BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3

Daftar Penentuan Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1.

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank

Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel Kriteria No Kode Nama Bank

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Perbankan Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Risiko Kredit. (23 Mei 2012).

DAFTAR POPULASI BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sesuai pengklasifikasian Indonesia Capital Market Directory (ICMD)

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti kunjungi adalah pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia

ANALISIS PENGARUH RASIO ROA, LDR, NIM DAN NPL TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA PADA PERIODE SEKITAR PENGUMUMAN SUBPRIME MORTGAGE

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel

Universitas Sumatera Utara. Lampiran 1 Data Penelitian Tahun Harga Saham (Z) CAR (X1) NIM (X3) BOPO (X5) LDR (X2) NPL (X4) EFF (X6) CIF (X7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif statistik dengan jenis penelitian adalah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Raya Gajayana

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN DAFTAR INDIKATOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE. No. Pilar Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Bank Umum Nasional Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian in, penulis ingin mengetahui apakah corporate social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengambil keputusan-keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan mulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan penyusunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat explanatory research.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia secara makro dapat menjadi bahan

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dinamakan penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kinerja keuangan bank yang meliputi data Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

I. PENDAHULUAN. saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin:

BAB III METODE PENELITIAN. yang sahamnya terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun bank. (Gooneratne and Hoque, 2012, p.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan pebankan yang diperoleh melalui situs

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan. Ukuran. perusahaan. Corporate. Governance, Ukuran. Leverage,

BAB III METODE PENELITIAN. perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun melalui

LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PERBANKAN SAMPEL. Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode No. Kode Nama Perusahaan Perbankan

Jakarta, 15 Maret Penulis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. publik yang melakukan pengungkapan sosial dalam annual report-nya dan

Data Dewan Komisaris Independen (DKI) Perusahaan Perbankan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu pusat penjualan saham

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian

03 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu pusat penjualan saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. website Bursa Efek Indonesia dan

Siti Ma sumah (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Purwokerto, ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Adiningsih, dkk Satu Dekade Pasca-Krisis Indonesia: Badai Pasti Berlalu?. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

BAB III METODE PENELITIAN. orang lain baik dari kantor-kantor pemerintah, badan usaha atau hasil dari

METODOLOGI PENELITIAN. Indonesiaserta menggunakan metode electronic research dan library. internet ke website Bursa Efek Indonesia (BEI), dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usahanya. Fungsi perbankan dalam sistem perekonomian adalah sebagai lembaga

PERANAN ANALISIS METODE Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Industri Perbankan Tahun Tabel 4.1 Daftar Industri Perbankan yang Termasuk dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi perekonomian dunia mendorong munculnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan perusahaan yang terdaftar di LQ-45 merupakan perusahaanperusahaan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PERSETUJUAN...ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam 7 hari sebelum dan sesudah tanggal 16 Agustus 2007 maka didapatkan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada kisaran tanggal tersebut dan hasil yang didapatkan bahwa seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada event period memenuhi kriteria purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Penelitian No. Nama Perbankan Ticker 1. Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 2. Bank Central Asia Tbk BBCA 3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 5. Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 6. Bank International Indonesia Tbk BNII 7. Bank Niaga Tbk BNGA 8. Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 9. Bank Permata Tbk BNLI 10. Bank Lippo Tbk LPBN 11. Bank Bukopin Tbk BBKP 12. Bank Mega Tbk MEGA 13. Bank NISP Tbk NISP 14. Bank UOB Buana Tbk BBIA 15. Bank Century Tbk BCIC 16. Bank Artha Graha International Tbk INPC 17. Bank Bumiputera Indonesia Tbk BABP 18. Bank Mayapada Tbk MAYA

47 Tabel 4.1 Data Penelitian (lanjutan) 19. Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 20. Bank Victoria International Tbk BVIC 21. Bank Kesawan Tbk BKSW 22. Bank Bumi Arta Tbk BNBA 23. Bank Eksekutif Internasional Tbk BEKS 24. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA 25. Bank Swadesi Tbk BSWD 26. Bank Multicor Tbk MCOR Sumber : Hasil Penelitian 2008 4.2 Analisis Penelitian pengaruh kasus subprime mortgage di US terhadap saham-saham perbankan di Indonesia (BEI) 4.2.1 Actual return Dalam menentukan suatu abnormal return saham diperlukan 2 komponen yaitu actual return dan expected return. Untuk rata-rata actual return dari H ke -7 s/d H ke +7 didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.2 Rata-rata actual return Sebelum Peristiwa Saat Peristiwa Sesudah Peristiwa H Rata-rata actual return H Rata-rata actual return H Rata-rata actual return -7-0.46% 0-6.04% 1 5.09% -6 2.54% 2-1.78% -5 0.77% 3 2.10% -4-1.01% 4 1.74% -3-0.40% 5 0.94% -2-1.33% 6 2.08% -1-3.32% 7-0.12% Sumber : Hasil penelitian 2008

48 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H-0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7-4.00% -6.00% -8.00% Gambar 4.1 Pergerakan rata-rata actual return selama event period Sumber : Hasil penelitian 2008 Dapat dilihat dalam hasil perhitungan rata-rata actual return bahwa pada H ke -7 telah terjadi penurunan sebesar 0.46% namun pada H ke -6 dan H ke -5 rata-rata actual return mengalami peningkatan sebesar 2.54% dan 0.77%. Semakin mendekati pada terjadinya peristiwa subprime mortgage yang dalam tabel diatas di interpretasikan dengan H ke 0 tingkat rata-rata actual return dari mulai H ke -4 hingga H ke 0 mengalami penurunan yang cukup besar terutama pada saat terjadinya peristiwa penurunan rata-rata actual return mencapai hingga 6.04%. Pada H ke +1 rata-rata actual return mulai mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 5.09%. untuk perincian dari perhitungan dapat dilihat dalam Lampiran 2. Dari tabel 4.2 diatas, terdapat rata-rata actual return saham perbankan selama periode kejadian yang bernilai positif dan negatif. Nilai positif mengidentifikasikan adanya peningkatan harga saham pada hari tersebut dari harga saham pada hari sebelumnya, nilai negatif mengidentifikasikan harga

49 saham pada hari tersebut lebih rendah dibandingkan dengan harga saham pada hari sebelumnya. Pada gambar 4.1, memperlihatkan pergerakan rata-rata actual return selama periode kejadian, pada periode H ke -6 hingga H ke -0 menunjukan gejolak yang cukup berarti, kondisi ini diakibatkan oleh investor yang telah menduga akan terjadinya kasus subprime mortgage di US sehingga rata-rata actual return mengalami penurunan, namun pada H ke +1 rata-rata actual return menunjukan peningkatan yang cukup signifikan ini diakibatkan dengan persiapan para investor yang telah menduga kejadian pada H ke 0 sehingga pada H ke +1 investor mengambil posisi untuk membeli. Pada H ke +2 terjadi penurunan grafik ini diakibatkan investor yang melakukan profit taking ini dapat dilihat pada H ke +3 hingga H ke +7 bahwa rata-rata actual return positif. 4.2.2 Expected return (CAPM) Dalam menentukan expected return dalam penelitian ini digunakan analisis CAPM yang rumusnya dijabarkan sebagai berikut : E(r i ) = r f + ß m [E(r m )-r f ] Untuk menentukan tingkat risk free rate (r f ) peneliti menggunakan nilai yield rata-rata Indonesia government securities yield curve (IGSYC)

