BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB V PENUTUP. 1. Persamaan dan perbedaan putusan ijin poligami No. 0258/ Pdt. G/ 2011/ No. 0889/ Pdt. G/2011/ PA. Kds. ditinjau dari hukum

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB III ALASAN-ALASAN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2007

PENETAPAN. Nomor : 270/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Perkara Nomor 786/Pdt.G/2010/PA.Mlg

PENETAPAN Nomor : 39/Pdt.P/2011/PA.DUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kompilasi Hukum Islam, CV. Nuansa Aulia, 2013, hlm. 2. 2

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

PUTUSAN Nomor : 1068/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Lawan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup. sebagaimana firman-nya dalam surat Az-zariyat ayat 49 :

P U T U S A N Nomor : 1334/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV HUKUM HAKIM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM DISPENSASI NIKAH BAGI WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH. Dispensasi Nikah Bagi Wanita Hamil Diluar Nikah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN PERKARA PENOLAKAN ISBAT NIKAH POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

P E N E T A P A N Nomor : 0012/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III. IZIN POLIGAMI DALAM PUTUSAN NO.1821/Pdt.G/2013/Pa.SDA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P E N E T A P A N. Nomor : 0097/Pdt.P/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0143/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 006/Pdt.P/2012/PA.DUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO. P E N E T A P A N Nomor 0156/Pdt.P/2015/PA.Sit B ISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO. P E N E T A P A N Nomor 0126/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

1 Team Media, Kompilasi Hukum Islam, Surabaya: Arkola, h Huzaimah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, Ghalia Indonesia,2010,h.

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

PUTUSAN. Nomor : 0397/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO: PERLAWANAN TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

PENETAPAN Nomor 0010/Pdt.P/2015/PA.Pkc

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P U T U S A N. Nomor :81/Pdt.G/2012/PA. Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Sebelum diturunkannya al-quran perempuan kedudukannya

P E N E T A P A N Nomor 0053/Pdt.P/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. P U T U S A N Nomor :004/Pdt.G/2011/PA.Blu

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 0606/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PENETAPAN Nomor : 461/Pdt.P/2010/PA.TSe. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

17 tahun 5 bulan ;

PERTIMBANGAN HAKIM TENTANG PERKARA IZIN POLIGAMI BAGI PNS TANPA IZIN ATASAN DI PENGADILAN AGAMA GORONTALO DALAM PERSPEKTIF YURIDIS

P U T U S A N. Nomor : 060/Pdt.G/2012/PA.Dgl. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

P U T U S A N. Nomor: 1142/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

P U T U S A N. Nomor 0444/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PENETAPAN. Nomor 0009/Pdt.P/2015/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

P E N E T A P A N Nomor : 0046/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0049/Pdt.P/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 1314/Pdt.G/2010/PA.Dmk BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 16/Pdt.P/2011/PA.DUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PENETAPAN Nomor : 46/Pdt.P/2011/PA.NTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor: 02/Pdt.P/2013/PA.Blu. BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul

P E N E T A P A N. Nomor : 0096/Pdt.P/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

PUTUSAN Nomor : 0254/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

P E N E T A P A N Nomor : 319/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: 046/Pdt.P/2011/PA.Dum

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0006/Pdt.P/2014/PA.Pkc BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0109/Pdt.G/2015/PA.Pkc

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor /Pdt.P/2015/PA Sgr.

P E N E T A P A N Nomor 0124/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 002/Pdt.P/2012/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 06/Pdt.P/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : /Pdt.P/2013/PA.TPI

PENETAPAN. Nomor XXX/Pdt.P/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MOJOKERTO TENTANG DASAR HAKIM MEMUTUS PERKARA ITSBAT NIKAH POLIGAMI NOMOR 0370/Pdt.G/2012/PA.Mr.

PENETAPAN Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

POLIGAMI DALAM PERPEKTIF HUKUM ISLAM DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Oleh: Nur Hayati ABSTRAK

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG A. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama Malang dalam Penolakan Izin Poligami Terhadap Wanita Hamil di Luar Nikah Duduk Perkara Nomor : 68/Pdt.G/2003/PA.Mlg, menunjukkan bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 21 Januari 1980 dihadapan Pegawai Pencatat nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Setelah melangsungkan perkawinan, rumah tangga Pemohon bersama Termohon cukup rukun dan harmonis. Dan dari perkawinan tersebut Pemohon dan Termohon telah dikaruniai seorang anak yang bernama Hariati, umur 21 tahun. Sekitar 4 tahun yang lalu Pemohon mengenal dan merasa tertarik terhadap seorang perempuan dan dalam waktu dekat pemohon dan perempuan tersebut bermaksud akan menikah. Oleh karena itu hakim berdasarkan pertimbangan hukumnya dalam perkara permohonan izin poligami terhadap wanita hamil di luar nikah adalah menolak permohonan izin poligami tersebut. 52

53 Dalam kasus ini terdapat dua pokok permasalahan yang sangat krusial yaitu poligami dan perkawinan wanita hamil. Hal ini membutuhkan solusi yang tepat yang dapat diadaptasikan di kehidupan masyarakat saat ini. Mengenai perkawinan wanita hamil di luar nikah, sebagai dasar hukumnya sebagaimana tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 53 yang berbunyi : (1) Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya (2) Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya (3) Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir. Adapun dalam Undang-undang mengenai syarat-syarat poligami adalah sebagaimana tata cara yang telah diatur dalam pasal 4 ayat 2 Undang-undang no.1 tahun 1974 dan pasal 57 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi : Pengadilan Agama hanya memberi izin kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila : a. isteri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai isteri b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan Dalam pasal 5 (1) Undang-undang Perkawinan no 1 tahun 1974 maupun pasal 58 Kompilasi Hukum Islam diatur secara jelas tentang tata cara untuk dapat mengajukan permohonan poligami kepada pengadilan. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Adanya persetujuan dari isteri-isteri

54 2. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan- keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka 3. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka Dasar pertimbangan Majelis hakim dalam kasus ini, bahwa maksud Pemohon menikahi Fitriyah adalah merupakan rencana yang sangat mulia namun ternyata mad}aratnya akan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh Pemohon, dan menghilangkan mad}arat / mafsadah yang lebih jauh (kerusakan) harus diutamakan daripada mengambil manfaatnya hal mana sejalan dengan qaidah fiqhiyah: Artinya: Mencegah kerusakan harus lebih didahulukan dari pada mengambil kemaslahatan Setelah menelusuri dasar pertimbangan hukum hakim dalam permohonan izin poligami Nomor : 68/Pdt.G/2003/PA.Mlg dan memaparkan dasar hukum nasional maupun hukum Islam yang ada di Indonesia mengenai poligami dan perkawinan wanita hamil yang tertuang dalam pasal-pasal tersebut di atas, maka hakim menolak permohonan izin poligami pada kasus tersebut dengan pertimbangan adanya fakta hukum bahwa Pemohon bukan laki-laki yang menghamili wanita yang akan dinikahinya dan Pemohon mempunyai isteri yang sehat jasmani dan rohani, tidak cacat fisik atau berpenyakit yang sulit

55 disembuhkan dan tetap dapat melayani Pemohon serta dapat memberikan keturunan. Jadi hakim memandang bahwa permohonan izin tersebut tidak memenuhi unsur-unsur dan syarat-syarat poligami. Saya sependapat dengan dasar pertimbangan hukum hakim dalam menolak permohonan izin poligami terhadap wanita hamil di luar nikah dan penggunaan kaidah fiqhiyah tersebut di atas, karena penggunaan qaidah fiqhiyah ini memang harus dipandang dari segi positif juga negatifnya. Dari segi positif, jika poligami terhadap wanita hamil tetap dilaksanakan maka derajat wanita hamil akan terangkat dan bayi yang ada dalam kandungan akan memiliki status yang jelas ketika lahir, biaya hidup wanita tersebut juga anaknya akan terpenuhi dengan adanya seorang suami sebagai kepala keluarga, dan wanita tersebut akan terhindar dari pendapat masyarakat bahwa dia menanggung malu karena telah hamil 8 bulan akibat zina. Dari segi negatif, tindakan Pemohon (suami) tidak sesuai dengan syarat-syarat poligami sebagaimana dalam pasal 4 ayat (2) Undang-undang no.1 tahun 1974, pasal 57 Kompilasi Hukum Islam tersebut di atas dan perbuatan Pemohon tidak sesuai dengan pasal 53 (1) Kompilasi Hukum Islam. Apabila perkawinan tersebut tetap dilaksanakan maka akan timbul permasalahan baru yang lebih besar mad}aratnya dalam hal nas}ab, perwalian, waris pada anak yang dikandung. Penggunaan kaidah fiqhiyah Mencegah kerusakan harus lebih didahulukan dari pada mengambil kemaslahatan, sesuai dengan prinsip bahwa

56 perhatian syara terhadap larangan lebih besar daripada perhatian terhadap apaapa yang diperintah. 1 Sabda Nabi SAW : Artinya : Apabila saya memerintah kepadamu sesuatu perintah, maka hendaklah kamu laksanakan perintah itu sekuatmu, dan apabila saya melarang kepadamu dari mengerjakan sesuatu, maka tinggalkanlah perbuatan itu. Agama Islam datang memberikan kesejahteraan (maslah }ah) bagi umatnya. dan mencegah adanya mad}arat atau kesusahan. Kebolehan berpoligami hanyalah bersifat darurat atau kondisi terpaksa. Maka menolak kesusahan atau kemad}aratan harus didahulukan daripada mendapatkan suatu kesejahteraan (kemaslahatan). Keberadaan poligami adalah sebagai usaha jalan keluar bukan menciptakan masalah baru. Kompilasi Hukum Islam tidak mengatur kebolehan perkawinan wanita hamil dengan laki-laki bukan yang menghamilinya karena Kompilasi Hukum Islam tidak membuka jalan untuk perbuatan zina. Agama Islam juga melarang umatnya untuk mendekati zina apalagi melakukan zina itu sendiri. Allah SWT menjelaskan larangan zina dalam firman-nya surat Al-Isra` ayat 32 : Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. 2 1 Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh, h. 39 2 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 429

57 Al-Qur an secara tegas melarang perbuatan zina karena perbuatan tersebut dapat merusak sendi-sendi agama Islam. Dan bagi pezina juga terdapat sangsi yang berat. Tetapi pada kenyataannya, kondisi sekarang ini banyak sekali permasalahan akibat zina yang menuntut solusi terbaik tanpa lepas dari aturan hukum nasional maupun hukum Islam. Ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa Allah SWT sangat melaknat perbuatan zina. Dan larangan zina tidak dapat ditolerir dengan apapun. Hal ini ditujukan agar umat Islam selalu berhati-hati dan menjunjung tinggi aturan-aturan hukum Islam. Al-Qur an menjelaskan bahwa konsekuensi perbuatan zina sangat berat. Bagi pezina dapat dikawinkan dengan pezina pula. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat an-nur ayat 3 : Artinya : Laki-laki pezina tidak diperbolehkan kawin kecuali dengan wanita pezina pula atau dengan wanita musyrik. Wanita pezina tidak boleh dikawini, hanya oleh laki-laki pezina pula atau oleh laki-laki musyrik. Hal ini diharamkan bagi semua mukmin. 3 Ayat di atas menjelaskan larangan bagi seorang mukmin untuk menikahi pelaku perbuatan zina karena seseorang yang berbuat zina adalah pelaku dosa besar dan membuat dia tidak pantas untuk dinikahi kecuali dengan pezina pula. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, h. 668

58 Meskipun Pemohon telah menunjukkan bukti-bukti tertulis berupa Surat Pernyataan penghasilan Pemohon, Surat Pernyataan sanggup berlaku adil, Surat Pernyataan sanggup dimadu dari Termohon, Surat Pernyataan sanggup menjadi isteri kedua, akan tetapi Hakim berpegangan pada Undang-undang No.1 / 74 pasal 4 ayat (2) jo Peraturan Pemerintah No. 9 / 75 pasal 41 huruf (a) jo Kompilasi Hukum Islam pasal 57 yang menjelaskan pada prinsipnya seorang laki-laki boleh melakukan poligami / beristeri lebih dari satu apabila isteri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai isteri, isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan isteri tidak dapat melahirkan keturunan, yang disebut sebagai syarat alternatif. Sedangkan kemampuan Pemohon berbuat adil, perolehan izin berpoligami dari Termohon adalah merupakan syarat komulatif. Pada prinsipnya syarat alternatif dan syarat komulatif keduanya saling mendukung. Akan tetapi syarat alternatif menjadi pokok diperbolehkannya poligami. Jika syarat alternatif dipenuhi maka izin poligami dapat dikabulkan. Sedangkan syarat komulatif adalah syarat pelengkap, tidak dapat dipakai sebagai acuan diperbolehkannya poligami. Keputusan hakim mengabulkan atau menolak suatu perkara dalam persidangan harus berlandaskan hukum Tuhan, Undang-undang yang berlaku, dan kemaslahatan. Karena Undang-undang mengakomodir apa yang diperbolehkan dalam Islam sehingga terjadi ketertiban dan keteraturan.

59 Ijtihad yang dilakukan hakim dengan menggunakan kaidah fiqhiyah dalam menolak perkara permohonan izin poligami terhadap wanita hamil di luar nikah adalah sesuai dengan asas kebebasan kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan wewenang judicial (peradilan). Hakim memiliki kebebasan untuk menggali nilainilai hukum yang hidup dalam masyarakat dengan menafsirkan hukum secara tepat melalui cara-cara pendekatan penafsiran yang dibenarkan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kaidah fiqhiyah yang tepat dan sesuai dengan aturan hukum yaitu pasal 4 (2) dan pasal 5 (1) Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan pasal 53, 57, 58 Kompilasi Hukum Islam. Ijtihad yang dilakukan hakim dalam memutuskan perkara permohonan izin poligami terhadap wanita hamil di luar nikah dengan penggunaan kaidah fiqhiyah adalah sangat tepat. Hakim tidak diperbolehkan untuk menolak perkara yang diajukan pada pengadilan dengan alasan tidak ada aturan hukum tertulis yang mengatur. Menurut pendapat saya dasar pertimbangan hukum hakim dalam menolak permohonan izin poligami terhadap wanita hamil di luar nikah telah sejalan dan sesuai dengan ajaran hukum Islam.