Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2 SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : Nomor Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi Neraca Pengeluaran Gambar Kulit : Subdirektorat Konsolidasi Neraca Pengeluaran Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dicetak Oleh : CV. Rian Sera Permata Boleh mengutip dengan menyebutkan sumber

3 KATA PENGANTAR Publikasi Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia 2008 merupakan salah satu publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rangka mengimplementasikan fungsi dan tugas pokok BPS, yaitu menyebarkan informasi statistik kepada masyarakat. Publikasi ini merupakan lanjutan dari publikasi SNSE tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 1975, 1980, 1985, 1990,1993, 1995, 1998, 1999, 2000, dan SNSE merupakan suatu kerangka data yang merangkum berbagai variabel ekonomi dan sosial suatu negara dalam suatu waktu tertentu secara komprehensif dan terpadu. Dengan demikian, SNSE tidak saja mampu menggambarkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat tetapi juga mampu menggambarkan keterkaitan antar variabel-variabel ekonomi dan sosial tersebut. Keterkaitan itu, misalnya adalah keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, ketenagakerjaan dan distribusi pendapatan. Penghargaan dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga publikasi ini dapat tersusun dan disajikan. Semoga publikasi SNSE Indonesia 2008 bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya, saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan agar publikasi SNSE Indonesia pada masa-masa yang akan datang dapat ditampilkan dalam bentuk maupun kualitas yang lebih baik. Jakarta, Desember 2010 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, RUSMAN HERIAWAN

4 DAFTAR ISI Perincian Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Lampiran... v Daftar Gambar... v Pengertian SNSE Bentuk dan Arti Kerangka SNSE Kegunaan SNSE... 3 SNSE Indonesia 2008 (ukuran 13x13) Gambaran Umum Nilai Tambah Neraca Terintegrasi Pendapatan Faktor Produksi Distribusi Pendapatan Faktor Produksi Tenaga Kerja Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga Kesenjangan Pendapatan, Lampiran Daftar Pustaka... 85

5 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1a. Kerangka Dasar SNSE b. Arti Hubungan Antar Neraca Dalam Kerangka SNSE a. Arti Kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi, Indonesia (13x13) b. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008 (13x13), (Rp Miliar) Distribusi Nilai Tambah Menurut Lapangan Usaha, 2008 (Rp Miliar) a. Neraca Produksi Indonesia, 2008 (Rp Miliar) b. Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Indonesia, 2008 (Rp Miliar) c. Neraca Kapital SNSE Indonesia, 2008 (Rp Miliar) d. Neraca Luar Negeri Indonesia, 2008 (Rp Miliar) a. Jumlah Tenaga kerja, Ekivalen Tenaga Kerja dan Rata-rata Jam Kerja per Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, b. Jumlah Ekivalen Tenaga Kerja, Upah dan Gaji dan Rata-rata Upah dan Gaji per ETK menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, c. Jumlah Tenaga Kerja, Upah dan Gaji dan Rata-rata Upah dan Gaji per Tenaga Kerja menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, a. Total Pendapatan dan Pengeluaran Menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) b. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran per Rumah Tangga menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Ribu) c. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran perkapita menurut Golongan Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Ribu) a. Pengeluaran Konsumsi Domestik menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar)... 25

6 Tabel Halaman 7b. Pengeluaran Konsumsi Impor menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) c. Pengeluaran Konsumsi Domestik dan Impor menurut Golongan Rumah tangga, 2008 (Rp Miliar) d. Pengeluaran Konsumsi Domestik dan Impor Perkapita menurut Golongan Rumah tangga, 2008 (Rp Ribu) a. Distribusi Pendapatan Disposabel dirinci menurut Golongan Rumah Tangga SNSE Indonesia, (Rp Miliar) b. Rata-rata Pendapatan Disposabel Perkapita dirinci menurut Golongan Rumah Tangga SNSE Indonesia, (Rp Ribu) c. Rasio Pendapatan Disposabel Terendah terhadap Masing-masing Golongan Rumah Tangga, (Rp Ribu)... 33

7 DAFTAR LAMPIRAN Tabel Halaman 1. Konversi Klasifikasi SNSE Indonesia 2008, (13x13), (37x37) dan (105x105) Klasifikasi SNSE Indonesia 2008 (37x37) Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008 (37x37, Rp Miliar) Klasifikasi SNSE Indonesia 2008 (105x105) Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008 (105x105, Rp Miliar) Distribusi Pendapatan Tenaga Kerja, 2008 (Rp Miliar) Distribusi Ekivalen Tenaga Kerja (ETK) Menurut Lapangan Usaha, 2008 (Ribuan ETK) Rata-rata Pendapatan Tenaga kerja per ETK menurut Lapangan Usaha, 2008 (Rp Ribu) Distribusi Tenaga Kerja, 2008 (Ribuan Tenaga Kerja) Gambar DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Perkapita, Kesenjangan Pendapatan Antara Golongan Atas dengan Golongan Bawah... 30

8 PENGERTIAN SNSE Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau Social Accounting Matrix (SAM) merupakan suatu sistem kerangka data yang disajikan dalam bentuk matriks, yang memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi dan sosial masyarakat dan keterkaitan antara keduanya secara komprehensif, konsisten dan terintegrasi. Sebagai suatu sistem kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi, SNSE mencakup berbagai data ekonomi dan sosial secara konsisten karena menjamin keseimbangan transaksi dalam setiap neraca yang terdapat didalamnya. SNSE juga bersifat modular karena dapat menghubungkan berbagai variabel ekonomi dan sosial di dalamnya, sehingga keterkaitan antar variabel-variabel tersebut dapat diperlihatkan dan dijelaskan. 1. Bentuk dan Arti Kerangka SNSE Kerangka dasar SNSE berbentuk matriks dengan ukuran 5x5, yang dibedakan menurut lajur baris dan lajur kolom. Bentuk dasar tersebut dapat dilihat pada tabel 1a. Lajur baris (ke samping) menunjukkan penerimaan, sedangkan lajur kolom (ke bawah) menunjukkan pengeluaran. Dalam kerangka SNSE terdapat lima neraca utama, yaitu: 1. Neraca faktor produksi, 2. Neraca institusi, 3. Neraca sektor produksi, 4. Neraca kapital, dan 5. Neraca luar negeri (rest of the world). Masing-masing neraca tersebut yang berisikan berbagai transaksi menempati lajur baris dan lajur kolom. Perpotongan antara suatu neraca dengan neraca yang lainnya memberikan indikasi adanya interaksi antar pelaku beserta perilaku ekonominya, meskipun ada sel-sel yang terisi dan ada yang tidak. Tabel 1b mendeskripsikan secara singkat mengenai arti masingmasing perpotongan tersebut. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

9 Tabel 1a Kerangka Dasar SNSE Tabel 1b Arti Hubungan Antar Neraca dalam Kerangka SNSE Pengeluaran Pengeluaran Penerimaan Faktor produksi Institusi Sektor produksi Kapital Luar Negeri Total Penerimaan Faktor produksi Institusi Sektor produksi Kapital Luar negeri Total Faktor produksi T 1.3 T 1.5 T 1 Institusi T 2.1 T 2.2 T 2.5 T 2 Sektor produksi T 3.2 T 3.3 T 3.4 T 3.5 T 3 Kapital T 4.2 T 4.5 T 4 Luar Negeri T 5.1 T 5.2 T 5.3 T 5.4 T 5 Total T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 Faktor produksi Institusi Sektor produksi Alokasi pendapatan faktor produksi ke institusi Transfer antar institusi Permintaan akhir Kapital Tabungan Luar negeri Alokasi pendapatan faktor produksi ke luar negeri Transfer ke luar negeri Alokasi nilai tambah ke faktor produksi Permintaan antara Impor, pajak tidak langsung (neto) Investasi fisik Pinjaman ke luar negeri Pendapatan faktor produksi dari luar negeri Transfer dari luar negeri Ekspor Pinjaman dari luar negeri Pendapatan faktor produksi Pendapatan institusi Output (masukan) Penerimaan Akumulasi Penerimaan Luar negeri Total Pengeluaran faktor produksi Pengeluaran institusi Input (keluaran) Pengeluaran Akumulasi Pengeluaran Luar negeri 2 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

10 Untuk memudahkan analisis dan penggunaan kerangka dasar SNSE, matriks SNSE ukuran 5x5 bisa dirinci menjadi matriks berukuran 13x13, 37x37 dan 105x105 sesuai kebutuhan. Matriks 13x13 merupakan agregasi dari matriks ukuran 37x37, dan matriks 37x37 merupakan agregasi dari matriks 105x105. Klasifikasi dari matriks SNSE Indonesia dapat dilihat pada lampiran tabel 1, sedangkan ukuran 37x37 tersedia pada lampiran tabel 3 dan ukuran 105x105 tersedia pada lampiran tabel Kegunaan SNSE Kerangka SNSE dapat digunakan sebagai kerangka data yang menjelaskan mengenai: A. Kinerja Pembangunan Ekonomi Kinerja perekonomian nasional ditunjukkan, misalnya, dari nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor ekonomi (neraca T 1.3 pada tabel 1a) yang memberikan gambaran mengenai besarnya PDB nasional atas dasar harga faktor (PDB at factor costs) pada tahun tertentu. Bila ditambah dengan pajak tidak langsung neto akan menghasilkan PDB atas dasar harga berlaku. Kinerja perekonomian nasional yang lain yang dapat ditunjukkan oleh kerangka SNSE, misalnya, adalah: a. Distribusi PDB menurut sektor-sektor ekonomi (supply side), b. Distribusi PDB menurut pengeluaran (demand side), c. Struktur input antara (intermediate input) dirinci menurut sumbernya: domestik atau impor; d. Investasi dan tabungan masyarakat; e. Hutang dan piutang negara, dan f. Kebocoran nasional (national leakages), yaitu besarnya penerimaan negara yang mengalir ke luar negeri. B. Pendapatan Faktor Produksi Pendapatan faktor produksi ini menggambarkan tentang distribusi pendapatan faktorial yang dirinci menurut faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal. Distribusi pendapatan faktorial dalam kerangka SNSE ditunjukkan oleh baris neraca pertama pada kerangka umum mengenai SNSE (lihat tabel 1a dan tabel 1b). Seperti telah ditunjukkan oleh tabel 1b bahwa neraca T 1.3 menunjukkan alokasi nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi ke faktor-faktor produksi, yaitu sebagai balas jasa dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut, Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

11 misalnya upah dan gaji sebagai balas jasa bagi penggunaan faktor produksi tenaga kerja; keuntungan, deviden, bunga, sewa rumah sebagai balas jasa bagi penggunaan faktor produksi kapital, yang diperoleh dari berbagai sektor produksi. Bila ditambah dengan neraca T 1.5 yang menunjukkan pendapatan faktor produksi yang diterima dari luar negeri, maka total kedua penerimaan ini menunjukkan distribusi pendapatan faktorial. Masalah ketenagakerjaan dalam kerangka SNSE terutama dijelaskan oleh submatriks T 1.3, yaitu submatriks alokasi nilai tambah menurut sektorsektor ekonomi. Sebagaimana dipahami bahwa nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi tersebut salah satunya merupakan sumbangan dari faktor produksi tenaga kerja berupa upah dan gaji. Bila upah dan gaji dari tiap-tiap tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi dijumlahkan, maka disebut sebagai alokasi nilai tambah faktor produksi tenaga kerja menurut sektor. Dengan demikian, dari submatriks ini dapat diperoleh informasi mengenai jumlah tenaga kerja yang bekerja di masing-masing sektor ekonomi termasuk besarnya tingkat upah yang mereka peroleh. Informasi-informasi ini dapat dianalisa sehingga memberikan masukan mengenai kondisi sosial masyarakat, yaitu distribusi pekerja dan tingkat upah dan gaji menurut sektor-sektor ekonomi. C. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Distribusi pendapatan rumah tangga dalam kerangka SNSE ditunjukkan oleh baris neraca kedua pada kerangka umum mengenai SNSE (lihat tabel 1a dan tabel 1b). Salah satu institusi dalam kerangka SNSE adalah rumah tangga. Neraca T 2.1 menunjukkan alokasi pendapatan faktor produksi yang diterima oleh berbagai institusi, salah satu oleh rumah tangga. Dengan perkataan lain, neraca ini merupakan mapping dari neraca T 1.3 menjadi neraca T 2.1, yaitu mapping dari pendapatan faktorial menurut sektor-sektor ekonomi menjadi pendapatan institusi menurut faktor-faktor produksi. Sementara itu, neraca T 2.2 menunjukkan pembayaran transfer (transfer payment) antar institusi, misalnya, pemberian subsidi dari pemerintah kepada rumah tangga, atau pemberian subsidi dari perusahaan kepada rumah tangga, atau pembayaran transfer dari rumah tangga ke rumah tangga yang lain. Sedangkan neraca T 2.5 menunjukkan penerimaan ketiga institusi dari luar negeri. Jumlah ketiga neraca T 2.1, T 2.2, dan T 2.5 yang berhubungan dengan rumah tangga menggambarkan distribusi pendapatan rumah tangga. 4 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