50 yang memiliki maturity years paling lama dalam hal ini yang gunakan adalah 19 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Lampiran 3, tingkat risk free rate yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tabel 4.3 Risk free rate H Risk Free Rate -7 9.912% -6 10.053% -5 10.060% -4 10.061% -3 10.069% -2 10.059% -1 10.057% 0 10.056% 1 10.080% 2 10.202% 3 10.174% 4 10.476% 5 10.486% 6 10.458% 7 10.407% Sumber : Indonesia stock exchange, 2008 Dalam menghitung expected return yang menggunakan CAPM maka diperlukan juga Nilai Beta (ß m ) dari masing-masing perusahaan perbankan yang diambil dari Bloomberg (Lampiran 4). Adapun nilai dari beta yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Beta No. Nama Perbankan ß m 1 Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.155 2 Bank Central Asia Tbk 0.961 3 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0.999 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.074 5 Bank Danamon Indonesia Tbk 1.108 6 Bank International Indonesia Tbk 0.966 7 Bank Niaga Tbk 1.132 8 Bank Pan Indonesia Tbk 1.225 9 Bank Permata Tbk 0.780 10 Bank Lippo Tbk 0.630

51 Tabel 4.4 Beta (lanjutan) 11 Bank Bukopin Tbk 1.075 12 Bank Mega Tbk 0.524 13 Bank NISP Tbk 0.492 14 Bank UOB Buana Tbk 0.497 15 Bank Century Tbk 0.733 16 Bank Artha Graha International Tbk 0.961 17 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0.575 18 Bank Mayapada Tbk 0.924 19 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.439 20 Bank Victoria International Tbk 0.870 21 Bank Kesawan Tbk 0.388 22 Bank Bumi Arta Tbk 0.708 23 Bank Eksekutif Internasional Tbk 0.556 24 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0.802 25 Bank Swadesi Tbk 0.449 26 Bank Multicor Tbk 0.885 Sumber : Bloomberg, 2008 Untuk menentukan nilai return market maka digunakan IHSG pada event period dan dilakukan perhitungan yang dijelaskan dalam Lampiran 5. Nilai return market yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Return market Hari ke Return market -7-0.69% -6 4.07% -5-0.94% -4-1.52% -3 0.18% -2-1.94% -1-6.44% 0-5.94% 1 6.97% 2-2.38% 3 3.51% 4 2.65% 5 1.20% 6 1.50%

52 Tabel 4.5 Hasil return market (lanjutan) 7-0.72% Sumber : Hasil penelitian 2008 Jika digambarkan dalam suatu grafik untuk menggambarkan return market dapat dilihat dalam gambar dibawah ini : 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7-4.00% -6.00% -8.00% Gambar 4.2 Pergerakan return market selama event period Sumber: Hasil penelitian 2008 Pada gambar 4.2, memperlihatkan pergerakan return market selama periode kejadian, pada periode H ke -6 hingga H ke -0 menunjukan gejolak yang cukup berarti dan nilai return market berada pada nilai negatif yang berarti investor memiliki kecenderungan untuk menjual, namun pada H ke +1 return market menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dan setelah H ke +2 dapat dilihat bahwa return market memiliki nilai positif yang berarti investor memiliki kecenderungan untuk membeli. Pergerakan rata-rata actual return pada gambar 4.2.1, apabila diperhatikan pergerakan rata-rata actual return serupa dengan pergerakan rata-rata return market.

53 Setelah mendapatkan nilai-nilai yang diperlukan untuk mendapatkan nilai Expected return yang pada penelitian ini digunakan rumus CAPM untuk perhitungan dapat dilihat dalam Lampiran 6. Hasil daripada perhitungan tersebut dapat disimpulkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Rata-rata expected return Sebelum Peristiwa Saat Peristiwa Sesudah Peristiwa Hari ke Rata-rata expected return Hari ke Rata-rata expected return Hari ke Rata-rata expected return -7 1.39% 0-2.80% 1 7.58% -6 5.24% 2 0.08% -5 1.22% 3 4.82% -4 0.75% 4 4.18% -3 2.12% 5 3.02% -2 0.41% 6 3.26% -1-3.21% 7 1.46% Sumber : Hasil penelitian 2008 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H-0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7-4.00% Gambar 4.3 Pergerakan rata-rata expected return selama event period Sumber : Hasil penelitian 2008 Dapat dilihat dalam hasil perhitungan rata-rata expected return dalam tabel 4.6 bahwa sebagian besar rata-rata expected return dalam periode

54 peristiwa tetap pada posisi positif, yang berarti bahwa investor memprediksikan return dari saham para investor tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan rata-rata expected return negatif, yang berarti investor memprediksikan return saham mengalami penurunan. Nilai expected return yang memiliki nilai positif yang terbesar adalah pada H ke +1 yaitu sebesar 7.58% sedangkan untuk nilai expected return yang memiliki nilai negatif terbesar adalah pada H ke -1 yaitu sebesar -3,21%. Pada H ke 0 nilai expected return memiliki nilai negatif yaitu sebesar -2.80%. Jika dibandingkan dengan tabel 4.2 actual return pasar maka dapat terlihat bahwa pada H ke -0 rata-rata actual return yang didapatkan lebih kecil daripada expected return yang diharapkan yaitu -6,04% untuk rata-rata actual return dan -2,80% untuk rata-rata expected return. 4.2.3 Abnormal return Untuk mengetahui nilai abnormal return maka dilakukan dengan cara pengurangan antara actual return dan expected return. Hasil daripada abnormal return yang didapatkan berdasarkan data-data diatas dapat dilihat dalam Lampiran 7, sedangkan untuk rata-rata abnormal return atau disebut juga Average Abnormal return (AAR) adalah sebagai berikut :

55 Tabel 4.7 rata-rata abnormal return Sebelum Peristiwa Saat Peristiwa Sesudah Peristiwa Hari ke Rata-rata abnormal return Hari ke Rata-rata abnormal return Hari ke Rata-rata abnormal return -7-1.85% 0-3.24% 1-2.48% -6-2.70% 2-1.87% -5-0.44% 3-2.72% -4-1.76% 4-2.44% -3-2.52% 5-2.08% -2-1.75% 6-1.17% -1-0.12% 7-1.58% Sumber : Hasil penelitian 2008 Rata-rata abnormal return dalam saham-saham perbankan di BEI pada saat berita kasus subprime mortgage (H ke 0) adalah -3.24% yang berarti bahwa terdapat selisih yang cukup besar antara actual return pada H ke 0 dengan expected return H ke 0. Untuk melakukan analisis lebih lanjut dapat dilihat dalam gambar dibawah ini : 0.00% -0.50% H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H-0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7-1.00% -1.50% -2.00% -2.50% -3.00% -3.50% Gambar 4.4 Pergerakan rata-rata abnormal return selama event period Sumber : Hasil penelitian 2008

56 Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa abnormal return saham perbankan di BEI selama periode peristiwa (event period) bernilai negatif, abnormal return yang memiliki nilai negatif mengidentifikasikan bahwa actual return saham tersebut selama event peroid lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi atau expected return yang diprediksikan oleh para investor. Jika dilihat dari nilai abnormal return masing-masing saham pada periode sebelum kejadian yang memiliki abnormal return positif sebanyak 9 saham atau sebesar 35% sedangkan yang memiliki abnormal return negatif sebanyak 17 saham atau sebesar 65%. Pada saat terjadinya kasus subprime mortgage komposisi tersebut berubah menjadi 23% atau sebanyak 6 saham yang memiliki abnormal return positif dan 77% atau sebanyak 20 saham yang memiliki abnormal return negatif. Namun pada periode setelah kejadian, komposisi abnormal return kembali sebagaimana komposisi pada periode sebelum kejadian yaitu sebesar 35% atau sebanyak 9 saham yang memiliki abnormal return positif dan sebesar 65% atau 17 saham yang memiliki abnormal return negatif. 4.2.4 Uji t abnormal return Untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara kasus subprime mortgage di US dengan saham-saham perbankan di BEI maka peneliti akan menggunakan uji statistik t dengan hipotesis sebagai berikut :

