3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai April 2010 di PPS Nizam Zachman Jakarta. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan alat yang digunakan adalah komputer, kamera dan alat tulis. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Kasus dalam penelitian ini adalah kasus perencanaan pembangunan wilayah DKI Jakarta yang difokuskan pada perencanaan produksi perikanan DKI Jakarta. Data mentah perencanaan produksi perikanan diperoleh dari Tabel Input- Output DKI Jakarta tahun 2006 dan dari data produksi ikan hasil tangkapan selama lima tahun terakhir (tahun 2004-2008) yang diproduksi oleh Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta dan Dinas Perikanan DKI Jakarta 3.4 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penulisan ini sebagian besar berasal dari tabel I-O DKI Jakarta yang diperoleh dari BAPENAS Jakarta. Data sekunder yang diperoleh digunakan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah produksi ikan di PPS Nizam Zachman dan wilayah DKI Jakarta. Data tersebut diambil dari pihak Dinas Perikanan PPS Nizam Zachman dan Dinas Perikanan DKI Jakarta. Adapun data sekunder yang diperlukan meliputi data jumlah armada penangkapan dan data jumlah alat tangkap, serta data jumlah nelayan yang masing-masing data tersebut berada dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun2004-2008). 16
3.5 Analisis Data Proses Analisis merupakan pemahaman seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk meramalkan jumlah permintaan/kebutuhan ikan selama lima tahun kedepan dan apakah PPS Nizam Zacman mampu untuk memenuhinya. Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut : 1. Analisis data untuk perencanaan produksi perikanan laut di wilayah DKI Jakarta digunakan alat analisis Tabel Input-Output. Kerangka Umum Tabel Input-Output dapat dilihat pada Gambar 1 I II ( n n ) ( n m ) Transaksi antar sektor/kegiatan Permintaan akhir dan impor III IV ( p n ) ( p n ) Input primer Gambar 1 Kerangka Umum Tabel Input-Output Kerangka umum Tabel Input-Output terdiri atas empat kuadran yaitu : Kuadran I : Menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi. Transaksi yang terjadi pada kuadran I lebih dikenal sebagai transaksi antara (intermediate transaction); Kuadran II : Menunjukkan permintaan akhir (final demand) dan impor, serta menggambarkan penyediaan barang dan jasa. Permintaan akhir terdiri atas konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor; Kuadran III : Menunjukkan input primer sektor-sektor produksi berupa upah/gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto; 17
Kuadran IV : Memperhatikan input primer yang langsung didistribusikan ke sektor-sektor permintaan akhir. Informasi ini digunakan dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Dalam penyusunan Tabel Input-Output kuadran ini tidak disajikan. Tiap kuadran tersebut di atas dinyatakan dalam bentuk matriks. Kuadran I yang berukuran matriks n n menunjukkan banyaknya sektor yang dihitung menurut klasifikasi sektor dengan memperhatikan kegiatan ekonomi yang dianggap potensial di wilayah/daerah, Untuk memberikan gambaran tentang Tabel Input-Output dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi menjadi tiga sektor produksi, atau disebut juga Tabel Input-Output (3 3) sektor, adapun tabel ilustrasi input-output dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Ilustrasi Tabel Input-Output (3 3) sektor Alokasi Output Susunan Input Sektor 1 Produksi 2 Permintaan Antara Sektor Produksi 3 Jumlah Input Primer V 1 V 2 V 3 Jumlah Input X 1 X 2 X 3 Permintaan Akhir Jumlah Output X 11 X 12 X 13 F 1 X 1 X 21 X 22 X 23 F 2 X 2 X 31 X 31 X 33 F 3 X 3 Pada garis horizontal atau baris, isian-isian angka memperhatikan bagaimana output suatu sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand) sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). Permintaan antara adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi. Sedangkan permintaan akhir adalah permintaan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan ekspor. Isian angka menurut garis vertikal atau kolom, menunjukkan pemakaian input antara maupun input primer yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk pelaksanaan produksi. Setiap angka satu sel dalam sistem,matriks tersebut mempunyai pengertian ganda. Misalnya di kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara). Dilihat secara horizontal angka tersebut merupakan alokasi output suatu sektor 18
lainnya. Pada waktu yang bersamaan dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang diperoleh dari sektor lainnya. Gambaran di atas menunjukkan bahwa susunan angka-angka dalam bentuk matriks memperlihatkan suatu jalinan yang terkait (interdependent) di antara beberapa sektor i, outputnya berjumlah X 1, dialokasikan secara baris sebanyak X 11, X 12, X 13 berturut-turut kepada sektor 1, 2, dan 3 sebagai permintaan antara, serta sebanyak F 1 untuk memenuhi permintaan akhir. Output X 2 dan X 3 masing-masing dari sektor 2 dan 3, alokasinya dapat diperiksa dengan cara yang sama. Alokasi output itu secara keseluruhan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut : X 11 + X 12 + X 13 + F 1 = X 1 X 21 + X 22 + X 23 + F 2 = X 2 (1) X 31 + X 32 + X 33 + F 3 = X 3 Secara umum persamaan di atas dapat dirumuskan kembali : 3 X ij + F i =X i. (2) j=i Untuk i = 1, 2, 3 Dimana X ij adalah banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input sektor j, dan F i adalah permintaan akhir terhadap sektor i. Isian secara vertical atau kolom terutama di sektor produksi, menunjukkan struktur input suatu sektor. Dengan persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut : X 12 + X 12 + X 13 + V 1 = X 1 X 21 + X 22 + X 23 + V 2 = X 2 (3) X 31 + X 32 + X 33 + V 3 = X 3 Dan dapat dirumuskan kembali menjadi : 3 X ij + V j =X i. (4) j=i Untuk j = 1, 2, 3 Dimana V j adalah input primer (nilai tambah) dari sektor j. Dalam analisis input-output sistem persamaan tersebut memegang peranan penting sebagai dasar analisis ekonomi yang akan dibuat. Apabila a ij = X ij /X j (a ij = koefisien input) atau X ij = a ij X j, maka persamaan (1) dapat disubsitusi menjadi : 19
a 11 X 11 + a 12 X 12 + a 13 X 13 + F 1 = X 1 a 21 X 21 + a 22 X 22 + a 23 X 23 + F 2 = X 2 (5) a 31 X 31 + a 32 X 32 + a 33 X 33 + F 3 = X 3 Dalam bentuk persamaan matriks, persamaan (5) akan menjadi : a 11 a 12 a 13 X 1 F 1 X 1 a 21 a 22 a 23 X 2 F 2 X 2 a 31 a 32 a 33 X 2 F 3 X 3 A X + F = X AX + F = X F = X AX F = X [I A] F I X atau X = (I - A) -1 F (6) Dari persamaan (6) ini terlihat bahwa output mempunyai hubungan fungsional akhir dengan (I A) -1 sebagai koefisien arahnya yang selanjutnya disebut sebagai matriks pengganda output dan menjadi dasar pengembangan Tabel Input-Output. Salah satu pengembangan Tabel Input-Output melalui (I A) -1 adalah analisis produksi. Dengan menggunakan matriks penggandaan dapat menilai efek sistem produksi akhir waktu tertentu. Dengan matriks penggandaan ini kiranya bermanfaat untuk memecahkan permintaan akhir serta input primer agar memperlihatkan bagaimana dampak permintaan dari berbagai sektor terhadap sistem produksi, akan tetapi perlu diingatkan bahwa peran dasar dari matriks penggandaan (I A) -1 adalah untuk menyajikan perkiraan-perkiraan mengenai tingkat output di setiap sektor produksi yang diperlukan untuk mensuplai suatu tertentu dari permintaan akhir baik untuk keperluan langsung maupun tidak langsung, sehingga memungkinkan untuk menilai dampak yang terjadi kepada setiap sektor produksi sebagai dalil dalam perubahan komponen akhirnya, seperti kenaikkan dalam pengeluaran pemerintah atau suatu perubahan dalam permintaan 20
konsumen, yang mengikuti variasi tingkat perpajakan atau pembatasanpembatasan kredit. 2. Analisis Peran PPS Nizam Zachman Jakarta dalam upaya memberikan pelayanan terhadap perkembangan produksi perikanan laut wilayah DKI Jakarta dilakukan secara deskriptif. 21