dari plot kedua provider (Gambar 12) juga dapat dilihat dari hasil breakpointnya (Tabel 1 dan Tabel 2). Beberapa breakpoint pada tanggal yang berdekatan merupakan breakpoint naik di Brand A tetapi pada Brand D merupakan breakpoint turun ataupun sebaliknya. Misalnya, tanggal 6 April 2008 merupakan breakpoint naik bagi Brand D sedangkan tanggal 3 April 2008 merupakan breakpoint turun bagi Brand A. Breakpoint lain yang juga mengalami hal yang sama yaitu 28 November 2009, 21 Februari 2010, 21 Maret 2010, dan 12 Juni 2010 pada Brand D dengan breakpoint 21 November 2009, 25 Februari 2010, 16

121 Maret 2010, dan 11 Juni 10 pada Brand A (Tabel 1 dan Tabel 2). Tabel 2 Breakpoint Brand D dengan pendekatan CPA Tanggal Conf.Level Hitung From To 27-Feb-08 100% 14,77% 26,38% 7-Mar-08 100% 26,38% 21,27% 6-Apr-08 100% 21,27% 24,35% 8-May-08 100% 24,35% 21,99% 4-Jun-08 100% 21,99% 20,29% 25-Jun-08 100% 20,29% 17,60% 30-Jul-08 100% 17,60% 19,40% 12-Aug-08 100% 19,40% 17,84% 29-Aug-08 100% 17,84% 20,89% 1-Oct-08 100% 20,89% 23.73% 20-Nov-08 100% 23.73% 22,06% 28-Dec-08 100% 22,06% 18,75% 12-Feb-09 100% 18,75% 20,19% 4-Mar-09 100% 20,19% 17,80% 7-Apr-09 100% 17,80% 15,04% 9-May-09 100% 15,04% 16,19% 1-Jul-09 100% 16,19% 18,06% 26-Aug-09 100% 18,06% 19,80% 19-Oct-09 100% 19,80% 18,28% 28-Nov-09 100% 18,28% 25,07% 21-Feb-10 100% 25,07% 23,03% 21-Mar-10 100% 23,03% 20,56% 12-Jun-10 100% 20,56% 23,53% 23-Jun-10 100% 23,53% 20,52% Breakpoint naik Breakpoint turun Pendekatan smoothing dan CPA pada market share Brand D menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 3). Dari 17 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, terdapat 12 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai breakpoint oleh CPA. Brand E Pada CUSUM chart Brand E (Gambar 17), plot hasil cumulative sum membentuk satu gelombang dimana seperempat gelombang pertama dan terakhir terjadi peningkatan market share dan sisanya menunjukkan penurunan market share. Hal ini berarti pada April 2008 sampai Agustus 2009 terjadi penurunan market share dan meningkat kembali sampai tahun 2010. Berdasarkan hasil breakpoint dengan change point analysis (CPA), terdapat 21 breakpoint. Tanggal terjadinya breakpoint tersebut tertera pada Tabel 3. Breakpoint yang mengalami perubahan market share yang cukup tinggi adalah tanggal 23 Januari 2008 dari 20,32% menjadi 35,16% dan 1 April 2008 dari 28,53% menjadi 34,53%. Setelah tanggal tersebut, breakpoint-breakpoint yang terjadi rata-rata hanya mengalami perubahan disekitar 20%. Gambar 17 CUSUM chart Brand E Gambar 18 Plot breakpoint Brand E hasil CPA Tabel 3 Breakpoint Brand E dengan pendekatan CPA Tanggal Conf.Level Hitung From To 23-Jan-08 100% 20,32% 35,16% 6-Feb-08 100% 35,16% 29,17% 24-Feb-08 100% 29,17% 23,45% 7-Mar-08 100% 23,45% 28,53% 1-Apr-08 100% 28,53% 34,53% 11-Apr-08 100% 34,53% 28,47% 28-Apr-08 100% 28,47% 24,37% 9-Aug-08 100% 24,37% 26,99% 7-Sep-08 100% 26,99% 23,68% 25-Sep-08 100% 23,68% 20,15% 31- Oct-08 100% 20,15% 21,94% 8-Dec-08 100% 21,94% 24,35% 24-Jan-09 100% 24,35% 22,13% 15-Mar-09 100% 22,13% 25,85% 17-May-09 100% 25,85% 23,24% 30-Jun-09 100% 23,24% 21,64% 21-Aug-09 100% 21,64% 25,33% 26-Dec-09 100% 25,33% 27,29% 10-Apr-10 100% 27,29% 30,47% 3-May-10 100% 30,47% 27,61% 12-Jun-10 100% 27,61% 25,71% Breakpoint naik Breakpoint turun

131 Pendekatan smoothing dan CPA pada market share Brand E menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 4). Dari 15 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, terdapat 7 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai breakpoint oleh CPA. Brand F Gambar 19 CUSUM chart Brand F Gambar 20 Plot breakpoint Brand F hasil CPA Cumulative sum pada Brand F pada awal tahun 2008 sampai 14 Maret 2009 (breakpoint ke-8) menunjukkan slope turun dan periode 14 Maret 2009 sampai 22 Maret 2010 menunjukkan slope naik. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode awal (1 Januari 2008 sampai 14 Maret 2009), market share berada di bawah rata-rata keseluruhan market share Brand F yaitu 6,95% dan setelah itu market share mengalami peningkatan dan berada di atas rata-rata keseluruhan market share Brand F. Hasil plot cumulative sum Brand F dapat dilihat pada Gambar 19. Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 20, Brand F menunjukkan market share Brand F pada awal tahun 2008 sampai 31 Desember 2008 (breakpoint ke-6) rata-rata berada pada angka 4%. Setelah tanggal tersebut, market share perlahan-lahan mulai naik hingga berkisar diangka 10%. Tabel 4 Breakpoint Brand F dengan pendekatan CPA Tanggal Conf.Level Hitung From To 15-Jan-08 100% 5,10% 3,37% 15-Feb-08 100% 3,37% 4,32% 16-May-08 100% 4,32% 5,83% 16-Jun-08 100% 5,83% 3,91% 11-Oct-08 100% 3,91% 4,42% 31-Dec-08 100% 4,42% 5,62% 18-Feb-09 100% 5,62% 6,89% 14-Mar-09 100% 6,89% 8,56% 15-May-09 99% 8,56% 9,56% 22-Jul-09 100% 9,56% 7,21% 9-Aug-09 100% 7,21% 9,88% 21-Nov-09 100% 9,88% 11,11% 31-Jan-10 100% 11,11% 9,42% 22-Mar-10 100% 9,42% 7,53% 26-Apr-10 100% 7,53% 6,37% 17-Jun-10 100% 6,37% 8,10% Breakpoint naik Breakpoint turun Pada awal tahun 2010 yaitu tanggal 31 Januari 2010 (breakpoint ke-13), market share Brand F mengalami penurunan dari 11,11% menjadi 9,42%. Pada breakpoint-breakpoint berikutnya juga mengalami hal yang sama sampai breakpoint terakhir yaitu 17 Juni 2010 mulai naik kembali dari 6,37% menjadi 8,10% (Tabel 4). Pendekatan smoothing dan CPA pada market share Brand F menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 5). Dari 16 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, ada 9 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai breakpoint oleh CPA. Brand G Market share Brand G memiliki sebuah outlier yaitu pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar 8,58%. Outlier dapat menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi titik perubahan atau breakpoint yang terjadi. CPA dapat mengatasi hal tersebut dengan cara menganalisis peringkat dari nilai tersebut atau dikenal dengan analysis rank. Sebagai contoh, terdapat data sebanyak 10. Nilai terbesar dari data tersebut diberi peringkat 10, nilai terbesar kedua diberi peringkat 9, begitu seterusnya sampai nilai terkecil diberi peringkat 1. Setelah selesai diperingkatkan, hasil peringkat itulah yang akan dianalisis oleh CPA. Cara inilah yang diterapkan dalam market share Brand G dan hasil analisisnya dapat dilihat pada Gambar 21, Gambar 22, dan Tabel 5.

14 1 ini disebabkan oleh outlier yang terkandung dalam data market share Brand G yang menyebabkan pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode smoothing menjadi kurang baik. Oleh karena itu, untuk kasus dimana data mengandung outlier, dalam pendugaan breakpoint lebih baik menggunakan CPA daripada pendekatan smoothing. Gambar 21 CUSUM chart Brand G Gambar 22 Plot breakpoint Brand G hasil CPA Pola CUSUM chart pada Brand G tidak begitu berbeda dengan CUSUM chart Brand F. Pada 1 Januari 2008 sampai 9 April 2009, plot CUSUM menunjukkan slope turun. Hal ini mengindikasikan bahwa market share pada periode tersebut berada di bawah rata-rata keseluruhan market share Brand G yaitu 1,86%. Setelah itu market share mengalami peningkatan dan berada di atas rata-rata keseluruhan market share Brand G. Tabel 5 Breakpoint Brand G dengan pendekatan CPA Tanggal Conf.Level Hitung From To 1-Apr-08 100% 0,14% 1,27% 5-Jan-09 100% 1,27% 1,67% 9-Apr-09 100% 1,67% 2,29% 2-Aug-09 100% 2,29% 3,11% 2-Sep-09 100% 3,11% 1,98% 5-Nov-09 100% 1,98% 2,85% 3-Jan-10 100% 2,85% 2,18% 31-Jan-10 100% 2,18% 1,66% 12-Apr-10 100% 1,66% 3,07% 8-May-10 100% 3,07% 3,90% Breakpoint naik Breakpoint turun Hasil breakpoint pada Hasil breakpoint pada pendekatan smoothing dan CPA- Analysis of Ranks pada market share Brand G menghasilkan pendugaan breakpoint yang berbeda. Hanya satu breakpoint yang sama yaitu awal November 2009 (Lampiran 6). Hal Hasil breakpoint pada provider Brand A, Brand D, Brand E, dan Brand F dengan pendekatan smoothing dan CPA menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama (Lampiran 2 s.d Lampiran 5). Sedangkan, hasil breakpoint pada provider Brand G, dengan pendekatan smoothing dan CPA hanya sedikit pendugaan breakpoint yang sama (Lampiran 6). Hal tersebut mungkin disebabkan oleh outlier yang terkandung dalam data market share Brand G. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan CPA Dalam pengujian signifikan atau tidaknya breakpoint pada data dalam penelitian ini, digunakan alpha atau taraf nyata sebesar 1%. Dengan kata lain, breakpoint dikatakan signifikan jika confident level hitung 99%. Besar kecilnya alpha tergantung dari seberapa besar perubahan yang dianggap sebagai breakpoint. Semakin besar alpha maka perubahan kecil akan dianggap nyata. Pendugaan breakpoint dengan pendekatan change point analysis mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada CPA adalah pertama, CPA dapat mendeteksi perubahan yang kecil. Kedua, CPA dapat diterapkan pada data yang mengandung outlier dengan analysis of ranks. Ketiga, CPA dapat digunakan untuk jumlah data yang besar, mudah digunakan dan diinterpretasikan. Keempat, CPA dapat mendeteksi periode terjadinya perubahan derajat kemiringan selama slope turun atau naik. Sedangkan kekurangan dari CPA adalah dengan pendekatan boostrap, setiap data dianalisis akan menghasilkan pendugaan breakpoint yang tidak identik. Hal ini disebabkan pemilihan secara acak contoh bootstrap yang akan digunakan untuk menghitung tingkat kepercayaan. Kekurangan tersebut bisa diatasi dengan meningkatkan jumlah ulangan bootstrap (B). Pemaparan pada identifikasi pola data, pendekatan metode smoothing, dan change point analysis di atas, dapat dilihat pada rangkuman analisis market share kelima provider pada Tabel 6.

15 1 Tabel 6 Rangkuman analisis market share kelima provider Provider Brand A Brand D Pola Data (Hasil Eksplorasi) Brand A lebih banyak mengeluarkan jenis promo berupa tarif telepon. Jenis promo tersebut lebih efektif meningkatkan market share Brand A daripada jenis promo lain. Jenis promo berupa bonus seperti bonus SMS, telepon, dan internet hanya sedikit meningkatkan market share. jenis promo tersebut lebih bersifat mempertahankan market share agar tidak mengalami penurunan dan stabil disuatu nilai tertentu. Memiliki pola yang berkebalikan dengan Brand A. Saat market share Brand A naik, market share Brand D turun. Hal ini mengindikasikan bahwa kompetitor terberat untuk Brand A adalah Brand D. Metode rataan berganda 7 rataan berganda 9 (double moving average 9) Hasil Breakpoint antara Smoothing dan CPA Hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda Hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda Brand E Market share Brand E pada awal tahun 2008 mengalami peningkatan dan penurunan persentase yang cukup besar. Menjelang akhir tahun 2008, market share Brand E mengalami penurunan. Akan tetapi provider tersebut dapat mempertahankan market share pada kisaran angka 25%. Hal ini dikarenakan provider Brand E gencar mengeluarkan promo-promo berupa tarif telepon, bonus SMS, bonus internetan, ataupun kombinasi ketiganya. rataan berganda 7 (double