BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1.

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik yang menggunakan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditentukan. Berdasarkan pemilihan data yang telah dilakukan, didapatkan sampel pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Seleksi Sampel Populasi 38 Kriteria-kriteria sampel : Perusahaan perbankan yang tidak (5) menyediakan laporan keuangan periode Perusahaan perbankan yang tidak (4) memberikan data harga saham periode Total sampel 29 Sumber : Berdasarkan tabel 4.1 didapat sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan perbankan dengan periode selama empat tahun yaitu , sehingga didapatkan data observasi sebanyak 174 observasi (29x6). Dari 174 data observasi terdapat 19 data yang tidak berdistribusi secara normal sehingga jumlah data observasi menjadi 155 data observasi. Berikut daftar perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian : 1

2 2 Tabel 4.2 Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Perusahaan 1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (Bank Agroniaga) Tbk. 2. BABP Bank MNC International (Bank ICB Bumiputera) Tbk. 3. BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 4. BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. 6. BBKP Bank Bukopin Tbk. 7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 8. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 10. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 11. BCIC Bank Mutiara (Bank Century) Tbk. 12. BDMN Bank Danamon Tbk. 13. BEKS Bank Pundi Indonesia (Bank Eksekutif International) Tbk. 14. BKSW Bank QNB Kesawan (Bank Kesawan) Tbk. 15. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 16. BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 17. BNGA Bank CIMB Niaga (Bank Niaga) Tbk. 18. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. 19. BNLI Bank Permata Tbk. 20. BSWD Bank of India Indonesia (Bank Swadesi) Tbk. 21. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 22. BVIC Bank Victoria International Tbk. 23. INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 24. MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 25. MCOR Bank Windu Kentjana International (Bank Multicor) Tbk. 26. MEGA Bank Mega Tbk. 27. NISP Bank OCBC NISP (Bank NISP) Tbk. 28. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 29. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Sumber : Statistik Deskriptif Berdasarkan pemilihan data yang telah dilakukan, didapatkan sampel sebanyak 141 sampel selama periode penelitian tahun Setelah dilakukan analisis diketahui uji deskriptif variabel dengan hasil sebagai berikut :

3 3 Tabel 4.3 Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA ROE LDR CR PHI Valid N (listwise) 155 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Secara keseluruhan rata-rata dari ROA (Return on Assets) pada tahun sebesar 1,8979. Nilai minimum dari ROA (Return on Assets) sebesar yang dimiliki oleh Bank Mutiara Tbk. tahun 2014, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 7,88 yang dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia Tbk. tahun Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1,50128 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean berarti simpangan ROA (Return on Assets) dapat dikatakan tidak terjadi fluktuatif data. b) Secara keseluruhan rata-rata dari ROE (Return on Equity) pada tahun sebesar 10,4521. Nilai minimum dari ROE (Return on Equity) sebesar -167,51 yang dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia Tbk. tahun 2009, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 42,49 dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 22,56223 lebih besar

4 4 dibandingkan dengan nilai mean berarti simpangan ROE (Return on Equity) dapat dikatakan terjadi fluktuatif data. c) Secara keseluruhan rata-rata dari LDR (Loan to Deposits Ratio) pada tahun sebesar 81,3535. Nilai minimum dari LDR (Loan to Deposits Ratio) sebesar 40,22 dimiliki oleh Bank Victoria International Tbk. tahun 2010, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 140,72 dimiliki oleh Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. tahun Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 15,86096 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean berarti simpangan LDR (Loan to Deposits Ratio) dapat dikatakan tidak terjadi fluktuatif data. d) Secara keseluruhan rata-rata dari CR (Cash Ratio) pada tahun sebesar 63,3035. Nilai minimum dari CR (Cash Ratio) sebesar 40,66 dimiliki oleh Bank Victoria International Tbk. tahun 2009, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 92,68 Bank Mandiri Tbk. tahun Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 12,00108 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean berarti simpangan CR (Cash Ratio) dapat dikatakan tidak terjadi fluktuatif data. e) Secara keseluruhan rata-rata dari Pengembalian Hasil Investasi pada tahun sebesar 1561,25. Nilai minimum dari Pengembalian Hasil Investasi sebesar 49 dimiliki oleh Bank Mutiara Tbk. tahun 2009, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 8099 dimiliki oleh Bank Mandiri Tbk. tahun Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1882,168 lebih besar dibandingkan dengan nilai mean berarti simpangan Pengembalian Hasil Investasi dapat dikatakan terjadi fluktuatif data.

5 5 4.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dimana analisis statistik dilakukan dengan melihat nilai Zskewness dan Zkurtosis data berdistribusi normal apabila nilai Zskewness dan Zkurtosis diantara ±1,96. Ghozali (2011:160). Berikut perhitungan uji normalitas : Tabel 4.4 Uji Normalitas Zskewness dan Zkurtosis Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardized Residual Valid N (listwise) 174 Nilai Zskewness = Nilai Zkurtosis Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Zskewness dari Unstandardized Residual sebesar 8,572 dan Zkurtosis sebesar 10,12 berada jauh dari nilai kritisnya sebesar ±1,96. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi tidak normal. Untuk mendapatkan data berdistribusi normal, maka perlu menghilangkan data dengan cara trimming yaitu membuang (memangkas) observasi yang bersifat outlier. Berikut data yang outlier berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan program SPSS 16.

6 6 Tabel 4.5 Data Outlier No. Kode Perusahaan Tahun Case Number Data Outlier 1. BMRI , BBRI , BBCA , BABP , BBCA , BBCA , BNBA , BMRI , BCIC , BBRI , BBCA , BTPN , BCIC , BBRI , BCIC , BEKS , BCIC , SDRA , BEKS ,45287 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016 Setelah membuang data yang outlier sebanyak 19 data sehingga N menjadi 155, berikut hasil uji normalitas : Tabel 4.6 Uji Normalitas Zskewness dan Zkurtosis (Setelah Outlier) Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardized Residual Valid N (listwise) 155

7 7 Nilai Zskewness = Nilai Zkurtosis Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Zskewness dari Unstandardized Residual sebesar -0,107 dan nilai Zkurtosis sebesar -1,86 berada diantara nilai kritisnya sebesar ± 1,96. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. 4.4 Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika Nilai Tolerance 0,10 dan Nilai VIF 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Berikut hasil analisis uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas

8 8 Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel independen kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar semua variabel independen dalam model regresi Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Berikut hasil analisis uji autokorelasi : Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), CR, LDR, ROE, ROA b. Dependent Variable: PHI Autocorelation Negatif No Conclution No Autocorelation No Conclution Auto Corelation Positif 0 1,6848 1,7906 2,067 2,2094 2, Gambar 4.1 Daerah Autokorelation Untuk menguji autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson dengan hasil sebesar 2,067. Dengan jumlah data sebanyak 1455 dan variabel independen sebanyak 4 variabel didapatkan dari nilai dl = 1,6848 dan du = 1,7906. Dari gambar 4.1 di atas

9 9 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson berada pada daerah autokorelasi sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplots. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu diperlukan uji statistika yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas adalah uji glejser. Berikut hasil analisis uji heteroskedastisitas : Gambar 4.2 Hasil Pengujian Scatterplots

10 10 Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Berikut hasil analisis dengan menggunakan uji glejser : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Glejser Berdasarkan hasil output di atas diketahui bahwa sebaran variance semua variabel bersifat homoskedastisitas yang dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji glejser lebih dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari heteroskedastisitas. 4.5 Uji Regresi Linear Berganda Uji regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh profitabilitas dengan variabel ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity)

11 11 serta likuiditas dengan variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) terhadap Pengembalian Hasil Investasi. Berikut hasil dari regresi linear berganda : Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil output di atas dapat diketahui persamaan regresi linear adalah : Y = 3, ,295 (ROA) + 0,025 (ROE) 0,007 (LDR) + 0,028 (CR) Hasil persamaan regresi linear berganda tersebut diinterprestasikan sebagai berikut : 1) Nilai konstanta sebesar 3,387 pada persamaan regresi menunjukkan bahwa nilai variabel ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) dianggap konstan, maka kecenderungan bahwa Pengembalian Hasil Investasi mengalami penurunan sebesar 3,387.

12 12 2) Koefisien regresi ROA (Return on Assets) sebesar 0,295 dan berarah positif, artinya apabila ROA (Return on Assets) mengalami peningkatan satu satuan, maka Pengembalian Hasil Investasi semakin meningkat sebesar 0,295. 3) Koefisien regresi ROE (Return on Equity) sebesar 0,025 dan berarah positif, artinya apabila ROE (Return on Equity) mengalami peningkatan satu satuan, maka Pengembalian Hasil Investasi semakin meningkat sebesar 0,025. 4) Koefisien regresi LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar 0,007 dan berarah negatif, artinya apabila LDR (Loan to Deposit Ratio) mengalami penurunan satu satuan, maka Pengembalian Hasil Investasi semakin menurun sebesar -0,007. 5) Koefisien regresi CR (Cash Ratio) sebesar 0,028 dan berarah positif, artinya apabila CR (Cash Ratio) mengalami peningkatan satu satuan, maka Pengembalian Hasil Investasi semakin meningkat sebesar 0, Pengujian Model Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel suatu uji independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model regresi yaitu model yang digunakan layak atau tidak. Model dikatakan layak apabila nilai signifikasi kurang dari 0,05. Berikut hasil dari uji F :

13 13 Tabel 4.11 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), CR, LDR, ROE, ROA b. Dependent Variable: PHI Dari hasil output di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) secara simultan berpengaruh terhadap Pengembalian Hasil Investasi Pengujian Hipotesis (Uji Signifikan Parameter Individual / Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05. Syarat penerimaan hipotesis dapat dilihat dari nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai koefisien bernilai positif. Berikut hasil pengujian hipotesis :

14 14 Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis (Uji Signifikan Parameter Individual / Uji Statistik t) Berdasarkan hasil output diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pengaruh ROA (Return on Assets) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil output diperoleh nilai koefisien variabel ROA (Return on Assets) sebesar 0,295 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis ROA (Return on Assets) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi diterima. 2) Pengaruh ROE (Return on Equity) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil output diperoleh nilai koefisien variabel ROE (Return on Equity) sebesar 0,025 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis ROE (Return on Equity) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi diterima.

15 15 3) Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil output diperoleh nilai koefisien variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar -0,007 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis LDR (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi diterima. 4) Pengaruh CR (Cash Ratio) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil output diperoleh nilai koefisien variabel CR (Cash Ratio) sebesar 0,028 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis CR (Cash Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi diterima Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) dapat menjelaskan Pengembalian Hasil Investasi. Berikut hasil koefisien determinasi (R 2 ) : Tabel 4.13 Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), CR, LDR, ROE, ROA b. Dependent Variable: PHI

16 16 Dari hasil output diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square (R 2 ) sebesar 0,328 atau 32,8% artinya variabel ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) dapat menjelaskan sebesar 67,2% variasi variabel Pengembalian Hasil Investasi dan sisanya sebesar 41,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. 4.6 Pembahasan Pada penelitian ini dapat ditemukan bukti empiris faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembalian Hasil Investasi yang meliputi ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CR (Cash Ratio) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (pada tahun ). Pada hasil pengujian hipotesis semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi. Untuk variabel ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity) dan CR (Cash Ratio) memiliki pengaruh yang positif sedangkan variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) memiliki pengaruh yang negatif terhadap Pengembalian Hasil Investasi Pengaruh ROA (Return on Assets) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa H 1 diterima, artinya ROA (Return on Assets) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi. ROA (Return on Assets) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktivanya, semakin tinggi rasio ini maka dapat menggambarkan perusahaan beroperasi secara efektif. Karena perusahaan dapat beroperasi dengan baik maka dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk menginvestasikan hartanya pada

17 17 perusahaan tersebut, meningkatnya daya tarik investor akan berdampak pada kenaikan harga saham sehingga dapat meningkatkan Pengembalian Hasil Investasi Perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor dapat menggunakan variabel ROA (Return on Assets) sebagai ukuran dalam memprediksi total Pengembalian Hasil Investasi saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Hasil penelitian dari Ginting (2012) menunjukkan bahwa rasio ROA (Return on Assets) berpengaruh positif terhadap pengembalian hasil investasi Pengaruh ROE (Return on Equity) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa H 2 diterima, artinya ROE (Return on Equity) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi. ROE (Return on Equity) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dari modal sendiri, semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan meningkatnya laba bersih perusahaan maka akan meningkatkan harga saham serta investor dapat memperoleh Pengembalian Hasil Investasi yang besar pula. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor dapat menggunakan variabel ROE (Return on Equity) sebagai ukuran dalam memprediksi total Pengembalian Hasil Investasi saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Syamni dan Khaddafi (2011) menunjukkan bahwa rasio ROE (Return on Equity) berpengaruh positif terhadap pengembalian hasil investasi.

18 Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa H 3 diterima, artinya LDR (Loan to Deposit Ratio) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengembalian Hasil Investasi. LDR (Loan to Deposit Ratio) rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank membayar kembali kewajibannya kepada nasabah yang telah menanamkan modalnya. Semakin tinggi rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) maka semakin rendah kemampuan likuiditas suatu bank. Hal ini dikarenakan bank memiliki kredit yang terlalu banyak sehingga tidak mampu memenuhi permintaan nasabah pada saat pengambilan dana yang mendadak, ini akan menyebabkan bank tersebut dalam kondisi yang bermasalah. Oleh karena itu tidak direspon baik oleh investor dimana permintaan saham akan menurun sehingga harga saham akan jatuh dan perolehan Pengembalian Hasil Investasi menjadi berkurang. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor dapat menggunakan variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) sebagai ukuran dalam memprediksi total Pengembalian Hasil Investasi saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Azhar (2013) dan Devitra (2013) rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap pengembalian hasil investasi Pengaruh CR (Cash Ratio) terhadap Pengembalian Hasil Investasi Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa H 4 diterima, artinya CR (Cash Ratio) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembalian

19 19 Hasil Investasi. CR (Cash Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank membayar simpanan nasabah. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank. Maka dari itu dengan terpenuhinya kewajiban bank membayar simpanan nasabah maka kemampuan likuiditas bank dapat dikatakan baik dan tidak dalam kondisi yang bermasalah sehingga harga saham akan naik dan investor akan tertarik untuk menginvestasikan hartanya pada perusahaan tersebut agar memperoleh Pengembalian Hasil Investasi yang maksimal. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa para investor dapat menggunakan variabel CR (Cash Ratio) sebagai ukuran dalam memprediksi total Pengembalian Hasil Investasi saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Topowijono dan Hanim (2015) Cash Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap pengembalian hasil investasi.