PERSEPSI MAHASISWA BINUS JURUSAN MARKETING COMMUNICATION TERHADAP TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV (STUDI KASUS ANGKATAN 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Responden yang terhormat, saya Gery Try Enasya, mahasiswa Universitas Bina

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 RUANG LINGKUP OBSERVASI. PT. Televisi Transformasi Indonesia atau yang disingkat dengan TRANS TV

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISA DATA. A. Keadaan Wilayah RT 03 RW 016 Bukit Cinere Indah Cinere Depok

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan


Reino Harry Sandi. Abstrak

Lampiran Rundown Acara Radio Show

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

BAB 3 METODE PENELITIAN. masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

Adelia Hildtruida ABSTRAK

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun alokasi waktu pengumpulan data penelitian ini telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang diambil oleh penulis adalah format eksplanasi

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. 62 Penelitian ini menggunakan

L 1 KUISIONER. Hormat saya, Windy Adiyatna

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu penelitian tentang persepsi mahasiswa IAIN Palangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, pendekatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

Cindy Octovianty. Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta, Telp: (+62-21) ,

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Hasil Kuesioner. Public Relations. membantu anda dalam menentukan jenis cetakan yang akan anda pilih?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Berdasarkan analisis korelasi parsial dengan variabel kontrol pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (kuantitatif) dimaksud untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu

BAB 4 HASIL PENELITIAN. bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media twitter

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa

BAB III METODE PENELITIAN. populasi tersebut dengan menyebarkan kuisioner. 1. lebih terurai lagi melalui gabungan antarkarakteristik tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar

BAB IV PENUTUP. teori yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PERSEPSI MAHASISWA BINUS JURUSAN MARKETING COMMUNICATION TERHADAP TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV (STUDI KASUS ANGKATAN 2012) Deny Siawan Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, Telp : 021 5345830 / 5350660, Fax : 021 5300244, deny_thecloud@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa bina nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 terhadap tayangan reportase investigasi yang ditayangkan di Trans TV. Metode Penelitian Dalam penelitian ini untuk peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada objek yang diteliti. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah bahwa persepsi mahasiswa binus jurusan marketing communication terhadap tayangan reportase investigasi adalah cenderung baik. Simpulan Adanya persepsi yang baik dan buruk dari mahasiswa binus jurusan marketing communication angkatan 2012 mengenai tayangan reportase investigasi, tetapi lebih didominasi oleh persepsi yang baik. Kata Kunci : Persepsi, Mahasiswa Marcom Binus 2012, Reportase Investigasi, Trans TV

