BAB II PEMBAHASAN Manfaat Terhadap Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBAHASAN Manfaat Terhadap Masyarakat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar dari permukaan bumi kita tertutup oleh air, air yang ada dipermukaan bumi kita ini memiliki kegunaan masing masing. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk budidaya. Untuk melaksanakan fungsinya sebagai konsumsi maupun untuk budidaya, air harus memiliki ataupun memenuhi syarat syarat tertentu yand disebut tingkat kualitas air. Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dan dijaga agar dapat dimanfaatkan dengan baik, oleh kita maupun oleh generasi kita kedepannya. Salah satu parameter menentukan kualitas air adalah alkalinitas dan asiditas. Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai ph larutan, atau dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hydrogen. Berdasarkan pengertian tersebut, penting kiranya kita mengetahui bagaimana kualitas air tersebut, agar kedepannya pengaruh ataupun dampak yang ditimbulkan dapat dimimalisir 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan asiditas dan alkalinitas? 2. Bagaimana cara menguji asiditas dan alkalinitas? 3. Mengapa harus dilakukan pengujian terhadap asiditas dan alkalinitas? 4. Apa dampak dan penyebab dari asiditas dan alkalinitas? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan asiditas dan alkalinitas. 2. Mengetahui cara menguji asiditas dan alkalinitas. 3. Mengetahui manfaat pengujian terhadap asiditas dan alkalinitas. 4. Mengetahui dampak dan penyebab dari asiditas dan alkalinitas. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 1

2 1Sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam analisis parameter kimia anorganik air terlebih khusus dalam hal asiditas dan alkalinitas 2Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama Manfaat Terhadap Masyarakat Sebagai bahan acuan bagi masyarakat, untuk bisa lebih mengetahui salah satu parameter kimia anorganik air yakni berkaitan dengan asiditas dan alkalinitas. BAB II PEMBAHASAN 2.1 DASAR TEORI Asiditas alkalinitas biasa dipakai sebagai metode dalam penelitian air ( salah satu metode ). Asiditas alkalinitas ini merupakan 2

3 kemampuan air dalam mempertahankan kaseimbangan ph air ( buffering capacity ) pada penambahan basa kuat maupun asam kuat. Buffering capacity terjadi karena adanya elektrolit lemah yang ada di dalam air. Sebagian besar elektrolit lemah ini diturunkan dari CO 2 dan membentuk ikatan CaCO 3. Air dapat mengandung asiditas, alkalinitas, maupun keduanya. 2.2 ASIDITAS Pengertian Asiditas Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Pada dasarnya, asiditas (keasaman) tidak sama dengan ph. Asiditas melibatkan dua komponen, yaitu jumlah asam, baik asam kuat maupun asam lemah (misalnya asam karbonat dan asam asetat), serta konsentrasi ion hidrogen. Menurut APHA (1976)dalam Effendi (2003), pada dasarnya asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk menetralkan basa sampai ph tertentu, yang dikenal dengan base neutralizing capacity (BNC); sedangkan Tebbut (1992) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa ph hanya menggambarkan konsentrasi ion hidrogen. Pada kebanyakan air alami, air buangan domestik, dan air buangan industri bersifat buffer karena sistem karbondioksida-bikarbonat Penyebab Asiditas Pada umumnya terdapat beberapa jenis yang menyebabkan keasaman dalam air adalah: 1. Karbon dioksida (CO 2 ), Umumnya terdapat dalam air permukaan dimana CO 2 diserap dari udara jika tekanan CO 2 dalam air > dalam udara. CO 2 juga terdapat dalam air karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar. 2. Asam mineral 3

4 U m u m n y a t e r d a p a t d a l a m a i r l i m b a h i n d u s t r i pengolahan logam atau pembuatan senyawa kimia. Kadang-kadang juga terdapat dalam air alam. 3. Asam humus Umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya Jenis-Jenis Asiditas rumput-rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawa asam dan warna. (Dewi,2007) 1. Asiditas Total (Asiditas Phenophtalein) Asiditas total merupakan asiditas yang disebabkan adanya CO 2 dan asam mineral. Karbondioksida merupakan komponen normal dalam air alami. Sumber CO 2 dalam air dapat berasal dari adsorbsi atmosfer, proses oksidasi biologi materi organik, aktivitas fotosintesis, dan perkolasi air dalam tanah. Karbondioksida dapat masuk ke permukaan air dengan cara adsorbsi dari atmosfer, tetapi hanya dapat terjadi jika konsentrasi CO 2 dalam air < kesetimbangan CO 2 di atmosfer. Karbondioksida dapat diproduksi dalam air melalui oksidasi biologi dari materi organik, terutama pada air tercemar. Pada beberapa kasus, jika aktivitas fotosintesis dibatasi, konsentrasi CO 2 di dalam air dapat melebihi keseimbangan CO 2 di atmosfer dan CO 2 akan keluar dari air. Air permukaan secara konstan mengadsorpsi atau melepas CO 2 untuk menjaga keseimbangan dengan atmosfer. Air tanah dan air dari lapisan hypolimnion di danau dan reservoir biasanya mengandung CO 2 dalam jumlah yang cukup banyak. Konsentrasi ini dihasilkan dari oksidasi materi organik oleh bakteri dimana materi organik ini mengalami kontak dengan air dan pada kondisi ini CO 2 tidak bebas untuk keluar ke atmosfer. CO 2 merupakan produk akhir dari oksidasi bakteri secara anaerobik dan 4

5 aerobik. Oleh karena itu konsentrasi CO 2 tidak dibatasi oleh jumlah oksigen terlarut ( Dewi, 2007 ). 2. Asiditas Mineral (Asiditas Metil Orange) Asiditas mineral merupakan asiditas yang disebabkan oleh asam mineral. Dapat juga disebut asiditas metil orange karena untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator metil orange untuk mencapai ph 3,7. Asiditas mineral di dalam air dapat berasal dari industri metalurgi, produksi materi organik sintetik, drainase buangan tambang, dan hidrolisis garam-garam logam berat. Asiditas mineral terdapat di limbah industri, terutama industri metalurgi dan produksi materi organik sintetik. Beberapa air alami juga mengandung asiditas mineral. Kebanyakan dari limbah industri mengandung asam organik. Kehadirannya di alam dapat ditentukan dengan titrasi elektrometrik dan gas chromatografi ( Dewi, 2007 ) Aplikasi dan Peran Asiditas Penentuan asiditas dalam penerapannya penting untuk beberapa masalah, yaitu : 1. Menentukan metode pengolahan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk suplai air bersih. 2. Mengatasi masalah korosi pada suplai air bawah tanah 3. Penentuan metode pengolahan dengan aerasi atau netralisasi dengan soda atau sodium hidroksida 4. Penentuan ukuran peralatan. Kebutuhan zat kimia, tempat penyimpanan, dan biaya pengolahan 5. Penentuan bahan kimia yang dibutuhkan pada pelunakan dengan soda atau abusoda. Penentuan karbon dioksia sangat penting dalam penyaluran air publik, dan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam 5

6 metode pengolahan dan fasilitas yang dibutuhkan. Karbon dioksida dapat menimbulkan perkaratan atau korosif. Oleh karena itu perlu diketahui serta ditentukan berapa jumlah karbon dioksida yang ada, agar pengolahan bisa disesuaikan dengan metode yang paling cocok. Ukuran peralatan, persyaratan kimia, ruang penyimpanan dan biaya perlakuan semua tergantung pada jumlah karbon dioksida yang ada. Penentuan karbon dioksida merupakan hal yang penting juga dalam memperkirakan kebutuhan kimia untuk pelunakan dengan abu-soda. Limbah industri yang mengandung keasaman mineral harus dinetralisir atau diolah sebelum dibuang ke sungai atau selokan (Sawyer et al,2003) Cara Pengujian Asiditas Penetapan asiditas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Metode titrasi Untuk menimalkan kontak dengan udara, ini adalah metode yang bagus mengumpulkan dan mentitrasi sampel dalam tabung perbandingan warna. Titrasi kemungkinan tidak akan menunjukkan kehilangan karbon dioksida. b. Metode perhitungan dari data ph dan alkalinitas Kemungkinan untuk menghitung jumlah karbon dioksida dalam sampel air dari persamaan ionisasi untuk asam karbonat. Ketika ph kurang dari 8,5, ionisasi primer konstan untuk asam karbonat dapat digunakan jika konsentrasi ion hidrogen dan ion bikarbonat, sehingga nilai K dapat diketahui dengan : K = [ H + ] [ HCO 3 - ] [ H 2 CO 3 ] ( Sawyer et al,2003 ) 6

7 2.3 ALKALINITAS Pengertian Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai ph larutan, atau dikenal dengan sebutan acidneutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hydrogen. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Satuan alkalinitas dinyatakan dengan mg/liter kalsium karbonat (CaCO 3 ) atau mili-ekuivalen/liter (Effendi, 2003) Penyebab Alkalinitas Alkalinitas dalam air disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu algae yang tumbuh subur pada air khususnya air permukaan yang bisa menghilangkan kandungan CO 2 bebas maupun CO 2 terkombinasi sehingga ph airnya dapat mencapai 9 10, air yang berasal dari boiler yang selalu mengandung alkalinitas karbonat dan hidroksida, dan air hasil olahan secara kimia (air yang berasal dari proses pelunakan).selain faktor tersebut 2-, juga disebabkan adanya karbonat (CO 3 ), hidroksida (OH - ), bikarbonat (HCO 3 ),)borat (BO 3 ), fosfat (PO 4 ), silikat (SiO 4 ), sulfide (HS - ), ammonia (NH 3 ), dan senyawa lainnya. Namun pembentuk alkalinitas yang utama adalah bikarbonat, karbonat dan hidroksida. Diantara ketiga ion tersebut, bikarbonat paling banyak terdapat pada perairan alami (Effendi, 2003). Kation utama yang mendominasi perairan tawar adalah kalsium dan magnesium, sedangkan pada perairan laut adalah sodium dan magnesium. Anion utama pada perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat, sedangkan pada perairan laut adalah klorida (Barnes, 1989). Presentase ion-ion utama yang terdapat dalam perairan tawar dan laut ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Ion-ion Utama Presentase (%) 7

8 Air Tawar Air Laut Kation 1. Kalsium (Ca 2+ ) 60,9 3,2 2. Magnesium (Mg 2+ ) 19,0 10,1 3. Sodium/Natrium(Na + ) 16,6 83,7 4. Kalium (K + ) 3,5 3,0 Anion 2-1. Bikarbonat (HCO 3- ) dan Karbonat (CO 3 ) 72,4 0, Sulfat (SO 4 ) 16,1 12,2 3. Klorida (Cl - ) 11,5 87,2 Sumber: Modifikasi Cole, 1983, Peran Alkalinitas Alkalinitas berperan dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Sistem penyangga (buffer) Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tingi berperan sebagai penyangga perairan tehadap perubahan ph yang drastic. Jika basa kuat ditambahkan ke dalam perairan maka basa tersebut akan bereaksi dengan asam karbonat membentuk garam bikarbonat dan akhirnya menjadi karbonat. Jika asam ditambahkan ke dalam perairan maka asam tersebut akan digunakan untuk mengonversi karbonat menjadi bikarbonat dan bikarbonat menjadi asam karbonat. Fenomena inilah yang menjadikan perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi tidak mengalami perubahan ph secara drastic. Jika ion H + meningkat maka ion ini akan bereaksi dengan - HCO 3 membentuk CO 2 dan H 2 O sehingga perubahan ph hanya sedikit. Peningkatan ion OH - hanya menyebabkan sedikit penurunan H +.. Jika ion OH - meningkat, CO 2 bereaksi dengan H 2 O membentuk lebih banyak ion H + sehingga perubahan ph hanya sedikit (Cole, 1983). 2. Koagulasi kimia Bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi air atau air limbah bereaksi dengan air membentuk presipitasi hidroksida yang tidak larut. Ion hydrogen yang dilepaskan bereaksi dengan ion-ion 8

9 penyusun alkalinitas, sehingga alkalinitas berperan sebagai penyangga untuk mengetahui kisaran ph yang optimum bagi penggunaan koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran optimum untuk mengikat ion hydrogen yang dilepaskan pada proses koagulasi (Effendi, 2003). 3. Pelunakan air ( water softening) Alkalinitas adalah parameter kualitas air yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam proses pelunakan (softening) dengan metode presipitasi. Pelunakan air bertujuan untuk menurunkan kesadahan (Effendi, 2003). Alkalinitas juga berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan : 1. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas 2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air Pada saat terjadi pertumbuhan algae secara pesat (blooming), ph perairan dapat mencapai 10. Pada perairan yang banyak mengandung kalsium karbonat, kondisi tersebut akan menyebabkan terjadinya kesetimbangan seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut : Ca(HCO 3 ) 2 CaCO3 + H 2 O +CO 2 Untuk melakukan proses fotosintesis, algae membutuhkan karbondioksida yang merupakan gas yang bersifat asam (acidic gas). Hal ini mengakibatkan kesetimbangan reaksi bergeser ke kanan, diikuti dengan meningkatnya ph karena munculnya ion hidroksida akibat proses hidrolisis bikarbonat dan karbonat, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut 9

10 HCO H 2 O H2 CO 3 + OH - CO H 2 O HCO3 - + OH - Pertumbuhan algae secara pesat dapat mengurangi keberadaan karbondioksida hingga lebih kecil dari konsentrasi kesetimbangan karbondioksida di dalam air dan di udara, sehingga nilai ph meningkat. Kondisi serupa dapat terjadi jika perairan mendapat aerasi secara kontinu sehingga keberadaan karbondioksida digantikan oleh oksigen. Nilai ph perairan yang mendapat aerasi ini dapat mencapai 8-9. Peningkatan nilai ph menyebabkan ion penyusun alkalinitas juga mengalami perubahan. Pada kondisi ini, algae dapat memanfaatkan bikarbonat dan karbonat sebagai sumber karbon, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan berikut: 2HCO 3 - CO3 2- +H 2 O + CO 2 CO H 2 O 2OH - + CO 2 Penggunaan karbondioksida oleh algae mengakibatkan kesetimbangan reaksi diatas bergeser dari bikarbonat ke karbonat dan dari karbonat ke hidroksida. Selama perubahan ini, nilai alkalinitas total tetap. Algae akan terus memanfaatkan karbondioksida hingga batas ph yang tidak memungkinkan lagi bagi algae untuk menggunakan karbondioksida (sekitar 10-11), karena pada nilai ph ini karbondioksida bebas sudah tidak dapat ditemukan. Pada malam hari, algae justru memproduksi karbondioksida pada proses respirasi, karena fotosintesis tidak berlangsung. Karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi ini kembali menurunkan nilai ph air, sehingga perubahan diurnal ph harian adalah suatu fenomena yang biasa terjadi di perairan. Perairan dengan nilai alkalinitas tinggi memiliki sistem 10

11 penyangga yang lebih baik terhadap perubahan ph. Walaupun fotosintesis berlangsung intensif, namun perubahan ph tidak terlalu besar (Effendi, 2003) Dampak Alkalinitas Nilai alkalinitas perairan alami hampir tidak pernah melebihi 500mg/liter CaCO 3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organism akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi. Nilai alkalinitas berkaitan erat dengan korosivitas logam dan dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada manusia, terutama yang berhubungan dengan iritasi pada sistem pencernaan. Air leading memerlukan ion-ion alkalinitas dalam konsentrasi tertentu: kalau kadar alkalinity terlalu tinggi (dibandingkan dengan kadar Ca 2+ dan Mg 2+ yaitu kadar kesadahan) air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa; sebaliknya alkalinity yang rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO 3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa. Jika didihkan dengan waktu yang lama, perairan dengan nilai alkalinitas yang tinggi akan menghasilkan deposit dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara mg/liter CaCO 3. Nilai alkalinitas di perairan berkisar antara 5 hingga ratusan mg/liter CaCO 3. Nilai alkalinitas pada perairan alami adalah 40mg/liter CaCO 3. Perairan dengan nilai alkalinitas >40mg/liter CaCO 3 disebut perairan sadah (hard water), sedangkan perairan dengan nilai alkalinitas < 40 mg/liter disebut perairan lunak (soft water). Untuk kepentingan pengolahan air, sebaiknya nilai alkalinitas tidak terlalu bervariasi. Alkalinitas perairan berkaitan dengan gambaran kandungan karbonat dari batuan dan tanah yang dilewati oleh air serta sedimen dasar 11

12 perairan. Nilai alkalinitas tinggi biasanya juga ditemukan di wilayah kering di mana terjadi evaporasi secara intensif. Perairan dengan nilai alkalinitas tinggi lebih produktif daripada perairan dengan nilai alkalinitas rendah. Tingkat produktivitas perairan ini sebenarnya tidak berkaitan secara langsung denga nilai alkalinitas, tetapi berkaitan dengan keberadaan fosfor dan elemen esensial lain yang kadarnya meningkat dengan meningkatnya nilai alkalinitas (Effendi, 2003). Perubahan ph dan alkalinitas Fluktuasi harian perubahan ph pada nilai alkalinitas yang berbeda ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perubahan ph yang terjadi pada perairan yang memiliki nilai alkalinitas rendah cukup besar, sedangkan perubahan ph yang terjadi pada perairan yang memiliki nilai alkalinitas sedang relatif rendah. Hal ini menunjukkan bahwa alkalinitas yang lebih tinggi memiliki sistem penyangga yang lebih baik. 12

