ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Kata Kunci : kromatografi gas, nilai oktan, p-xilena, pertamax, pertamax plus.

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi Gas

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFISIENSI KOLOM. Bentuk-bentuk kromatogram

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB IV METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Fisiko Kimia

PENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

PENENTUAN KADAR ETANOL PADA ARAK DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS. Determination Ethanol In Arak With Gas Chromatography

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KROMATOGRAFI FLUIDA SUPERKRITIS

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

SISTEM INJEKTOR DAN FASE MOBIL/DIAM. Tuti Suprianti / P Kasmawaty Iswar / P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair

4. Hasil dan Pembahasan

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

PENGANTAR. Berdasarkan wujud fasa diam, Kromatografi gas-padat (gas-solid chromatography) Kromatografi gas-cair (gas-liquid chromatography)

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB IV PROSEDUR KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

PENDAHULUAN. Semua orang selalu menginginkan kehidupan yang dijalani adalah kehidupan

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Gambar 1. Alat kromatografi gas

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Kesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

Kromatografi gas-spektrometer Massa (GC-MS)

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

Transkripsi:

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar etanol dan metanol dari sampel minuman beralkohol yang beredar di masyarakat menggunakan kromatografi gas. Kromatografi gas merupakan salah satu metodologi yang digunakan dalam menganalisis kadar etanol. Metode ini spesifik untuk identifikasi dan penentuan kadar etanol serta dapat digunakan untuk pemisahan campuran alkohol seperti metanol dan isopropanol secara simultan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kadar alkohol dalam sampel sebesar 6,1% sedangkan dalam label yang tertera dalam botol minuman beralkohol sebesar 4,5%. Kata kunci : Etanol, Metanol, Minuman Beralkohol PENDAHULUAN Metanol merupakan senyawa yang memiliki rumus kimia CH 3 CH 2 OH. Senyawa ini memilki banyak manfaat, namun menjadi salah satu senyawa yang banyak disalahgunakan dalam kehidupan sehari-hari. Metanol merupakan senyawa kimia yang memilki gugus fungsi dan sifat hampir sama dengan alkohol dan sangat berbahaya bagi tubuh sehingga seringkali diberi warna berbeda dengan alkohol lainnya (Anonim, 2009). Akhir-akhir ini terdapat banyak sekali penyimpangan tentang penggunaan metanol. Salah satunya adalah penyimpangan yang umumnya dilakukan oleh peminum alkohol dimana metanol digunakan sebagai bahan untuk mencampur etanol (alkohol yang dapat dikonsumsi). Hal ini disebabkan karena metanol sangat menguntungkan khususnya bagi peminum alkohol dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah karena memiliki harga yang jauh lebih

murah dari etanol. Minuman jenis ini disebut minuman oplosan (Anonim, 2009). Peningkatan konsumsi metanol juga disebabkan karena kekurangtahuan masyarakat tentang bahaya mengkonsumsinya. Sebagian besar metanol dimetabolisme di hepar (Skrzydlewska, 2003). Dalam proses pengeliminasian ini akan menghasilkan zat toksik yaitu asam format dan banyak terbentuk radikal bebas sebagai zat penyerta reaksi. Pada dasarnya asam formatlah yang menyebabkan kerusakan terbesar hepar. Namun, pada penelitian terbaru tidak hanya asam format, tetapi formaldehid dan radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil antara dan dan hasil penyerta reaksi ini juga menyebabkan kerusakan pada sel hepar (Anonim, 2006). Kromatografi gas merupakan salah satu metodologi yang digunakan dalam menganalisis kadar etanol. Metode ini spesifik untuk identifikasi dan penentuan kadar etanol serta dapat digunakan untuk pemisahan campuran alkohol seperti metanol dan isopropanol secara simultan (Hendrayana, 2006). Gambar 1. Kromatografi Gas Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu penyebaran cuplikan diantara dua fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan fase yang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi masingmasing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr) (Sastrohamidjojo, 1991).

Gambar 2. Injektor Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponenkomponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah kemudian akan menuju ke detektor dan akan menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal tersebut lalu diperkuat oleh amplifer dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak (peak) (Yazid.E., 2005) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar metanol dan alkohol dari minuman beralkohol yang beredar di masyarakat. METODE Alat Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat Gas Chromatography, Labu ukur 5 ml, labu ukur 25 ml, gelas beker 100 ml, pipet volume dan pipet mikro. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah methanol 100 %, Ethanol 98,88 %, Aquades. Preparasi Sampel Larutan methanol, ethanol pro analisis (p.a) masing-masing di pipet 5 ml kemudian di campur hingga homogen dalam gelas beker, kemudian di encerkan dengan aquades dalam labu ukur 25 ml sehingga di dapatkan campuran methanol dan ethanol 10 %. Larutan Campuran 10 % kemudian di encerkan dalam labu ukur 5 ml

sehingga didapatkan campuran methanol dan ethanol dengan konsentrasi 2%, 4%, 6% dan 8%. Sampel di injeksikan ke dalam kromatografi gas sebanyak 0,5 µ/l. Analisis dengan Kromatografi Gas 1. Developing Metode a. Membuat nama metode baru pada kolom New Metode s Name b. Mengatur suhu injeksi menjadi 130 o C pada kolom heater c. Mengatur suhu kolom menjadi 110 o C dan pada kolom hold min diubah menjadi 5.00 d. Mengatur suhu detector menjadi 200 o C 2. Log Sampel a. Membuat nama sampel pada kolom sample name dan methode b. Mengatur sample amount menjadi 0,5 l c. Mengganti sample type dengan kalibrasi d. Memasukkan angka 1.000 pada kolom Dilution dan Multiplier 3. Injeksi Sampel a. Larutan standar campuran etanol-metanol 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan sampel minuman beralkohol diinjeksikan ke dalam injector kromatografi gas sebanyak 0,5 l. PEMBAHASAN Pada analisis kadar metanol dengan etanol menggunakan kromatografi gas, digunakan larutan standar campuran etanol dan metanol dengan perbandingan 1 : 1 yang kemudian buat kadar masing-masing standar sebesar 2 %, 4%, 6%, 8%, dan 10 %. Kondisi analisis yang dipergunakan yaitu suhu kolom 110 0 C, suhu detektor 200 0 C. Suhu awal kolom 130 0 C. Laju alir gas helium 25 ml/ menit dan laju alir gas hydrogen 25 ml/ menit. Proses kromatografi dalam alat GC dimulai dengan menyuntikkan sampel ke dalam kolom. Mula-mula komponenkomponen diinjeksikan dengan menggunakan syringe yang didorong dengan gas helium sebagai gas pembawa kemudian di dalam kolom diubah fasenya dari cair ke gas, kemudian didorong oleh gas pembawa untuk melalui kolom. Perbedaan laju migrasi masingmasing komponen dalam kolom disebabkan oleh perbedaan titik didih dan interaksi masing-masing komponen dengan fasa stasioner.

Pendeteksian saat keluar dari kolom dilakukan berdasarkan perubahan sifat fisika aliran gas yang disebabkan adanya komponen yang dikandungnya. Sifat fisika tersebut, Namun karena kondisi analisis yang dipergunakan yaitu suhu kolom 110 0 C, suhu detektor 200 0 C, dan suhu awal kolom 130 0 C, sehingga menyebabkan etanol dan metanol belum terpisah karena misalnya daya hantar panas, absorpsi radiasi elektromagnetik, indeks refraksi, derajat terinduksi ion, dan sebagainya. metanol memiliki temperatur lebih rendah dibandingkan etanol. Berikut ini adalah hasil kromatogram dari larutan standar etanol-metanol 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan sampel minuman beralkohol. Grafik 1. Kromatogram dari campuran alkohol dengan kadar 2% Grafik 2. Kromatogram dari campuran alkohol dengan kadar4%

Grafik 3. Kromatogram dari campuran alkohol dengan kadar 6% Grafik 4. Kromatogram dari campuran alkohol dengan kadar 8% Grafik 5. Kromatogram dari campuran alkohol dengan kadar10% Berdasarkan kromatogram di atas, didapatkan luas area dari masing-masing konsentrasi, sehingga dapat dibuat suatu kurva kalibrasi untuk menentukan kadar etanol dan metanol dalam sampel. Grafik 6. Kurva Kalibrasi Luas Area vs Konsentrasi

Berikut ini adalah kromatogram sampel minuman beralkohol dengan label persen alkohol dalam kemasan sebesar 4,5 %. kadar total alkohol karena standar campuran metanol-etanol tidak dapat terpisah. Grafik 7. Kromatogram sampel minuman beralkohol Berdasarkan persamaan linear diperoleh persamaan y = 524604x - 504.18 dengan harga R 2 sebesar 0,994. Berdasarkan perhitungan dari persamaan regresi diperoleh kadar alkohol dalam sampel sebesar 6,1%, sedangkan kadar yang tertera dalam botol sebesar 4,5 %. Namun tidak bisa diketahui berapa kadar metanol maupun etanol dari sampel karena waktu retensi keduanya sangatlah dekat yaitu untuk metanol 1,946 menit dan etanol 2,092 menit, sedangkan suhu kolom yang digunakan adalah 110 o C yang menyebabkan etanol dan metanol menguap secara bersama-sama. Sehingga hanya dapat diketahui Dari grafik fish bone ini kita dapat memetakan apabila terdapat kesalahan pada analisis sampel kita menggunakan GC. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhinya seperti masih adanya gelembung gas yang tertingggal di injeksi, masih ragu-ragu dalam menginjeksikan, dll. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kadar alkohol dalam sampel sebesar 6,1% sedangkan dalam label yang tertera dalam botol minuman beralkohol sebesar 4,5%, namun tidak bisa ditentukan kadar metanol maupun etanol dari sampel karena waktu retensi keduanya sangatlah dekat yaitu untuk metanol 1,946 menit dan etanol 2,092 menit, sedangkan suhu kolom yang digunakan adalah 110 o C yang menyebabkan etanol dan metanol menguap secara bersama-sama.

DAFTAR PUSTAKA Anonim,2009. Senyawa Alkohol. : http://en.wikipedia.org/wiki/m ethanol.(diakses pada tanggal 19 Desember 2014) Anonim. 2006. Effect methanol intoxication on specific immune function of albino rats.pubmed. [online] diakses pada 20-12-2014 Hendrayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern, PT Remaja Rosdakarya, Bandun Sastrohamidjojo, H. 2005. Kromatografi. 1-12. Liberty Press, Yogyakarta Skrzydlewska, Elzbieta. 2003. Toxicological and Metabolic Consequences of Methanol Poisoining. 11:277-293 Yazid, Eistein. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi