BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

atau pengaman pada pelanggan.

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

Evaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN NETRAL TRAFO PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN TINGGI

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II LANDASAN TEORI

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

BAB III METODELOGI DAN DATA PENELITIAN. 3.1 Metode Perhitungan Losses Pada Sambungan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

Sistem Listrik Idustri

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam suatu instalasi dengan hanya menjumlahkan semua beban yang tersambung, bisa tidak terlalu praktis dan bisa terlalu mahal. Sebab tidak mungkin beban-beban tersebut akan digunakan secara bersama sama. Faktor ketidaksamaan dapat diterapkan pada instalasi-instalasi untuk memperkirakan kebutuhan maksimum pada setiap waktu. Disini harus diberi pengertian bahwa penafsiran yang benar dari ketidaksamaan memerlukan ketelitian dan pengamanan. Faktor ketidaksamaan yang terlalu tinggi akan menghasilkan sekering, busbar, lebih besar dari pada yang diperlukan. Faktor ketidaksamaan yang terlalu rendah jelas mengakibatkan persediaan yang tidak cukup. Kemudian penghantarpenghantar yang digunakan tentulah direncanakan, untuk menghindari dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak berwenang atau dalam keseluruhan tertutup di dalam logam yang sudah ditanahkan atau tetap dibuat di dalam sebuah saluran induk atau poros secara khusus. Berikut ini adalah analisa lantai proyek mall Jatiland yang dijadikan contoh perhitungan. Perincian Panel SDP terdiri atas: a. PP. Management b. PP. FC c. PP.FB d. Ligthing Signage mall 32

Adapun analisa pemakaian daya untuk Panel Kantor Management tersebut adalah: a. Untuk zona 1 didapat jumlah pemakaian daya untuk panel adalah: Lampu TL 2 36 w = 5 bh 2 36 5 = 360 w Lampu TL 1 36 w = 5 bh 1 36 5 = 180 w. Down light PLC 1 9 w = 7 bh 1 9 7 = 63 w Total = 603 w Dengan demikian arus dapat diketahui dengan persamaan: 603 I = = 3,42 A 6 A Load R 220 0,8 Maka besarnya pemakaian penghantar sesuai tabel pada lampiran adalah: 2 0,8 3,42 130 A = = 1,39 10m2 58 10 8,8 Sesuai dengan ukuran standar kabel yang digunakan adalah ukuran 2,5 mm 2 NYA. b. Untuk zona lainnya yaitu zona 2 sampai zona 11 dihitung seperti di atas, namun dengan beban yang berbeda seperti dapat dilihat pada tabel 4.1 33

Tabel 4.1 Analisa panel management No Zona Beban Arus ( A ) Besaran kabel 1 1 Lampu TL 2 x 36 x 5 = 360 w Lampu TL 1 x 36 x 5 = 180 w Down light PLC 1 x 9 x 7 = 63 w Total = 603 w 3,42 2,5 mm² 2 2 Lampu TL 2 x 36 x 3 = 216 w Lampu TL 1 x 36 x 8 = 288 w Down light PLC 1 x 9 x 6 = 54 w Total = 558 w 3,17 2,5 mm² 3 3 Lampu TL 2 x 36 x 7 = 504 w Lampu TL tko 2 x 36 x 1 = 72 w Lampu TL 2 x 18 x 1 = 36 w Down light PLC 1 x 9 x 6 = 54 w Total = 666 w 3,78 2,5 mm² 4 4 Lampu TL 2 x 36 x 8 = 576 w Lampu TL 2 x 18 x 2 = 72 w Total = 648 w 3,68 2,5 mm² 5 5 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 6 6 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 7 7 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 8 8 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 9 9 Stop kontak 1 x 200 x 4 = 800 w Total = 800 w 4,54 2,5 mm² 10 10 Stop kontak 1 x 200 x 5 = 1000 w Total = 1000 w 5,68 2,5 mm² 11 11 Stop kontak 1 x 200 x 5 = 1000 w Total = 1000 w 5,68 2,5 mm² Total pemakaian daya untuk panel kantor management: CONNECTED LOAD ( W ) R = 3051 Watt S T = 2600 Watt = 2824 Watt Total = 8475 = 10593 VA 34

I = P 1,732 V cos θ I = 8475 1,73 380 0,8 = 16,11 A Besar arus beban maksimum (fasa tiga) di PP. Management, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini; I.maks = S (1,732 380 V ) (A ) I maks = 10593 VA / (1,732 380 ) ( A ) I maks = KHA = KHA = KHA = 16,11 Amper 1,25 I maks pp. management 1,25 16,11 A 20,13 Amper Jadi penghantar yang dipasang, minimum harus mempunyai nilai KHA = 20,13 Amper (yang mendekati nilai amper tersebut berdasarkan table adalah 33 A) Dari travo ke panel MVDP 20 kv digunakan kabel N2XSY 3 1 50 mm 2, untuk trafo kapasitas 1600 kva, sedangkan, LVDP ke travo menggunakan jenis kabel NAYY 3 1c 300 mm 2, ini didasarkan pada standar spesifikasi, IEC 502 untuk MV Power kabel. Pada perencanaan sistem distribusi listrik di mall Jatiland, digunakan genset sebagai cadangan suplai. Daya genset mampu memback up 90% instalasi yang penting-penting antara lain instalasi penerangan dan lieft. Antara genset dan Panel LVDP sistem diinterlocking dengan terlebih dahulu, diproses melalui CPGS (Control Panel Genset). Adapun genset yang digunakan kapasitasnya adalah 1000 kva pergenset, mall Jatiland diperkirakan memakai 2 unit genset. Berikut ini adalah perhitungan arus yang bisa dihasilkan oleh satu genset. 35

1000000 I = = 1755 A 1,732 380 0,8 Khusus untuk instalasi penghantar dari gardu PLN menuju ruang panel MVDP ditempatkan pada suatu ruang khusus, dimana penghantar dan isolator diupayakan mempunyai kekuatan yang sesuai untuk menahan gaya- gaya elektromekanis yang dapat dibangkitkan oleh arus hubung singkat yang mungkin terjadi, selain itu juga diupayakan bebas memuai tanpa kerusakan yang disebabkan oleh perubahan - perubahan temperatur. Pada pelaksanaan instalasi, kemudahan perawatan merupakan salah satu faktor yang wajib untuk diperhatikan oleh pengembang dan kontraktor. Untuk analisa pemakaian beban dan ukuran penghantar panel lainnya dengan beban yang berbeda dapat dihitung dengan cara yang sama di atas dengan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Rincian pembebanan panel No Pembebanan panel Lampiran Zona I maks ( A ) KHA 1 LP Food Court D 1 307,14 383,92 2 PP- Lieft Mall D 2 23,17 28,96 3 PP- Booster Pump D 3 17,10 21,36 4 PP- Kantor Management D 4 16,11 20,13 5 PP-AC.GF.A F 1 80,43 100,5 6 PP-AC.GF.B F 2 85,46 106,8 7 PP-AC.1.A F 3 76,88 96,10 8 PP-AC.1.B F 4 78,43 97,92 9 PP.AC.FC F 5 101,8 127,2 10 PP- Dreef Well I 1 41,78 52,22 11 Mcc- Sump Piet I 2 17,36 21,70 12 PP-Air Bersih I 3 41,78 52,22 36

4.2 PERHITUNGAN RUGI RUGI TEGANGAN Rugi- rugi tegangan terjadi karena adanya pergeseran arus listrik dengan saluran yang dialiri arus listrik tersebut. Saluran utama terdiri atas hantaran dan hantaran tersebut mempunyai hambatan serta induktansi. Dengan demikian berlaku rumus: V = 3. I. L( R L cos θ + X L sin θ ) ( 4.1 ) dimana: V = susut tegangan ( Volt ). I = arus beban penuh pada saluran ( Ampere). L = panjang saluran ( m ). R L X L = resistansi saluran ( Ω/km). = reaktansi saluran ( Ω/km) Cos θ = faktor daya Perhitungan rugi rugi tegangan dari panel SDP - FC ke panel PP. Kantor Management dilakukan sebagai berikut: a. Beban I.maks = 16,11 A ( arus maks PP. Management dapat dilihat pada tabel 4.2 ) b. Panjang kabel, L = 108 m = 0,108 km (jarak antara panel SDP- FC ke panel PP. Management) c. Jenis dan ukuran kabel yaitu: Kabel NYY 4 6 mm Resistansi = 3,69 Ω/km Reaktansi = 0,090432 Ω/km 2 37

Berdasarkan pada persamaan 4.1, maka rugi - rugi tegangan dari panel SDP - FC ke panel PP. Management adalah: V = 3 0,108 16,11 ( 3,69 0,8 + 0,090432 0,6 ) = 3,0136 3,006 = 9,0588 volt 9,0588 V = 1,11 100% 380 = 0,023% 380 Rugi-rugi tegangan pada panel lainnya dengan beban yang berbeda dapat dihitung dengan menggunakan cara yang sama di atas, seperti di berikan pada tabel 4.3. Nilai resistansi dan reaktansi kabel dapat dilihat pada lampiran O yang di acu pada standard spesifikasi: IEC 502 yang di terbitkan oleh PT GT Kabel Indonesia Tbk. Tabel 4.3 Rugi rugi tegangan panel untuk setiap jalur panel No Panel Rugi tegangan 1 PP. Air Bersih 0,001% 2 PP. AC.GF.zona A 0,003% 3 PP. AC.GF zona B 0,004% 4 PP. BP ( booster pump ) 0,002% 5 PP. CHWP (chiled water pump) 0,005% 6 PP. Deep Well 0,013% 7 PP. Eskalator 0,030% 8 PP. Genset 1 0,016% 9 PP. Genset 2 0,020% 10 PP. LP.1A 0,005% 11 PP. LP.1B 0,002% 12 PP. LP. Food Court 0,002% 13 PP. AC.FC 0,013% 14 PP. Lieft Mall 0,019% 15 PP. MCC ( motor control centre chiller) 0,010% 16 PP. OLP. A 0,007% 17 PP. OLP. B 0,042% 18 PP. Power House 0,003% 19 PP. Signage Mall 0,001% 20 PP. Sump Piet 0,016% 38

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa rugi rugi yang terjadi sesuai peraturan yang tercantum dalam PUIL 2000, yaitu total rugi tegangan antara terminal dan sembarang titik tidak boleh lebih 5% dari tegangan pengenal pada terminal konsumen. Dalam suatu rangkaian saluran listrik rugi rugi tegangan tidak dapat dihindarkan, tetapi hanya dapat dibatasi, usaha pembatasan ini dilakukan untuk mendapatkan mutu listrik yang baik 4.3 SISTEM PENANGKAL PETIR Petir merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan efek berupa kerugian bagi kehidupan. Kerugian tersebut dapat berupa fisik maupun material. Kerugian fisik mulai dari cacatnya anggota tubuh sampai pada kematian, sedangkan kerugian material lebih bervariasi mulai dari rusaknya peralatan gedung, kantor, rumah, kendaraan sampai pada rusaknya peralatan-peralatan elektronik. Penangkal petir yang digunakan di proyek mall Jatiland, ini menggunakan sistem konvensional yang sudah lama dikenal dan dapat berfungsi dengan baik, apabila seluruh aspek pemasangan dapat diperhatikan dengan baik, mulai dari sambungan kabel sampai kepada jumlah serta kondisi tombak penangkal petirnya. Standar yang biasa digunakan adalah British Standard dengan tinggi 1,2 meter mempunyai fungsi untuk menggroundingkan arus petir yang masuk melalui jalur yang dilindunginya. Apabila arus petir lebih dari kapasitas maksimumnya, maka alat tersebut akan memblokir kemudian memutuskannya secara otomatis. Radius proteksi mencapai 150 meter, dan hal ini bisa dilihat pada gambar 4.4. Sedangkan untuk gambar penangkal petir dapat dilihat pada lampiran N. 39

40

Untuk sistem penangkal petir tipe ligthing arrester ini terdiri dari beberapa komponen- komponen yaitu: a. Air Terminal b. Fiberglass c. Galvanized Pipe Ø 2 d. Galvanized Pipe Ø 3 e. Galvanized Pipe Ø 4 f. Galvanized Pipe Ø 5 g. Galvanized Pipe Ø 6 h. Bok kontrol 400 400 400 i. Kabel NYY 70 mm j. Elektroda Mak 3 Ohm k. Reduser l. Clamp m. Kabel konektor n. Copper rod o. Pipa PVC Untuk sistem penangkal petir dengan menggunakan type arrester ini dapat juga digunakan untuk memproteksi beberapa peralatan listrik antara lain: proteksi panel induk, proteksi panel pembagi, proteksi pada alat. 41

4.4 SISTEM PEMBUMIAN Sistem pembumian terhadap instalasi merupakan suatu keharusan, hal ini bertujuan agar tidak ada kesalahan karena impedansi yang diabaikan bagi logam yang ditanahkan. Untuk menghindari bahaya terhadap peralatan dan manusia pada titik suplai, netral dihubungkan ke tanah. Di setiap instalasi yang bekerja di atas tegangan yang sangat rendah harus tersedia suatu penghantar pelindung rangkaian. Mungkin seluruhnya atau sebagian berupa pipa saluran dari logam. Semua instalasi pengerjaan logam harus dihubungkan ke penghantar kontinuitas tanah, yang pada gilirannya dihubungkan ke suatu terminal pentanahan. Terminal pentanahan pemakai harus berdekatan dengan terminal-terminal suplai pemakai. Di setiap titik lampu dan tempat sakelar rangkaian tambahan akhir dari penghantar tanah perlu dihubungkan ke suatu terminal tanah. Adapun lokasi-lokasi peletakan pantekan pentanahan Ada tujuh (7) lokasi peletakan pantekan pentanahan yaitu: a. Trafo 1 b. Trafo 2 c. Panel Panel d. MVDP e. Ruang Kontrol f. LVDP g. CPGS Pada gambar 4.5 dipaparkan diagram satu garis sistem pentanahan pada proyek mall Jatiland dan detail pentanahan. 42

43