12 D. Pola Pengeluaran Rumah Tangga Pola pengeluaran menurut golongan rumah tangga dalam kerangka SNSE dapat dilihat pada neraca kolom masing-masing golongan rumah tangga (kolom institusi pada tabel 1a atau tabel 1b). Dalam rincian ini dapat diperoleh informasi mengenai pola pengeluaran rumah tangga menurut berbagai komoditas, baik komoditas domestik maupun komoditas impor. Dari informasi ini dapat juga diperlihatkan besarnya tabungan masingmasing golongan rumah tangga. E. Di samping kegunaan-kegunaan deskriptif tersebut, SNSE juga merupakan suatu sistem kerangka data yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu model ekonomi dan juga sebagai dasar analisis, baik untuk analisis partial (partial equilibrium) maupun analisis keseimbangan umum (general equilibrium) dalam melakukan analisis kebijakan. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

13 6 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

14 SNSE INDONESIA 2008 (ukuran 13x13) 1. Gambaran Umum Pendapatan faktor produksi tenaga kerja Indonesia pada tahun 2008 berjumlah Rp ,74 miliar (lihat baris 1 kolom 6 pada tabel 2b), sedangkan pendapatan kapital sebesar Rp ,45 miliar (lihat baris 2 kolom 6 pada tabel 2b). Jumlah kedua pendapatan tersebut memberikan dugaan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar biaya faktor (at factor costs), yaitu sebesar Rp miliar. Dan bila ditambah dengan pajak tidak langsung neto yang sebesar Rp ,42 miliar, maka PDB Indonesia pada tahun 2008 diperkirakan sebesar Rp ,61 miliar. Dari tabel 2b juga dapat diperlihatkan bahwa total pendapatan rumah tangga pada tahun 2008 berjumlah Rp ,76 miliar (lihat baris 3 kolom total pada tabel 2b) dengan rincian penerimaan sebagai berikut: a. Pendapatan tenaga kerja (upah dan gaji termasuk imputasi upah dan gaji) sebesar Rp ,27 miliar b. Pendapatan kapital sebesar Rp ,94 miliar c. Penerimaan transfer dari rumah tangga sebesar Rp ,57 miliar d. Penerimaan transfer dari perusahaan sebesar Rp ,00 miliar e. Penerimaan transfer dari pemerintah sebesar Rp ,92 miliar dan f. Penerimaan transfer dari luar negeri sebesar Rp ,87 miliar. Sedangkan total pengeluaran rumah tangga (lihat kolom 3 baris-baris 3, 4, 5, 8, 9, dan 10 pada tabel 2b), diperkirakan sebesar Rp ,76 miliar (yang sama dengan total pendapatan rumah tangga), dirinci atas: a. Pengeluaran transfer untuk rumah tangga sebesar Rp ,57 miliar b. Pengeluaran transfer untuk perusahaan sebesar Rp , 37 miliar c. Pengeluaran transfer untuk pemerintah (atau pajak langsung) sebesar Rp ,47 miliar d. Pengeluaran konsumsi untuk komoditas domestik sebesar Rp ,48 miliar e. Pengeluaran konsumsi untuk komoditas impor sebesar Rp ,27 miliar f. Tabungan sebesar Rp ,11 miliar. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

15 Tabel 2a Arti Kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia (13x13) Penerimaan Faktor produksi Institusi Tenaga kerja Bukan Tenaga kerja Rumah tangga Perusahaan Pemerintah Sektor Produksi Margin Perdagangan dan Biaya Pengangkutan Pengeluaran Faktor produksi Institusi Tenaga kerja 1 Bukan Tenaga kerja 2 Rumah tangga 3 Perusahaan 4 Pemerintah 5 Sektor Produksi 6 Margin Perdagangan dan Biaya Pengangkutan Komoditi Pajak tak Langsung dan Subsidi Produksi Dalam negeri Produksi luar negeri Neraca Kapital 10 Pajak tak Langsung Subsidi 12 Neraca Luar Negeri 13 Alokasi pend. faktor produksi tenaga kerja ke rumah tangga Alokasi pendapatan faktor produksi bukan tenaga kerja ke rumah tangga Alokasi pendapatan faktor produksi bukan tenaga kerja ke perusahaan Alokasi pendapatan faktor produksi bukan tenaga kerja ke pemerintah Transfer antar rumah tangga Transfer rumah tangga ke perusahaan Pajak langsung dari rumah tangga Pengeluaran rumah tangga atas komoditas domestik Pengeluaran rumah tangga atas komoditas impor Pendapatan faktor produksi tenaga kerja ke luar negeri Keuntungan yang mengalir ke luar negeri Tabungan rumah tangga Transfer dari rumah tangga ke luar negeri Transfer perusahaan ke rumah tangga Transfer antar perusahaan Pajak langsung dari perusahaan Keuntungan yang tidak dibagikan Pembayaran ke luar negeri oleh perusahaan Transfer dan subsidi pemerintah ke rumah tangga Transfer dan subsidi pemerintah ke perusahaan Transfer antar pemerintah Pengeluaran pemerintah atas komoditas domestik Pengeluaran pemerintah atas komoditas impor Tabungan pemerintah Pembayaran bunga ke luar negeri oleh pemerintah Alokasi nilai tambah ke faktor produksi tenaga kerja Alokasi nilai tambah ke faktor produksi bukan tenaga kerja Input antara produksi domestik Input antara produksi impor Margin perdagangan dan biaya pengangkutan J u m l a h Pengeluaran faktor produksi tenaga kerja Pengeluaran faktor produksi bukan tenaga kerja Pengeluaran rumah tangga Pengeluaran perusahaan Pengeluaran pemerintah Biaya input bruto atas dasar harga pembeli Margin perdagangan & biaya pengangkutan 8 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

16 Lanjutan Tabel 2a Penerimaan Komoditi Pajak tak langsung dan subsidi Produksi Dalam Neraca Kapital Produksi luar negeri PTL Subsidi negeri Neraca Luar Negeri Pengeluaran Faktor produksi Institusi Tenaga kerja 1 Bukan Tenaga kerja 2 Rumah tangga 3 Perusahaan 4 Pemerintah 5 Sektor Produksi 6 Ongkos produksi Margin Perdagangan dan Biaya Pengangkutan Komoditi Pajak tak Langsung dan Subsidi Produksi Dalam negeri Produksi luar negeri Margin perdagangan dan biaya pengangkutan atas komoditas domestik Margin perdagangan dan biaya pengangkutan atas komoditas impor Investasi barang modal domestik Investasi barang modal impor Penerimaan pemerintah dari pajak tak langsung Pengeluaran pemerintah untuk subsidi Pendapatan faktor produksi tenaga kerja dari luar negeri Pendapatan faktor produksi bukan tenaga kerja dari luar negeri Transfer dari luar negeri ke rumah tangga Transfer dari luar negeri ke perusahaan Transfer dari luar negeri ke pemerintah Ekspor barang dan jasa (dalam FOB) Neraca Kapital 10 Hutang luar negeri PTL 11 Pajak tak langsung Subsidi 12 Neraca Luar Negeri 13 J u m l a h Subsidi Produksi Dalam Negeri Biaya komoditi produksi domestik Bea masuk & pajak impor J u m l a h Penerimaan faktor produksi Tenaga kerja Penerimaan faktor produksi bukan Tenaga kerja Penerimaan rumah tangga Penerimaan perusahaan Penerimaan pemerintah Penerimaan produksi domestik Margin perdagangan & biaya pengangkutan Penerimaan produksi domestik atas dasar harga pembeli Jumlah impor adh pembeli Pembelanjaan akumulasi bruto Pajak tak langsung Subsidi Impor Subsidi Impor barang dan jasa (dalam CIF) Biaya komoditi produksi impor adh pembeli Piutang luar negeri Pengeluaran akumulasi bruto Pajak tak langsung Subsidi Transaksi modal ke dan dari luar negeri Pengeluaran transaksi berjalan dan modal luar negeri Penerimaan transaksi berjalan & modal luar negeri Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

17 Tabel 2b Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008 (13x13)(Rp Miliar) I. Faktor Produksi II. Institusi III. IV. V. Komoditas VI. VII. VIII. Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja Rumah tangga Perusahaan Pemerintah Sektor Produksi Marjin Perdagangan & Pengangkutan Domestik Impor Neraca Kapital Pajak Tak Langsung S u b s i d i Neraca Luar Negeri Jumlah I. Faktor Produksi II. Institusi Tenaga Kerja , , ,94 Bukan Tenaga Kerja , , ,96 Rumah tangga , , , , , , ,57 Perusahaan , , , , , ,70 Pemerintah , , , , , ,40 III. Sektor Produksi ,48 0, , ,45 IV. Marjin Perdagangan & Pengangkutan V. Komoditas , , ,61 Domestik , , , , , , ,49 Impor , , , , , ,40 VI. Neraca Kapital , , , ,5 VII. Pajak Pajak tak , , ,89 Tak langsung Langsung & Subsidi Subsidi , ,47 VIII. Neraca Luar Negeri , , , , , , , ,41 J u m l a h , , , , , , , , , , , , ,41 10 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

18 No. Lapangan Usaha Tabel 3 Distribusi Nilai Tambah menurut Lapangan Usaha, 2008 (Rp Miliar) Dibayar Balas Jasa Tenaga kerja Tidak dibayar Jumlah Balas Jasa Kapital Pajak Tak Langsung Subsidi Jumlah Nilai Domestik Impor Tambah Komoditi Domestik 1 Pertanian Tanaman Lainnya , , , , , ,49 887,52 0, ,04 2 Pertanian Tanaman Lainnya , , , , , ,32 0,00 0, ,31 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , , ,72 395,54 0,00 0, ,23 4 Kehutanan dan Perburuan 8.856, , , , ,20 42,09 0,00 0, ,95 5 Perikanan , , , , ,43 13,81 97,73 0, ,29 6 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak ,86 0, , , ,90 561,07 0,00 0, ,41 Bumi 7 Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,41 838,76 0,00 0, ,37 8 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , , ,48 0,00 0, ,84 9 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit , , , , , ,34 0,00 0, ,58 10 Industri Kayu & Barang dari Kayu , , , , ,23 266,19 0,00 0, ,62 11 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam, dan Industri Lainnya Komoditi Impor , , , , , ,79 0,00 0, ,82 12 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, , , , , , , , , ,68 Semen 13 Listrik, Gas dan Air Minum , , , , ,19 0, ,51 0, ,95 14 Konstruksi , , , , ,63 0,00 0,00 0, ,69 15 Perdagangan , , , , ,49 0,00 0,00 0, ,16 16 Restoran , , , , ,54 0,00 0,00 0, ,62 17 Perhotelan 7.445, , , , ,09 0,00 0,00 0, ,81 18 Angkutan Darat , , , , ,38 0,00 688,42 0, ,33 19 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi , , , , ,93 0, ,00 0, ,73 20 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan , , , , ,06 0,00 0,00 0, ,91 21 Bank dan Asuransi , , , , ,12 0,00 0,00 0, ,55 22 Real Estate dan Jasa Perusahaan , , , , ,99 0,00 0,00 0, ,85 23 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 24 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya , , , , ,70 0,00 40,70 0, , , , , , ,69 0,00 0,00 0, ,92 Jumlah , , , , , , , , ,61 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

19 2. Nilai Tambah Tabel 3 menyajikan informasi lebih lanjut mengenai distribusi PDB yang dirinci menurut lapangan usaha dan komponen-komponen faktor produksi (upah/gaji dan kapital). Dari tabel ini dapat ditunjukkan bahwa PDB Indonesia berjumlah Rp ,61 miliar, terdiri dari balas jasa tenaga kerja (upah dan gaji tenaga kerja dibayar dan imputasi upah dan gaji tenaga kerja tidak dibayar) sebesar Rp ,74 miliar, balas jasa kapital sebesar Rp ,45 miliar dan sisanya merupakan pajak tak langsung neto untuk komoditi domestik dan impor. Penyumbang terbesar nilai tambah bruto nasional menurut klasifikasi lapangan usaha SNSE Indonesia 2008 adalah sektor perdagangan yaitu sebesar Rp ,16 miliar, sedangkan penyumbang terkecil adalah sektor perhotelan sebesar Rp ,81 miliar. 3. Neraca Terintegrasi Neraca-neraca pokok yang biasa ditampilkan dalam penghitungan pendapatan nasional yang berdasarkan Sistem Neraca Nasional atau yang biasa disebut sebagai neraca nasional terintegrasi (integrated national accounts) dapat disusun dari kerangka SNSE. Gambaran umum yang dapat diperoleh dari neraca terintegrasi misalnya, mengenai produksi, PDB, konsumsi, tabungan, dan neraca perdagangan (balance of trade). Suatu set neraca terintegrasi terdiri dari: a. neraca produksi; b. neraca konsumsi (neraca pendapatan dan pengeluaran institusi); c. neraca kapital; dan d. neraca luar negeri. Dalam neraca terintegrasi, pengeluaran dan pendapatan masing-masing neraca disajikan pada sisi kiri dan sisi kanan neraca. Tabel 4a menyajikan neraca produksi Indonesia pada tahun Sisi kanan neraca produksi yang menjelaskan produksi (output) yang diperoleh Indonesia selama tahun Dari total output/pendapatan sebesar Rp ,54 miliar berasal dari penjualan barang dan jasa untuk konsumsi akhir oleh rumah tangga dan pemerintah sebesar Rp ,10 miliar (Rp ,48 miliar berupa barang dan jasa domestik dan Rp ,27 miliar berupa barang dan jasa impor sebagai konsumsi rumah tangga; dan Rp ,73 miliar berupa barang dan jasa domestik dan Rp ,62 miliar berupa barang dan 12 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