1. Pendahuluan Latar belakang peneliti memilih Trans TV sebagai Obyek penelitian ini adalah karena menurut peneliti Trans TV merupakan TV yang termasuk TV yang masih baru bila dibandingkan dengan TV pendahulunya seperti RCTI, SCTV, Indosiar, dan televisi televisi lainya, tetapi Trans TV sudah mampu untuk bersaing dengan para pendahulunya bahkan Trans TV sudah bisa menyaingi beberapa televisi televisi pendahulunya dari segi rating dan share dalam sebagian program tertentu. Kedua, kenapa peneliti memilih tayangan Reportase Investigasi untuk diteliti? Karena menurut peneliti tayangan Reportase Investigasi ini adalah program yang baik dan sangat bermanfaat bagi penontonya. Tayangan reportase Investigasi ini dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi mereka, tetapi di satu sisi tayangan Reportase Investigasi ini juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi orang orang disekitar karena dapat membuat pihak pihak lain meniru perbuatan yang ditayangkan program ini karena program ini memberikan informasi yang terlalu detail tentang cara pelaku menjalankan tindak kejahatannya tersebut. Tabel 1.1 (Tinjauan Pustaka) No. Nama Peneliti / Judul Penelitian / Publikasi Topik Permasalahan Analisa Penelitian 1. Robin / Pengaruh Program Reportase 1. Apakah media 1. Ruang lingkupnya Investigasi di Trans TV Terhadap Persepsi memiliki dampak terlalu sempit karena Mahasiswa Binus University ( Studi Tentang terhadap penciptaan hanya meneliti 1 Episode Siomay Batagor Berbalut Pemicu Kanker ) / Skripsi Binus University Tahun 2012 persepsi dari penonton? 2. Apakah hasil dari episode saja. 2. permasalahan Topik tidak penyampaian persepsi terjawab. ini mampu mengarahkan audience pada suatu tindakan untuk mengikuti isi dari pesan yang diterimanya melalui 2. Dede Kurnia / Pengaruh Program Acara "KICK ANDY HOPE" di metro TV Terhadap Persepsi Masyarakat (Studi Kasus : JL. H. Pentul 2 RT. 07 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan) / Skripsi Binus University Tahun 2012 media massa? 1. Bagaimana Analisa SWOT pra produksi Coffee Break di Tv One untuk menarik minat penonton? 2. Bagaimana Analisa SWOT produksi Coffee Break di Tv One untuk menarik minat penonton? 3. Bagaimana Analisa SWOT pasca produksi Coffee Break di Tv One untuk menarik minat penonton? 1. Metode penelitian yang digunakan tidak sesuai dengan teknik pengumpulan data 2. ruang lingkup penelitian kurang jelas Perbedaan penelitian saya dengan 2 penelitian di atas adalah saya lebih focus terhadapa persepsi dari responden sedangkan Robin meneliti pengaruh sehingga terdapat 2 variabel dalam penelitian Robin, sedangkan dalam penelitian saya hanya terdapat 1 variabel. Pada skripsi Dede Kurnia dengan judul pengaruh dan persepsi tetapi menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana menurut saya tidak cocok. Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Robin hasil penelitian tersebut tidak menjawab topik permasalahan. Untuk penelitian yang dilakukan Dede Kurnia ruang lingkup yang diteliti menurut saya kurang jelas dan tidak terarah sehingga menimbulkan kebingungan dalam melakukan penelitian, oleh karena itu di dalam penelitian saya kali ini saya mencoba untuk mempelajari apa yang salah dengan penelitian mereka dan berusaha untuk membuat skripsi saya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah banyak pro dan kontra yang berkembang di masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa tayangan reportase investigasi adalah tayangan yang baik dan bermanfaat, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa tayangan reportase investigasi merupakan tayangan yang tidak baik dan dapat memberi dampak buruk. Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bina Nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 mengenai tayangan Reportase Investigasi yang ditayangkan di Trans TV, apakah lebih banyak yang pro atau kontra terhadap tayangan tersebut. Agar meghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pencarian data serta ketidakfokusan dalam penelitian, maka peneliti akan membuat batasan secara spesifik mengenai hal hal apa saja yang akan diteliti. Pembatasan masalah dan ruang lingkup yang akan diteliti adalah mahasiswa Bina Nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 dan tayangan Reportase Investigasi itu sendiri. Tujuan dari peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bina Nusantara jurusan Marketing Communication angkatan 2012 mengenai tayangan Reportase Investigasi, apakah lebih banyak yang pro atau kontra terhadap program acara tersebut. Ada beberapa teori yang peneliti gunakan pada penelitian kali ini, Pertama ada konsep dari persepsi. Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran (Mulyana, 2005: 168). Menurut Wenburg dan Wilmot, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulayana, 2005: 167). Kemudian yang kedua ada teori Individual Differences. Teori ini menelaah perbedaan perbedaan individu individu sebagai sarana media massa ketika mereka diterpa sehingga dapat menimbulkan efek tertentu yang berbeda beda. Menurut teori ini individu - individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai nilainya. Tanggapannya terhadap pesan pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan karena secara individual berbeda satu sama lain bila dilihat dari struktur kejiwaannya. Ketiga ada teori S-O-R (Stimulus Organisme Respons), teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus Organisme Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy, 2003:225).

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Peneliti dituntut bersifat obyektif dan mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dapat diperoleh dengan pengujian alat ukur yang sudah memenuhi prinsip validitas dan reabilitas. (Kriyantono, 2007:57) Pendekatan kuantitatif menggunakan cara berpikir deduktif dimana teori ditempatkan sebagai titik tolak utama untuk menjawab permasalahan yang diangkat dan proses penelitian dilakukan secara bertahap mengikuti satu garis lurus atau linier. Teknik penelitian dalam pendekatan ini menggunakan instrumen kuesioner yang disajikan kepada setiap responden dalam bentuk daftar pertanyaan. Penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat suatu fenomena social tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. (Kriyantono, 2007:63) Metode survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul data. Tujuan dari metode survei adalah memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. (Kriyantono.2007: 60). Metode survei merupakan jenis penelitian investigasi (investigation) yang mengamati keadaan persoalan atau obyek penelitian sebagaimana adanya. Pada umumnya unit analisis dalam penelitian survey adalah individu. Untuk penelitian tertentu, unit analisis mungkin adalah pasanagn sumai istri, pasangan yang telah bercerai, atau rumah tanga secara keseluruhan, tetapi untuk satu wawancara, digunakan satu kuesioner dan tetap ditujukan kepada satu orang. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data melalui survey dengan memberikan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang telah disusun dan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Target daripada pembagian kuesioner ini adalah mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication angkatan 2012. Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus rumus Slovin, rumusnya adalah: N n = ------------ 1+Ne² Keterangan: n = ukuran sample N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang dapat ditolerir atau yang disebut dengan istilah persepsi (10%). N n= --------------- 1+Ne² 415 n= ---------------- 1+415(0,1)² 415 n= ---------------- 5,15 n= 80,56 dibulatkan menjadi 81. Menurut Rachmat Kriyanto dalam buku Riset Komunikasi, terdapat dua rancangan sampling yaitu, rancangan sampling probabilitas dan rancangan sampling nonprobabilitas. Rancangan sampling yang digunakan penulis adalah rancangan sampling probabilitas atau sampling random sederhana, dalam rancangan sampling random sederhana ini menurut (Kriyantono, 2007; 152-153).

3. HASIL DAN BAHASAN 3.1 Uji Validitas Tabel 3.1 (Hasil Uji Validitas) Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 74,9383 45,734,520,834 VAR00002 75,0370 48,136,374,841 VAR00003 74,9136 47,655,427,838 VAR00004 74,9136 47,655,427,838 VAR00005 75,0741 45,744,548,833 VAR00006 75,2469 47,363,325,844 VAR00007 75,1975 45,735,395,842 VAR00008 75,0000 46,875,437,838 VAR00009 75,0741 45,744,548,833 VAR00010 75,3210 47,771,275,847 VAR00011 74,9136 47,655,427,838 VAR00012 75,0000 46,500,463,837 VAR00013 75,0123 45,787,593,831 VAR00014 74,7901 48,993,326,842 VAR00015 75,0370 48,136,374,841 VAR00016 75,0370 48,611,347,842 VAR00017 74,6173 48,889,330,842 VAR00018 74,7901 48,993,326,842 VAR00019 75,0741 45,744,548,833 VAR00020 75,0741 45,744,548,833 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila validitasnya rendah maka instrument tersebut kurang valid (Riduan, 2011; 194). Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 20 pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keinginan masing masing. Setelah diuji validitasnya dari ke -20 pertanyaan tersebut dinyatakan bhwa semuanya merupakan pertanyaan yang valid.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, maka dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus: n XiYi - ( Xi) ( Yi) r = [ N Xi² ( Xi )]² [ n Yi² ( Yi)² ] Dimana: r = Koefisien korelasi Pearson s Product Moment n = Banyaknya pasangan data Xi = Variabel bebas X yang ke-i Yi = Variabel terikat Y yang ke-i Jika r hitung > r table, maka variabel tersebut valid Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid 3.2 Uji Realibilitas Alat ukur disebut reliable bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berkali-kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap (consistent) (Simamora, 2004; 190). Uji realibilitas pada kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan rumus yang dikemukakan (Simamora, 2004; 190): Metode alpha diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompokan kedalam lima kelas dengan rank yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat di interpretasikan sebagai berikut: Nilai alpha cronbach 0,00 s/d 0,20 berarti kurang realibel Nilai alpha cronbach 0,21 s/d 0,40 berarti agak realibel Nilai alpha cronbach 0,41 s/d 0,60 berarti cukup realibel Nilai alpha cronbach 0,61 s/d 0,80 berarti realibel Nilai alpha cronbach 0,81 s/d 100 berarti sangat raelibel

Tabel 3.2 (Hasil Uji Reliabilitas) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.845 20 Tabel 3.2 menunjukan bahwa Cronbach s Alpha variable Persepsi sebesar 0.840 > 0.5 maka pernyataan variabel (X) dinyatakan sangat reliable. Penelitian ini tidak memiliki hipotesis, tujuan dari penelitian ini bukan untuk menjawab apakah hipotesis diterima atau hipotesis ditolak, karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Seperti yang telah peneliti jelaskan di bagian kedua bah wa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat suatu fenomena social tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis (Kriyantono, 2007:63). Jadi peneliti hanya menghimpun dan menjelaskan data dengan apa adanya. Karena keterbatasan tempat untuk memeparkan hasil dari penelitian ini maka peneliti hanya memasukan beberapa penyataan yang memiliki perbedaan jawaban yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan berpengaruh pada penelitian ini : Tabel 3.3 Pernyataan No.14 Anda dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar terhindar dari kecurangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat Setuju 19 23,5 23,5 100,0 Setuju 57 70,4 70,4 76,5 Valid Ragu Ragu 4 4,9 4,9 6,2 Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing Mean 81 0 4.1605 (Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.14) Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 57 responden ata 70,4% dari total reponden yang menyatakan bahwa mereka dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar mereka dapat terhindar dari tindak kecurangan serupa. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No.14 adalah sebesar 4,1605. Arti dari nilai tersebut adalah bahwa rata rata responden menyatakan mereka dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar mereka dapat terhindar dari tindak kecurangan serupa.

Tabel 3.4 (Pernyataan No.16) Tayangan Reportase Investigasi menjadikan anda lebih waspada Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat Setuju 9 11,1 11,1 100,0 Setuju 58 71,6 71,6 88,9 Valid Ragu Ragu 12 14,8 14,8 17,3 Tidak Setuju 2 2,5 2,5 2,5 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing 81 0 Mean 3.9136 (Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.16) Jika dilihat dari tabel 4.21 maka didapatkan hasil bahwa terdapat 58 responden atau 71,6% dari total responden yang menyatakan setuju jika dikatakan tayangan reportase investigasi dapat menjadikan mereka lebih waspada. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No. 16 adalah sebesar 3,9136 yang artinya adalah rata- rata responden menyatakan setuju bahwa tayangan reportase investigasi dapat membuat mereka lebih waspada. Tabel 3.5 (Pernyataan No.18) Teknik melakukan kecurangan yang ditayangkan secara detail dapat membuat orang lain menirunya Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat Setuju 19 23,5 23,5 100,0 Setuju 57 70,4 70,4 76,5 Valid Ragu Ragu 4 4,9 4,9 6,2 Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing 81 0 Mean 4,1605 (Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.18) Dari tabel 4.23 di atas diperoleh hasil terdapat 57 responden atau 70,4% dari total responden yang setuju bahwa teknik melakukan kecurangan yang disiarkan secara mendetail membuat pihak lain dapat dengan mudah menirunya. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No. 18 adalah sebesar 4,1605. Artinya adalah rata rata responden menyatakan setuju bahwa teknik melakukan kecurangan yang disiarkan secara mendetail membuat pihak lain dapat dengan mudah menirunya.