57 H 0 = 0 Saham-saham perbankan di BEI tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. H 1 0 Saham-saham perbankan di BEI dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. Berdasarkan hipotesis H 1, hasil penelitian uji t dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 4.8 Perbandingan rata-rata Abnormal return dan Hasil Uji t Hari ke Rata-rata Abnormal Return Thitung TTabel Hasil uji t -7-0.0185-3.206-2.060 Signifikan -6-0.0270-3.793-2.060 Signifikan -5-0.0044-0.309-2.060 Tidak Signifikan -4-0.0176-3.706-2.060 Signifikan -3-0.0252-3.432-2.060 Signifikan -2-0.0175-4.170-2.060 Signifikan -1-0.0012-0.394-2.060 Tidak Signifikan 0-0.0324-2.689-2.060 Signifikan +1-0.0248-1.540-2.060 Tidak Signifikan +2-0.0187-2.809-2.060 Signifikan +3-0.0272-3.547-2.060 Signifikan +4-0.0244-3.352-2.060 Signifikan +5-0.0208-2.552-2.060 Signifikan +6-0.0117-1.476-2.060 Tidak Signifikan +7-0.0158-2.626-2.060 Signifikan Sumber : Hasil penelitian 2008 Dari hasil uji distribusi t dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% dengan degree of freedom n-1 (25), maka didapat t tabel 2.060, jika dilihat

58 dari hasil perhitungan antara t hitung dan t tabel pada sebelum berita kasus subprime mortgage terdapat 2 hari yang tidak signifikan yaitu pada H ke -5 dan H ke -1 dan setelah berita kasus subprime mortgage terdapat 2 hari yang tidak signifikan yaitu H ke +1 dan H ke +6 yang berarti bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak, tetapi untuk hari yang lain seluruhnya signifikan atau H 0. Pada H ke 0 saat berita kasus subprime mortgage dapat dilihat t hitung lebih besar dari t tabel sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa pada saat berita kasus subprime mortgage tersebut ditemukan abnormal return yang signifikan dan untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 8.

59 4.3 Analisis penelitian pengaruh cummulative abnormal return terhadap tingkat rasio perbankan ROA, LDR, NIM dan NPL di Indonesia. 4.3.1 Data Penelitian Regresi Dalam menentukan pengaruh kasus subprime mortgage di US terhadap tingkat rasio ROA, LDR, NIM dan NPL perbankan di Indonesia, peneliti menggunakan data cummulative abnormal return (CAR) masingmasing saham perbankan pada 7 hari sebelum pengumuman dan 7 hari sesudah pengumuman (Lampiran 9). Sedangkan data ROA, LDR, NIM dan NPL yang digunakan adalah data perbankan yang terakhir di audit yaitu pada tanggal 31 Desember 2006 yang diambil dari Info Bank Indonesia. Data penelitian yang digunakan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Data CAR, ROA, LDR, NIM dan NPL No. Nama Perbankan Ticker CAR -7,+7 ROA LDR NIM NPL 1 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0.2404 0.01 0.55 0.04 0.17 2 Bank Central Asia Tbk BBCA -0.0241 0.04 0.40 0.07 0.01 3 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI -0.1258 0.02 0.49 0.05 0.10 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0.1332 0.04 0.73 0.11 0.05 5 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0.1876 0.03 0.76 0.07 0.03 6 Bank International Indonesia Tbk BNII 0.0954 0.01 0.57 0.05 0.05 7 Bank Niaga Tbk BNGA 0.2015 0.02 0.85 0.06 0.03 8 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.3566 0.03 0.80 0.05 0.08 9 Bank Permata Tbk BNLI -0.3160 0.01 0.83 0.06 0.06 10 Bank Lippo Tbk LPBN -0.6325 0.02 0.45 0.07 0.02 11 Bank Bukopin Tbk BBKP 0.0716 0.02 0.59 0.05 0.04 12 Bank Mega Tbk MEGA -0.7240 0.01 0.43 0.03 0.02 13 Bank NISP Tbk NISP -0.8013 0.02 0.82 0.05 0.02 14 Bank UOB Buana Tbk BBIA -0.7639 0.03 0.83 0.08 0.04 15 Bank Century Tbk BCIC -0.5325 0.00 0.21 0.03 0.06 16 Bank Artha Graha International Tbk INPC -0.0551 0.00 0.80 0.04 0.06 17 Bank Bumiputera Indonesia Tbk BABP -0.6463 0.00 0.87 0.06 0.06