moving average 7) Hampir walaupun beberapa tanggal agak berbeda sama ada yang jauh Menjelang akhir 2009, market share sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Brand F Market share penjualan kartu perdana Brand F mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu. Selama tahun 2008, market share Brand F hanya berkisar 2-6% dan akhir tahun 2008 sampai tahun 2009 mulai mengalami peningkatan hingga 12%. Provider Brand F mengeluarkan banyak promo baru pada periode tersebut sehingga market share mengalami peningkatan hingga mencapai 12%. rataan berganda 9 (double moving average 9) Hampir walaupun beberapa tanggal agak berbeda sama ada yang jauh Launching promo baru pada tahun 2010 tidak menyebabkan market share mengalami peningkatan malah cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi mungkin disebabkan promo yang ditawarkan kurang menarik. Brand G Market share provider Brand G tergolong kecil karena hanya menguasai pangsa pasar sebesar 4%. rataan Berbeda, hanya satu breakpoint

162 Namun, provider tersebut menunjukkan hasil yang baik karena seiring bertambahnya waktu persentase penjualan kartu perdana operator tersebut meningkat. Terdapat outlier pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar 8,58%. Outlier tersebut disebabkan kesalahan dalam pengentrian data. Oleh karena market share pada tanggal tersebut tidak diketahui angka yang sebenarnya maka outlier tidak dapat dihilangkan begitu saja dari set data market share Brand G. berganda 9 (double moving average 9) yang hampir sama yaitu awal November 2009. Perbandingan Pendekatan Smoothing dan CPA Berdasarkan pemaparan di atas, pendekatan CPA tidak dapat dikatakan lebih baik daripada pendekatan smoothing begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan kedua pendekatan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi, kedua pendekatan tersebut dapat dibandingkan dalam hal efisiensi waktu dan kemudahan. Dalam hal efisiensi waktu dan kemudahan, change point analysis lebih baik daripada pendekatan metode smoothing. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perubahan market share suatu provider dipengaruhi oleh provider lain. Saat suatu provider mengalami peningkatan, provider lain mengalami penurunan market share begitupun sebaliknya. Pada kelompok market share tinggi, terjadi persaingan yang ketat antara ketiga provider. Selain itu, peluncuran promo-promo baru ternyata efektif meningkatkan market share para provider. Dari berbagai macam jenis promo yang ditawarkan, promo tarif telepon dan paket bonus lebih efektif meningkatkan market share penjualan kartu perdana. Hasil breakpoint pada provider Brand A, Brand D, Brand E, dan Brand F dengan pendekatan smoothing dan CPA menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama. Sedangkan, hasil breakpoint pada provider Brand G, hanya sedikit pendugaan breakpoint yang sama. Hal ini disebabkan oleh outlier pada market share Brand G yang menyebabkan pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode smoothing menjadi kurang baik. Pendekatan CPA tidak dapat dikatakan lebih baik daripada pendekatan smoothing begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan kedua pendekatan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi, kedua pendekatan tersebut dapat dibandingkan dalam hal efisiensi waktu dan kemudahan dimana change point analysis lebih baik daripada pendekatan metode smoothing. Saran Dalam skripsi ini tidak dilakukan prediksi pola data. Hal tersebut disebabkan informasi yang tersedia hanya hasil eksplorasi plot data dan pendugaan breakpoint. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya market share. Untuk itu, diperlukan informasi faktor-faktor tersebut sehingga prediksi pola market share penjualan kartu perdana dapat dilakukan dan menghasilkan pendugaan peramalan yang lebih baik dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Aunuddin dan Erfiani. 2005. Statistika Pengendalian Mutu. Departemen Statistika FMIPA IPB Dollar LH, ESJ Dollar, dan J Moolman. 2006. Development of an Automated Desktop Procedure for Defining Macro-Reaches for River Longitudinal Profiles. Water SA. Vol.32 No.3. Efron, B dan LePage, R. 1992. Introduction to Bootstrap. In R. LePage, & L. Billiard (Eds,). Exploring The Limits of Bootstrap (pp. 3-9). New York: JHON WILEY & SONS, INC. Makridakis S, SC Wheelwright, VE McGEE. 1998. Ir. Hari Suminto, penerjemah. Metode dan aplikasi Peramalan. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Forecasting Methods and Applications,2 nd. Taylor, Wayne A. 2000. Change-Point Analysis: A Powerful New Tool For Detecting Changes. http://www.variation.com/cpa/tech/chan gepoint.html. [4 Maret 2010].