DEFINISI ASIDITAS. Istilah yang mungkin terkait dengan Asiditas : Asam ph Skala Depresi Gertiatrik Minnesota Multiphasic Personality Inventory Log

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( ) RASDY YUDHARMAWAN ( ) SRI MEGAWATI (

LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

8. ASIDI-ALKALINITAS

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

BAB II PEMBAHASAN Manfaat Terhadap Masyarakat

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

LOGO TEORI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

kimia TITRASI ASAM BASA

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

Metodologi Penelitian

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012


TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:


PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

KESEIMBANGAN ASAM BASA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB III METODE PENELITIAN

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

LAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

TITRASI POTENSIOMETRI

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Transkripsi:

Asiditas adalah kapasitas kuantitatif air untuk bereaksi dengan basa kuat sehingga menstabilkan ph hingga mencapai 8,3 atau kemampuan air untuk mengikat OH -. Untuk mencapai ph 8,3 dari ph asal yang rendah. Semua air yang memiliki ph <8,5 mengandung asiditas. Pada dasarnya, asiditas (keasaman) tidak sama dengan ph. Asiditas melibatkan dua komponen, yaitu jumlah asam, baik asam kuat maupun asam lemah (misalnyaasam karbonat dan asam asetat), serta konsentrasi ion hidrogen. Menurut APHA (1976) dalam Effendi (2003), pada dasarnya asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk menetralkan basa sampai ph tertentu, yang dikenal dengan baseneutralizing capacity (BNC); sedangkan Tebbut (1992) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa ph hanya menggambarkan konsentrasi ion hidrogen. Pada kebanyakan air alami, air buangan domestik, dan air buangan industry bersifat buffer karena sistem karbondioksida-bikarbonat. Pada titrasi beberapa asam lemah, dapat diketahui bahwa titik akhir stoikiometri dari asam karbonat tidak dapat dicapai sampai ph sekitar 8,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua air yang memiliki ph < 8,5 mempunyai sifat asiditas. Biasanya titik akhir phenophtaleinpada ph 8,2 sampai 8,4 digunakan sebagai titik referensi. Dari titrasi terhadap asam karbonat dan asam kuat, diketahui bahwa asiditas dari air alami disebabkan oleh CO 2 yang merupakan agen efektif dalam air yang memiliki ph> 3,7 atau disebabkan oleh asam mineral kuat yang merupakan agen efektif dalam air dengan ph < 3,7. Dapat dikatakan bahwa asiditas di dalam air disebabkan oleh CO2 terlarut dalam air, asam-asam mineral (H 2 SO 4, HCl, HNO 3 ), dan garam dari asam kuatdengan basa lemah. DEFINISI ASIDITAS Menurut Buku Kimia air: Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Penyebab dari asiditas umumnya adalah asam-asam lemah seperti, HPO 4 2-, H 2 PO 4 -, CO 2, HCO 3 -, protein dan ion-ion logamyang bersifat asam. Menurut Kamus kesehatan : Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur pada skala yang disebut skala ph.pada skala ini, nilai ph 7 adalah netral, dan nilai Ph kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman. Istilah yang mungkin terkait dengan Asiditas : Asam ph Skala Depresi Gertiatrik Minnesota Multiphasic Personality Inventory Log Menurut buku Laporan Kerja : Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H 2 PO 4 -, CO 2, H 2 S, asam-asam lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe 3+. Asiditas lebih sukar ditentukandaripada alkalinitas, karena dua kontributor utamanya adalah CO 2 dan H 2 S merupakan larutan volatile yang segera hilang dari sample. (Syafila, Mindriany). Untuk asam kuat seperti H 2 SO 4 dan HCl dalam air dikenal dengan

istilah asam mineral bebas (freemineral acid). Acid Mineral Water mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan. Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur pada skala yang disebut skala ph. Pada skala ini, nilai ph 7 adalah netral, dan nilai ph kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman. Asiditas adalah kemampuan/kapasitas air untuk menetralkan ion OH -. Penyebab Asiditas umumnya adalah asam asam lemah, seperti H 2 PO 4 -, HPO 4, CO 2, HCO 3,Protein dan ion-ion logam bersifat asam seperti Fe 3+. Penentuan asiditas lebih sulit dibanding alkalinitas. Hal ini di sebabkan oleh adanya2 (dua) zat utama yang berperan yaitu CO 2 dan H 2 S yang keduanya mudah menguap,mudah hilang dari sampel yang di ukur. Total asiditas di tentukan oleh satuan dengan basa sampai titik akhir Fenolptalin (ph8,2). Maka untuk asam mineral bebas di tentukan oleh satuan basa lemah sampai titikakhir indicator methil jingga pada ph 4,3. Untuk asam kuat seperti H 2 SO 4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah asammineral bebas (free mineral acid). Acid Mineral Water mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan.(manahan,stanley). Asiditas pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH-. Air asam biasanya tidak diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat. Asiditas biasanya merupakan hasil dari adanya asam lemah seperti H 2 PO 4 -, CO 2, H 2 S, protein, asam-asam lemak dan ion-ion logam asam, terutama Fe 3+. Asiditas lebih sukar ditentukandaripada alkalinitas, karena dua kontributor utama, CO 2 dan H 2 S, merupakan larutanvolatil yang segera hilang dari sampel (Mindriany Syafila, 1994) : CO 2 + OH - - HCO 3 H 2 S + OH - HS + H 2 O Istilah asam mineral bebas (free mineral acid ) adalah asam kuat seperti H 2 SO 4 danhcl di dalam air. Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titikakhir phenolphtalein (ph 8,2). Asam mineral bebas ditentukan oleh titrasi dengan basauntuk mencapai titik akhir methyl orange (ph 4,3). Karakter asam dari ion-ion logamasam, dan biasanya beberapa merupakan asam kuat (Mindriany Syafila, 1994). Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan ph air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai ph larutan(anonymous A,2010). Asiditas air adalah kapasitas air untuk menetralkan basa kuat pada suatu ph tertentu. Dengan titrasi mempergunakan larutan-larutan baku NaOH, adanya asam-asam mineral kuat, asam-asam mineral, garam-garam yang bisa dihidrolisa dan totaltotal asiditas bisa diperiksa. Tergantung dari sifat, contoh dan keintensifan analisa,prosedur yang digunakan dan data yang dihasilkan bervariasi dari titrasi langsung yangmenggunakan indikator warna sampai ke pembentukan kurva titrasi potensiometrik. Pemeriksaan rutin air yang tidak berwarna atau agak jernih dapat dilakukan dengantitrasi langsung dengan asiditas fenolftalein atau asiditas jingga-metil. Bila airnya keruhatau berwarna, maka penentuan asiditas bila dikalibrasi dengan ph meter. Untuk asiditas jingga-metil ph titik akhir 3,7 dan untuk asiditas fenolflaten 8,3. Penentuan titik akhir yang paling tepat dilakukan dengan membuat kurva titrasi,dengan mengaplot ph yang dibaca terhadap volume titran yang ditambahkan. Titik belok pada daerah curam penyatakan ph titik akhir. Hasil asiditas dinyatakan dalam mgcaco 3 /liter.

Contoh yang mengandung residual klor bebas atau ion-ion logam yang bisadihidrolisa, membutuhkan penanganan khusus atau perlakuan pendahuluan. Pada percobaan penentuan alkalinitas dan asiditas dapat menggunakan air sampel apapun, seperti air sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Percobaan ini untuk menentukankadar alkalinitas dan asiditas air kran. Sebelum memulai percobaan dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Isikan 100 ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes indicator MO pada labu A dan tiga tetes indicator PP pada labu B. amati perubahan warna pada labu, yaitu pada labu A berwarna kuning dan labu B tidak berwarna. Dengan demikian, makalabu A dikatakan negative dan labu B positif, karena jika air mengandung ion-ion pembentuk asam (CaCO 3 dan CO 2 ), maka ketika ditetesi indicator MO akan berwarna orange, dan ketika ditetesi indicator PP tidak berwarna. Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu metoddetitrasi, karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya. Pada proses titrasi dilakukan dari yang tidak berwarna hingga tepat berubah menjadi pink tipis. Catat volume sebelum titrasi dan catat pula volume akhir titrasi dan catat pula volume akhir titrasi untuk mendapatkan volume titrasi. Percobaan ini dilakukan tiga kaliagar lebih akurat data yang di peroleh. Setelah semua data yang di peroleh, lakukan perhitungan asiditasair dengan rumus (V = volume titrasi, F = faktor koreksi, BE = berat ekuivalen), sehingga di dapat nilai 32,860 ppm sebagai CO 2 pada asiditas PP. Namun, pada asiditas MO bernilai 0 ppm,karena ketika labu A ditetesi indicator MO bernilai negative, maka tidak dilakukan titrasi,sehingga bernilai 0 ppm. Dengan demikian, air tersebut mengandung 32,860 mg setiapliternya sebagai CO 2. Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutanstandar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode seperti ini biasanya dilakukan dilaboratorium. Beberapa jenis titrasi yaitu: 1. titrasi asam basa 2. titrasi redoks 3. titrasi pengendapan Pada percobaan asiditas alkalinitas, jenis titrasi yang digunakan adalah titrasi asambasa.(www.wikipedia.org/titrasi) Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada ph air. Pengawasan kebasahandata dapat dilakukan ketentuan, yaitu: 1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada ph <4,5; 2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada ph antara 4,5 8,3; 3. alkalinitas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada ph 4,5 8,3; 4. alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada ph >8,3; 5. alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada ph lebih besar dari10,5. JENIS ASIDITAS Pada umumnya terdapat beberapa jenis yang menyebabkan keasaman dalam air adalah: 1. Karbon dioksida (CO 2 )

umumnya terdapat dalam air permukaan dimana CO2 d i s e r a p d a r i u d a r a j i k a t e k a n a n C O 2 d a l a m a i r > d a l a m u d a r a. C O 2 j u g a t e r d a p a t d a l a m a i r k a r e n a pr o s e s d e k o m p o s i s i ( o k s i d a s i ) z a t o r g a n i k o l e h m i k r o o r g a n i s m e. U m u m n y a j u g a t e r d a p a t d a l a m a i r y a n g t e l a h t e r c e m a r. 2. A s a m m i n e r a l u m u m n y a t e r d a p a t d a l a m a i r l i m b a h i n d u s t r i p e n g o l a h a n l o g a m a t a u p e m b u a t a n s e n y a w a k i m i a. K a d a n g - k a d a n g j u g a t e r d a p a t dalam air alam. 3. asam humus umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-rumputanatau tumbuhtumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawaasam dan warna Jenis Jenis Asiditas terbagi : 1.Asiditas Total (Asiditas Phenophtalein) Asiditas total merupakan asiditas yang disebabkan adanya CO 2 dan asam mineral. Karbondioksida merupakan komponen normal dalam air alami. Sumber CO 2 dalam air dapat berasal dari adsorbsi atmosfer, proses oksidasi biologi materi organik,aktivitas fotosintesis, dan perkolasi air dalam tanah. Karbondioksida dapat masuk kepermukaan air dengan cara adsorbsi dari atmosfer, tetapi hanya dapat terjadi jikakonsentrasi CO 2 dalam air < kesetimbangan CO 2 di atmosfer. Karbondioksida dapat diproduksi dalam air melalui oksidasi biologi dari materi organik, terutama pada air tercemar. Pada beberapa kasus, jika aktivitas fotosintesis dibatasi, konsentrasi CO 2 didalam air dapat melebihi keseimbangan CO 2 di atmosfer dan CO 2 akan keluar dari air. Air permukaan secara konstan mengadsorpsi atau melepas CO 2 untuk menjaga keseimbangan dengan atmosfer. Air tanah dan air dari lapisan hypolimnion di danau dan reservoir biasanyamengandung CO 2 dalam jumlah yang cukup banyak. Konsentrasi ini dihasilkan darioksidasi materi organik oleh bakteri dimana materi organik ini mengalami kontakdengan air dan pada kondisi ini CO 2 tidak bebas untuk keluar ke atmosfer. CO 2 merupakan produk akhir dari oksidasi bakteri secara anaerobik dan aerobik. Olehkarena itu konsentrasi CO 2 tidak dibatasi oleh jumlah oksigen terlarut. 2.Asiditas Mineral (Asiditas Metil Orange) Asiditas mineral merupakan asiditas yang disebabkan oleh asam mineral. Dapat juga disebut asiditas metil orange karena untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator metil orange untuk mencapai ph 3,7. Asiditas mineral di dalam air dapatberasal dari industri metalurgi, produksi materi organik sintetik, drainase buangantambang, dan hidrolisis garam-garam logam berat Asiditas mineral terdapat di limbah industri, terutama industri metalurgi danproduksi materi organik sintetik. Beberapa air alami juga mengandung asiditas mineral.kebanyakan dari limbah industri mengandung asam organik. Kehadirannya di alamdapat ditentukan dengan titrasi elektrometrik dan gas chromatografi.

