III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

I. PENDAHULUAN PENYIM DANA DANA KEMBALI PROVINSI

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

I. Bagasi tenghpendahuluan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

masyarakat dominan pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, ekonomi dan Tabel 1.1. Pengaduan Status Proses di masing-masing Provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

mengalami perubahan status. Kasus tersebut terdapat di Kota Pematang siantar Provinsi Sumatera Utara.

Pengaduan tiap provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan (di Wilayah Ex P2KP 2, Ex KMW Provinsi, Ex P2KP 3, OC 6, OC 7 dan OC 8) Periode Nopember 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

Status Pengaduan bulan Sept 16

Capaian pengaduan tiap provinsi

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

Perkembangan PPM Bulan Februari 2017

Status Pengaduan bulan Juni 2016

Pengelolaan Pengaduan Bulan Juni 2017

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan Agustus 2017

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Perkembangan PPM Bulan Maret 2017

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Perkembangan Pengelolaan Pengaduan Bulan Mei 2017

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Perkembangan PPM bulan Desember 2016

Perkembangan PPM Bulan April 2017

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan November 2017

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode April 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

QS PENGENDALIAN PELATIHAN MASYARAKAT PPMK 2014 Rekap Nasional Periode Laporan (Minggu ke 4) 30 April 2015

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN KEMAJUAN USK FMR

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. Capaian Pengaduan status April 2016

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

Perkembangan Kelembagaan BKM

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

Progres PPM P2KP (Program Peningkatan Kualitas Permukiman) Periode Mei 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Perkembangan PPM bulan Januari 2017

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT. Bahan Serahan. Modul Coaching PPM untuk Fasilitator 18

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) Di Tingkat Kelurahan/Desa

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Progres PPM P2KP (Program Peningkatan Kualitas Permukiman) Periode Juli 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

Bab. IX. Media Pengaduan: Laporan/Temuan BPKP

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

Transkripsi:

I. Anlist.asp II. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di wilayah I di bulan Januari 2013 dilaporkan hanya oleh 7 Propinsi. Pada bulan Januari 2013 ini seluruh tenaga ahli telah didemobilisasi sehingga pelaporan dari KMW Propinsi tidak dapat dilakukan oleh seluruh propinsi. Meskipun, terdapat 7 Propinsi yang telah mengirimkan laporan di bulan Januari 2013. Hal tersebut dilakukan oleh beberapa tenaga ahli yang menjadi relawan dan sebagian besar OC-1 yang masih komitmen untuk mengirimkan data di rumah mereka masing-masing. Jumah aduan yang telah dikelola dan dikirimkan pada periode Januari 2013 sebesar 573 pengaduan. Pengaduan yang telah masuk tersebut sebanyak 5 pengaduan masalah dan 568 pengaduan informatif. Seluruh pengaduan tersebut dalam status sudah selesai ditangani seluruhnya. Dibandingkan dengan jumlah aduan yang masuk di bulan Januari 2012, pengaduan pada periode Januari 2013 tersebut turun sebesar 50%. Namun propinsi yang setiap bulannya ngirim data aduan cukup banyak, di bulan Januari ini masih mengirimkan, seperti : Propinsi Sumatra Barat dan Jawa Barat. Pada pengaduan jenis masalah yang tidak terekam di dalam SIM PPM KMW Propinsi Banten di bulan Januari 2013 dimana KMP pusat meminta kepada KMW melakukan perekaman kasus penggelapan dana fixed cost pelatihan tahun 2010 supaya kasus tersebut dapat dilihat perkembangannya secara detail. Kasus tersebut merupakan kasus dengan penyimpangan dana terbesar sepanjang KMP wilayah I ini berada,seperti beberapa kasus lainnya yang dilakukan oleh oknum konsultan dapat diselesaikan dengan pengembalian dana dan penyelesaian secara hukum. III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah Pengaduan informatif pada status Januari 2013 berjumlah 568 pengaduan (99,30%).sedangkan pengaduan masalah hanya berjumlah 5 pengaduan (0,87%). Pengaduan masalah yang terekam pada Januari 2013 merupakan pengaduan dari bulan-bulan sebelumnya yang statusnya masih proses. Pengaduan informatif tidak 1

terdapat pengaduan yang masih status proses di bulan Januari 2013. Pengaduan masalah yang berstatus proses di bulan Januari 2013 tersebut merupakan pengaduan lama yang belum terselesaikan di Propinsi Jawa Barat sebanyak 3 pengaduan dan Propinsi Sumatra Utara sebanyak 2 pengaduan. Tabel 1.1.Status Pengaduan Informatif dan Masalah (Periode Januari 2013) Propinsi Informatif Masalah Grand SUMUT 179 2 181 SUMBAR 159 159 RIAU 47 47 LAMPUNG 28 28 KEPRI 49 49 JABAR 83 3 85 BANTEN 23 23 Grand 568 5 572 Berdasarkan kategori aduan pada periode Januari 2013 pada jenis informatif masih didominasi pada kategori pertanyaan 76%, saran 12% dan kritik 11%. Pada jenis pengaduan masalah hanya pada kategori mekanisme dan prosedur serta force major yang terdapat pengaduan hanya mencapai 0,35% dan 0,17%. Pada bulan Januari 2013 pengaduan yang masuk yang berkaitan dengan kegiatan adminstratitif, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan pelaksanaan kegiatan sosial lebih dominan dengan capaian aduan di atas 10%. Tingginya aduan yang berkategori pertanyaan, kritik dan saran yang secara administratif mendominasi serta pada pelaksaan kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial, menunjukkan masih lemahnya pemahaman masyarakat serta masih kurangnya kualitas pelaksanaan kegiatan administratif, ekonomi dan sosial yang menjadi sorotan masyarakat pada bulan Januari 2013. 2

2. Pengaduan Lingkup Administratif dan Keuangan Propinsi Tabel 2.1.Status Pengaduan Lingkup Administrasi dan Keuangan (Periode Januari 2013) Adm Keu Proses Selesai Proses Selesai Grand SUMUT 0 168 168 0 13 13 181 SUMBAR 0 106 106 0 53 53 159 RIAU 0 44 44 0 3 3 47 LAMPUNG 0 25 25 0 3 3 28 KEPRI 0 22 22 0 27 27 49 JABAR 0 71 71 0 15 15 86 BANTEN 0 21 21 0 2 2 23 Grand 0 457 457 0 116 116 573 Pada lingkup administrasi dan keuangan pada periode Januari 2013 masih didominasi pada pengaduan yang bersifat administratif yang mencapai 79,75% aduan dan pengaduan keuangan hanya 20,25%. 3. Komposisi pengaduan di tiap Propinsi Pengaduan pada bulan Januari 2013 berdasarkan data yang terkirim di masingmasing Propinsi di dominasi Propinsi Sumatra utara, Sumatra Barat dan Jawa barat. Agak sedikit bergeser yang paling mendominasi jumlah aduan setiap bulannya, yang biasanya didominasi Propinsi Sumatra Barat menjadi Propinsi Sumatra Utara. 3

Seperti biasanya Propinsi Sumatra Barat dengan komposisi jenis aduan informatif paling mendominasi dan nyaris setiap bulannya tidak pernah ada aduan yang bersifat/ berjenis masalah. Jenis pengaduan tersebut banyak yang berkategori pengaduan pertanyaan. Sedangkan pada propinsi Sumatra Utara pengaduan pada jenis informatif tersebut dengan komposisi yang hampir berimbang antara pertanyaan, kritik dan saran. Walaupun masih lebih dominan pertanyaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelola aduan telah memahami tentang pengkategorian aduan di Propinsi Sumatra utara. Sebaliknya di Propinsi Sumatra Barat dengan dominasi aduan pertanyaan menunjukkan kurang pahamnya pengkategorian aduan di pengelola pengaduan. 4. Pengaduan Berdasarkan Derajat aduan Tabel.4.1. Pengaduan berdasarkan derajat aduan Propinsi Kabupaten / Kota Kecamatan Kelurahan Grand SUMUT 1 180 181 SUMBAR 159 159 JABAR 7 1 78 86 KEPRI 49 49 RIAU 1 1 45 47 LAMPUNG 1 27 28 BANTEN 1 22 23 Grand 10 3 560 573 Berdasarkan pada derajat/ tingkatan pengelolaan pengaduan yang paling banyak masih di tingkat kelurahan. Pengaduan pada tingkat ini biasanya dilaporkan oleh fasilitator. Pengaduan pada derajat ini mencapai 97,73% dari 573 pengaduan. Disusul pengaduan di tingkat Kota/kabupaten mencapai kurang lebih 2%. Pengaduan pada derajat ini dilaporkan oleh asskot Korkot atau korkot 4

yang melakukan kunjungan lapangan atau masyarakat yang mengadukan ke korkot. 5. Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian. Pengaduan berdasarkan Media penyampaian pada Januari 2013 masih didominasi pengaduan pada media tatap langsung. Pengaduan melalui media SMS, Mimbar bebas dan buku aduan masih ada yang digunakan di Propinsi Jawa Barat (SMS), Propinsi Banten (Mimbar Bebas),Propinsi Riau (Buku Aduan). Propinsi Tabel.5.1. Pengaduan berdasarkan Media Aduan Buku Aduan MB SMS Tatap Langsung Telepon Grand SUMUT 181 181 SUMBAR 159 159 RIAU 1 45 1 47 LAMPUNG 27 1 28 KEPRI 49 49 JABAR 2 79 4 85 BANTEN 2 21 23 Grand 1 2 2 561 6 572 Pengaduan dengan media tatap langsung yang paling dominan terdapat di Propinsi Sumatra Utara karena sebagian besar jumlah aduan yang dikelola pada derajat kelurahan yang dibawa oleh fasilitator sebagai laporan. 5

6. Penyimpangan Dana Jumlah penyimpangan dana hasil temuan BPKP yang telah dikelola dan dicatat di dalam SIM PPM sampai dengan Januari 2012 sebesar 1,9 Milliar dan dana yang telah dikembalikan sebesar 1,6 Milliar (87,8%). Bila melihat trendnya data penyimpangan dana hasil temuan BPKP tersebut yang sudah tercatat antara bulan Maret sampai dengan Januari 2012 terjadi peningkatan jumlah penyimpangan dana sebesar 652%. Perkembangan Penyimpangan dana dari bulan April sampai dengan Juni 2012 tidak mengalami pergerakan baik peningkatan penyimpangan dana maupun dana yang dikembalikan. Pada bulan Agustus meningkat dan bertahan sampai dengan bulan September 2012. Selanjutnya naik di bulan Oktober dan bertahan sd bulan Januari 2012 sehubungan demobilisasi Tenaga ahli PPM di KMW Propinsi. Pergerakan data temuan BPKP tersebut seiring dengan inputing data hasil temuan BPKP oleh KMW di SIM PPM dengan data dari Manajemen Keuangan periode tahun 2010 2012. Penyimpangan dana Non temuan BPKP ( pelaporan masyarakat) selama periode Maret Nopember 2012 mengalami peningkatan sebesar 41%. Jumlah dana yang telah disimpangkan sampai dengan bulan Januari 2012 sebesar 1,09 Milliar dan yang telah dikembalikan sebesar 519 juta (47,6%). Selama bulan Maret Juni 2012 jumlah penyimpangan dana berkisar pada angka 700 juta dengan tingkat pengembalian sebesar 50% - 51%. Pada bulan Juli Nopember 2012 jumlah penyimpangan dana mencapai 1 Milliar lebih dengan tingkat pengembalian dana mencapai antara 44% - 47%. Penyimpangan dana Non temuan BPKP atau yang dilaporkan/ ditemukan oleh masyarakat dimana pelaku dari penyimpangan dana tersebut telah bergeser ke pelaku konsultannya sendiri. 6

