KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH IMELDA NOFRIANI NPM 11080238 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
DRAMA SCRIPT WRITING ABILITY TO PLAY DRAMA TECHNIQUEBY THEOF STUDENTS GRADE VIII IN SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA AGAM DISTRICT Oleh Imelda Nofriani 1), Lira Hayu Afdetis Mana, M. Pd. 2), Emil Septia, S. S., M. Pd. 3) 1) Student of College STKIP PGRI West Sumatera 2) 3) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia PGRI STKIP West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by two things. First, students difficulties finding story ideas. Second, the lack of learning techniques. This study aimed to describe the ability of playwriting through the technique of playing the drama class VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Agam. This research is a quantitative study using descriptive methods. Based on the discussion and data analysis it can concluded were, First, the ability of playwriting students to indicator 1 (characterizations) are classified as good (B). Second, the ability of playwriting students to indicator 2 (groove) pertained perfect (S). Third, the ability of playwriting students for indicator 3 (background) pertained perfect (S). Fourth, the ability playwriting students indicator 4 (dialogue) pertained perfect (S). Thus, it can be concluded that the ability of Drama Script Writing Techniques Playing Through Drama Student Class VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Agam classified as excellent (BS). Keywords : Writing, Drama Script, Play Drama.
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI TEKNIK BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM Oleh Imelda Nofriani 1), Lira Hayu Afdetis Mana, M. Pd. 2), Emil Septia, S. S., M. Pd. 3) 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, siswa kesulitan menemukan ide cerita. Kedua, kurangnya teknik pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama melalui teknik bermain drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan pembahasan dan analisis data dapat disimpulkan, yaitu, Pertama, kemampuan menulis naskah drama siswa untuk indikator 1 (penokohan) tergolong baik (B). Kedua, kemampuan menulis naskah drama siswa untuk indikator 2 (alur) tergolong sempurna (S). Ketiga, kemampuan menulis naskah drama siswa untuk indikator 3 (latar) tergolong sempurna (S). Keempat, kemampuan menulis naskah drama siswa untuk indikator 4 (dialog) tergolong sempurna (S). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam tergolong baik sekali (BS). Kata kunci : Menulis, Naskah Drama, Bermain Drama.
PENDAHULUAN Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Pertama, siswa kesulitan dalam menemukan ide cerita. Kedua, kurangnya teknik pembelajaran yang membahas naskah drama serta contoh naskah drama.penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis naskah drama melalui teknik bermain drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sehubungan dengan hal itu, untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis naskah drama, guru perlu memilih salah satu teknik pembelajaran yang lebih komplit dari teknik pemodelan dan berdasarkan cerpen, yaitu teknik bermain drama. Tarigan (2008: 22) menulis merupakan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Endraswara (2011: 37) naskah adalah karya fiksi yang memuat kisah atau lakon. Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut. Menurut Hasanuddin WS (2009: 93) di dalam hal penokohan terdapat hal-hal yang berkaitan dengan beberapa bagian, yakni: Penamaan, pemeranan, keadaan fisik tokoh (aspek fisiologis), keadaan kejiwaan tokoh (aspek psikologis), keadaan sosial tokoh (aspek sosiologi), serta karakter tokoh. Hal-hal yang termasuk di dalam permasalahan penokohan ini saling berhubungan dalam upaya membangun permasalahan-permasalahan atau konflik-konflik kemanusiaan yang merupakan persyaratan utama drama. Menurut Kosasih (2012: 135) plot seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Dalam drama, bagian-bagian ini dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Pertama, eksposisi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan adakalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita. Kedua, komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Ketiga, resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Aston dan Geoge Savona (dalam Dewojati, 2010: 177-178) dalam bukunya Theatre as Sign System: A Semiotic of Text and Perfomance menyatakan bahwa ciri-ciri dan fungsi dialog dalam drama. Secara umum, peran dialog dalam teks drama adalah untuk menetapkan karakter tokoh, ruang (tempat, sosial, budaya politik) dan bentuk action yang akan tersaji di atas panggung. Dalam bentuk yang paling umum, dialog disusun sebagai sistem penggilir. Satu tokoh berkata kepada tokoh lain yang mendengar, yang kemudian menjawab, setelah gilirannya menjadi pembicara tiba. Peran antara pembicara dan pendengar ini adalah bentuk dasar dialog dalam drama. Menurut Hasanuddin WS (2009: 113) latar merupakan identitas permasalahan drama sebagai karya fiksionalitas yang secara samar diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang memperjelas suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar dan ruang di dalam drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan permasalahan drama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian mengenai kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam melalui teknik bermain drama yaitu menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena data ini berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data, dan penampilan hasil. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 117 siswa yang tersebar dalam enam kelas, yaitu VIII.1, VIII.2, VIII.3, VIII.4, VIII.5, dan VIII.6. Dari enam kelas tersebut peneliti menetapkan satu kelas sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas VIII.1 yang berjumlah 30 orang. Alasan peneliti yakni kemampuan siswa kelas VIII.1 yang beragam (heterogen). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang akan diteliti, yaitu kemampuan menulis naskah drama melalui teknik bermain drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Data penelitian ini berupa skor hasil Menulis Naskah Drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sebagai berikut. Pertama, Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 1 (penokohan) tergolog baik (B), dengan rata-rata kemampuan siswa 77,78. Kedua, Kemampuan Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 2 (alur) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 97,78. Ketiga, Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 3 (latar) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 96,67. Keempat, Kemampuan Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 4 (dialog) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 96,67. Kelima, kemampuan menulis naskah drama melalui teknik bermain drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk keempat indikator tergolong baik sekali (BS), dengan rata-rata tingkat penguasaan 92,79 berada pada skala 86-95% menurut persentase skala 10. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Mutiara Kabupaten Agam diperoleh lima kesimpulan yaitu sebagai berikut. Pertama, Kemampuan Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 1 (penokohan) tergolog baik (B), dengan rata-rata kemampuan siswa 77,78. Kedua, Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 2 (alur) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 97,78. Ketiga, Kemampuan Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 3 (latar) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 96,67. Keempat, Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Bermain Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk indikator 4 (dialog) tergolong sempurna (S), dengan rata-rata kemampuan siswa 96,67. Kelima, kemampuan menulis naskah drama melalui teknik bermain drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk keempat indikator tergolong baik sekali (BS), dengan rata-rata tingkat penguasaan 92,79 berada pada skala 86-95% menurut persentase skala 10. Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa saran berikut ini. Pertama, bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk lebih banyak latihan menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah agar kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dapat berkembang dengan baik. Selain itu, agar terlatih dalam mengungkapkan ide atau gagasannya. Kedua, bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam untuk lebih menerapkan teknik pembelajaran yang lebih menarik, khususnya dalam pembelajaran menulis naskah drama. Ketiga, bagi peneliti berikutnya untuk dapat meneliti kemampuan menulis naskah drama dengan teknik dan metode yang berbeda untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
KEPUSTAKAAN Dewojati, Cahyaningrum. 2010. Drama Sejarah, Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama: Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian. Yogyakarta: FBS Universitas Yogyakarta. Hasanuddin, WS. 2009. Drama Karya Dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung: Angkasa. Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV. Yrama Widya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.