KLASIFIKASI ASIDITAS Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu: 1. asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir fenolftalein (ph 8,3) 2. asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapaititik akhir methyl orange (ph 4,5). Asiditas dalam air disebabkan oleh karbon dioksida (CO 2 )asammineral. Adanya asiditas dalam air ditunjukkan oleh ph air tersebut di bawah 8,5. Air dengan ph < 4,5 hanya mengandung asam mineral (kuat). Asiditas oleh CO 2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakanlarutan baku asam. Asam mineral di titrasi sampai ph mencapai kira-kira 4,5.Karena Methyl Orange (MO) / metil jingga biasanya digunakan sebagaiindicator untuk penentuan asiditas oleh asam mineral, maka biasa disebutsebagai asiditas MO. Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai ph 8,3 untuk menentukanasam mineral dan asam lemah (asiditas jumlah). Asiditas jumlah ini seringdisebut sebagai asiditas phenol pthalein. Asiditas melibatkan dua komponenya yaitu: 1. asam kuat Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalamlarutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya) dan jugamerupakan elektrolit kuat. Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuahion negatif tergantung pada asam yang anda pakai. Pada kasus yang umumreaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalansatu arah. Asam 100% terionisasi. Sebagai contoh, ketika hidrogen kloridadilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogenklorida, sangat sedikit sekaliterjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis:pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ionklorida. Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat. 2. asam lemah (asam karbonat, Asam asetat, konsentrasi ion hydrogen) Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalamlarutannya (hanya terionisasi sebagian). asam lemah digolongkan dalamelektrolit lemah, hal ini karena tidak semua zat yang bereaksi terurai menjadiion2nya namun hanya sebagian kecil saja. untuk menunjukkan besarnya zatyang terurai menggunakan derajad dissosiasi. Jika kalian perhatikan reaksi umum dalam asam lemah sama saja dengan reaksiasam kuat, hanya saja reaksi dalam asam lemah berlangsung 2 arah, arah pertama = reaksi dari kiri ke kanan, terjadi peruraian zat asam menjadiion2nya arah kedua = reaksi dari kanan ke kiri, terjadi penggabungan ion2 menjadi zatpenyusunnya

kedua reaksi di atas terjadi terjadi bersamaan hingga konsentrasi zatasam dan hasil peruraiannya tidak berubah2 lagi. yang sering dikenal dengan titik setimbang / eqivalen. Saat terjadinya titik eqivalen inilah besarnya derajaddissosiasi dapat dicari. Reaksi-reaksi yang terjadi pada asiditas : REAKSI ASIDITAS H + + OH- H 2 O CO 2 + OH- HCO3- HCO 3 - + H + H 2 O + CO 2 Pereaksi yang terjadi adalah : Larutan H 2 SO 4 0,1 N Encerkan 0,28 ml H 2 SO 4 pekat ke dalam 1L air. Larutan H 2 SO 4 0,02 N Pipet 200 ml H 2 SO 4 0,1 N ke dalam 1L air. Larutan standar Na 2 CO 3 Timbang 5 mg Na 2 CO 3 masukkan ke dalam 1L air. Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu: 1. asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir fenolftalein 2. asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titikakhir metal orange. ( Syafila, Mindriany) Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutanstandar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode seperti ini biasanya dilakukan dilaboratorium. Beberapa jenis titrasi yaitu : 1. titrasi asam basa 2. titrasi redoks 3. titrasi pengendapan ALAT : Labu Erlenmeyer 250 ml (4 buah) Buret basa (1 buah) Corong (1 buah) Statif (1 buah) Gelas beker 50 ml (1 buah) PERCOBAAN

Pipet tetes ( 2 buah) Buret asam (1 buah) Gelas ukur 100 ml (1 buah) BAHAN : Air kran Aquadest Indicator PP Larutan standar NaOH 0,1 N Indicator MO Lrutan standar HCl 0,1 N PEMERIKSAAN 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Bilas dan cuci alat yang terbuat dari kaca dengan aquadest hingga tiga kali. 3. Takar air kran dengan gelas ukur sebanyak 100 ml. kemudian tuang pada labuerlenmeyer. Ulangi sekali lagi pada labu Erlenmeyer yang lain. 4. Tetesi air pada labu Erlenmeyer yang pertama dengan indicator MO sebanyaktiga tetes, kemudian beri nama labu A. pada labu ke dua tetesi dengan indicator PP sebanyak tiga tetes dan beri nama labu B. 5. Amati abu A, bila terjadi perubahan warna menjadi orange (positif) dilanjutkantitrasi. Bila berwarna kuning tidak dilanjutkan titrasi. 6. Amati labu B, bila tidak terjadi perubahan warna (positif) dilanjutkan titrasi. Bilaberwarna pink tidak dilanjutkan titrasi. 7. Titrasi labu B (karena labu A negative) dengan titran NaOH 0,1 N. catat volumeawal, volume akhir, dan volume titrasi. Ketika berubah menjadi warna pink tipis,ulangi titrasi sebanyak tiga kali. 8. Lakukan perhitungan sesuai dengan data yang diperoleh. 9. Cuci semua alat yang digunakan dan kembalikan pada tempat semula. Pada percobaan di atas adalah percobaan yang sering digunakan dalamlaboratorium klinik, namun tidak menuntut kemungkinan adanya percobaan percobaan yang lain yang dapat dilakukan pula pada percobaan asiditas air lainnya. Seperti pada pecobaan asiditas yang selanjutnya, Pengambilan contoh I : Contoh dikumpulkan dalam gelas borosilikat 500 ml atau 1 liter atau botolpolyetilen. Istilah penuh dengan air dan tutup dengan kuat. Contoh yangdikumpulkan harus dianalisa pada satu hari itu. Simpanlah contoh pada tempatyang dingin, hindari pengocokan dan kontak langsung dengan udara. Peralatan : PH meter magnetic stirrer Peralatan titrasiburet 50 ml, 25 ml, dan 10 ml Hot plate

Bahan : Air destilata bebas CO 2 (didihkan sebelumnya) Larutan KH-ftalat 0,05 N bebas CO 2 Larutan NaOH 0,1 N baku Cara Standarisasinya : Pipet 40 ml larutan KH-ftalat dalam wadah untuk titrasi potensiometri.tempatkan larutan NaOH dalam buret 25 ml dan titrasi berlangsung sampai titikbelok di dekat ph 8,7. Catatlah volume titran. Perhitungan normalitas N = A x B 204,2 x C A = gram KH-ftalat yang digunakan untuk pembuatan larutan 0,05 N B = ml larutan KH-ftalat yang digunakan dalam titrasi C = ml titran NaOH Larutan NaOH 0,02 N baku. Cara standarisasinya sama dengan padastandarisasi NaOH 0,1 N, hanya dengan volume titrat 15 ml. Larutan hydrogenperoksida 30 %. Indikator fenolflatein Indikator jingga-metil Larutan Na-tiosulfat 0,1 N Larutan H 2 SO 4 0,02 Prosedur : 1. Pilihlah ukuran contoh dan normalitas titran a. Contoh yang mempunyai asiditas dibawah 1000 mg CaCO 3 /liter,gunakan 50 ml atau lebih dari contoh dan titrasi dengan NaOH0,02 N. b. Contoh yang mempunyai asiditas di atas 1000 mg CaCO 3 /liter,gunakan 250 ml atau kurang dari contoh dan titrasi dengan NaOH0,1 N. c. Bila sifat dan konsentrasi contoh tidak diketahui, gunakan 100 mlcontoh. Secara kasar titrasi dengan titran NaOH 0,1 N, denganindikator fenolflatein catat volume perkiraan itu. d. Sesuaikan volume contoh atau normalitas titran sehingga bilamenggunakan buret 50 ml, kurang lebih digunakan titran 20 mlatau lebih untuk menetralkan asiditas. e. Ulangi butir c dan d dengan menggunakan indikator jingga-metiluntuk asiditas jingga-metil. 2. Titrasi perubahan warna

a. Aturlah suhu contoh (bila disimpan dalam refrigerator) sesuaidengan suhu kamar. Contoh jangan sekali-kali dikocok atauditekuk. Pipetlah contoh air dengan volume yang cocok (lihat butir 1) ke dalam Erlemeyer 250 ml. b. Bila diperkirakan terdapat klor bebas, tetesakan 1 tetes larutanna-tiosulfat 0,1 N. c. Tambahkan 2 tetes larutan indikator, dan bila volume contohkurang dari 100 ml, encerkan contoh tersebut sampai 100 mldengan air suling. Titrasi dengan larutan NaOH dengankonsentrasi yang cocok (lihat butir 1).Catatan : perubahan warna fenolftalein dari tidak berwarna kewarna pink permanen pertama. Perubahan warna jingga-metil darimerah ke kuning permanen pertama. d. Catatlah volume dan normalitas dari titran NaOH yang digunakandan nyatakan apakah dalam pengukuran asiditas jingga-metil atauasiditas fenolftalein. e. Perhitungan asiditas Asiditas mg CaCO₃/liter = N x C x 50 x 1000 ml contoh dimana: N = normalitas NaOH hasil perhitungan yangdigunakan C = ml NaOH yang digunakan 50 = bobot Ekwivalen CaCO₃ Pengambilan contoh II: Bahan : 1. Sampel air 100 ml ( V1= 50 ml, V2= 50 ml ) 2. Indikator PP 3. Larutan standar NaOH 0,1 Nb) Alat : 1. Pipet 2. Gelas ukur 100 ml 3. 2 Gelas Erlenmeyer 50 ml 4. Buret + Statis 100 m Cara Kerja : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur lalu masukan kedalam labuelemeyer. 3. Kemudian menambahkan 3 tetes indikator PP 0,1%, bila tidak terjadiperubahan warna (positif) dilanjutkan titrasi. Bila berwarna pink tidakdilanjutkan titrasi. 4. Kemudian menitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahanwarna dari tidak berwarna sampai menjadi merah muda atau pink tipis.ulangi titrasi sebanyak tiga kali. 5. Kemudian mencatat jumlah NaOH yang digunakan untuk titrasi. catatvolume awal, volume akhir, dan volume titrasi

6. Lakukan perhitungan sesuai dengan data yang diperoleh 7. Perhitungan : Aciditas = 1000CA V1+V22 t(4,4) 1 Keterangan : CA= jumlah sampel V1 = titrasi I V2 = titrasi II INTERPRETASI HASIL 1. ph sampel air setelah diteteskan indicator PP, yaitu 7,60 2. ph sampel air setelah dititrasi dengan NaOH 0,1 N adalah 8,02 3. Penentuan Aciditas : Diketahui : CA = 100 ml V1 = 0,1 ml V2 = 0,1 ml Penyelesaian : Aciditas = 1000CA V1+V22 t4,4 1 = 1000100 0,1+0,12 4,4 1 = 10 0,1 4,4 1= 4,4 mg CO2 DATA PERCOBAANASIDITAS Ø Percobaan I Standarisasi NaOH f = 0,79 NaOH digunakan (P ml) P ml I : 4,8 ml II : 4,9 ml III : 2,9 ml +12,6 ml Rata-rata : 12,6 m l= 4,2 ml 3ME CaCO 3 = Mr CaCO 3 = 100 ē valensi 2 = 50 Asiditas jumlah :

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO 3 = x 4,2 x 0,1 x 0,79 x 50 = 165,9 mg/1 sebagai CaCO 3 Ø Percobaan II Standarisasi NaOH F = 25ml NaOH= = 1,08 ml NaOH digunakan (P ml) P ml I : 2,6 ml II : 3,5 ml III : 6,8 ml+12,9 ml Rata-rata : 12,9 ml= 4,3 ml3 ME CaCO3= 50 Asiditas jumlah AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO 3 = x 4,3 x 0,1 x 50 x 1,08 = 232,2 mg/l sebagai CaCO3 Ø Percobaan III Standarisasi NaOH ME CaCO 3 = f = = 0,79 = 50 P ml I : 3,8 ml II : 3,5 ml III : 2,0 ml +9,3 ml Rata-rata : 9,3 ml= 3,1 ml3 Asiditas jumlah AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3 = x 3,1 ml x 0,1 N x 0,79 x 50 = 122,45 mg/l sebagai CaCO3 PERHITUNGAN Asiditas Rata-rata AJ rata-rata = AJ I + AJ II + AJ III3= 165,9 + 232,2 + 122,453== 173,5 mg/l sebagai CaCO3 PEMBAHASAN Asiditas

Pada percobaan penentuan alkalinitas dan asiditas dapat menggunakan air sampel apapun, seperti air sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Percobaan ini untukmenentukan kadar alkalinitas dan asiditas air kran. Sebelum memulai percobaandilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Isikan 100 ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes indicator MO pada labu A dan tiga tetes indicator PP pada labu B. amati perubahan warna pada labu,yaitu pada labu A berwarna kuning dan labu B tidak berwarna. Dengan demikian, makalabu A dikatakan negative dan labu B positif, karena jika air mengandung ion-ion pembentuk asam (CaCO 3 dan CO 2 ), maka, maka ketika ditetesi indicator MO akanberwarna orange, dan ketika ditetesi indicator PP tidak berwarna. Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu metoddetitrasi, karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya.pada proses titrasi dilakukan dari yang tidak berwarna hingga tepat berubah menjadipink tipis. Catat volume sebelum titrasi dan catat pula volume akhir titrasi dan catat pulavolume akhir titrasi untuk mendapatkan volume titrasi. Percobaan ini dilakukan tiga kaliagar lebih akurat data yang di peroleh. Setelah semua data yang di peroleh, lakukan perhitungan asiditasair denganrumus (V = volume titrasi, F = faktor koreksi, BE = berat ekuivalen), sehingga di dapatnilai 32,860 ppm sebagai CO 2 pada asiditas PP. Namun, pada asiditas MO bernilai 0ppm, karena ketika labu A ditetesi indicator MO bernilai negative, maka tidak dilakukantitrasi, sehingga bernilai 0 ppm. Dengan demikian, air tersebut mengandung 32,860 mgsetiap liternya sebagai CO 2. Kesimpulan 1. Penyebab asiditas air kran karena CO 2, sebanyak 32,860 mg/l