BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam suatu instalasi dengan hanya menjumlahkan semua beban yang tersambung, bisa tidak terlalu praktis dan bisa terlalu mahal. Sebab tidak mungkin beban-beban tersebut akan digunakan secara bersama sama. Faktor ketidaksamaan dapat diterapkan pada instalasi-instalasi untuk memperkirakan kebutuhan maksimum pada setiap waktu. Disini harus diberi pengertian bahwa penafsiran yang benar dari ketidaksamaan memerlukan ketelitian dan pengamanan. Faktor ketidaksamaan yang terlalu tinggi akan menghasilkan sekering, busbar, lebih besar dari pada yang diperlukan. Faktor ketidaksamaan yang terlalu rendah jelas mengakibatkan persediaan yang tidak cukup. Kemudian penghantarpenghantar yang digunakan tentulah direncanakan, untuk menghindari dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak berwenang atau dalam keseluruhan tertutup di dalam logam yang sudah ditanahkan atau tetap dibuat di dalam sebuah saluran induk atau poros secara khusus. Berikut ini adalah analisa lantai proyek mall Jatiland yang dijadikan contoh perhitungan. Perincian Panel SDP terdiri atas: a. PP. Management b. PP. FC c. PP.FB d. Ligthing Signage mall 32
Adapun analisa pemakaian daya untuk Panel Kantor Management tersebut adalah: a. Untuk zona 1 didapat jumlah pemakaian daya untuk panel adalah: Lampu TL 2 36 w = 5 bh 2 36 5 = 360 w Lampu TL 1 36 w = 5 bh 1 36 5 = 180 w. Down light PLC 1 9 w = 7 bh 1 9 7 = 63 w Total = 603 w Dengan demikian arus dapat diketahui dengan persamaan: 603 I = = 3,42 A 6 A Load R 220 0,8 Maka besarnya pemakaian penghantar sesuai tabel pada lampiran adalah: 2 0,8 3,42 130 A = = 1,39 10m2 58 10 8,8 Sesuai dengan ukuran standar kabel yang digunakan adalah ukuran 2,5 mm 2 NYA. b. Untuk zona lainnya yaitu zona 2 sampai zona 11 dihitung seperti di atas, namun dengan beban yang berbeda seperti dapat dilihat pada tabel 4.1 33
Tabel 4.1 Analisa panel management No Zona Beban Arus ( A ) Besaran kabel 1 1 Lampu TL 2 x 36 x 5 = 360 w Lampu TL 1 x 36 x 5 = 180 w Down light PLC 1 x 9 x 7 = 63 w Total = 603 w 3,42 2,5 mm² 2 2 Lampu TL 2 x 36 x 3 = 216 w Lampu TL 1 x 36 x 8 = 288 w Down light PLC 1 x 9 x 6 = 54 w Total = 558 w 3,17 2,5 mm² 3 3 Lampu TL 2 x 36 x 7 = 504 w Lampu TL tko 2 x 36 x 1 = 72 w Lampu TL 2 x 18 x 1 = 36 w Down light PLC 1 x 9 x 6 = 54 w Total = 666 w 3,78 2,5 mm² 4 4 Lampu TL 2 x 36 x 8 = 576 w Lampu TL 2 x 18 x 2 = 72 w Total = 648 w 3,68 2,5 mm² 5 5 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 6 6 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 7 7 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 8 8 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 9 9 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 10 10 Stop kontak 1 x 200 x 5 = 1000 w Total = 1000 w 5,68 2,5 mm² 11 11 Stop kontak 1 x 200 x 5 = 1000 w Total = 1000 w 5,68 2,5 mm² Total pemakaian daya untuk panel kantor management: CONNECTED LOAD ( W ) R = 3051 Watt S T = 2600 Watt = 2824 Watt Total = 8475 = 10593 VA 34
I = P 1,732 V cos θ I = 8475 1,73 380 0,8 = 16,11 A Besar arus beban maksimum (fasa tiga) di PP. Management, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini; I.maks = S (1,732 380 V ) (A ) I maks = 10593 VA / (1,732 380 ) ( A ) I maks = KHA = KHA = KHA = 16,11 Amper 1,25 I maks pp. management 1,25 16,11 A 20,13 Amper Jadi penghantar yang dipasang, minimum harus mempunyai nilai KHA = 20,13 Amper (yang mendekati nilai amper tersebut berdasarkan table adalah 33 A) Dari travo ke panel MVDP 20 kv digunakan kabel N2XSY 3 1 50 mm 2, untuk trafo kapasitas 1600 kva, sedangkan, LVDP ke travo menggunakan jenis kabel NAYY 3 1c 300 mm 2, ini didasarkan pada standar spesifikasi, IEC 502 untuk MV Power kabel. Pada perencanaan sistem distribusi listrik di mall Jatiland, digunakan genset sebagai cadangan suplai. Daya genset mampu memback up 90% instalasi yang penting-penting antara lain instalasi penerangan dan lieft. Antara genset dan Panel LVDP sistem diinterlocking dengan terlebih dahulu, diproses melalui CPGS (Control Panel Genset). Adapun genset yang digunakan kapasitasnya adalah 1000 kva pergenset, mall Jatiland diperkirakan memakai 2 unit genset. Berikut ini adalah perhitungan arus yang bisa dihasilkan oleh satu genset. 35
1000000 I = = 1755 A 1,732 380 0,8 Khusus untuk instalasi penghantar dari gardu PLN menuju ruang panel MVDP ditempatkan pada suatu ruang khusus, dimana penghantar dan isolator diupayakan mempunyai kekuatan yang sesuai untuk menahan gaya- gaya elektromekanis yang dapat dibangkitkan oleh arus hubung singkat yang mungkin terjadi, selain itu juga diupayakan bebas memuai tanpa kerusakan yang disebabkan oleh perubahan - perubahan temperatur. Pada pelaksanaan instalasi, kemudahan perawatan merupakan salah satu faktor yang wajib untuk diperhatikan oleh pengembang dan kontraktor. Untuk analisa pemakaian beban dan ukuran penghantar panel lainnya dengan beban yang berbeda dapat dihitung dengan cara yang sama di atas dengan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Rincian pembebanan panel No Pembebanan panel Lampiran Zona I maks ( A ) KHA 1 LP Food Court D 1 307,14 383,92 2 PP- Lieft Mall D 2 23,17 28,96 3 PP- Booster Pump D 3 17,10 21,36 4 PP- Kantor Management D 4 16,11 20,13 5 PP-AC.GF.A F 1 80,43 100,5 6 PP-AC.GF.B F 2 85,46 106,8 7 PP-AC.1.A F 3 76,88 96,10 8 PP-AC.1.B F 4 78,43 97,92 9 PP.AC.FC F 5 101,8 127,2 10 PP- Dreef Well I 1 41,78 52,22 11 Mcc- Sump Piet I 2 17,36 21,70 12 PP-Air Bersih I 3 41,78 52,22 36
4.2 PERHITUNGAN RUGI RUGI TEGANGAN Rugi- rugi tegangan terjadi karena adanya pergeseran arus listrik dengan saluran yang dialiri arus listrik tersebut. Saluran utama terdiri atas hantaran dan hantaran tersebut mempunyai hambatan serta induktansi. Dengan demikian berlaku rumus: V = 3. I. L( R L cos θ + X L sin θ ) ( 4.1 ) dimana: V = susut tegangan ( Volt ). I = arus beban penuh pada saluran ( Ampere). L = panjang saluran ( m ). R L X L = resistansi saluran ( Ω/km). = reaktansi saluran ( Ω/km) Cos θ = faktor daya Perhitungan rugi rugi tegangan dari panel SDP - FC ke panel PP. Kantor Management dilakukan sebagai berikut: a. Beban I.maks = 16,11 A ( arus maks PP. Management dapat dilihat pada tabel 4.2 ) b. Panjang kabel, L = 108 m = 0,108 km (jarak antara panel SDP- FC ke panel PP. Management) c. Jenis dan ukuran kabel yaitu: Kabel NYY 4 6 mm Resistansi = 3,69 Ω/km Reaktansi = 0,090432 Ω/km 2 37
Berdasarkan pada persamaan 4.1, maka rugi - rugi tegangan dari panel SDP - FC ke panel PP. Management adalah: V = 3 0,108 16,11 ( 3,69 0,8 + 0,090432 0,6 ) = 3,0136 3,006 = 9,0588 volt 9,0588 V = 1,11 100% 380 = 0,023% 380 Rugi-rugi tegangan pada panel lainnya dengan beban yang berbeda dapat dihitung dengan menggunakan cara yang sama di atas, seperti di berikan pada tabel 4.3. Nilai resistansi dan reaktansi kabel dapat dilihat pada lampiran O yang di acu pada standard spesifikasi: IEC 502 yang di terbitkan oleh PT GT Kabel Indonesia Tbk. Tabel 4.3 Rugi rugi tegangan panel untuk setiap jalur panel No Panel Rugi tegangan 1 PP. Air Bersih 0,001% 2 PP. AC.GF.zona A 0,003% 3 PP. AC.GF zona B 0,004% 4 PP. BP ( booster pump ) 0,002% 5 PP. CHWP (chiled water pump) 0,005% 6 PP. Deep Well 0,013% 7 PP. Eskalator 0,030% 8 PP. Genset 1 0,016% 9 PP. Genset 2 0,020% 10 PP. LP.1A 0,005% 11 PP. LP.1B 0,002% 12 PP. LP. Food Court 0,002% 13 PP. AC.FC 0,013% 14 PP. Lieft Mall 0,019% 15 PP. MCC ( motor control centre chiller) 0,010% 16 PP. OLP. A 0,007% 17 PP. OLP. B 0,042% 18 PP. Power House 0,003% 19 PP. Signage Mall 0,001% 20 PP. Sump Piet 0,016% 38
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa rugi rugi yang terjadi sesuai peraturan yang tercantum dalam PUIL 2000, yaitu total rugi tegangan antara terminal dan sembarang titik tidak boleh lebih 5% dari tegangan pengenal pada terminal konsumen. Dalam suatu rangkaian saluran listrik rugi rugi tegangan tidak dapat dihindarkan, tetapi hanya dapat dibatasi, usaha pembatasan ini dilakukan untuk mendapatkan mutu listrik yang baik 4.3 SISTEM PENANGKAL PETIR Petir merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan efek berupa kerugian bagi kehidupan. Kerugian tersebut dapat berupa fisik maupun material. Kerugian fisik mulai dari cacatnya anggota tubuh sampai pada kematian, sedangkan kerugian material lebih bervariasi mulai dari rusaknya peralatan gedung, kantor, rumah, kendaraan sampai pada rusaknya peralatan-peralatan elektronik. Penangkal petir yang digunakan di proyek mall Jatiland, ini menggunakan sistem konvensional yang sudah lama dikenal dan dapat berfungsi dengan baik, apabila seluruh aspek pemasangan dapat diperhatikan dengan baik, mulai dari sambungan kabel sampai kepada jumlah serta kondisi tombak penangkal petirnya. Standar yang biasa digunakan adalah British Standard dengan tinggi 1,2 meter mempunyai fungsi untuk menggroundingkan arus petir yang masuk melalui jalur yang dilindunginya. Apabila arus petir lebih dari kapasitas maksimumnya, maka alat tersebut akan memblokir kemudian memutuskannya secara otomatis. Radius proteksi mencapai 150 meter, dan hal ini bisa dilihat pada gambar 4.4. Sedangkan untuk gambar penangkal petir dapat dilihat pada lampiran N. 39
40
Untuk sistem penangkal petir tipe ligthing arrester ini terdiri dari beberapa komponen- komponen yaitu: a. Air Terminal b. Fiberglass c. Galvanized Pipe Ø 2 d. Galvanized Pipe Ø 3 e. Galvanized Pipe Ø 4 f. Galvanized Pipe Ø 5 g. Galvanized Pipe Ø 6 h. Bok kontrol 400 400 400 i. Kabel NYY 70 mm j. Elektroda Mak 3 Ohm k. Reduser l. Clamp m. Kabel konektor n. Copper rod o. Pipa PVC Untuk sistem penangkal petir dengan menggunakan type arrester ini dapat juga digunakan untuk memproteksi beberapa peralatan listrik antara lain: proteksi panel induk, proteksi panel pembagi, proteksi pada alat. 41
4.4 SISTEM PEMBUMIAN Sistem pembumian terhadap instalasi merupakan suatu keharusan, hal ini bertujuan agar tidak ada kesalahan karena impedansi yang diabaikan bagi logam yang ditanahkan. Untuk menghindari bahaya terhadap peralatan dan manusia pada titik suplai, netral dihubungkan ke tanah. Di setiap instalasi yang bekerja di atas tegangan yang sangat rendah harus tersedia suatu penghantar pelindung rangkaian. Mungkin seluruhnya atau sebagian berupa pipa saluran dari logam. Semua instalasi pengerjaan logam harus dihubungkan ke penghantar kontinuitas tanah, yang pada gilirannya dihubungkan ke suatu terminal pentanahan. Terminal pentanahan pemakai harus berdekatan dengan terminal-terminal suplai pemakai. Di setiap titik lampu dan tempat sakelar rangkaian tambahan akhir dari penghantar tanah perlu dihubungkan ke suatu terminal tanah. Adapun lokasi-lokasi peletakan pantekan pentanahan Ada tujuh (7) lokasi peletakan pantekan pentanahan yaitu: a. Trafo 1 b. Trafo 2 c. Panel Panel d. MVDP e. Ruang Kontrol f. LVDP g. CPGS Pada gambar 4.5 dipaparkan diagram satu garis sistem pentanahan pada proyek mall Jatiland dan detail pentanahan. 42
43