Kasus penyimpangan dana hasil temuan BPKP yang cukup baik diselesaikan adalah dalam penyelesaian kasus temuan BPKP di P2KP UPP-1 di wilayah DKI Jakarta dengan kasus dana pinjaman masyarakat yang diselewengkan hampir 2 Milliar dan telah terselesaikan dengan di DPPT kan oleh pihak BPKP karena BKM UPP-1 tersebut telah bubar dan dokumen pemeriksaan tidak bisa dilanjutkan. Sedangkan kasus yang sedang mencuat dengan nilai penyimpangan dana sebesar 595 juta terjadi di Propinsi Banten dengan kasus penggelapan dana fixed cost/ pelatihan masyarakat oleh seorang Sub-prof Admin di KMW Propinsi Banten dengan modus pengalihan dana rekening bersama ke rekening pribadi. Kasus tersebut masih dalam penanganan dan proses hukum dimana si pelaku harus mengembalikan dana tersebut dengan menyita asset si pelaku melalui forum BKM Propinsi Banten. 7

IV. Isue-issue Strategis Issue strategis yang terjadi selama kurun waktu periode Januari 2013 yaitu : 1) Pelaksanaan fasilitasi penanganan pengaduan masyarakat selama ini menjadi tanggung-jawab korkot dan penginputan data diserahkan kepada assmandat sehingga menyebabkan antara pengisian data subtansi aduan dengan penanganan tidak sesuai. 2) Penyimpangan dana baik dana BLM maupun pelatihan masyarakat pelakunya telah bergeser dari masyarakat/ KSM/ anggota BKM ke pendamping masyarakat fasilitator,bahkan koordinator kota (Korkot) dan subprof Admin KMW. 3) Pengaduan masyarakat yang cenderung lebih dominan melalui media tatap langsung di tingkat kelurahan, menjadi indikasi adanya ketidak-pahaman masyarakat terhadap kegiatan program khususnya pada siklus pemanfaatan BLM ( Infrastruktur, ekonomi dan sosial). 4) Unit Pengelola pengaduan baik di tingkat kelurahan, kota/kabupaten maupun propinsi belum berfungsi. Pencatatan aduan dan penanganan pengaduan masih di dominasi fasilitator dibandingkan anggota BKM. 5) Pengaduan informatif yang didominasi Propinsi Sumatra Barat telah bergeser dan digantikan propinsi Sumatra Utara. Hanya, dominasi pengaduan informatif di Propinsi Sumatra Barat lebih banyak berupa pertanyaan. Di Propinsi Sumatra utara pada jenis informatif ini hampir berimbang antara pertanyaa, kritik dan saran. 8

III. Rekomendasi Berdasarkan Issue permasalahan yang terekam berdasarkan trends di bulan ini, maka rekomendasi yang disampaikan sebagai berikut : 1) Penanganan masalah pengaduan yang dikhususkan dilakukan oleh faskel CD dan asskot CD di wilayah I dalam pengorganisasiaan penyelesaian masalah dan penginputan data secara substantif di dalam SIM PPM akan lebih efektif sehingga perekaman data dalam SIM lebih baik dibandingkan oleh asmandat. 2) Kecenderungan meningkatnya penyimpangan dana yang diadukan oleh masyarakat dan semakin meningkatnya jumlah pelaku penyimpangan dana oleh konsultan sehingga perlu pembenahan terhadap system recruitmen dan pelatihan/ peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas lebih didorong pada kepedulian dan rasa emphatic seluruh jajaran konsultan terhadap kelompok marginal dengan model pelatihan langsung di lingkungan kelompok tersebut. 3) Perlu adanya sistem kaderisasi anggota BKM di dalam mengantisipasi lemahnya pemahaman anggota BKM terhadap program serta terjadinya disorientasi dan motivasi anggota BKM di dalam mengelola program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Demikian laporan progress pengaduan masyarakat ini disampaikan. Mohon saran dan masukan dalam perbaikan laporan ini sangat diharapkan. 9