LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN 2 ASIDI ALKALINITAS OLEH: NAMA : AULIA RAHMA H1E LUTHFI NUR RAHMAN H1E NASRULLAH AKBAR M. H1E KELOMPOK : XV (LIMA BELAS) ASISTEN : ELSA RAHMADAYANI H1E KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN BANJARBARU 2015 ABSTRAK

2 II - 13 Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan HCl sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah NaOH 0,5 N atau senyawa yang bersifat basa. Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa titrimetri dan analitnya adalah HCl 0,1 N atau senyawa yang bersifat asam. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar asidi dan alkalinitas limbah detergen dan air gambut. Selain itu juga mengetahui kadar SNI untuk asiditas Metil orange, asiditas total, alkalinitas Phenolphtalein dan alkalinitas total. Percobaan ini dilakukan dengan titrimetri. Titrasi dengan larutan basa untuk asiditas dan titrasi larutan asam untuk alkalinitas. Selain itu percobaan ini menggunakan indikator Metil orange dan Phenolphtalein dibuat dengan cara pengenceran kemudian dilakukan titrasi dengan larutan-larutan standar tertentu sehingga didapatkan kadar asidi dan alkalinitas air gambut dan limbah detergen. Dari hasil percobaan uji alkalinitas diketahui sampel air limbah detergen tersebut mengandung H + sebesar 24,94 mg/l dan CO 2 sebesar mg/l. Sedangkan untuk uji asiditas sampel air gambut tersebut mengandung CO 3 - sebesar 799,04 mg/l dan HCO 3 - sebesar 112,24 mg/l. Pengukuran asidi-alkalinitas menurut SNI untuk asiditas Metil orange sebesar 851,25 mg/ml CaCO 2, asiditas total sebesar 45,4 mg/l CaCO 2, sedangkan untuk alkalinitas Phenolphtalein sebesar 100 mg/l CaCO 2 dan alkalinitas total sebesar 275 mg/l CaCO 2 Kata Kunci : asidimetri, alkalimetri, larutan standar PERCOBAAN II ASIDI ALKALINITAS 2.1 PENDAHULUAN Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar asidi dan alkalinitas pada suatu sampel air Latar Belakang Pada sistem perairan alami, asiditas merupakan kapasitas air untuk menetralkan OH -. Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai arti yang penting seperti alkalinitas. Alkalinitas adalah asam-asam lemah seperti HPO 2-4, CO 2, HCO 3, protein dan ion-ion logam yang terutama bersifat asam seperti Fe 3+. Alkalinitas merupakan ketidakmurnian air karena adanya karbonat dan bikarbonat dan hidrosida dalam air. Penentuan asiditas lebih sukar di bandingkan alkalitas. Hal ini disebabkan oleh adanya 2 zat yang berperan, yaitu CO 2 dan H 2 S. Keduanya mudah menguap, 13

3 II - 2 sehingga mudah hilang dari sampel yang di ukur. Manfaat dari mengetahui kadar asiditas dan alkalinitas dalam suatu perairan adalah dapat mencegah tejadinya korosif, pengkerakan pada ketel serta pada pipa pendingin. Selain itu dengan mengetahui tingkat asiditas serta alkalinitas pada suatu perairan dapat segera ditindaklanjuti. Misalnya perairan yang menjadi sumber pembuangan limbah tahu, air yang ada di perairan tersbut memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat membunuh makhluk hidup yang ada di dalam air tersbeut. Dengan mengetahui tingkat keasamannya, secara otomatis dapat segera direncanakan penanggulangannya sebelum semakin fatal. Prinsip analisa air yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk kedalam analisa volumetrik. Biasanya air mengandung zat zat kimia dalam kadar tertentu, baik organik maupun anorganik. Apabila kandungan zat zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, maka air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua mahluk disekitarnya. Dibidang teknik lingkungan, mengetahui kadar asidi alkalinitas pada suatu perairan baik air permukaan, air tanah, maupun air buangan suatu industri sangat berperan penting. Karena kualitas air yang kita gunakan harus diperhatikan, maka dari itu air memiliki persyaratan kesehatan. Maka dari itu dapat diketahui dampak yang akan terjadi apabila suatu daerah airnya bersifat asam maupun basa, apakah akan berdampak buruk atau tidak bagi kesehatan manusia maupun lingkungan dengan memperhatikan persyaratan yang telah ditetapkan.

4 II DASAR TEORI Pada sistem perairan alami, asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai arti yang penting seperti alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar. Penyebab asiditas umumnya adalah asam-asam lemah seperti, 2 HPO 4, H 2 PO 4, CO 2, HCO 3, protein dan ion-ion logam yang bersifat asam, terutama Fe 3+ (Achmad, 2004). Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO 2 dan H 2 S yang keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sampel yang diukur (Achmad, 2004). CO 2 + OH HCO 3... (2.1) H 2 S + OH HS + H 2 O... (2.2) Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh air yang baik terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa (Achmad, 2004). Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan ph air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai ph larutan. Alkalinitas merupakan ketidakmurnian air karena adanya karbonat dan bikarbonat dan hidroksida dalam air. Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin sangat umum berada di tanah. Alkalinitas tidak berhubungan dengan ph, tetapi berhubungan dengan kemampuan air untuk menahan perubahan ph. Air dengan alkalinitas rendah sangat mudah untuk merubah nilai ph. Sedangkan, air dengan alkalinitas tinggi dapat menahan perubahan nilai ph (Ainzha, 2009). Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO 3 ). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut

5 II - 4 sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Prihatmoko, 2009). Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan ph. Alkalinitas optimal pada nilai ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi ph air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat ph air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya (Wikipedia, 2010). Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi adalah : tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh ph tinggi, alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi. Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas phenolphthalein yaitu proses situasi dengan asam untuk mencapai ph 8,3 dimana HCO 3 merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indikator metil jingga (ph 4,3), yang ditunjukkan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO 2 (Achmad, 2004). Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan : pengaruh sistem buffer dari alkalinitas, alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air. Kadar alkalinitas dengan tingkat kesadahan air haruslah seimbang. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca 2+ dan Mg 2+ (kesadahan), maka air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa. Sebaliknya, bila kadar

6 II - 5 alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak CaCO 3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa (Prihatmoko, 2009). Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat, propionate, amoniak dan sulfat. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol untuk anaerobik digestes dan instalansi lumpur aktif (Sutrisno, 2006). Konsentrasi larutan merupakan suatu parameter sangat penting dalam perancangan produk, maupun dalam pengujian hasil-hasil industri, baik itu merupakan hasil langsung yang merupakan produk industri itu sendiri, maupun hasil sampingannya, yaitu berupa sisa/limbah (Rachman, 2001). Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan) (Rachman, 2001). Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri (Ratisah, 2009). Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ionionnya. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari ph (Ratisah, 2009). Dalam metode titrasi asam-basa, larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit (secara eksternal), biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan standar ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan yang diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan, digunakan

7 II - 6 suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik kesetaraan (ekuivalensi). Titik dalam titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik kesetaraan. Dengan memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih diantara keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrasi asam-basa. Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida. Jadi apabila larutan yang diuji bersifat basa maka digunakan larutan uji (larutan standar) asam, dalam hal ini asam klorida, begitu pula sebaliknya (Sujono, 2008). Indikator asam-basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) ph tertentu. Indikator asambasa terletak pada titik ekuivalen dan ukuran dari ph. Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya indikator menunjukkan warna pada range ph yang berbeda (Khopkar, 2010) Tabel 2.1. Daftar berbagai macam indikator dengan jarak perubahan warna-warni yang terjadi pada perubahan tersebut (Sumber : Khopkar, 2010)

8 II - 7 Menurut Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman (2008), selain indikator tunggal dalam asidi-alkalimetri juga digunakan indikator campuran dengan tujuan untuk memberikan perubahan warna yang tajam pada titik akhir titrasi. Beberapa contoh indikator campuran adalah : 1. Campuran merah netral (0,1 % dalam etanol) dan biru metilen (0,1 % dalam etanol) yang sama banyak memberikan perubahan warna yang tajam dari biru violet menjadi hijau ketika beralih dari larutan asam menjadi larutan basa pada ph sekitar 7. Indikator ini dapat digunakan untuk menitrasi asam asetat dengan larutan amonia atau kebalikannya. Baik asam atau basa kekuatannya hampir sama akibatnya titik ekivalen akan berada pada ph kira-kira Campuran antara 3 bagian fenolftalein (0,1 % larutan dalam etanol) dengan 1 bagian alfa naftoftalein (0,1 % dalam etanol) memberikan perubahan warna yang tajam dari merah muda ke ungu pada ph 8,9. Indikator ini baik untuk titrasi asam fosfat dari tribasik menjadi dibasik yang mana titik ekivalennya terjadi pada ph 8,7. 3. Campuran dari 3 bagian biru timol (0,1 % larutan dari garam natriumnya) dengan 1 bagian kresol merah (0,1 % larutan garam natriumnya) akan memberikan perubahan warna dari kuning ke ungu pada ph 8,3. Indikator campuran ini baik untuk titrasi karbonat menjadi bikarbonat. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawasenyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa (Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman, 2008). Dalam titrasi asam-basa, jumlah relatif asam dan basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentukan oleh perbandingan mol asam (H + ) dan basa (OH - ) yang bereaksi. Untuk reaksi antara HCl dengan NaOH titik ekivalen tercapai pada perbandingan mol 1:1 tetapi untuk reaksi antara H 2 SO 4 dengan NaOH diperlukan perbandingan mol 1:2 untuk mencapai titik ekivalen.

9 II - 8 Istilah titrasi merujuk pada proses pengukuran volume larutan uji (larutan standar) yang diperlukan untuk mencapai titik kesetaraan. Reaksi kimia yang dapat berperan sebagai dasar untuk penetapan titrasi dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu titrasi asam-basa, redoks (reduksi-oksidasi), pengendapan dan pembentukan kompleks Sistem konsentrasi yang digunakan ada beberapa macam diantaranya, molaritas, normalitas dan formalitas. 2.3 METODOLOGI Alat dan Deskripsi Alat Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : a. pipet volumetri 25 ml b. pipet tetes c. gelas beker 500 ml d. buret 50 ml e. labu erlenmeyer 50 ml f. gelas ukur 25 ml g. corong h. statif Rangkaian Alat Keterangan: 1. Statif 2. Buret 3. Erlenmeyer Gambar 2.1 Rangkaian Alat Titrasi Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : a. Aquadest

10 II - 9 b. NaOH 0,5 N c. Larutan asam oksalat (H 2 C 2 O 4.2H 2 ) 0,1 N d. HCl 0,1 N e. Larutan Natrium Terta Borat 0,05 N f. Indikator phenolphtalein g. Indikator metil orange h. Sampel : - Air gambut Prosedur Kerja - Air limbah detergen Standarisasi Larutan NaOH 0,5 N 1. Diambil 25 ml asam oksalat 0,1 N. 2. Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein 0,035%. 3. Dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai berubah menjadi warna merah muda dan dicatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan Standarisasi Larutan HCl 0,1 N 1. Diambil 25 ml Natrium Borat 0,05 N. 2. Ditambahkan 8 tetes indikator metil orange 0,1%. 3. Ditritrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange dan dicatat banyaknya larutan HCl yang digunakan Pengukuran Asidi Alkalinitas Pengukuran Asiditas 1. Diambil 25 ml sampel air gambut untuk asiditas. 2. Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein. 3. Dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai berwarna merah muda dan dicatat banyaknya NaOH yang digunakan. 4. Ditambahkan 8 tetes metil orange 0,1%. 5. Dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga berwarna orange dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan Pengukuran Alkalinitas 1. Diambil 25 ml sampel air limbah detergen untuk alkalinitas. 2. Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein.

11 II Dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai berwarna merah muda dan dicatat banyaknya NaOH yang digunakan. 4. Dititrasi dengan larutah HCl 0,1 N hingga cairan tidak berwarna, dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan. 5. Ditambahkan 5 tetes indikator metil orange 0,1%. 6. Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan berubah warna menjadi merah muda dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan Pengukuran asidi alkalinitas berdasarkan SNI Asiditas Metil Orange (ph air < 4,3) 1. Diambil 25 ml sampel air gambut 2. Ditambahkan 8 tetes metil orange 3. Dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai berwarna kuning dan dicatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan Asiditas Total (ph air < 8,3) 1. Diambil 25 ml sampel air limbah gambut 2. Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein 3. Dititrasi dengan NaOH 0,5 N sampai berwarna merah muda dan dicatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan Alkalinitas Phenolpthalein a. Diambil 25 ml sampel air limbah detergen b. Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein c. Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna merah tepat hilang dan dicatat banyaknya larutan HCl yang digunakan

12 II Alkalinitas Total a. Diambil 25 ml sampel air limbah detergen b. Ditambahkan 5 tetes indikator metil orange c. Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna orange dan dicatat banyaknya larutan HCL yang digunakan 2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan a. Standarisasi Larutan NaOH 0,5 N Tabel 2.2. Hasil Pengamatan Standarisasi Larutan NaOH 0,5 N No Langkah Percobaan Hasil 1 Diambil 25 ml larutan standar asam oksalat 0,05 N dan memasukkan ke dalam labu erlenmayer. 2 Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein 0,035% Tidak berwarna 3 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 35 ml Vakhir = 46 ml Vtitrasi = 11 ml Merah muda

13 II - 13 b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N Tabel 2.3. Hasil Pengamatan Standarisasi Larutan HCl 0,1 N No Langkah Percobaan Hasil 1 Diambil 25 ml larutan standar natrium borat 0,1 N dan memasukkan ke dalam labu erlenmayer. 2 Ditambahkan 5 tetes indikator methyl orange 0,1 %. Kuning 3 Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Volume akhir Volume titrasi Vawal = 25 ml Vakhir = 20 ml Vtitrasi = 5 ml orange c. Pengukur Asidi Alkalinitas Tabel 2.4. Hasil pengamatan Pengukuran Asiditas No Langkah Percobaan Hasil 1 Dituang 25 ml sampel air gambut ke dalam labu erlenmayer. 2 Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein 0,035 % Warna air gambut 3 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N sampai berubah warna dan mencatat Vawal = 35 ml Vakhir = 33 ml

14 II - 14 volume akhir pada buret. Vtitrasi = 2 ml Merah muda 4 Ditambahkan 8 tetes indikator Methyl orange merah kecokelatan 5 Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 21 ml Vakhir = 19 ml Vtitrasi = 2 ml kuning Tabel 2.5. Hasil Pengamatan Pengukuran Alkalinitas No Langkah Percobaan Hasil 1 Dituang 25 ml sampel air limbah detergen ke dalam labu erlenmayer. Bening 2 Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphtalein 0,035 %. Bila sudah berubah warna menjadi ungu tidak perlu dititrasi dengan NaOH. Ungu

15 II Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N, mencatat volume HCl yang terpakai pada buret. Vtitrasi = 5 ml Bening 5 Ditambahkan 5 tetes indikator Methyl orange kuning 6 Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 19 ml Vakhir = 16,5 ml Vtitrasi = 2,5 ml Orange d. Pengukur Asidi Alkalinitas Berdasarkan SNI Tabel 2.6. Asiditas Metil Orange No Langkah Percobaan Hasil 1. Dituang 25 ml sampel air gambut ke dalam labu erlenmayer. 2. Ditambahkan 8 tetes indikator methyl orange. Orange 3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 33 ml Vakhir = 41,5 ml Vtitrasi = 7,5 ml Kuning

16 II - 16 Tabel 2.7. Asiditas Total No Langkah Percobaan Hasil 1 Dituang 25 ml sampel air gambut ke dalam labu erlenmayer. 2 Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphthalin. kekuningan Tidak berubah warna 3 Dititrasi dengan larutan NaOH sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 41,5 ml Vakhir = 41,9 ml Vtitrasi = 0,4 ml Merah muda Tabel 2.8. Alkalinitas Phenolphtalein No Langkah Percobaan. Hasil

17 II Dituang 25 ml sampel air limbah detergen ke dalam labu erlenmayer. Bening 2 Ditambahkan 15 tetes indikator phenolphthalin Ungu 3 Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 16,5 ml Vakhir = 14,5 ml Vtitrasi = 2 ml Warna awal larutan Tabel 2.9. Alkalinitas Total No Langkah Percobaan. 2 Dituang 25 ml sampel air limbah detregen ke dalam labu erlenmayer. Hasil Bening 3 Ditambahkan 5 tetes indikator Methyl orange Kuning

18 II Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berubah warna dan mencatat volume akhir pada buret. Vawal = 14,5 ml Vakhir = 9 ml Vtitrasi = 5,5 ml Merah muda Pembahasan Standarisasi Larutan NaOH Standarisasi larutan standar NaOH 0,5 N menggunakan larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 25 ml dititrasi dengan NaOH yang ditambahkan dengan indikator phenolphtalein sebanyak 15 tetes. Warna larutan yang telah ditetesi indikator pp tetap tidak berubah karena larutan bersifat asam dan setelah dititrasi dengan NaOH berubah warna menjadi merah muda yang menandakan ph larutan berubah pada saat penitrasian dengan range ph 8,3-10. Dengan penambahan NaOH atau basa maka kesetimbangan larutan asam oksalat bergeser dan menjadi setimbang atau buffer. Pada percobaan ini didapatkan volume titrasi NaOH sebesar 11 ml dan memiliki nilai normalitas 0,227 N Standarisasi Larutan HCl Standarisasi larutan HCl menggunakan larutan natrium tetra borat 0,05 N sebanyak 25 ml dititrasi dengan HCl yang ditambahkan dengan indikator metil orange 0,1% sebanyak 5 tetes, range ph indikator metil orange yaitu 3,2 4,4. Setelah ditetesi indikator metil orange berubah warna menjadi kuning karena natrium tetra borat besifat basa dan setelah dititrasi dengan HCl berubah warna menjadi orange. Perubahan warna ini terjadi karna kesetimbangan ph larutan yang dititrasi dengan penambahan indikator metil orange warna orange menandakan ph diatas 4,4 atau buffer yang merupakan titik ekivalennya. Pada percobaan ini didapatkan volume titrasi HCl sebesar 5 ml dan memiliki nilai normalitas sebesar 0,25 N.

19 II Pengukur Asidi Alkalinitas Pengukuran Asiditas Dalam percobaan asiditas, 25 ml sampel air gambut ditetesi dengan 15 tetes indikator phenophtalein. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N dengan perubahan warna dari kecokelatan menjadi merah muda. Perubahan warna terjadi karena pada indikator phenophtalein berkisar dari tidak berwarna ungu dengan ph Didapatkan volume titrasi NaOH sebanyak 2 ml. Setelah itu ditambahkan indikator metil orange 8 tetes perubahan warna menjadi merah kecokelatan. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl dengan volume titrasi sebanyak 2 ml. Perubahan warna yang terjadi larutan menjadi orange, hal ini karena telah mencapai titik ekivalen titrasi dengan ph > 4,4. Dari hasil yang didapat diketahui nilai p = m maka hanya terkandung CO 2 sebesar 454 mg/ Pengukuran Alkalinitas Pengukuran alkalinitas, sebanyak 25 ml sampel air limbah detergen di tambahkan dengan 15 tetes indikator pp dengan perubahan warna dari bening menjadi ungu yang menandakan larutan sampel bersifat basa. Kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga warna ungu tepat hilang dengan volume titrasi sebesar 2 ml. Kemudian larutan ditetesi dengan 5 tetes indikator metil orange dan terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning, dan selanjutnya dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dan terjadi perubahan warna menjadi orange dikarenakan air gambut bersifat asam, dengan volume titrasi 2,5 ml Pengukur Asidi Alkalinitas berdasarkan SNI a. Asiditas methyl orange Asiditas methyl orange merupakan suatu penambahan basa untuk menetralkan asam sampai ph air mencapai ± 4,3. Dalam percobaan ini, 25 ml sampel air gambut ditetesi dengan 8 tetes indikator methyl orange. Terjadi perubahan warna dari warna air gambut menjadi orange. Setelah itu dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 N. Setelah dititrasi sampai dengan volume titrasi 7,5 ml terjadi perubahan warna menjadi kuning. Dapat disimpulkan bahwa sampel air gambut yang digunakan dalam percobaan ini memiliki ph <

20 II ,3. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai asiditas methyl orange sebesar 851,25 mg/l CaCO 3. b. Asiditas Total Asiditas total atau asiditas phenolphtalin adalah banyaknya basa untuk menetralkan asiditas dalam air sampai ph = 8,3. 25 ml sample air ditambahkan 15 tetes indikator PP dan kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N dengan volume titrasi sebesar 0,4 ml dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Dapat disimpulkan bahwa sampel air gambut yang digunakan memiliki ph > 10. Dari hasil perhitungan didapat asiditas total sebesar 45,4 mg/l CaCO 3. c. Alkalinitas Phenophtalein Alkalinitas phenophtalein yaitu adanya penambahan asam untuk menetralkan basa sampai ph air 8,3. 25 ml sampel air limbah detergen ditambahkan dengan 15 tetes indikator phenophtalein dan berubah warna dari bening menjadi ungu, karena bersifat basa. Kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,1 N dengan volume titrasi sebesar 2 ml dan terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Dengan terjadinya perubahan warna dapat disimpulkan bahwa larutan ini memiliki ph lebih dari 8,3. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alkalinitas phenophtalein sebesar 250 mg/l CaCO 3. d. Alkalinitas Total Alkalinitas total adalah alkalinitas yang disebabkan oleh bikarbonat, karbonat, dan hidroksida, yaitu banyaknya asam yang dibutuhkan untuk menetralkan air sampai ph-nya mencapai 4,3. Sebanyak 25 ml sample air limbah detergen ditambahkan dengan indikator methyl orange sebanyak 5 tetes dan warna larutan berubah dari bening menjadi kuning. Kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dengan volume 5,5 ml, titrasi dilakukan hingga warna cairan berubah menjadi orange. Perubahan warna menandakan ph larutan > 4,3. Dari perhitungan didapatkan bahwa alkalinitas total larutan sebesar 687,5 mg/l CaCO 3

21 II PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah Sampel air gambut pada percobaan ini memiliki ph < 4,3 dan < 8,3 dengan nilai asiditas sebesar 851,25 mg/l CaCO 3 dan asiditas total sebesar 45,4 mg/l CaCO 3. Sampel air limbah detergen pada percobaan ini memiliki ph > 8,3 dan >4,3 nilai alkalinitas phenophtalein sebesar 250 mg/l CaCO 3 dan alkalinitas total larutan sebesar 687,5 mg/l CaCO 3. Dari perhitungan adsidi alkalinitas didapatkan kandungan CO 2 sebesar 454 mg/l Saran Dalam melakukan praktikum diharapkan praktikan harus lebih rapi, aktif, cekatan dan efesien waktu. Selain itu juga harus lebih teliti lagi dalam melakukan setiap prosedur praktikum, agar data yang didapatkan lebih benar dan tidak terjadi kesalahan. Dan harus lebih menguasai materi percobaan melalui teorinya. DAFTAR PUSTAKA Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman Volumetri dan Gravimetri. UGM- Press. Yogyakarta. Achmad, Rukaesih Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta. Ainzha Air. Diakses tanggal 13 Desember 2015 Basa Berbasis Komputer. Diakses tanggal 13 Desember 2015 Prihatmoko, Angkit Daru Alkalinitas. Diakses tanggal 13 Desember 2015

22 II - 23 Rachman, A. Sjamsjiar Aplikasi PPI 8255 sebagai Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi. Diakses tanggal 13 Desember 2015 Ratisah, Sri Titrasi Asam-Basa. % /materi.HTM Diakses tanggal 13 Desember 2015 S. M. Khopkar Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta. Sujono Sistem Pengukur Molaritas Larutan Dengan Metode Titrasi Asam Sutrisno, Totok Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta. Wikipedia Alkalinitas. Diakses tanggal 13 Desember 2015 LAMPIRAN PERHITUNGAN ASIDI-ALKALINITAS 1. Standarisai Larutan NaOH 0,5 N Diketahu V NaOH = 11 ml i V Asam oxalat = 25 ml N asam oxalat = 0,1 N Ditanya N NaOH =...N? Jawab 25 x 0,1 25 x 0,1 V NaOH 11 N NaOH = = = 0,227 N 2. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N Diketahu V HCl = 5 ml i V Natrium Borat = 25 ml N Natrium Borat = 0,05 Ditanya N HCl =... N? Jawab 25 x 0,05 25 x 0,05 V HCl 5 N HCl = = = 0,25 N 3. Pengukuran Asiditas Diketahu P (volume NaOH) = 2 ml

23 II - 24 i M (volume HCl) = 2 ml V sampel = 25 ml N NaOH = 0,227 N N HCl = 0,25 N p = m, maka air mengandung CO 2 Ditanya a. CO 2 =... mg/l? Jawab a. CO 2 = (1000/25) x 2p x N NaOH x (25/2) = 40 x 2. 2 x 0,227 x 12,5 = 454 mg/l 4. Asiditas methyl orange 5. D6. : 7. V titrasi NaOH = 7,5 ml 8. N NaOH = 0,227 N iketahui 9. V sampel = 25 ml 10. D11. : 12. Asiditas methyl orange =... mg/l CaCO 3? itanya 13. J14. : 15. Asiditas methyl orange (mg/l CaCO 3 ) awab 16. = (1000/25) x V NaOH x N NaOH x (25/2) 17. = 40 x 7,5 x 0,227 x 12,5 19. Asiditas total 18. = 851,25 mg/l CaCO D21. : 22. V titrasi NaOH = 0,4 ml 23. N NaOH = 0,227 N iketahui 24. V sampel = 25 ml 25. D26. : 27. Asiditas total =... mg/l CaCO 3? itanya 28. J29. : 30. Asiditas total (mg/l CaCO 3 ) awab 31. = (1000/25) x V NaOH x N NaOH x (25/2) 32. = 40 x 0,4 x 0,227 x 12,5 33. = 45,4 mg/l CaCO Alkalinitas phenolphthalein 35. D36. : 37. V titrasi HCl = 2 ml 38. N HCl = 0,25 N iketahui 39. V sampel = 25 ml 40. D41. : 42. Alkalinitas phenol phthalin =... mg/l CaCO 3? itanya 43. J44. : 45. Alkalinitas phenol phthalin (mg/l CaCO 3 ) awab 46. = (1000/25) x V HCl x N HCl x (25/2) 47. = 40 x 2 x 0,25 x 12,5 48. = 250 mg/l CaCO Alkalinitas total 50. D51. : 52. V titrasi HCl = 5,5 ml 53. N HCl = 0,25 N iketahui

24 II V sampel = 25 ml 55. D56. : 57. Alkalinitas total =... mg/l CaCO 3? itanya 58. J59. : 60. Alkalinitas total (mg/l CaCO 3 ) awab 61. = (1000/25) x V HCl x N HCl x (25/2) 62. = 40 x 5,5 x 0,25 x 12,5 63. = 687,5 mg/l CaCO LAMPIRAN PERTANYAAN 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : Asiditas Alkalinitas 2. Jelaskan dampak yang diakibatkan apabila suatu daerah airnya bersifat asam? Dan bagaimana cara mengatasinya! JAWABAN 1. Asiditas adalah banyaknya basa yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam air. Pada umumnya yang menyebabkan keasaman dalam air adalah CO 2, asam mineral dan asam humus. Sedangkan alkalinitas adalah banyaknya asam yang diperlukan untuk menetralkan basa dalam air. Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat, propionat, amoniak dan sulfat. 2. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai ph sekitar 6,5 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya ph. Bila ph di bawah ph normal, maka air tersebut bersifat asam, air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah ph air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Nilai ph sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada ph yang rendah. Dampak terhadap kehidupan biota air, maka banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam

25 II - 27 air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas K I M I A A I R A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas Asiditas/ alkalinitas Berbeda dengan ph, tetapi ph bisa menjadi indikasi Pertahanan air terhadap pengasaman dan pembasaan (buffer) Parameter

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2014 LAPORAN AKHIR PERCOBAAN II A. JUDUL : Titrasi Asam Basa B. TUJUAN Dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan. Laporan Praktikum Kimia Dasar II Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

kimia TITRASI ASAM BASA

kimia TITRASI ASAM BASA Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul 10.00 13.00 WIB Nama NPM Muhammad Naufal Mu tashim 260110150016 Puty Prianti Novira 260110150017

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( ) RASDY YUDHARMAWAN ( ) SRI MEGAWATI (

TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( ) RASDY YUDHARMAWAN ( ) SRI MEGAWATI ( TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( 011.901.002 ) RASDY YUDHARMAWAN ( 011.901.006 ) SRI MEGAWATI ( 011.901.012 ) ANGELINA (011.901.016 ) ULFA MELISA (011.901.020 ) WULANTIARA

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 1

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 1 Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya gan Ilir (I) 30662 ABSTRAK Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

Judul Percobaan II. Tujuan Percobaan III. Tanggal Percobaan IV. Selesai Percobaan Dasar Teori:

Judul Percobaan II. Tujuan Percobaan III. Tanggal Percobaan IV. Selesai Percobaan Dasar Teori: I. Judul Percobaan : Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. Tujuan Percobaan : 1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan asam 2. Membuat dan menentukan standarisasi larutan basa 3. Menentukan kadar

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK 02 REGULER KELOMPOK 6 Disusun oleh: 1. Jang Jin Joo 1306399071 (11) 2. Robby Samuel 1306402204 (12) TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL 2014 Pengertian Titrasi

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI

Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI Tanggal Praktikum Kamis, 21 February 2012 D-3 FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

LAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB

LAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB LAPORAN PERCOBAAN I II III IV V JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul 13.00 WIB SELESAI PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04

Lebih terperinci

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS

LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS LAPORAN AKHIR PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN ASIDITAS OLEH : NAMA : RAHMI HIDAYATI NO. BP : 1110941011 HARI/ TANGGAL PRATIKUM : SABTU/ 03 NOVEMBER 2012 KELOMPOK : IV (EMPAT) GANJIL REKAN KERJA : 1. KHARIUL

Lebih terperinci

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. 1 Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri adalah volumetri

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan A. Pengertian Asam Basa Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : STANDARISASI LARUTAN ASAM DAN BASA : Drs. AGUSTINUS NGATIN, MT. : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 9 Oktober 2013 TANGGAL

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT KELOMPOK : 10 DESI AGNI MUTIA 31110012 FAUZY RODIAH 31110019 GANJAR TAUFIK F. 31110022 FARMASI 3A PRORGAM STUDI S1 FARMASI STIKes

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA NAMA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C4 07 017 KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN : II : PENDIDIKAN KIMIA : PENDIDIKAN MIPA ASISTEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA I. Teori Dasar Kita sering menjumpai asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Buah-buahan, seperti jeruk, apel, dll., mengandung asam. Amonia rumah tangga, bahan pembersih,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN Manfaat Terhadap Masyarakat

BAB II PEMBAHASAN Manfaat Terhadap Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar dari permukaan bumi kita tertutup oleh air, air yang ada dipermukaan bumi kita ini memiliki kegunaan masing masing. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh: TUGAS KIMIA TITRASI ASAM BASA Disusun oleh: Nama : Kelas : SMA NEGERI 1 BAJAWA 2015 TITRASI ASAM BASA 1. Prinsip Dasar Titrasi netralisasi adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan

Lebih terperinci

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar. VOLUMETRI I Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 2. Analisa Kuantitatif (analisa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI SEMESTER GANJIL TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI. Tanggal Praktikum : 17 November 2017.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI SEMESTER GANJIL TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI. Tanggal Praktikum : 17 November 2017. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI SEMESTER GANJIL 2017-2018 TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI Hari / Jam Praktikum : Kamis/07.00-10.00 Tanggal Praktikum : 17 November 2017 Kelompok : 5 Asisten : 1. Jessica

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Asam dan Basa Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 ) Windy Saputra ( XI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah Setelah mempelajari bab ini, peserta didik dapat: 1. menjelaskan konsep asam-basa serta sifat larutan asam dan basa; 2. menentukan ph larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah; 3. terampil

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Pembuatan Larutan Buffer Semua zat yang digunakan untuk membuat larutan buffer dapat larut dengan sempurna. Larutan yang diperoleh jernih, homogen, dan tidak berbau. Data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Asam Asetat 1. Definisi Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum, akan tetapi di kalangan masyarakat asam asetat biasa disebut

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. ASAM DAN BASA Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1.Mahasiswa memahami konsep dasar asam dan basa 2.Mahasiswa mampu mendefinisikan dan membedakan sifat-sifat asam dan basa 3.Mahasiswa

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI Laporan Praktikum KI1212 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI Disusun oleh: Alexander Leslie (10515007) Sharhan Hasabi (10515018) Devina Thasia

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

laporan Titrasi asam basa

laporan Titrasi asam basa laporan Titrasi asam basa TUJUAN A. JUDUL : TITRASI ASAM BASA : Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam. C. DASAR TEORI : Titrasi adalah cara analasis tentang pengukuran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Nama (NIM) : Novita Putri Wahyuni (1516045) Judul Partner : Titrasi Alkalimetri : Riska Dwi Aulia : Alifia Rizky Tanggal : 13 Maret 2017 POLITEKNIK STMI JAKARTA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) Disusun Oleh : 1. Ela Bintang Bahari (XI IPA 4 / 03) 2. Alfian

Lebih terperinci

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari Kimia XI SMA 147 BAB 5 Larutan Asam dan Basa Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian asam-basa menurut Arrhenius. 2. Membandingkan kekuatan asam-basa.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KLORIDA

PENENTUAN KADAR KLORIDA PENENTUAN KADAR KLORIDA I. TUJUAN A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisikan dan kimia terhadap air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat mengunterpretasikan hasil

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam KLASIFIKASI ZAT Pola konsep 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam Di antara berbagai zat yang ada di alam semesta ini, asam,basa, dan garam merupakan zat yang paling penting yang diamati oleh para

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Bab II Studi Pustaka

Bab II Studi Pustaka Bab II Studi Pustaka II.1 Kelarutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen. Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah

Lebih terperinci

Standarisasi Larutan

Standarisasi Larutan Standarisasi Larutan Kimia Analitik Kimia analitik: Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponenkomponen, menentukan jenis serta jumlahnya. Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Asidimetri

Laporan Praktikum Asidimetri Laporan Praktikum Asidimetri I. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar NaOH. II. Tinjauan Pustaka Pada prinsipnya asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat

Lebih terperinci

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~ Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~ -Menentukan konsentrasi NaOH dengan HCl 0,1 M- Latifa Dinna Prayudipta XI IPA 1 SMAN 3 TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2009/2010 Laporan praktikum kimia -titrasi

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur BAB 2 ASAM, BASA DAN GARAM Ensiklopedi: 27 dan 342 Kompetensi Dasar: Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. Melakukan percobaan sederhana

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. ASAM DAN BASA A. Asam Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM ARTIKEL Oleh : Nama : Tania Liztari NRP : 123020392 Kelompok : Non Reguler Meja : 11 Tanggal percobaan : 04 November 2012 Asisten

Lebih terperinci