20 jasa impor sebagai konsumsi pemerintah), penjualan barang modal sebesar Rp ,58 miliar (Rp ,48 miliar berupa barang dan jasa domestik dan Rp ,10 miliar berupa barang dan jasa impor) dan ekspor sebesar Rp ,85 miliar. Sisi kiri neraca produksi menjelaskan mengenai pengeluaran yang berhubungan dengan proses produksi seperti pengeluaran untuk upah dan gaji sebesar Rp ,74 miliar dan pengeluaran untuk kapital, seperti deviden, bunga, penyusutan, termasuk surplus usaha atau retained earnings, sebesar Rp ,45 miliar. Tabel 4b menyajikan neraca pendapatan dan pengeluaran institusi (rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah) secara agregat. Perlu dijelaskan bahwa dalam sistem neraca terintegrasi, sisi pengeluaran pada satu neraca (misalnya, sisi pengeluaran pada neraca produksi) merupakan sisi pendapatan pada neraca lainnya (misalnya sisi pengeluaran pada neraca pengeluaran dan pendapatan institusi). Hal demikian dapat diperlihatkan pada tabel 4b di mana sisi pengeluaran pada tabel 4a merupakan sisi pendapatan pada tabel 4b. Sisi pengeluaran terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp ,75 miliar (Rp ,48 miliar berupa barang dan jasa domestik; dan Rp ,27 miliar berupa barang dan jasa impor), pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp ,35 miliar (Rp ,73 miliar berupa barang dan jasa domestik; dan Rp ,62 miliar berupa barang dan jasa impor) dan tabungan sebesar Rp ,51 miliar (Rp ,11 miliar berupa tabungan rumah tangga; Rp ,28 miliar berupa retained earnings perusahaan; dan Rp ,13 miliar berupa tabungan pemerintah). Tabel 4c menyajikan neraca terintegrasi nasional yang berikutnya, yaitu neraca kapital. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk membiayai investasi sebesar Rp ,58 miliar, Indonesia memperoleh sumber dana dari tabungan dalam negeri sebesar Rp ,51 miliar serta piutang luar negeri sebesar Rp ,94 miliar. Neraca terakhir dari neraca terintegrasi nasional adalah neraca luar negeri (lihat tabel 4d). Neraca ini menjelaskan kegiatan ekonomi Indonesia yang berkaitan dengan luar negeri. Jumlah pendapatan dari kegiatan ekonomi Indonesia terhadap luar negeri sebesar Rp ,48 miliar. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

21 Tabel 4a Tabel 4b Neraca Produksi Indonesia, 2008 Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Indonesia, 2008 (Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) Pengeluaran Nilai Pendapatan Nilai Pengeluaran Nilai Pendapatan Nilai 1. Pembelian Input Antara ,26 1. Penjualan Input Antara ,26 1. Konsumsi RT ,75 1. Upah dan Gaji ,74 2. Upah dan Gaji ,74 2. Penjualan Barang dan Jasa ,10 2. Konsumsi Pemerintah ,35 2. Pendapatan Kapital (termasuk penyusutan) ,45 3. Surplus Usaha dsb ,45 Konsumsi Akhir 3. Tabungan ,51 3. Pajak Tak Langsung ,89 4. Pajak Tak Langsung ,56 3. Penjualan Barang Modal ,58 5. Subsidi ( ,47) 4. Ekspor ,85 5. Dikurangi Impor ,24 a. Impor barang & jasa ,91 b. Bea masuk & pajak impor ,33 4. Pendapatan Faktor Produksi ke Luar negeri ,66 4. Subsidi ( ,47) Pendapatan Faktor Produksi dari LN 8.364,71 Transfer dari Luar Negeri (neto) (14.516,05) Jumlah ,54 Jumlah ,54 Jumlah ,27 Jumlah ,27 Tabel 4c Tabel 4d Neraca Kapital SNSE Indonesia 2008 Neraca Luar Negeri Indonesia, 2008 (Miliar Rupiah) (Miliar Rupiah) Pengeluaran Nilai Pendapatan Nilai Pengeluaran Nilai Pendapatan Nilai 1 Investasi ,58 1 Tabungan Domestik ,51 1 Ekspor barang dan Jasa ,85 1 Impor Barang dan Jasa ,91 2 Piutang Luar Negeri (neto) (36.683,94) 2 Transfer ke LN ,86 2 Transfer dari LN ,91 3 Pembayaran Faktor Produksi 8.364,71 3 Penerimaan Faktor Produksi ,66 4 Piutang (neto) (36.683,94) Jumlah ,58 Jumlah ,58 Jumlah ,48 Jumlah ,48 14 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

22 PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI 1. Distribusi Pendapatan Faktor Produksi Distribusi pendapatan faktor adalah distribusi pendapatan yang dirinci menurut faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal. Gambaran dari distribusi pendapatan faktor produksi seperti dijelaskan pada PDB at factor costs sebelumnya (lihat Gambaran Umum pada halaman 6). 2. Tenaga Kerja Ukuran tenaga kerja yang digunakan dalam SNSE disebut sebagai Ekivalen Tenaga Kerja (worker equivalents). Satu ETK sama dengan satu tenaga kerja yang bekerja selama 40 jam seminggu. Sehingga, bila seorang tenaga kerja bekerja kurang dari 40 jam seminggu, maka tenaga kerja tersebut dihitung sebagai kurang dari satu ETK; demikian juga sebaliknya. Gambaran mengenai ketenagakerjaan secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pada tabel 5a dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia pada tahun 2008 berjumlah ,69 ribu tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, ,30 ribu adalah tenaga kerja dibayar dan ,39 ribu tenaga kerja tidak dibayar. Sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja pada usaha pertanian tanaman pangan yaitu berjumlah ,13 ribu tenaga kerja. Jumlah ETK pada tahun 2008 adalah ,12 ribu ETK. Sebagian besar ETK bekerja di sektor pertanian tanaman pangan. b. Rata-rata upah dan gaji tenaga kerja per ETK tahun 2008 adalah sebesar Rp ,88 ribu per ETK. Upah dan gaji tenaga kerja dibayar adalah sebesar Rp ,90 ribu per ETK sedangkan tenaga kerja tidak dibayar jauh lebih rendah yaitu sebesar Rp ,11 ribu per ETK (tabel 5b). Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

23 Tabel 5a Jumlah Tenaga Kerja, Ekivalen Tenaga Kerja dan Rata-rata Jam Kerja per Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, 2008 Lapangan Usaha Dibayar Tenaga Kerja (Ribuan TK) Ekivalen Tenaga Kerja (Ribuan ETK) Rata-rata Jam Kerja per Minggu Tidak dibayar Jumlah Dibayar Tidak dibayar Jumlah Dibayar Tidak dibayar Jumlah 1 Pertanian Tanaman Lainnya 4.779, , , , , ,78 35,84 32,42 32,96 2 Pertanian Tanaman Lainnya 1.867, , , , , ,36 39,57 32,08 34,32 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.475, , , , , ,19 40,77 38,82 39,69 4 Kehutanan dan Perburuan 271,06 292,61 563,67 278,33 555,63 555,63 40,92 38,05 39,43 5 Perikanan 584, , , , , ,77 45,50 40,25 42,07 6 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 397,80-397,80-459,79 459,79 46,23 0,00 46,23 7 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 301,39 421,52 722,92 478,99 819,14 819,14 45,14 45,45 45,32 8 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 1.583, , , , , ,36 49,51 45,21 47,56 9 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 2.175,84 722, ,30 784, , ,40 45,87 43,44 45,26 10 Industri Kayu & Barang dari Kayu 1.121, , , , , ,58 47,62 43,35 45,30 11 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam, dan Industri Lainnya 1.710,37 931, , , , ,92 46,46 44,71 45,84 12 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen 1.192,35 542, ,26 589, , ,96 46,18 43,42 45,32 13 Listrik, Gas dan Air Minum 164,98 36,13 201,11 40,28 230,42 230,42 46,10 44,60 45,83 14 Konstruksi 4.446,06 993, , , , ,43 46,67 46,74 46,68 15 Perdagangan 3.657, , , , , ,00 49,42 48,83 48,95 16 Restoran 863, , , , , ,66 50,93 49,42 49,81 17 Perhotelan 174,73 53,01 227,74 63,30 280,07 280,07 49,63 47,76 49,19 18 Angkutan Darat 1.153, , , , , ,06 51,00 51,80 51,57 19 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi 884,22 912, , , , ,97 49,66 45,52 47,56 20 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 304,13 428,96 733,10 475,33 833,83 833,83 47,15 44,32 45,50 21 Bank dan Asuransi 588,57 42,17 630,74 46,86 729,10 729,10 46,37 44,44 46,24 22 Real Estate dan Jasa Perusahaan 571,71 257,87 829,58 292,63 969,47 969,47 47,36 45,39 46,74 23 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 7.272,80 793, ,06 835, , ,06 42,89 42,15 42,82 24 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya 2.632, , , , , ,19 49,05 45,57 47,39 Jumlah , , , , , ,12 44,86 40,08 41,94 16 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

24 Tabel 5b Jumlah Ekivalen Tenaga Kerja, Upah dan Gaji dan Rata-rata Upah dan Gaji per ETK Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, 2008 Lapangan Usaha Ekivalen Tenaga kerja (Ribuan ETK) Dibayar Tidak dibayar Jumlah Dibayar Upah dan Gaji (Rp Miliar) Tidak dibayar Jumlah Rata-rata Upah & Gaji per ETK (Rp Ribu) Dibayar Tidak dibayar Jumlah 1 Pertanian Tanaman Lainnya 4.282, , , , , , , , ,52 2 Pertanian Tanaman Lainnya 1.847, , , , , , , , ,46 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.504, , , , , , , , ,02 4 Kehutanan dan Perburuan 277,30 278,33 555, , , , , , ,34 5 Perikanan 664, , , , , , , , ,78 6 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak 459,79 0,00 459, ,86 0, , ,52 0, ,52 Bumi 7 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 340,15 478,99 819, , , , , , ,63 8 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 1.959, , , , , , , , ,87 9 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 2.494,89 784, , , , , , , ,72 10 Industri Kayu & Barang dari Kayu 1.335, , , , , , , , ,31 11 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan 1.986, , , , , , , , ,07 Barang dari Logam, dan Industri Lainnya 12 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen 1.376,66 589, , , , , , , ,83 13 Listrik, Gas dan Air Minum 190,14 40,28 230, , , , , , ,17 14 Konstruksi 5.187, , , , , , , , ,23 15 Perdagangan 4.518, , , , , , , , ,52 16 Restoran 1.099, , , , , , , , ,95 17 Perhotelan 216,77 63,30 280, , , , , , ,18 18 Angkutan Darat 1.470, , , , , , , , ,66 19 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi 1.097, , , , , , , , ,45 20 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 358,50 475,33 833, , , , , , ,06 21 Bank dan Asuransi 682,24 46,86 729, , , , , , ,70 22 Real Estate dan Jasa Perusahaan 676,84 292,63 969, , , , , , ,27 23 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 24 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya 7.798,16 835, , , , , , , , , , , , , , , , ,87 Jumlah , , , , , , , , ,88 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

25 Tabel 5c Jumlah Tenaga Kerja, Upah dan Gaji, dan Rata-rata Upah dan Gaji per TK Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, 2008 Lapangan Usaha Dibayar Tenaga kerja (Ribuan TK) Tidak dibayar Jumlah Dibayar Upah dan Gaji (Rp Miliar) Tidak dibayar Jumlah Rata-rata Upah & Gaji per TK (Rp Ribu) Dibayar Tidak dibayar Jumlah 1 Pertanian Tanaman Lainnya 4.779, , , , , , , , ,72 2 Pertanian Tanaman Lainnya 1.867, , , , , , , , ,28 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.475, , , , , , , , ,38 4 Kehutanan dan Perburuan 271,06 292,61 563, , , , , , ,17 5 Perikanan 584, , , , , , , , ,86 6 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak 397,80 0,00 397, ,86 0, , ,99 0, ,99 Bumi 7 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 301,39 421,52 722, , , , , , ,41 8 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 1.583, , , , , , , , ,99 9 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 2.175,84 722, , , , , , , ,27 10 Industri Kayu & Barang dari Kayu 1.121, , , , , , , , ,01 11 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam, dan Industri Lainnya 1.710,37 931, , , , , , , ,78 12 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen 1.192,35 542, , , , , , , ,28 13 Listrik, Gas dan Air Minum 164,98 36,13 201, , , , , , ,93 14 Konstruksi 4.446,06 993, , , , , , , ,27 15 Perdagangan 3.657, , , , , , , , ,03 16 Restoran 863, , , , , , , , ,64 17 Perhotelan 174,73 53,01 227, , , , , , ,85 18 Angkutan Darat 1.153, , , , , , , , ,07 19 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi 884,22 912, , , , , , , ,19 20 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 304,13 428,96 733, , , , , , ,15 21 Bank dan Asuransi 588,57 42,17 630, , , , , , ,12 22 Real Estate dan Jasa Perusahaan 571,71 257,87 829, , , , , , ,57 23 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 24 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya 7.272,80 793, , , , , , , , , , , , , , , , ,54 Jumlah , , , , , , , , ,03 18 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

26 PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA 1. Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Upah dan gaji merupakan sumber pendapatan terbesar dari rumah tangga yaitu sebesar 70,27 persen dari pendapatan rumah tangga, sedangkan pendapatan dari balas jasa modal sebesar 20,61 persen dan sisanya adalah pendapatan yang diperoleh dari pemberian/hibah dari pihak lain. Apabila dilihat dari golongan rumah tangga, rumah tangga buruh tani sebagai golongan rumah tangga yang mempunyai pendapatan perkapita terendah dibandingkan dengan golongan-golongan rumah tangga lainnya (lihat tabel 6c). Dari total konsumsi akhir rumah tangga Indonesia 2008 yang sebesar Rp ,55 miliar, pengeluaran konsumsi terbesar adalah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga golongan atas di kota yaitu sebesar Rp ,57 miliar. Pengeluaran konsumsi akhir terkecil dilakukan oleh golongan rumah tangga bukan angkatan kerja di pedesaan yaitu sebesar Rp ,28 miliar. Dilihat dari ratarata pengeluaran perkapita, pengeluaran konsumsi perkapita terbesar dilakukan oleh golongan rumah tangga atas di kota sebesar Rp ,05 ribu perkapita dan yang terkecil adalah golongan rumah tangga buruh tani sebesar Rp 5.486,99 ribu perkapita. Dari total pendapatan disposabel rumah tangga, 91,07 persen digunakan untuk membiayai konsumsi akhir. Hal ini berarti bahwa rumah tangga Indonesia pada tahun 2008 mempunyai tabungan (saving), dimana tabungan terbesar terdapat pada rumah tangga golongan atas di kota (13,46 persen dari pendapatan disposabel golongan rumah tangga tersebut). Sedangkan rumah tangga yang mempunyai tabungan terendah adalah rumah tangga buruh tani (5,39 persen). Rumah tangga golongan atas di kota memiliki rata-rata pendapatan disposabel per rumah tangga dan perkapita terbesar yaitu sebesar ,61 ribu rupiah dan ,73 ribu rupiah. Selanjutnya rumah tangga buruh tani memiliki rata-rata pendapatan disposabel per rumah tangga terendah yaitu ,07 ribu rupiah (tabel 6b) dan ratarata pendapatan disposabel perkapita terendah yaitu 5.799,66 ribu rupiah (tabel 6c). Pendapatan disposabel yang dimaksud di sini adalah pendapatan setelah pajak dikurangi dengan penerimaan transfer neto dari rumah tangga lain. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

27 Tabel 6a Total Pendapatan dan Pengeluaran menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) Pertanian Bukan Pertanian Jumlah Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Rumah tangga (jiwa) Upah dan gaji , , , , , , , , ,38 2. Pendapatan kapital , , , , , , , , ,25 3. Penerimaan transfer dari : - RT , , , , ,15 731, , ,09 813,72 - Perusahaan , , , ,98 785, , , , ,23 - Pemerintah , , , , , , , , ,02 - Luar Negeri , , , , , , , , ,89 4. Jumlah pendapatan , , , , , , , , ,49 5. Pembayaran pajak langsung , , , , , , , , ,33 6. Pendapatan RT setelah pajak , , , , , , , , ,16 7. Pembayaran transfer ke : - RT ,57 830, , ,18 230, , ,30 998, ,76 - Perusahaan ,37 739, , , , , , , ,99 - Luar Negeri ,30 136, , ,76 649, , , , ,38 8. Pendapatan Disposabel , , , , , , , , ,03 9. Pengeluaran konsumsi , , , , , , , , , Tabungan , , , , , , , , ,46 20 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

28 Tabel 6b Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran per Rumah Tangga menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Ribu) Pertanian Bukan Pertanian Jumlah Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Rumah tangga (jiwa) Upah dan gaji , , , , , , , , ,55 2. Pendapatan kapital , , , , , , , , ,83 3. Penerimaan transfer dari : - RT 751, ,38 437,66 920, ,01 186,60 793,25 731,01 161,95 - Perusahaan 746,50 224,61 296,82 350,56 237, , , , ,37 - Pemerintah 3.448, , , , ,08 859, , ,83 661,38 - Luar Negeri 1.100,31 519, , , ,17 596, ,26 651,11 340,32 4. Jumlah pendapatan , , , , , , , , ,40 5. Pembayaran pajak langsung 1.474,00 515,22 746, ,96 928, , , , ,58 6. Pendapatan RT setelah pajak , , , , , , , , ,82 7. Pembayaran transfer ke : - RT 751,34 112,70 278,17 318,25 69, , ,44 277, ,95 - Perusahaan 609,26 100,42 520,82 369,46 465, ,57 659,97 488, ,54 - Luar Negeri 334,28 18,48 178,39 216,91 196,49 593,27 442,07 411, ,72 8. Pendapatan Disposabel , , , , , , , , ,61 9. Pengeluaran konsumsi , , , , , , , , , Tabungan 5.638, , , , , , , , ,55 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

29 Tabel 6c Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Ribu) Jumlah Pertanian Bukan Pertanian Pedesaan Perkotaan Buruh Pengusaha Rumah tangga Bukan angkatan Rumah tangga Rumah tangga Bukan angkatan Rumah tangga Gol.rendah kerja Gol. Atas Gol.rendah kerja Gol. Atas Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Rumah tangga (jiwa) Upah dan gaji , , , , , , , , ,49 2. Pendapatan kapital 3.450,63 385, , , , , , , ,99 3. Penerimaan transfer dari: - RT 189,76 405,57 109,46 227,93 381,15 45,63 196,14 210,74 40,19 - Perusahaan 188,54 56,05 74,23 86,85 68,22 481,52 248,25 317,24 573,82 - Pemerintah 870, ,15 811, , ,98 210,13 792,76 927,65 164,12 - Luar Negeri 277,90 129,60 265,74 416,95 477,42 145,82 407,31 187,71 84,45 4. Jumlah pendapatan , , , , , , , , ,07 5. Pembayaran pajak langsung 372,27 128,56 186,60 257,63 266,63 857,84 489,17 469,70 920,55 6. Pendapatan RT setelah pajak , , , , , , , , ,53 7. Pembayaran transfer ke: - RT 189,76 28,12 69,57 78,84 19,99 287,36 268,64 80,12 946,69 - Perusahaan 153,88 25,06 130,25 91,53 133,71 384,56 163,19 140,70 349,28 - Luar Negeri 84,43 4,61 44,61 53,74 56,44 145,08 109,31 118,76 282,83 8. Pendapatan Disposabel , , , , , , , , ,73 9. Pengeluaran konsumsi , , , , , , , , , Tabungan 1.424,12 312,67 961,98 705,71 837, , , , ,67 22 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

30 Gambar 1. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga, Juta Rupiah Nasional Buruh Tani Pengusaha Pertanian Rumah tangga Gol. Rendah Bukan Angkatan Kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol. Rendah Bukan Angkatan Kerja Rumah tangga Gol. Atas Pendapatan Disposabel Pengeluaran Konsumsi Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

31 2. Konsumsi Rumah Tangga Gambaran mengenai konsumsi rumah tangga dapat dirinci berdasarkan produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi, baik berupa komoditi domestik maupun impor. Total Konsumsi rumah tangga mencapai Rp ,75 miliar, 89,61 persen digunakan untuk mengkonsumsi barang dan jasa domestik dan 10,39 persen untuk barang dan jasa impor. Konsumsi rumah tangga untuk komoditi domestik, persentase paling besar digunakan untuk mengkonsumsi komoditi hasil industri makanan, minuman dan tembakau (23,14 persen). Sedangkan untuk komoditi impor, yang terbesar adalah industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, dan semen (34,08 persen). Golongan rumah tangga yang paling banyak melakukan konsumsi adalah rumah tangga golongan atas di perkotaan yang mencapai 20,27 persen dari total konsumsi rumah tangga, meskipun jumlah penduduk rumah tangga golongan atas di perkotaan hanya 8,86 persen dari jumlah penduduk Indonesia tahun Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

32 Tabel 7a Pengeluaran Konsumsi Domestik menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) Pertanian Bukan Pertanian Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertanian Tanaman Lainnya , , , , , , , , ,32 Pertanian Tanaman Lainnya , , ,96 664, , ,25 786, , ,80 Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , , , , , , ,55 Kehutanan dan Perburuan , ,43 761,10 243,86 990,06 702,78 433, , ,43 Perikanan , , , , , , , , ,05 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 62 27,05 156,73 191,47 52,77 227,47 261,97 53,78 341, ,96 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , , , , , ,46 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit , , , , , , , , ,91 Industri Kayu & Barang dari Kayu , , ,26 854, , ,11 914, , ,48 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam, dan Industri Lainnya , , , , , , , , ,02 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen , , , , , , , , ,41 Listrik, Gas dan Air Minum , , , , , , , , ,91 Konstruksi 69 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Perdagangan 70 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Restoran , , , , , , , , ,87 Perhotelan ,21 698,32 678,99 244, ,32 744,80 263, , ,89 Angkutan Darat , , , , , , , , ,12 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi , , , , , , , , ,58 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 75 75,70 395,21 406,40 93,48 311,13 520,24 91,48 532, ,50 Bank dan Asuransi , , , , , , , , ,98 Real Estate dan Jasa Perusahaan , , , , , , , , ,85 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya , , , , , , , , ,87 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya , , , , , , , , ,53 Jumlah , , , , , , , , ,48 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

33 Tabel 7b Pengeluaran Konsumsi Impor menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) Pertanian Bukan Pertanian Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertanian Tanaman Lainnya , ,35 724, , ,01 866, , , ,19 Pertanian Tanaman Lainnya 81 15,48 74,58 19,91 33,36 55,56 26,17 41,12 110,01 376,18 Peternakan dan Hasil-hasilnya ,16 618,26 298,15 402,76 546,97 425,60 610, , ,83 Kehutanan dan Perburuan 83 0,93 6,28 2,14 1,24 3,42 2,34 2,33 8,73 27,42 Perikanan 84 12,69 53,76 17,61 24,89 31,56 20,44 30,99 64,19 256,13 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 85 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 86 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , , , , , ,64 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit , , ,01 986, , , , , ,75 Industri Kayu & Barang dari Kayu 89 5,52 72,80 14,86 23,50 41,65 20,20 26,26 114,77 319,55 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam, dan Industri Lainnya , , , , , , , , ,12 Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen , , , , , , , , ,16 Listrik, Gas dan Air Minum 92 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Konstruksi 93 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Perdagangan 94 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Restoran 95 4,65 103,89 13,28 73,11 166,96 37,43 31,16 67,69 498,17 Perhotelan 96 76, ,26 634, , , , , , ,34 Angkutan Darat 97 4,89 41,51 34,59 54,45 68,28 46,33 142,41 262,29 654,76 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi , , , , , , , , ,49 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 99 58,33 474,46 157,48 244,45 407,33 166,94 273,25 725, ,13 Bank dan Asuransi 100 7,19 100,11 66,31 134,09 265,81 99,38 184,76 570, ,61 Real Estate dan Jasa Perusahaan ,14 493,41 110,76 198,45 385,76 153,52 268,49 793, ,53 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya ,02 684,30 488,82 750, ,75 599, , , ,79 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya ,92 649,67 454,02 227,48 795,13 469,00 375, , ,51 Jumlah , , , , , , , , ,27 26 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

34 Tabel 7c Pengeluaran Konsumsi Domestik dan Impor menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Miliar) Pertanian Bukan Pertanian Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertanian Tanaman Lainnya , , , , , , , , ,50 Pertanian Tanaman Lainnya 959, , ,87 698, , ,43 827, , ,98 Peternakan dan Hasil-hasilnya , , , , , , , , ,38 Kehutanan dan Perburuan 342, ,72 763,25 245,10 993,48 705,12 435, , ,85 Perikanan 7.947, , , , , , , , ,18 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 27,05 156,73 191,47 52,77 227,47 261,97 53,78 341, ,96 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau , , , , , , , , ,10 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 5.001, , , , , , , , ,65 Industri Kayu & Barang dari Kayu 1.903, , ,11 878, , ,31 940, , ,04 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari , , , , , , , , ,13 Logam, dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen 9.736, , , , , , , , ,56 Listrik, Gas dan Air Minum 610, , , , , , , , ,91 Konstruksi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Perdagangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Restoran 3.368, , , , , , , , ,04 Perhotelan 235, , , , , , , , ,23 Angkutan Darat 4.772, , , , , , , , ,89 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi 1.001, , , , , , , , ,06 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 134,03 869,68 563,87 337,93 718,46 687,18 364, , ,63 Bank dan Asuransi 345, , , , , , , , ,59 Real Estate dan Jasa Perusahaan 3.610, , , , , , , , ,37 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film , , , , , , , , ,66 dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya 3.971, , , , , , , , ,04 Jumlah , , , , , , , , ,75 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