60 Tabel 4.9 Data CAR, ROA, LDR, NIM dan NPL (lanjutan) 18 Bank Mayapada Tbk MAYA 0.0124 0.02 0.85 0.06 0.01 19 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP -0.5154 0.01 0.55 0.04 0.03 20 Bank Victoria International Tbk BVIC -0.2668 0.02 0.52 0.03 0.04 21 Bank Kesawan Tbk BKSW -0.8511 0.00 0.70 0.04 0.06 22 Bank Bumi Arta Tbk BNBA -0.3860 0.03 0.46 0.08 0.02 23 Bank Eksekutif Internasional Tbk BEKS -0.6579-0.01 0.75 0.04 0.08 24 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA -0.3093 0.02 0.85 0.10 0.02 25 Bank Swadesi Tbk BSWD -0.8388 0.01 0.55 0.04 0.03 26 Bank Multicor Tbk MCOR -0.3173 0.00 0.52 0.06 0.07 Sumber : Hasil penelitian 2008, Info Bank Dalam penelitian ini akan digunakan uji regresi berganda, sebelumnya untuk mendapatkan suatu model regresi yang baik maka akan dilakukan uji asumsi klasik. 4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Multikolinieritas Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 15 for windows (Lampiran 10) diketahui bahwa nilai hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil uji multikolinieritas Variabel Nilai VIF Eigenvalue Condition Index ROA (X1) 1.839 0.514 2.877 LDR (X2) 1.194 0.159 5.165 NIM (X3) 1.988 0.040 10.268 NPL (X4) 1.158 0.032 11.604 Sumber : Hasil penelitian 2008

61 Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa : 1. Nilai VIF dari masing-masing variabel tidak ada yang mempunyai nilai lebih dari 5, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi permasalahan multikolinieritas. 2. Nilai Eigen dari masing-masing variabel diketahui bahwa tidak ada yang mempunyai nilai mendekati 0, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi permasalahan multikolinieritas. 3. Index dari masing-masing variabel diketahui bahwa tidak ada yang mempunyai nilai lebih dari 15, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi permasalahan multikolinieritas. 4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas Dari gambar 4.5 dibawah ini terlihat tidak adanya pola tertentu dari titik-titik yang dihasilkan melalui SPSS 15.0 for windows (Lampiran 10) baik diatas maupun dibawah titik nol. Hal ini menunjukan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.

62 Scatterplot Dependent Variable: CAR-7+7 Regression Studentized Residual 2 1 0-1 -2 BNII BNGA MAYA BBKP INPC MCOR BCIC SDRA BBNP BNLIBVIC BEKS LPBN BABP BNBA MEGA BSWD BKSW NISP BDMN BBCA BBIA BBNI BBRI PNBN BMRI -3-2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Predicted Value Gambar 4.5 Hasil uji heteroskedastisitas Sumber : Hasil penelitian 2008 4.3.2.3 Uji Otokorelasi Otokorelasi merupakan gejala terjadinya korelasi diantara diantara variabel, uji otokorelasi dilakukan dengan melakukan uji

63 Durbin-Watson. Dengan demikian data yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan telah memenuhi syarat otokorelasi jika nilai Durbin-Watson bernilai antara 1,06 1,76 (tabel Durbin-Watson dengan n=26; 5%; k=4). Berdasarkan hasil uji otokorelasi yang telah dilakukan didapatkan nilai sebesar 1.486, untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 9 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi otokorelasi dalam data penelitian ini. 4.3.2.4 Uji Normalitas Tujuan pengujian ini adalah apakah dalam sebuah model regresi, variabel independent dan dependent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

64 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: CAR-7+7 Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 BKSW NISP BBIA BVIC BBNP MEGA BEKS BBNI BABP LPBN BSWD BNBA SDRA BNLI BBCA BBRI BMRI BNGA BNII BBKP INPC MAYA MCOR BDMN BCIC PNBN 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 Observed Cum Prob 1.0 Gambar 4.6 Uji normalitas Sumber : Hasil penelitian 2008 Dari gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka

65 model regresi yang ada layak digunakan. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 9. 4.3.3 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen. Berdasarkan uji regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 15 (Lampiran 9) maka didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 4.11 Hasil uji linear berganda Variabel Koefisien Beta t hitung Tingkat Keterangan Regresi Signifikansi Konstanta -0.944-3.171 0.005 ROA 19.485 0.663 2.896 0.009 Signifikan LDR 0.340 0.161 0.872 0.393 Tidak Signifikan NIM -2.256-0.120-0.506 0.618 Tidak Signifikan NPL 5.306 0.473 2.607 0.016 Signifikan F hitung = 3.533 Sig. = 0.024 R = 0.634 R 2 = 0.402 Std. Error = 0.3228 Sumber : Hasil penelitian 2008 4.3.3.1 Koefisien Korelasi Berganda Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0.634, hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang kuat antara cummulative abnormal return

66-7,+7 sebagai variabel dependen dan rasio perbankan ROA, LDR, NIM dan NPL sebagai variabel independen. 4.3.3.2 Koefisien Deterninasi Berganda Koefisien determinasi berganda (R2) adalah sebesar 0.432, hal ini berarti bahwa variasi perubahan nilai cummulative abnormal return signifikan dapat dijelaskan oleh rasio perbankan ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan sebesar 40.2% sedangkan sisanya sebesar 59.8% dijelaskan oleh variabel lain. 4.3.3.3 Persamaan Regresi Berdasarkan tabel 4.11, dengan memperhatikan koefisienkoefisien masing-masing variabel maka dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : CAR -7,+7 = -0.944 + 19.845 ROA + 0.340 LDR 2.256 NIM + 5.306 NPL Pada persamaan linier tersebut diketahui bahwa a (intercept) adalah sebesar 0.944, dimana nilai tersebut mempunyai arti bahwa jika rasio perbankan ROA, LDR, NIM dan NPL tidak diberlakukan pada cummulative abnormal return -7,+7 adalah sebesar 0.944.

67 4.3.4 Pengujian Hipotesis 4.3.4.1 Uji F (Uji secara bersama-sama/serempak) Uji F dilakukan untuk menguji H 2 yaitu adanya pengaruh antara ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan terhadap cummulative abnormal return signifikan. Cara yang digunakan adalah dengan melihat level of significant (=0.05). jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H 0 ditolak dan H 2 diterima. Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa tingkat signifikansi F 0.024 (p < 0.05), berarti bahwa rasio perbankan ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan mempunyai pengaruh terhadap cummulative abnormal return signifikan terbukti. Sehingga dalam penelitian ini terbukti kebenarannya bahwa H 0 ditolak dan H 2 diterima. 4.3.4.2 Uji t Uji t dilakukan untuk menguji H 3 sampai dengan H 6 dengan cara yang digunakan adalah level of significant (=0.05), masingmasing variabel independen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H 0 ditolak dan H n diterima.

68 Berdasarkan tabel 4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tingkat signifikan variabel ROA (X 1 ) adalah sebesar 0.009 (p < 0.05), dengan nilai t hitung sebesar 2.896, sedangkan nilai t tabel adalah 2.060 dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung (2.896) > t tabel (2.060), berarti H 0 ditolak sedangkan H 3 diterima yang berarti cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio ROA perbankan di Indonesia. 2. Tingkat signifikan variabel LDR (X 2 ) adalah sebesar 0.393 (p < 0.05), dengan nilai t hitung sebesar 0.872, sedangkan nilai t tabel adalah 2.060 dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung (0.872) < t tabel (2.060), berarti H 0 diterima sedangkan H 4 ditolak yang berarti cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio LDR perbankan di Indonesia. 3. Tingkat signifikan variabel NIM (X 3 ) adalah sebesar 0.618 (p < 0.05), dengan nilai t hitung sebesar -0.506, sedangkan nilai t tabel adalah 2.060 dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung (- 0.506) < t tabel (2.060), berarti H 0 diterima sedangkan H 5 ditolak yang berarti cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio NIM perbankan di Indonesia. 4. Tingkat signifikan variabel NPL (X 4 ) adalah sebesar 0.016 (p < 0.05), dengan nilai t hitung sebesar 2.607, sedangkan nilai t tabel adalah 2.060 dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung (2.607) < t tabel (2.060), berarti H 0 ditolak sedangkan H 6 diterima yang berarti

69 cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio NPL perbankan di Indonesia. 4.4 Ringkasan Hasil Penelitian Dalam penelitian ini hipotesis-hipotesis yang digunakan untuk menjawab dari perumusan masalah diformulasikan sebagai berikut : Null Hypothesis atau H 0 = 0 Saham-saham perbankan di BEI tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. Alternative Hypothesis atau H 1 0 Saham-saham perbankan di BEI dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. Null Hypothesis atau H 0 = 0 Tidak ada pengaruh antara ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan terhadap cummulative abnormal return -7,+7. Alternative Hypothesis atau H 2 0 Ada pengaruh antara ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan terhadap cummulative abnormal return -7,+7.

70 Null Hypothesis atau H 0 = 0 cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio ROA perbankan di Indonesia Alternative Hypothesis atau H 3 0 cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio ROA perbankan di Indonesia Null Hypothesis atau H 0 = 0 cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio LDR perbankan di Indonesia Alternative Hypothesis atau H 4 0 cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio LDR perbankan di Indonesia Null Hypothesis atau H 0 = 0 cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio NIM perbankan di Indonesia Alternative Hypothesis atau H 5 0 cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio NIM perbankan di Indonesia

71 Null Hypothesis atau H 0 = 0 cummulative abnormal return -7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio NPL perbankan di Indonesia Alternative Hypothesis atau H 6 0 cummulative abnormal return -7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio NPL perbankan di Indonesia Hasil dari pada penelitian ini menunjukan hal-hal sebagai berikut : H 1 diterima pada hari ke -7, -6, -4, -3, -2, 0, +2, +3, +4, +5 dan +7 yang berarti bahwa saham-saham perbankan di BEI dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. H 1 ditolak pada hari ke -5, -1, +1 dan +6 yang berarti bahwa saham-saham perbankan di BEI tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kasus subprime mortgage di US. H 2 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh antara ROA, LDR, NIM dan NPL secara simultan terhadap cummulative abnormal return -7,+7. H 3 diterima yang berarti bahwa cummulative abnormal return - 7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio ROA perbankan di Indonesia.

72 H 4 ditolak yang berarti bahwa cummulative abnormal return - 7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio LDR perbankan di Indonesia. H 5 ditolak yang berarti bahwa cummulative abnormal return - 7,+7 tidak dipengaruhi oleh tingkat rasio NIM perbankan di Indonesia. H 6 diterima yang berarti bahwa cummulative abnormal return - 7,+7 dipengaruhi oleh tingkat rasio NPL perbankan di Indonesia.