4 SIMPULAN DAN SARAN Secara keseluruhan dilihat dari hasil penelitian ini bahwa penonton atau dalam studi penelitian ini adalah mahasiswa bina nusantara jurusan komunikasi angkatan 2012 lebih banyak mengungkapkan persepsi yang positive daripada persepsi yang negative. Responden setuju bahwa tayangan tersebut memberikan dampak positive bagi orang yang menyaksikannya, walaupun menurut beberapa responden lainnya tayangan terebut dapat memberikan dampak negative bagi sebagian orang lainnya. Reportase investigasi merupakan tayangan yang berbasis informasi, jadi nilai jual dari program acara ini ada pada kualitas informasi, dan kebanyakan responden setuju bahwa informasi yang diberikan mudah untuk diterima dan dimengerti. Responden juga setuju bahwa informasi yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka yang menyaksikan tayangan tersebut. Responden juga setuju bahwa tips yang diberikan mudah untuk diingat dan dimengerti. Tayangan reportase investigasi juga menjadikan mereka lebih waspada. Persepsi negative dari tayangan reportase investigasi ini adalah tidak sedikit responden atau penonton yang menjadi takut untuk mengkonsumsi produk produk serupa yang pernah ditontonnya. Tayangan reportase ini juga memberikan dampak negative bagi pedagang serupa yang tidak melakukan kecurangan. Jadi kesimpulannya lebih banyak sisi positive yang diberikan oleh tayangan reportase investigasi dibandingkan dengan sisi negative. Saran saya sebagai peneliti sebaiknya tayangan tersebut tidak perlu dibuat terlalu detail. Detail di sini dalam artian tidak perlu sampai mempertlihatkan semua teknik teknik yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir. Jika hal ini dilakukan maka dapat menimbulkan kemungkinan akan adanya peniruan terhadap tindak kejahatan serupa, sehingga untuk meminimalisir tindak tersebut ada baiknya bila teknik atau cara cara untuk melakukan tindak kejahatan tersebut tidak perlu dimuat atau ditayangkan sampai terperinci. Saran peneliti berikutnya sebaiknya tim dari reportase investigasi perlu juga memikirkan cara bagaimana agar pedagang pedagang lain yang tidak melakukan kecurangan tidak terkana efek negative dari tayangan ini, misalnya dengan memberikan himbauan bahwa tidak semua pedagang melakukan tindak kejahatan tersebut, hanya segelintir orang saja yang melakukan tindak kejahatan tersebut, atau bisa juga dengan memberikan rekomendasi tempat tempat atau produk produk mana yang aman dan dimana produk tersebut dapat ditemukan

5. REFERENSI Ardianto, E. (2007). Komunikas imassa :Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama Media. Bungin, H.M.B. (2007).Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cangara, H. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Kencana Prenada Media Group. Deddy, I. (2005). : Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendi, O.U. (2003).Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendi, O.U. (2004).Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Krisyantono, R. (2007). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M.A.(2008). Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola radio dan Televisi Edisi Pertama. Jakarta : Pernada Media Group. Muda, D.I. (2005). Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta: Rajawali Pers. Rakhmat, Jalaludin. (2008). Metode Penelitian Komunikasi Cetakan ke-14. Bandung:Remaja Rosdakarya. Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan pasar dengan pemasaran efektif dan profitable. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Widjaja, A.W. (2008). Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara. WEBSITE http://www.kpi.go.id/component/content/article/12-umum/30858-teguran-tertulis-kedua-qreportaseinvestigasiq-trans-tv (http://www1.transtv.co.id/frontend/home/category) JURNAL BM, Mursito. (2007). Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media. Dalam Jurnal Komunikasi Massa (Ed.) Candra, N.R.A. (2010). Perkembangan Media Penyiaran Televisi Menjadikan Televisi Sebagai Kebudayaan Masyarakat. Dalam Jurnal Penyiaran Televisi (Ed.)