13 Gambar diatas menunjukkan perubahan ph harian pada kolam dengan nilai alkalinitas yang berbeda (Boyd, 1988) Tabel Kualitas Air Berdasarkan Alkalinitas (Swingle, 1968) Alkalinitas (mg/l) Kondisi Perairan 0 10 Tidak dapat dimanfaatkan Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO 2 rendah, ph bervariasi, dan perairan kurang produktif Alkalinitas sedang, ph bervariasi, CO 2 sedang, produktivitas sedang >500 Stabil, produktivitas rendah, ikan terancam Cara Pengujian Alkalinitas Metode yang dipakai pada penetapan alkalinitas dilakukan dengan cara : a. Metode titrasi, yaitu alkalinitas yang ada di dalam air di netralisasi dengan asam HCl menggunakan indikator phenolphtalein dan metil orange. b. Perhitungan data ph dan alkalinitas Penentuan kandungan penyebab asiditas : Bila : p = m : terdapat CO 2 p > m : terdapat H + dan CO p < m : terdapat CO 3 dan HCO 3 Keterangan : p = phenolphtalein m = metil orange Penentuan kandungan penyebab alkalinitas : - Bila : p = m : terdapat CO 3 - p > m : terdapat CO 3 dan OH p < m : terdapat CO 3 dan HCO 3 13

14 Contoh perhitungan penentuan alkalinitas total dan kadar ion penyusun alkalinitas (Peavy et al., 1985) adalah sebagai berikut: 1. Sebanyak 200 ml air sampel memiliki ph awal 10. Sejumlah 30 ml 0,02 N H 2 SO 4 (titran) dibutuhkan untuk menitrasi larutan tersebut hingga mencapai ph 4,5. Tentukan nilai alkalinitas total! Penyelesaian: Setiap ml titran akan menetralisasi 1 mg alkalinitas, maka alkalinitas total adalah: 30mg 200 ml x ml 1liter = 150mg/liter Contoh Laporan Praktikum Teknik Lingkungan Tahun 2008 Penentuan Kadar Alkalinitas dan Asiditas ALAT DAN BAHAN ALAT Labu erlenmeyer Buret dan statip Pipet tetes BAHAN Sampel air Indikator phenolphtalein 0.035% Larutan HCl 0.1 N Indikator metil orange 0.1% Larutan NaOH 0.1 N CARA KERJA 1. Memasukkan 10 ml sampel air ke dalam labu Erlenmeyer 2. Menambahkan 4 tetes indicator fenolftalein 0,035% 3. Mengamati perubahan warna, bila : 14

15 a. Jika tidak terjadi perubahan warna merah muda, lakukan cara kerja untuk asiditas b. Jika cairan berwarna merah m\uda lakukan cara kerja untuk alkalinitas ASIDITAS Larutan tadi dititrasi dengan larutan NaOH 0.1N sampai cairan berwarna merah muda Di catat banyaknya volume NaOH yang di gunakan untuk menitrasi NaOH (p ml) Ditambahkan 2-5 tetes indikator metilorange 0.1% Dititrasi dengan larutan HCl 0.1N sampai terbentuk warna orange Dicatat volume HCl yang dipakai untuk titrasi (m ml) ALKALINITAS Larutan tadi dititrasi dengan larutan HCl 0.1N sampai cairan berubah warna menjadi tidak berwarna ( jernih/bening) Dicatat banyaknya larutan HCl 0.1N yang digunakan untuk titrasi (p ml) Ditambahkan 3-5 tetes indikator metil orange 0.1% dan lakukan titrasi dengan larutan HCl 0.1N sampai berubah warna menjadi orange Dicatat banyaknya volume larutan HCl 0.1N yang digunakan (m ml) HASIL PENGAMATAN Sampel air yang dianalisa + indicator fenolftalein berubah warna dari tidak berwarna menjadi pink sehingga dilakukan cara kerja untuk alkalinitas. Volume NaOH (p ml) = 5mL ; Volume HCl (m ml) = 2,8 ml Perhitungan Alkalinitas p>m, maka dalam air terdapat OH - dan CO 3 2-, cara penghitungan kadarnya: OH = x (p-m)ml x N HCl x 17 =. mg/l 15