35 Tabel 7d Pengeluaran Konsumsi Domestik dan Impor per Kapita menurut Golongan Rumah Tangga, 2008 (Rp Ribu) Pertanian Bukan Pertanian Buruh Pengusaha Rumah tangga Gol.rendah Pedesaan Perkotaan Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Rumah tangga Gol.rendah Bukan angkatan kerja Rumah tangga Gol. Atas Jumlah Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Pertanian Tanaman Lainnya 814, , , , , , , , ,01 Pertanian Tanaman Lainnya 32,48 49,17 79,97 60,64 95,18 76,99 66,46 122,01 67,79 Peternakan dan Hasil-hasilnya 387,12 577,87 813,12 742, ,20 983,17 938, ,83 816,15 Kehutanan dan Perburuan 11,58 26,53 20,73 21,29 61,93 18,63 34,96 65,82 28,52 Perikanan 269,16 486,18 717,69 616, ,31 692,44 801, ,03 676,74 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,92 2,45 5,20 4,58 14,18 6,92 4,32 16,88 5,75 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 1.772, , , , , , , , ,30 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 169,38 351,39 513,44 575,31 811,53 532,95 559, ,95 498,69 Industri Kayu & Barang dari Kayu 64,46 109,59 195,48 76,28 332,12 181,52 75,53 425,21 169,56 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari 378,18 980, , , , , , , ,55 Logam, dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen 329,72 810, , , , , , , ,39 Listrik, Gas dan Air Minum 20,67 93,24 131,93 175,53 304,30 209,61 159,18 532,84 170,88 Konstruksi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Perdagangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Restoran 114,07 538,24 654, , , , , , ,76 Perhotelan 7,97 37,40 35,67 148,33 222,25 59,34 202,56 345,80 91,84 Angkutan Darat 161,63 273,02 286,72 391,24 434,23 373,85 336,04 571,26 324,67 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi 33,92 445,03 482,00 495, ,93 664,14 781, ,41 660,20 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan 4,54 13,58 15,31 29,35 44,79 18,15 29,28 62,17 21,59 Bank dan Asuransi 11,70 149,81 181,89 113,02 568,56 257,35 157,03 826,45 242,83 Real Estate dan Jasa Perusahaan 122,28 207,55 433,74 250,86 714,65 700,74 424, ,60 444,84 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 646,06 811, , , , ,17 979, , ,97 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya 134,49 271,11 438,66 325,92 788,15 703,51 488, ,28 520,76 Jumlah 5.486, , , , , , , , ,77 28 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

36 KESENJANGAN PENDAPATAN Masalah kesenjangan pendapatan rumah tangga juga dapat dianalisa dari kerangka SNSE Indonesia Bagian ini bermaksud untuk memperlihatkan kesenjangan pendapatan antar rumah tangga di Indonesia selama periode Dalam kerangka SNSE Indonesia 2008 dengan ukuran matriks 105x105 terdapat delapan golongan rumah tangga yang membagi habis seluruh rumah tangga yang terdapat di Indonesia. Dengan demikian maka analisa pada bagian ini adalah kesenjangan pendapatan di antara kedelapan golongan rumah tangga tersebut. Tabel 8a memperlihatkan jumlah pendapatan disposabel yang diterima oleh masing-masing golongan rumah tangga pada tahun 1985, 1990, 1993, 1995, 2000, 2003, 2005 dan Jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga Indonesia dari tahun 1985 sampai dengan 2008 selalu menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1985 pendapatan disposabel rumah tangga adalah sebesar Rp ,70 miliar, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp ,86 miliar. Pada tahun 1985 sampai dengan 1993 dan 2000, porsi terbesar penerima pendapatan disposabel adalah rumah tangga pengusaha pertanian, sedangkan pada tahun 1995, 2005 dan 2008 penerima pendapatan disposabel terbesar bergeser pada rumah tangga golongan atas di kota. Porsi terendah penerima pendapatan disposabel pada tahun 1985 sampai dengan 1993, 2000, 2005 dan 2008 adalah bukan angkatan kerja di desa, sedangkan pada tahun 1995 penerima pendapatan terendah pada rumah tangga buruh tani. Rata-rata pendapatan disposabel perkapita per tahun masingmasing golongan rumah tangga selama disajikan oleh tabel 8b. Dari tabel tersebut dapat diperlihatkan, antara lain, bahwa: a. Rata-rata pendapatan disposabel perkapita selama periode meningkat dari Rp 413,53 ribu pada tahun 1985 menjadi Rp ,88 ribu pada tahun 2008 (lihat baris total pada tabel 8b); b. Rata-rata pendapatan disposabel perkapita terendah selama tahun-tahun adalah golongan rumah tangga buruh pertanian. Sedangkan rumah tangga dengan rata-rata pendapatan disposabel perkapita tertinggi pada adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

37 Untuk memudahkan melihat kesenjangan pendapatan rumah tangga, maka nilai rata-rata pendapatan disposabel perkapita diubah menjadi bentuk rasio perbandingan yaitu dengan cara membandingkan golongan rumah tangga yang mempunyai pendapatan disposabel perkapita terendah dengan golongan-golongan rumah tangga lainnya sehingga golongan rumah tangga dengan pendapatan perkapita terendah tersebut mempunyai nilai satu. Misalnya pendapatan disposabel perkapita golongan rumah tangga buruh tani pada tahun 1985 (Rp 239,84 ribu) dan pendapatan disposabel perkapita pada golongan rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota (Rp 888,82 ribu) dibuat dalam bentuk rasio perbandingan menjadi 1 : 3,70. Perlakuan yang serupa dilakukan juga terhadap data pendapatan masing-masing golongan rumah tangga untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi mengenai rasio ini disajikan pada tabel 8c. Gambar 2. Kesenjangan Pendapatan antara Golongan Atas dengan Golongan Bawah Juta Rupiah RT Golongan Bawah RT Golongan Atas 30 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

38 Tabel 8a Distribusi Pendapatan Disposabel Dirinci menurut Golongan Rumah Tangga SNSE Indonesia, (Rp Miliar) Rumah tangga Rumah tangga buruh pertanian 2.759, , , , ,15 2. Rumah tangga pengusaha pertanian , , , , ,96 3. Rumah tangga bukan pertanian 6.650, , , , ,03 golongan bawah di desa 4. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Desa 2.408, , , , ,89 5. Rumah tangga bukan pertanian 7.012, , , , ,76 golongan atas di desa 6. Rumah tangga bukan pertanian , , , , ,46 golongan bawah di kota 7. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Kota 3.422, , , , ,57 8. Rumah tangga bukan pertanian , , , , ,03 golongan atas di kota Jumlah , , , , , ,86 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

39 Tabel 8b Rata-rata Pendapatan Disposabel Perkapita Dirinci menurut Golongan Rumah tangga SNSE Indonesia, (Rp Ribu) Rumah tangga Rumah tangga buruh pertanian 239,94 429,97 616, , , ,66 2. Rumah tangga pengusaha pertanian 325,53 651, , , , ,06 3. Rumah tangga bukan pertanian 303,66 622, , , , ,04 golongan bawah di desa 4. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Desa 286,75 918, , , , ,01 5. Rumah tangga bukan pertanian 523,31 979, , , , ,01 golongan atas di desa 6. Rumah tangga bukan pertanian 539,78 793, , , , ,59 golongan bawah di kota 7. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Kota 543,19 936, , , , ,09 8. Rumah tangga bukan pertanian 888, , , , , ,73 golongan atas di kota Jumlah 413,53 842, , , , ,88 32 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

40 Tabel 8c Rasio Pendapatan Disposabel Terendah terhadap Masing-masing Golongan Rumah Tangga, Rumah tangga Rumah tangga buruh pertanian 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2. Rumah tangga pengusaha pertanian 1,36 1,52 1,87 1,47 1,48 1,89 3. Rumah tangga bukan pertanian 1,27 1,45 2,86 1,66 1,88 2,23 golongan bawah di desa 4. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Desa 1,20 2,14 2,79 2,20 2,07 2,51 5. Rumah tangga bukan pertanian 2,18 2,28 5,56 3,38 3,50 4,75 golongan atas di desa 6. Rumah tangga bukan pertanian 2,25 1,85 3,69 2,54 2,40 3,06 golongan bawah di kota 7. Bukan Angkatan Kerja (BAK) di Kota 2,26 2,18 3,37 3,13 3,13 3,13 8. Rumah tangga bukan pertanian 3,70 4,23 8,46 4,55 4,96 6,62 golongan atas di kota Jumlah 1,72 1,96 3,31 2,09 2,15 2,75 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

41 34 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

42 LAMPIRAN Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

43 Lampiran Tabel 1. Konversi Klasifikasi SNSE Indonesia 2008, (13X13), (37X37) dan (105X105) Faktor Produksi Institusi Kode Kode U r a i a n SNSE U r a i a n SNSE U r a i a n 13x13 37x37 Tenaga kerja 1 Faktor Produksi Tenaga kerja Pertanian Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar Tata Usaha, Penjualan, Jasa- Jasa Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji 1 2 Penerima Upah dan Gaji 3 Produksi, Operator Alat Kepemimpinan, Penerima Upah dan Gaji Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi Bukan Penerima Upah dan Gaj 8 Faktor Produksi Angkutan, Manual dan buruh kasar Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Kode SNSE 105x105 Desa 1 Kota 2 Desa 3 Kota 4 Desa 5 Kota 6 Desa 7 Kota 8 Desa 9 Kota 10 Desa 11 Kota 12 Desa 13 Kota 14 Desa 15 Kota 16 Bukan tenaga kerja 2 Bukan tenaga kerja 9 Bukan tenaga kerja 17 Pertanian Buruh 10 Pertanian Buruh 18 Pengusaha Pertanian 11 Pengusaha Pertanian 19 Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang Golongan Rendah 12 keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh 20 Pedesaan Pedesaan Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas 21 Rumah Rumah Rumah tangga 3 Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, tangga Golongan Atas 13 tangga 22 manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan Bukan Pertanian Bukan Pertanian Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang 23 Golongan Rendah 14 keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh Perkotaan Perkotaan Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas 24 Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, Golongan Atas 15 manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan 25 Perusahaan 4 Perusahaan 16 Perusahaan 26 Pemerintah 5 Pemerintah Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan Pemerintah Pertanian Tanaman Pangan Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan Pertanian Tanaman Lainnya perburuan Kehutanan dan Perburuan 31 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Pertambangan, industri pengolahan kecuali Industri Kayu & Barang Dari Kayu makanan, listrik, gas, dan air bersih Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya 38 Sektor Produksi 6 Sektor Produksi Sektor Produksi Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa 21 Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi sosial dan kebudayaan, jasa hiburan 22 Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Institusi Pertanian Bukan Penerima Upah dan Gaj 4 Tenaga kerja Penerima Upah dan Gaji 5 Tata Usaha, Penjualan, Jasa- Jasa Bukan Penerima Upah dan Gaj 6 7 Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Institusi Militer, Profesional dan Teknisi Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji 36 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

44 Lanjutan Lampiran Tabel 1 U r a i a n Kode SNSE 13x13 U r a i a n Kode SNSE 37x37 Margin perdagangan dan Margin perdagangan 52 7 Margin perdagangan dan pengangkutan 23 pengangkutan Margin pengangkutan 53 Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan 24 Pertanian Tanaman Pangan Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan Pertanian Tanaman Lainnya perburuan Kehutanan dan Perburuan 57 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Pertambangan, industri pengolahan kecuali Industri Kayu & Barang Dari Kayu makanan, listrik, gas, dan air bersih Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya 64 Komoditas Domestik 8 Komoditas Domestik Komoditas Domestik Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa 27 Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi sosial dan kebudayaan, jasa hiburan Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Pertanian Tanaman Pangan Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan Pertanian Tanaman Lainnya perburuan Kehutanan dan Perburuan 81 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Pertambangan, industri pengolahan kecuali Industri Kayu & Barang Dari Kayu makanan, listrik, gas, dan air bersih Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya 88 Komoditas Impor 9 Komoditas Impor Komoditas Impor Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa 32 Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi sosial dan kebudayaan, jasa hiburan 33 Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Neraca Kapital 10 Neraca Kapital 34 Neraca Kapital 102 Pajak Tidak Langsung 11 Pajak Tidak Langsung 35 Pajak Tidak Langsung 103 Subsidi 12 Subsidi 36 Subsidi 104 Luar Negeri 13 Luar Negeri 37 Luar Negeri 105 U r a i a n Kode SNSE 105x105 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

45 Lampiran Tabel 2. Klasifikasi SNSE Indonesia 2008 (37X37) U r a i a n Kode Pertanian Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji 1 2 Faktor Produksi Tenaga kerja Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar Tata Usaha, Penjualan, Jasa- Jasa Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji 7 8 Bukan tenaga kerja 9 Pertanian Buruh 10 Pengusaha Pertanian 11 Rumah Golongan Rendah 12 Pedesaan tangga Golongan Atas 13 Bukan Pertanian Golongan Rendah 14 Perkotaan Golongan Atas 15 Perusahaan 16 Pemerintah 17 Sektor Produksi Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan, industri makanan Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan perburuan Pertambangan, industri pengolahan kecuali makanan, listrik, gas, dan air bersih Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa sosial dan kebudayaan, jasa Margin perdagangan dan pengangkutan hib Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan, industri makanan Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan perburuan Komoditas Domestik Pertambangan, industri pengolahan kecuali makanan, listrik, gas, dan air bersih Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa sosial dan kebudayaan, jasa hib Pertanian Tanaman Pangan, peternakan, perikanan, industri makanan Komoditas Impor Neraca Kapital Pajak Tidak Langsung Subsidi Luar Negeri Pertanian Tanaman Lainnya, kehutanan dan perburuan Pertambangan, industri pengolahan kecuali makanan, listrik, gas, dan air bersih Perdagangan, restoran & perhotelan, pengangkutan & komunikasi, jasa perseorangan dan rumah tangga Lembaga keuangan, real estate, pemerintah, jasa sosial dan kebudayaan, jasa hib Institusi 38 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

46 Lampiran Tabel 3. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia, 2008 (37X37, Rp Miliar) , , , , , , ,68 177, ,23 190, , , , , , , , , ,16 140, , , , , , , , , ,19 239, , , , , , , , , ,00 19, , , , , , , , , ,10 224, , , , , , , , , ,25 15, ,03 739, , , ,00 0, ,00 0, ,00 0, ,00 0, ,00 0, ,00 0, , , , , , , , , , , , , ,00 16, , , ,00 384, ,00 224, , , ,00 0, ,00 0, ,00 0, ,46 0, ,03 0, ,17 0, ,99 136,19 Jumlah , , , , , , , , , ,68 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

47 Lampiran Tabel ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,84 0,00 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,22 0,00 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,69 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,85 842, ,66 5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,70 6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,37 422, ,46 7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,70 646, ,65 8 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,15 705, ,99 9 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , , ,64 864, , , , , ,54 0,00 0,00 0, ,56 519,70 780, , , , ,65 0,00 0,00 0, ,53 953, , , , , ,90 0,00 0,00 0, ,50 61,60 141,14 222,39 202, , ,71 0,00 0,00 0, ,99 667, , , , , ,10 0,00 0,00 0, ,20 66,44 80,28 207,33 370, , ,02 0,00 0,00 0, , , , , , , ,45 0,00 0,00 0, , , , , , , ,37 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , , , ,93 0,00 0, , , , , , , , ,35 0,00 49, , , , , , , , ,10 0, , , , , , , , , ,90 0, , , , , , , , , ,70 0, , , , , , , , , ,03 0,00 0, ,97 0,00 546, ,86 56,65 58,98 71,96 118,74 0,00 0,00 565,83 85, , , , , , ,42 0, , , , , , , , , ,90 0, , ,93 96, , , , , , ,51 0, ,61 878,01 72, , , , , , , , ,13 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,47 0,00 0,00 0, , , , , , , ,72 0,00 0,00 0,00 Jumlah , , , , , , , , , ,78 40 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

48 Lampiran Tabel ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,74 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,53 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,32 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,95 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0, ,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0, ,96 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,17 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,35 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,86 0,00 0, ,00 0,00 0, , , ,29 218,90 0, ,06 569, , ,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,87 526,84 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,51 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,89 227,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,38 1,31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,47 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0, , , , , , , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,49 Jumlah , , , , , , , , , ,29 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

49 Lampiran Tabel Jumlah 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,01 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,01 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 386, ,85 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,21 5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 673, ,37 6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,56 7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 646, ,85 8 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,08 9 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , ,00 0,00 0,00 0, ,89 0, , , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 985,25 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,61 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,42 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 40,70 0, , ,74 0,98 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, ,05 0,00 0, , , ,00 0,00 0, ,15 0,00 0, , , ,00 0,00 0, ,48 0,00 0, , , ,00 0,00 0, ,40 0,00 0, , , ,00 0,00 0, ,50 0,00 0, , , ,00 0,00 0, ,78 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 196,58 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, ,84 0, ,50 0, , ,00 0,00 0, ,65 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 233,25 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,58 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , , , , ,94 0,00 0,00 0, ,41 Jumlah , , , , , , ,41 42 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

50 Lampiran Tabel 4. Klasifikasi SNSE Indonesia 2008 (105X105) Faktor Produksi Desa 1 Kota 2 Desa 3 Kota 4 Desa 5 Kota 6 Desa 7 Kota 8 Desa 9 Kota 10 Desa 11 Kota 12 Desa 13 Kota 14 Desa 15 Kota 16 Bukan tenaga kerja 17 Pertanian Buruh Pengusaha Pertanian Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar Rumah tangga Bukan Pertanian Pedesaan Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar Perkotaan Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas Perusahaan 26 Pemerintah Pertanian Tanaman Pangan Sektor Produksi Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya Kehutanan dan Perburuan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Margin perdagangan 52 Margin pengangkutan 53 In s titu s i Tenaga kerja Pertanian Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar Tata Usaha, Penjualan, Jasa-Jasa Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Kepemimpinan, Penerima Upah dan Gaji Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi Bukan Penerima Upah dan Gaji U r a i a n Kode Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

51 Lampiran Tabel 4 U r a i a n Pertanian Tanaman Pangan Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya Kehutanan dan Perburuan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Komoditas Domestik Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Pertanian Tanaman Pangan Peternakan dan Hasil-hasilnya Perikanan Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Pertanian Tanaman Lainnya Kehutanan dan Perburuan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Hasil dari Tanah Liat, Semen Komoditas Impor Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Neraca Kapital Pajak Tidak Langsung Subsidi Luar Negeri Kode Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

52 Lampiran Tabel 5. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia, 2008 (105X105; Rp Miliar) , , , , , ,54 997, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

53 Lampiran Tabel , , , , , , , ,45 46 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

54 Lampiran Tabel , , , , ,09 641, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

55 Lampiran Tabel , , , , , , , , ,92 48 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

56 Lampiran Tabel ,03 20, ,23 190, ,64 837,59 27, ,18 776, ,16 140,87 773,56 492,89 26, , ,66 140,84 611,30 573,84 40, , ,53 98,75 495,23 311,49 26, , ,00 19,56 84,50 52,38 9, , ,07 167,85 977,31 411,62 68, , ,03 56,20 258,68 167,76 19, , ,25 15,99 73,20 55,62 10, ,03 739, , , , , , , , , , , ,48 54 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

57 Lampiran Tabel , , ,96 664, , , , , , ,43 761,10 243, , , , , ,05 156,73 191,47 52, , , , , , , , , , , ,26 854, , , , , , , , , , , , , , , , , ,21 698,32 678,99 244, , , , , , , , , ,70 395,21 406,40 93, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,35 724, , ,48 74,58 19,91 33, ,16 618,26 298,15 402, ,93 6,28 2,14 1, ,69 53,76 17,61 24, , , , , , , ,01 986, ,52 72,80 14,86 23, , , , , , , , , ,65 103,89 13,28 73, , ,26 634, , ,89 41,51 34,59 54, , , , , ,33 474,46 157,48 244, ,19 100,11 66,31 134, ,14 493,41 110,76 198, ,02 684,30 488,82 750, ,92 649,67 454,02 227, , , , , ,99 136, , ,76 649, , , , , , , ,87 50 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

58 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,57 163, , , , , ,71 182, , , , , ,91 196, , , , , ,33 99, ,69 785, , ,14 196,21 26,18 202, , , ,15 849,93 268, , , , ,14 635,63 27, , , , ,28 173,01 34,32 370, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,54 54 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

59 Lampiran Tabel , ,25 786, ,43 49, , , , , , , ,06 702,78 433, ,92-10, , , , , ,47 261,97 53,78 341, , , , , , , , , ,22 251, , ,11 914, ,51 100,43 72, , , , , ,99 527, , , , , , , , , , , ,48 0, , , , , , , ,09 117, ,32 744,80 263, , ,67 10, , , , , ,64 935, , , , , ,15 111, ,13 520,24 91,48 532, ,23 38, , , , , , , , , , , ,94 676, , , , , , , , , , ,48 762, ,01 866, , ,98-323, ,56 26,17 41,12 110, ,97 425,60 610, , ,42 2,34 2,33 8, ,56 20,44 30,99 64, , , , , , , , ,96 46,87 0, ,65 20,20 26,26 114,77 0,33 3, , , , , ,45 1, , , , , , , ,96 37,43 31,16 67,69 729, , , , ,28 171, ,28 46,33 142,41 262,29 17, , , , , , ,33 166,94 273,25 725,88 88, ,81 99,38 184,76 570,96 695, ,76 153,52 268,49 793, ,02 164, ,75 599, , , , ,13 469,00 375, ,54 198,13 10, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,55 52 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

60 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , ,45 785, , , , ,36 415, , , , , ,75 189,61 778, , , , ,08 136,73 312,29 73, , , ,19 79,98 90,12 31, , , , ,56 516,60 373, ,49 406, , , ,98 673,23 763, , , , ,92 171,44 57,23 143,39-961, , ,53 142,81 56,33 82,61-568, , ,38 731,87 42,93 163, ,67 617,13 539, , ,43 182,85 72, ,78 545, , ,81 62,53 223,17 76, ,48 327, ,12 6,80 71,50 94,06-67,02 769, , , , , , , , , ,24-675, ,34 54 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

61 Lampiran Tabel , , ,68 664, , , ,37-137, , ,84 52, ,55 138,18 21,90 129,62 501, , , , ,17-662, ,03 2, ,10 493, , , , , ,76 7,69 120,54 14,38 183,86 33,65 229, ,54 16,33-166,10-99,88 259, ,19 84, , , , , , , ,30 811, , , , , ,53 451,28 46,32 220,26 309,67 57, , ,97 122, ,72 550, , ,96 232, ,85 12,64 36,83 304,30 10,71 649, , ,05 3,29 2,13 2,98 90,90 25,49 223, ,86 320,99 348,34 60, ,68 793, , ,66 173,91 554,05 337, ,52 225, , ,70 27,99 83,91 41,76 92,14 60,05 655, ,16 718,35 496,06 885, ,05 531, , ,11 278,77 348,69 62, ,12 985, , , ,46 520,35 763,71 86, , , , , , , , , , , , , , ,96-135, , , ,99 0,12 0,01 44, , ,60 0,69 0,64 309,15 17,35 4, , ,61 289,95 927, , ,16 381, , ,13-38,15-1,50 0,17 93, ,15-2,20-12,73 0,01 17, ,38-23, , , , ,84-318, ,76-74, , ,64 157,45 493, , ,85 14,49 11,22 0,36 49,61 24,33 96, , , , , , , ,77 54 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

62 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , , , ,78 220, , , , , ,89 423, , ,08 318, , ,00 903, , , , , , , , ,45 33,49 542, ,80 232,20 528, ,84 54,07 953,40 272,94 200, , ,89 164,80 686, ,66 530,97 954, ,08 390, , , , , ,93 214,28 996, ,27 76, , ,71 395, , ,47 354, , , , , , , , ,21 771, Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

63 Lampiran Tabel ,11 113,50 351, , ,67 0,01 351,31 377, , , ,91 651,37 0, , ,13-803,15 49, ,57 112, , , ,80 9, ,06-291, , , ,24 917, , , ,86 727, , ,03 18,07 515, , , ,70 389, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,11 405, ,53 68, , , , , ,77 766, , ,05 48, , ,10 7,72 672,66 430,98 25, , , , , ,76 169, , ,88 934, , ,89 163, , ,97 760, ,26 878,56 6, , , , , , , , , , , , , ,83 622, , ,74 28, , , , ,88 159, , , , ,31 982,82 207, ,29-9,10 0, ,03 504,57 0,57 128, ,88 0, , ,17 154, , , , ,11 0,43 0,69 472, ,65 0,12 223, ,19-606, ,04 334,26 3, , ,18 242, , ,23 485, , , , , , , , ,93 33,99 166,02 119,07 5,45 407, ,25 0,34 30,45 21,01 2,86 68, ,55 48,15 160,73 58,31 2,35 37, , , , ,71 32,42 955, ,65 607, ,46 454,33 0, ,99 111, ,89 138,25 6,98 450, , ,39 860,12 480, , ,32 16,60 104,79 179,85 1, ,05 38,28 318,23 185,80 9,57 146, , , , , , ,91 56 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

64 Lampiran Tabel ,28 216,98 95, , ,30 670,71 383, , ,74 315, , , , , ,76 808,97 175, , , ,31 32, , ,87 202, , , ,59 159, , ,32 918, , , , , , , , , , , , , ,85 189, , , ,81 291, , ,61 992, , , ,77 431, ,47 149,87 92,62 130,64 380,28 77,70 771, , ,54 626, , , , , ,03 81,54 20,24 146,86 82,95 67,14 152, ,03 457,17 252,46 436,15 438,21 344,66 338, , , , , , , , , , ,77-69, Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

65 Lampiran Tabel , ,76 14,94 1,54 6,38-0, , ,28 75,35 164, ,31 67,98 10,78 6, ,54 767,70-58, ,24 65, ,36 0, , , ,37 115, ,46 133,47 298, , ,22 131,95 497,27 403,61 160,17 62, ,58 17,47 2,09 23,92 11,98 38,41 4, ,02 161,65 160, , ,81 919, , , ,00 179, , ,59 815, , ,47 502,15 120, , , , , ,60 49,81 32, , , , , ,63 79,23 114,19 830, ,04 37,26 809, ,26 60,48 13,77 67,46 895,70 5,46 441, ,75 41,61 25, ,94 469,96 230, , ,49 147,20 200, , , , , ,30 9,13 21, , , ,27 150, ,43 779,30 101, , ,77 456, , ,38 723,77 241, , , , , ,78 200,97 241,59 2, ,40 245, , ,89 130,86 16, , , , , ,20 15, ,78 0, ,92 0, ,45 0, ,14 5, ,80 94,53 0, ,04 3,41 0,21 6,82 8,03 14, ,28 0,19 0, , ,56 52,73 52,46 60, ,86 175,52 198, ,02 250,37 30, , ,01 386,41 442, ,39 17,98 25,91 16,54 172,98 163,03 124, ,08 13,72 3,12 1,34 59,18 23,87 67, ,44 5,43 3,37 0,75 8,22 0,03 18, ,98 3,38 4, , ,85 853,52 924, ,53 3,60 8,58 45, ,73 771,14 16, ,30 17,90 2,32 4,67 470,89 505, , ,88 229,80 76, , ,31 607, , ,55 5,59 6,82 0,04 67,72 6,09 106, ,60 4,24 0,54 728,41 146,83 40,94 321, , , , , , , ,98 58 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

66 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,88 452, , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

67 Lampiran Tabel ,38 778, , , ,24 21,15 307, , , , , ,00 538, , , , ,47 279,32 194, , , , , , , , , , , ,03 855, , , , , ,74 177,57 350, , ,25 508, , , , , , ,37 148,07 30, , , , , , , , , , , , , , , ,31 2, , , ,77 8,73 18, , , , , , , , ,91 153,31 97, ,54 22,94 32, ,52 49,41 3, ,39 878,32 776, ,89 64,06 9, ,67 244,37 51, , , , , ,71 36, ,59 156,34 109, , , , , , , , , ,64 60 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

68 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

69 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , ,77 62 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

70 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

71 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , ,53 64 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

72 Lampiran Tabel , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

73 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , ,10 66 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

74 Lampiran Tabel , , ,03 399,49 997,48 117,92 94,23 50, ,05 295,00 33,95 177,22 18,02 13,49 76, Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

75 Lampiran Tabel , , ,32 395,54 42,09 13,81 561, , , ,21 578,27 192, , , , , ,44 756,30 313, ,06 68 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

76 Lampiran Tabel , , ,39 685, , , ,83 270,04 227,32 100, , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

77 Lampiran Tabel , , ,34 266, , , , , , , , , , , , , , , Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

78 Lampiran Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

79 Lampiran Tabel , , , , , , , , , , , , , ,23 72 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

80 Lampiran Tabel Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,86 54 (11.420,14) 900, ,56 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

81 Lampiran Tabel Jumlah , , ,64 56 (8.056,97) 543, , ,34 506, ,69 58 (5.159,59) 3.810, , , , ,01 60 (89,46) 1.188, ,98 61 (28.472,35) , , , , , , , , , , ,34 65 (56.999,02) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,40 974, , , , , , , , ,41-756, ,91-313, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,41 74 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

82 Lampiran Tabel 6 Distribusi Pendapatan tenaga Kerja, 2008 (Rp Miliar) Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasilhasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan , , , , ,93 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan , , , , ,03 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan , , , , ,47 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan , , ,45 785, ,75 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 194, , , ,36 415, , , ,46 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 99,06 780, ,75 189,61 778, , , ,13 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 874,52 313,08 136,73 312,29 73,02 0, , ,49 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 117,87 127,19 79,98 90,12 31,91 0, , ,33 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 152, , ,56 516,60 373, ,49 406, ,34 penerima upah dan gaji Perkotaan 10 70,01 585, ,98 673,23 763, , , ,18 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan ,12 214,92 171,44 57,23 143,39 0,00 961, ,59 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan ,63 93,53 142,81 56,33 82,61 0,00 568, ,78 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan ,23 280,38 731,87 42,93 163, ,67 617,13 539,11 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 73,93 139, ,43 182,85 72, ,78 545, ,82 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan ,13 343,81 62,53 223,17 76,66 0, ,48 327,43 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan ,47 67,12 6,80 71,50 94,06 0,00 67,02 769,07 T o t a l Dibayar , , , , , , , ,03 Tidak Dibayar , , , , ,88 0, , ,70 T o t a l Pedesaan , , , , , , , ,42 Perkotaan , , , , , , , ,31 T o t a l , , , , , , , ,73 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

83 Lanjutan Lampiran Tabel 6 Lapangan Usaha Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen & Logam Dasar Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , ,28 216,98 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,74 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , ,78 220, , ,76 808,97 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , ,89 423, , , ,87 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 537,08 318, , ,00 903, , , ,32 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,99 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 88,45 33,49 542, ,80 232,20 528, , ,85 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan ,84 54,07 953,40 272,94 200, , , ,61 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan ,89 164,80 686, ,66 530,97 954, ,47 149,87 penerima upah dan gaji Perkotaan ,08 390, , , , , , ,54 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 63,93 214,28 996, ,27 76, , ,03 81,54 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan ,71 395, , ,47 354, , ,03 457,17 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan , , , , , , , , , , , , , , , ,53 Tidak Dibayar Perkotaan 9.897, , , , , , , , , , , , , , , ,92 T o t a l , , , , , , , ,45 76 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

84 Lanjutan Lampiran Tabel 6 Lapangan Usaha Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,84 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,17 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,54 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,47 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 95, , ,30 670,71 383, , , , ,46 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 315, , , , , , , , ,62 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 175, , , ,31 32,95 168, , , ,45 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 202, , , ,59 159,96 287, , , ,76 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 918, , , , , , , , ,63 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,76 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , ,81 291,39 650, , , ,17 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , ,77 431, , , , ,39 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 92,62 130,64 380,28 77,70 771,09 493, , , ,94 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,46 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 20,24 146,86 82,95 67,14 152,46 151, ,88 452, ,01 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan ,46 436,15 438,21 344,66 338, , , , ,07 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan 7.445, , , , , , , , , , , , , , , , , ,05 Tidak Dibayar Perkotaan 1.833, , , , , , , , , , , , , , , , , ,69 T o t a l 9.278, , , , , , , , ,74 Total Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

85 Lampiran Tabel 7 Distribusi Ekivalen Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha, 2008 (Ribuan ETK) Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasilhasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan , , ,07 148,27 390,43 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 720,77 262,14 228,97 54,61 221,83 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan , , ,03 220,31 855,93 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan ,82 163,68 177,55 30,43 236,66 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 8,63 62,70 55,97 31,57 10,29 190,62 252,30 592,63 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 3,54 28,84 43,83 5,51 15,90 147,42 72,86 960,58 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 51,90 19,42 4,59 11,76 3,43 0,00 352,92 845,05 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 4,60 5,00 2,33 3,30 1,31 0,00 94,33 541,31 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 4,62 53,78 42,50 15,91 7,82 20,59 2,95 79,64 penerima upah dan gaji Perkotaan 10 1,86 19,54 31,91 17,59 14,88 64,21 6,34 233,00 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 21,30 9,17 4,76 1,80 5,09 0,00 10,50 32,80 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 5,23 3,17 3,67 1,55 2,51 0,00 4,90 41,79 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 3,30 7,04 16,30 0,74 2,68 6,02 3,28 11,85 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 1,66 2,98 17,87 3,09 1,06 30,92 2,42 81,97 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 24,52 10,42 1,71 7,31 2,33 0,00 15,85 8,81 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 6,40 1,57 0,15 1,87 2,62 0,00 0,49 19,93 T o t a l Dibayar 4.282, , ,41 277,30 664,88 459,79 340, ,66 Tidak Dibayar , , ,78 278, ,89 0,00 478, ,70 T o t a l Pedesaan , , ,92 437, ,01 217,24 637, ,78 Perkotaan 2.501,89 486,93 506,27 117,96 496,76 242,55 181, ,57 T o t a l , , ,19 555, ,77 459,79 819, ,36 78 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

86 Lanjutan Lampiran 7 Lapangan Usaha Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen & Logam Dasar Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 546,43 652,23 310,93 324,74 31, ,35 211,69 5,99 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan ,09 591, ,64 684,31 47, ,89 577,45 48,43 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 411,07 929,66 591,62 407,75 8,45 598,85 300,10 51,64 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 332,53 477,56 321,05 113,97 12,38 337,78 737,17 88,59 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 28,98 15,90 44,71 33,37 11,46 30,88 795,79 202,32 penerima upah dan gaji Perkotaan ,76 53,69 332,36 237,32 58,96 234, ,24 809,71 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 5,05 2,16 11,00 17,51 5,93 14, , ,33 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 19,75 2,92 17,65 2,97 4,38 76, , ,99 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 5,16 7,39 10,34 10,68 6,88 17,51 13,13 3,15 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 42,48 14,93 74,79 86,24 33,65 130,41 115,64 30,05 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 3,55 12,95 17,16 15,52 1,71 31,86 55,80 3,10 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 12,55 21,65 82,66 31,59 7,43 101,32 77,01 15,37 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan 2.494, , , , ,77 985, ,66 809,56 190,14 65, , , , , , ,52 Tidak Dibayar Perkotaan 784, , , , , ,15 589, ,40 40,28 164, , , , , , ,14 T o t a l 3.279, , , ,96 230, , , ,66 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

87 Lanjutan Lampiran 7 Lapangan Usaha Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,54 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,32 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,03 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,15 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 3,51 505,73 90,31 39,76 11,09 44,82 129,63 328, ,85 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 10,43 679,93 269,73 103,94 38,88 174,70 568,73 914, ,85 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 8, ,10 663,62 155,63 2,33 9,17 78,21 778, ,58 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 8, ,71 228,10 203,42 9,39 11,59 153,35 951, ,75 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 29,10 77,78 98,85 29,66 111,06 44,04 631,93 390, ,41 penerima upah dan gaji Perkotaan ,04 182,51 548,13 160,83 443,38 303, , , ,69 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 6,96 76,61 65,73 43,32 10,66 19,24 65,83 246, ,98 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 32,14 101,42 66,59 60,34 13,94 182,62 258,17 495, ,95 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 2,56 2,92 6,90 2,01 7,06 6, ,62 43, ,60 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 15,14 21,47 83,88 22,30 70,76 103, ,63 206, ,85 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 0,60 7,12 2,38 2,07 3,48 3,86 85,33 44,65 362,07 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 6,60 17,77 11,74 10,55 7,06 66,15 195,01 218,03 915,51 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan 216,77 51, , , ,81 927,79 358,50 272,44 682,24 145,69 676,84 127, , , , , , ,05 Tidak Dibayar Perkotaan 63,30 228, , , , ,18 475,33 561,38 46,86 583,41 292,63 842,33 835, , , , , ,07 T o t a l 280, , ,97 833,83 729,10 969, , , ,12 Total 80 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

88 Lampiran Tabel 8 Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja per ETK Menurut Lapangan Usaha, 2008 (Rp Ribu) Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasilhasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan , , , , ,09 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan , , , , ,32 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan , , , , ,57 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan , , , , ,64 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , , ,34 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,59 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , ,36 0, , ,53 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , ,75 0, , ,01 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , , , , ,47 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,25 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , ,47 0, , ,85 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , ,81 0, , ,17 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , , , , ,00 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,20 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , ,45 0, , ,12 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , ,69 0, , ,91 T o t a l Dibayar , , , , , , , ,03 Tidak Dibayar , , , , ,22 0, , ,46 T o t a l Pedesaan , , , , , , , ,65 Perkotaan , , , , , , , ,39 T o t a l , , , , , , , ,87 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

89 Lanjutan Lampiran Tabel 8 Lapangan Usaha Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen & Logam Dasar Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , , ,83 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,78 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , , ,66 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,25 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , , , , ,73 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,51 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , , , , ,88 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,81 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , , , , ,82 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,91 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , , , , ,12 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , ,34 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan , , , , , , , , , , , , , , , ,26 Tidak Dibayar Perkotaan , , , , , , , , , , , , , , , ,12 T o t a l , , , , , , , ,95 82 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

90 Lanjutan Lampiran Tabel 8 Lapangan Usaha Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,66 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,64 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,16 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,40 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , , , ,23 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,72 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan , , , , , , , , ,56 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,90 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , , , , , ,71 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,29 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan , , , , , , , , ,04 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,36 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , , , , , ,78 penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,02 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan , , , , , , , , ,47 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan , , , , , , , , ,02 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan , , , , , , , , , , , , , , , , , ,08 Tidak Dibayar Perkotaan , , , , , , , , , , , , , , , , , ,59 T o t a l , , , , , , , , ,88 Total Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

91 Lampiran Tabel 9 Distribusi Tenaga Kerja, 2008 (Ribuan Tenaga Kerja) Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasilhasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan , , ,95 149,76 340,15 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 804,46 253,13 213,76 50,37 197,92 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan , , ,48 229,88 855,30 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan ,00 193,86 176,14 34,44 230,67 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 10,43 65,10 53,65 31,41 9,13 162,01 225,60 489,57 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 4,13 28,81 42,72 4,98 14,30 126,81 62,25 781,63 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 58,28 19,95 5,24 13,08 3,22 0,00 301,31 728,24 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 5,16 5,08 2,57 3,33 1,31 0,00 91,11 495,60 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 5,20 50,06 40,72 14,73 7,49 18,12 2,76 61,74 penerima upah dan gaji Perkotaan 10 2,19 17,32 31,12 16,36 12,12 57,68 5,59 176,27 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 26,75 9,23 4,93 1,95 5,06 0,00 9,98 28,27 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 5,99 3,60 3,97 1,65 2,48 0,00 4,22 40,71 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 3,75 7,93 15,30 0,68 2,50 5,58 2,98 9,39 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 1,86 3,06 18,76 2,77 0,96 27,59 2,22 64,64 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 28,28 12,25 1,49 6,60 2,28 0,00 14,46 7,95 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 7,11 1,80 0,15 1,68 2,68 0,00 0,44 17,27 T o t a l Dibayar 4.779, , ,99 271,06 584,57 397,80 301, ,24 Tidak Dibayar , , ,96 292, ,99 0,00 421, ,04 T o t a l Pedesaan , , ,76 448, ,13 185,71 557, ,16 Perkotaan 2.978,90 506,66 489,19 115,58 462,43 212,09 165, ,12 T o t a l Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

92 Lanjutan Lampiran Tabel 9 Lapangan Usaha Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri Lainnya Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen & Logam Dasar Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 488,80 550,49 278,13 288,55 27, ,77 172,34 4,84 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan ,53 494, ,13 598,17 40, ,87 467,26 38,88 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 387,72 852,48 537,66 376,38 7,53 520,62 260,19 45,34 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 298,31 448,84 281,62 107,54 11,23 283,60 614,78 71,16 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 25,98 13,03 36,40 28,68 10,29 27,04 648,13 162,12 penerima upah dan gaji Perkotaan ,53 44,55 288,47 198,33 51,56 204, ,50 630,68 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 4,74 1,91 9,07 15,46 5,25 12, ,86 832,72 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 17,84 2,54 14,85 2,51 3,82 62, , ,28 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 4,31 6,33 9,36 9,14 5,86 15,04 11,77 2,71 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 36,70 12,63 66,88 69,47 28,86 109,23 96,76 24,49 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 2,97 11,46 15,80 13,60 1,58 27,47 49,76 2,83 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 10,88 17,97 72,51 27,43 6,72 86,46 62,74 13,95 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan 2.175,84 914, , , ,37 886, ,35 731,81 164,98 58, , , , ,04 863, ,55 Tidak Dibayar Perkotaan 722, , , ,47 931, ,45 542, ,45 36,13 142,74 993, , , , , ,43 T o t a l Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

93 Lanjutan Lampiran Tabel 9 Lapangan Usaha Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Tenaga kerja P e r t a n i a n Pedesaan 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,59 penerima upah dan Gaji Perkotaan 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,64 P e r t a n i a n, Pedesaan 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,25 bukan penerima upah dan Gaji Perkotaan 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,11 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 5 2,85 406,53 75,33 33,11 9,44 40,01 113,25 290, ,35 manual, penerima upah dan gaji Perkotaan 6 8,27 514,65 213,18 86,26 31,69 149,97 498,24 787, ,62 Produksi, operator alat angkutan, Pedesaan 7 6,93 921,36 599,84 141,53 1,99 7,65 72,48 648, ,19 manual, bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 8 6, ,27 183,47 183,20 7,80 9,95 152,04 848, ,48 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 9 23,40 64,21 78,06 25,64 97,12 38,40 615,57 307, ,14 penerima upah dan gaji Perkotaan ,36 147,20 439,51 137,66 381,31 251, , , ,70 Tata usaha, penjualan dan jasa-jasa, Pedesaan 11 5,85 60,36 55,62 38,47 10,06 17,65 62,71 219, ,07 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 12 27,60 82,00 61,42 54,59 12,47 159,83 239,53 448, ,70 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 13 2,09 2,37 5,83 1,75 6,47 5, ,37 37, ,72 penerima upah dan gaji Perkotaan 14 12,75 18,21 72,31 19,70 62,55 86, ,89 179, ,53 Profesi, teknisi, manager, militer, Pedesaan 15 0,50 6,17 2,03 2,01 3,29 3,52 81,45 45,35 343,07 bukan penerima upah dan gaji Perkotaan 16 5,43 16,66 9,94 9,18 6,57 59,26 185,04 190,66 812,51 T o t a l T o t a l Dibayar Pedesaan 174,73 41, , ,00 884,22 816,70 304,13 242,51 588,57 128,35 571,71 112, , , , , , ,39 Tidak Dibayar Perkotaan 53,01 186, , ,99 912,32 979,84 428,96 490,59 42,17 502,39 257,87 717,16 793, , , , , ,30 T o t a l 227, , ,54 733,10 630,74 829, , , ,69 Total 86 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

94 DAFTAR PUSTAKA Alarcon, Jorge et al (1990). The Social Accounting Framework for Development. Avebury,Aldershot. Biro Pusat Statistik (berbagai penerbitan). Tabel Input-Output Indonesia 1975, 1980, 1985, 1990, 1995, 2000, 2005 dan Jakarta. (berbagai penerbitan). Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 1975, 1980, 1985, 1990, 1995, 2000 dan Jakarta. Downey, Roger A. (1984). Indonesian Inequality: Integrated National Accounting of Who GetsWhat. Disertasi Ph.D. Cornell University, Ithaca. Hacche, Graham (1979). The Theory of Economic Growth. The MacMillan Press Ltd, London. Heemst, Jan J.P. van (1990). Neraca Nasional: Konsep-Konsep dan Penerapannya denganreferensi Khusus Mengenai Indonesia. Mimeo. Terjemahan oleh Tjahjani Sudirman. Biro Neraca Nasional, Biro Pusat Statistik, Jakarta. Keuning, Steven dan William de Ruijter (1988). Guidelines for the Construction of a Social Accounting Matrix. Review of Income and Wealth, Vol. 34, No.1, Maret Nafziger, E. Wayne (1990). The Economics of Developing Countries. Edisi Kedua. Prentice Hall,Englewood Cliffs, N.J. Nicholson, Walter (1989). Microeconomics Theory: Basic Principles and Extensions. Edisi Keempat. The Dryden Press. Chicago. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia

95 Pyatt, Graham dan Jeffery I. Round (penyunting, 1985). Social Accounting Matrices: A Basis for Planning. The World Bank, Washington, D.C. Pyatt, Graham dan Erik Thorbecke (1976). Planning Techniques for a Better Future. International Labour Office, Geneva. Taylor, Lance (1979). Macromodels for Developing Countries. McGraw- Hill, New York. Thorbecke, Erik (1991). Structural Adjustment and Rationalization of the Public Sector in Indonesia, Makalah disampaikan pada Senior Policy Seminar di Caracas,Venezuela. Thorbecke, Erik et al (1992). Adjustment and Equity in Indonesia. Development Centre of the Organisation for Economic Co- Operation and Development. Paris. Todaro, Michael (1987). Economic Development in the Third World. Longman, London. United Nations (1973). Input-Output Tables & Analysis. Studies in Methods. Series F No.14, Rev.1. New York. 88 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008

96

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menganalisis dampak dari injeksi pengeluaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor komunikasi terhadap perekonomian secara agregat melalui sektor-sektor

Lebih terperinci

VI. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN ANGKA PENGGANDA SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI

VI. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN ANGKA PENGGANDA SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI 157 VI. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN ANGKA PENGGANDA SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI Salah satu kelebihan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) adalah mampu menjelaskan dengan lengkap tiga aktivitas distribusi

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS MULTIPLIER & DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA. Investasi infrastruktur transportasi di Provinsi Jawa Barat diharapkan

BAB VI ANALISIS MULTIPLIER & DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA. Investasi infrastruktur transportasi di Provinsi Jawa Barat diharapkan 138 BAB VI ANALISIS MULTIPLIER & DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA 6.1. Infrastruktur dan Kinerja perekonomian Investasi infrastruktur transportasi di Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK 6.1. Struktur Perekonomian Kabupaten Siak 6.1.1. Struktur PDB dan Jumlah Tenaga Kerja Dengan menggunakan tabel SAM Siak 2003

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

METODE PENELITIAN. menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Menurut Sugiyono (2005:129) pengumpulan data dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS MULTIPLIER SEKTORAL DAN EFEK TOTAL

VII. ANALISIS MULTIPLIER SEKTORAL DAN EFEK TOTAL VII. ANALISIS MULTIPLIER SEKTORAL DAN EFEK TOTAL 7.. Analisis Multiplier Output Dalam melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan output, sektor produksi selalu membutuhkan input, baik input primer

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA

V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA 5.1. Struktur Perkonomian Sektoral Struktur perekonomian merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap struktur Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode yang digunakan pada penelitian ini dan tahapan-tahapan analisis pada penelitian ini. Diawali dengan penjelasan mengenai sumber data yang akan digunakan,

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN INFRASTRUKTUR JALAN, STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT

BAB V GAMBARAN INFRASTRUKTUR JALAN, STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT BAB V GAMBARAN INFRASTRUKTUR JALAN, STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT 5.1. Peran Infrastruktur dalam Perekonomian Investasi infrastruktur transportasi dalam pembangunan ekonomi penting

Lebih terperinci

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

Keterangan * 2011 ** 2012 *** Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. Kebijakan di sektor transportasi jalan dengan investasi atau pengeluaran

IV. METODOLOGI. Kebijakan di sektor transportasi jalan dengan investasi atau pengeluaran IV. METODOLOGI Kebijakan di sektor transportasi jalan dengan investasi atau pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) melalui APBN akan meningkatkan output sektor industri disebabkan adanya efisiensi/

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013*** 8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

VII. PERANAN DAN DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DALAM PEREKONOMIAN

VII. PERANAN DAN DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DALAM PEREKONOMIAN VII. PERANAN DAN DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DALAM PEREKONOMIAN 7.1. Peranan Langsung Sektor Pupuk Terhadap Nilai Tambah Dalam kerangka dasar SNSE 2008, nilai tambah perekonomian dibagi atas tiga bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun Jenis data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun Jenis data 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun 2005. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kota Bontang Tahun 2010 klasifikasi 46 sektor yang diagregasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah 48 V. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN 5.1. Unggulan Kota Tarakan 5.1.1. Struktur Total Output Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

V. MEMBANGUN DATA DASAR

V. MEMBANGUN DATA DASAR V. MEMBANGUN DATA DASAR Sudah dikemukakan sebelumnya, di bagian metodologi bahwa sumber data utama yang digunakan dalam studi ini dalam rangka membangun Model CGE-Investasi Regional (CGE-IR) adalah Tabel

Lebih terperinci

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif. 5. RANGKUMAN HASIL Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirangkum beberapa poin penting sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Deviasi hasil estimasi total output dengan data aktual

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

IX. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN

IX. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN IX. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN Simulasi kebijakan merupakan salah satu cara yang lazim dilakukan untuk mengambil suatu kebijakan umum (public policy). Dalam penelitian ini, dilakukan berberapa skenario

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 09/02/61/Th. XIII, 10 Februari 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2009 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 meningkat 4,76 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN No. 44/08/34/Th. XV, 2 Agustus 2013 Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

ILO/EU Assessing and Addressing the Effects of International Trade on Employment (ETE)"

ILO/EU Assessing and Addressing the Effects of International Trade on Employment (ETE) ILO/EU Assessing and Addressing the Effects of International Trade on Employment (ETE)" Ringkasan Eksekutif Dampak Liberalisasi Perdagangan Bersama ini, kami Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyampaikan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Indikator terjadinya alokasi yang efisien nilai output nasional seberapa efisien sumberdaya

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

NERACA RUMAHTANGGA INDONESIA TAHUN 2011-2013 NOMOR KATALOG : 9506001 ISBN : 978-979-064-733-6 NOMOR PUBLIKASI : 07210.1401 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN NASKAH: : 17.6 x 25 CM : 60 HALAMAN SUB DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN. Sri Hery Susilowati 1

PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN. Sri Hery Susilowati 1 PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN Sri Hery Susilowati 1 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis peran sektor agroindustri dalam perekonomian

Lebih terperinci

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran 2. Pendekatan produksi 3.

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran 2. Pendekatan produksi 3. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran 2. Pendekatan produksi 3. Pendekatan pendapatan Beberapa istilah pendapatan nasional Produk

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL MATERI A Pengertian Pendapatan Nasional B Tujuan dan Manfaat Mempelajari Pendapatan Nasional C Konsep Pendapatan Nasional D Metode Perhitungan Pendapatan Nasional E Pendapatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3 PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL Minggu 3 Pendahuluan Pendapatan nasional adalah total produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara. Istilah yang umum digunakan adalah GDP/GNP atau

Lebih terperinci

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun

Lebih terperinci

VI. ANALISIS DAMPAK INVESTASI, EKSPOR DAN SIMULASI KEBIJAKAN SEKTOR PERTAMBANGAN

VI. ANALISIS DAMPAK INVESTASI, EKSPOR DAN SIMULASI KEBIJAKAN SEKTOR PERTAMBANGAN VI. ANALISIS DAMPAK INVESTASI, EKSPOR DAN SIMULASI KEBIJAKAN SEKTOR PERTAMBANGAN 6.1. Dampak Kenaikan Investasi Sektor Pertambangan di Bagian ini akan menganalisis dampak dari peningkatan investasi pada

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

4. KONSTRUKSI DATA DASAR

4. KONSTRUKSI DATA DASAR 4. KONSTRUKSI DATA DASAR Sumber data utama yang digunakan untuk membangun data dasar (data base) pada model CGE INDOTDL adalah Tabel I-O Indonesia tahun 2008. Model CGE INDOTDL merupakan model CGE yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

Tinjauan Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Pengeluaran

Tinjauan Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Pengeluaran Berdasarkan PDRB Menurut Pengeluaran Nilai konsumsi rumah tangga perkapita Aceh meningkat sebesar 3,17 juta rupiah selama kurun waktu lima tahun, dari 12,87 juta rupiah di tahun 2011 menjadi 16,04 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/11/34/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR Keterkaitan Sektor Hulu dan Sektor Hilir Hasil dari analisis dengan menggunakan PCA menunjukkan sektor-sektor perekonomian pada bagian hulu dan sektor-sektor

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Simulasi Model Pertumbuhan kegiatan kepariwisataan di Indonesia yang dikaitkan dengan adanya liberalisasi perdagangan, dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan model

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/08/61/Th. XIII, 5 Agustus 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2010 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan II-2010 menurun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 28 Perekonomian Indonesia tahun 28 tumbuh 6,6%(yoy), mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun 27 (6,28%). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 i ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai

Lebih terperinci