16 CO 3 2- = x m ml x N HCl x 60 2 =... mg/l Melalui praktikum didapatkan hasil: OH = x (5-2,8)mL x 0,1 x 17 = 74,8 mg/l CO 3 2- = x 2,8 ml x 0,1 HCl x 60 2 = 168 mg/l Manfaat Pengujian Alkalinitas Penentuan alkalinitas dalam air berguna untuk : 1. Mempertahankan ph pada proses koagulasi 2. Menghitung jumlah soda dan kapur yang dibutuhkan untuk pelinakan air 3. Mengontrol korosi 4. Mengevaluasi kapasitas buffer air buangan dan lumpur 5. Penentuan pengolahan biologis BAB III PENUTUP 16

17 3.1 Kesimpulan Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Pada dasarnya asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk menetralkan basa sampai ph tertentu, yang dikenal dengan base neutralizing capacity (BNC). Asiditas disebabkan oleh beberapa hal seperti Karbon dioksida (CO 2 ), Asam mineral, Asam humus. Asiditas berperan salah satunya untuk menentukan metode pengolahan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk suplai air bersih. Asiditas dapat diuji dengan metode titrasi dan metode perhitungan dari data ph alkalinitas yang berdasarkan persamaan ionisasi asam karbonat yaitu: [ H + - ] [ HCO 3 ] K = [ H 2 CO 3 ] Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai ph larutan, atau dikenal dengan sebutan acidneutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hydrogen. 2- Alkalinitas pada air disebabkan oleh karbonat (CO 3 ), hidroksida (OH ), bikarbonat (HCO 3- ), borat (BO 3 ), fosfat (PO 4 ), silikat 4- (SiO 4 ), sulfide (HS - ), ammonia (NH 3 ), dan senyawa lainnya. Alkalinitas berperan dalam hal-hal seperti sistem penyangga (buffer), koagulasi kimia, pelunakan air ( water softening). Metode pengujian alkalinitas adalah dengan Perhitungan data ph dan alkalinitas, serta metode titrasi. Pengujian alkalinitas berguna untuk beberapa hal seperti mengevaluasi kapasitas buffer air buangan dan lumpur, dan mengontrol korosi. 17

18 3.2 Saran Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna perbaikan dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA 18

19 APHA Standart Methods for the Examination of water and Wastewater.4th edition. Amirican Public Health Association, Washington DC Barnes, B Coast and Shore. The Crowood Press, Spain. 128 p. Boyd, C.E Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA. 395 p. Clair N. Sawyer, Perry L.Mc Carty, dan Gene F.Parkin Chemistry for Enviromental Engineering Fifth Edition. New York : Mc Graw Hill. Cole, G.A Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc., Illinois, USA. 401 p. Dewi,A Pencemaran pada Badan Air dan Penelitian Alkalinitas, diakses dari -air, diakses pada tanggal 23 Oktober Effendi, H Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius Peavy, H.S., Rowe, D.R., and Tchobanoglous Environmental Engineering. Singapore. McGraw-Hill International Editions. Sawyer, C. N., Perry L.,dan Gene F.P Chemistry for Environmental Engineering. 5 th Ed. New York: Mc Graw Hill. Companies Ink. Swingle, H.S Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4, pp. Tebbut, T.H.Y Principle of Water Quality Control. Fourth edition. Pergamon Press, Oxford. SOAL KUIS : 1. Apa penyebab asiditas? 19

20 2. Sebutkan 3 peran asiditas! 3. Sebtukan 3 manfaat alkalinitas! 4. Apa dampak alkalinitas? 5. Apa saja metode uji alkalinitas? 20

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS

LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS OLEH : NAMA : RAHMI HIDAYATI NO. BP : 1110941011 HARI/ TANGGAL PRATIKUM : SABTU/ 03 NOVEMBER 2012 KELOMPOK : IV (EMPAT) GANJIL REKAN KERJA : 1. KHARIUL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas K I M I A A I R A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas Asiditas/ alkalinitas Berbeda dengan ph, tetapi ph bisa menjadi indikasi Pertahanan air terhadap pengasaman dan pembasaan (buffer) Parameter

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( ) RASDY YUDHARMAWAN ( ) SRI MEGAWATI (

TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( ) RASDY YUDHARMAWAN ( ) SRI MEGAWATI ( TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( 011.901.002 ) RASDY YUDHARMAWAN ( 011.901.006 ) SRI MEGAWATI ( 011.901.012 ) ANGELINA (011.901.016 ) ULFA MELISA (011.901.020 ) WULANTIARA

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter. ph I. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tingkat keasaman (nilai ph) suatu sampel air,konsetrasi H + yang terkandung dalam sampel air dengan menggunakan elektroda gelas yang melakukan pengukuran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusai dan makhluk hidup lainnya, serta sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

DEFINISI ASIDITAS. Istilah yang mungkin terkait dengan Asiditas : Asam ph Skala Depresi Gertiatrik Minnesota Multiphasic Personality Inventory Log

DEFINISI ASIDITAS. Istilah yang mungkin terkait dengan Asiditas : Asam ph Skala Depresi Gertiatrik Minnesota Multiphasic Personality Inventory Log Asiditas adalah kapasitas kuantitatif air untuk bereaksi dengan basa kuat sehingga menstabilkan ph hingga mencapai 8,3 atau kemampuan air untuk mengikat OH -. Untuk mencapai ph 8,3 dari ph asal yang rendah.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS OLEH: NAMA : AULIA RAHMA H1E113007 LUTHFI NUR RAHMAN H1E113029 NASRULLAH AKBAR M. H1E113219 KELOMPOK : XV (LIMA BELAS) ASISTEN :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Air Air yang keluar dari perut bumi pada umumnya merupakan air asin panas yang disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV Ayu Nitami 0906489681 Mohammad Fauzi Rachman 0906636876 Retno Murti Wulandari 0906636964 Tanggal Praktikum : 5 Mei

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kualitas Air Kualitas air merupakan parameter lingkungan yang memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu kegiatan budidaya. Parameter kualitas air yang

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PAKAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PAKAN 4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PAKAN Faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses pemanfaatan pakan tidak hanya pada tahap proses pengambilan, pencernaan, pengangkutan dan metabolisme saja, bahkan

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi kontrol, kultivasi menggunakan aerasi (P1) dan kultivasi menggunakan karbondioksida

Lebih terperinci

ASAM, BASA, DAN GARAM

ASAM, BASA, DAN GARAM ASAM, BASA, DAN GARAM Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat A. Sifat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi.

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. A B PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. Dasar Teori Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan

Lebih terperinci

Manajemen Kualitas Air

Manajemen Kualitas Air UNDERSTANDING POND Manajemen Kualitas Air -ph -DO -Salinitas -Alkalinitas - Suhu Survival Rate Body weight Produksi yg Optimum FAKTOR-FAKTOR PENGENDALI BIOFISIK EKOSISTEM PERAIRAN Hydrodinamic factors:

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA Dadan Sumiarsa 1, Yayat Dhahiyat 2, dan Sunardi 3 1. Lab. Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Air dalam defenisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya terdapat tiga macambentuk air yaitu: air sebagaibenda

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KADAR AMONIA DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA

PENGUKURAN KADAR AMONIA DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA Pengukuran Kadar Amonia di Sungai Kumbe, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua (Bintoro, A., & Apriyadi) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN . WATER TREATMENT.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan. Sebagaimana diketahui bahwa bumi merupakan

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.

Lebih terperinci

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah dan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan. Air

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. ASAM DAN BASA A. Asam Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang

Lebih terperinci

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com

Lebih terperinci

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan 2.3 JENIS-JENIS IMPURITAS

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teluk Lampung Propinsi Lampung memiliki wilayah yang hampir seluruhnya berbatasan dengan pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat sunda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 211 STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Oktavina G. LP Manulangga1), Wahyono Hadi2) Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN

Lebih terperinci

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur BAB 2 ASAM, BASA DAN GARAM Ensiklopedi: 27 dan 342 Kompetensi Dasar: Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. Melakukan percobaan sederhana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan A. Pengertian Asam Basa Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah

Lebih terperinci

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z). Ion Exchange A. Tujuan percobaan - Praktikan diharapkan dapat memahami prinsip kerja alat ion exchange pada proses pelunakan air dan demineralisasi air - Praktikan dapat mengetahui aplikasi alat ion exchange

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Demineralisasi Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral yang ada didalam air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang tinggi.

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci