REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000"

Transkripsi

1 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah ( ) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK Dalam setiap perencanaan dan perancangan instalasi listrik baik instalasi listrik rumah tinggal maupun industri, harus menerapkan prinsip-prinsip dasar instalasi listrik (keandalan, ketersedian, kemudahan, keamanan, keindahan, ekonomis) dan standarisasi yang berlaku ada di negara tersebut. Hal ini dimaksudkan agar instalasi listrik yang akan di pasang dapat bekerja optimal dan meminimalisir bahaya yang diakibatkan kesalahan pemasangan instalasi listrik. Contohnya pada suatu instalasi panel listrik. Panel listrik merupakan elemen penting dalam penyaluran daya menuju beban yang dalam pemasangannya harus se-aman dan se-optimal mungkin agar suplay daya menuju beban tidak terganggu, selain itu dalam pengoperasian dan pemeliharaannya pun harus mudah. Untuk itu dperlukannya penerapan standarisasi, dalam hal ini menurut PUIL Pada proyek akhir ini akan dilakukan penyesuaian panel PP-IB yang berada di Lab.Instalasi Listrik menurut persyaratan PUIL 2000, mulai dari instalasinya hingga pemilihan komponen dan pengaman arusnya. Hasil akhir yang ingin didapat adalah panel PP-IB dapat bekerja dengan optimal, mudah dioperasikan, mudah dalam pemeliharan dan aman dari bahaya akibat gangguan listrik. Kata Kunci: Rekonstruksi, Standarisasi PUIL 2000, Panel Daya I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada sebuah gedung, perencanaan sistem instalasi listrik haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang Undang Ketenagalistrikan Pemilihan spesifikasi komponen dilakukan dengan metoda perhitungan dan analisa, sehingga didapatkan ukuran dan spesifikasi komponen yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Perencanaan suatu instalasi listrik sangat dianjurkan untuk mengacu pada standar yang berlaku, seperti IEC, PUIL 2000, JIS, NEMA dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan aturan yang berlaku di suatu negara. Hal ini dimaksudkan untuk menerapkan tujuh prinsip dasar instalasi listrik yaitu, kemanan, keandalan, ketersediaan, kemudahan, ekonomis, estetis dan pengaruh lingkungan. Di Indonesia masih banyak kontraktor dan tenaga ahli kelistrikan yang mengabaikan prinsip dasar dan standar pemasangan instalasi listrik, yang pada akhirnya dapat menimbulkan bahaya pada manusia seperti sengatan listrik bahkan kebakaran. Oleh karena itu, standarisasi suatu perancangan instalasi listrik itu amat penting. Pada Proyek Akhir (PA) ini, penulis akan melakukan rekonstruksi panel distribusi daya listrik di Laboratorium Instalasi Listrik POLBAN yang mengacu pada standar SNI PUIL Pada rekonstruksi panel distribusi daya listrik ini, penulis akan menggunakan metoda perhitungan dan analisa sebagai pendekatan untuk menentukan spesifikasi komponen-komponen yang akan digunakan dan sistem instalasi listrik akan mengacu pada peraturan dan ketentuan berdasarkan PUIL Diharapkan apabila panel tersebut sudah sesuai dengan standar PUIL 2000 dapat diterapkan dan dijadikan acuan di seluruh gedung POLBAN khususnya, dan untuk masyarakat luas pada umumnya.

2 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan proyek akhir yang penulis laksanakan adalah: 1. Merekonstruksi panel PP-IB menurut standar PUIL Menganalisa manfaat pengacuan standar PUIL 2000 dalam perancangan instalasi panel listrik. 3. Menganalisa bahaya akibat perancangan instalasi panel listrik yang tidak mengacu pada standar PUIL Membuat hasil proyek akhir sebagai acuan dalam melakukan perancangan panel instalasi listrik yang baik dan sesuai standar PUIL Batasan Masalah Untuk lebih menitikberatkan pada rancang bangun panel distribusi daya listrik ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas pada proyek akhir ini. Permasalahan yang akan diutarakan yaitu mencakup : 1. Gambar Instalasi Panel PP-IB Gambar Instalasi Panel PP-IB menunjukan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya, seperti letak kotak kotak kontak. 2. Gambar situasi Panel PP-IB Gambar situasi yang menunjukan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat panel PP-IB terpasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik. 3. Gambar diagram garis tunggal Gambar diagram garis tunggal ini meliputi: a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan ukuran pengenal komponennya. b. Sistem pembumiannya. c. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai 4. Pemasangan Panel dan komponennya menurut PUIL 2000 Disini penulis akan membahas tentang persyaratan dalam pemasangan panel beserta komponennya yang menurut standar PUIL 2000 untuk menunjang tujuh dasar prinsip instalasi listrik. II. Landasan Teori 2.1 Panel Hubung Bagi Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan (Hendra Budianto: 2003). Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan. Sesuai dengankegunaan dari panel listrik, maka dalam perancangannya harus sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman. Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsunganpenyaluran energi listrik, karena apabila penempatan dari paneltersebut tidak diperhatikan maka kontinuitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan dalam penyaluran energi listrik. Fungsi panel dapat dikategorikan menjadi beberapa macam yaitu (Aslimeri: 1992): 1. Penghubung Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian

3 listrik lainnya pada suatu operasi kerja.panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga. 2. Pengaman Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB. 3. Pembagi Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga.panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan pusat beban.pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar fasa. 4. Penyuplai Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban.panel sebagai penyuplai, dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga. 5. Pengontrol Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut masingmasing rangkaian beban dapat dikontrol.seluruh beban pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari satu tempat Jenis dan Tipe Panel Panel listrik memiliki banyak tipe dan jenisnya, sesuai dengan kegunaan dan penempatannya. Menurut PUIL 2000 (6.3.2) jenis panel hubung bagi terdiri-dari: 1. Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yangkomponenkomponennya sudah ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan terpasang didalam ruangan. 2. Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-komponen ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca. 3. Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut. 4. Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar Tampat pemasangan Panel Hubung Bagi (PHB) terbuka pasang luar harus merupakan perlengkapang yang tahan cuaca. Perlengkapan atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air. Pada Laboratorium Instalasi Tenaga, jenis dan tipe panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh komponenkomponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam ruangan. Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman instalasi listrik. Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000 ( ) yaitu : 1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 2m. 2.Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.

4 3. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun. 4. Pintu harus bisa terbuka penuh. 5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup Pendistribusian Panel Seperti yang kita ketahui erdapat beberapa macam panel menurut fungsi dan pendistribusiannya. Setiap panel memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing tanpa harus memiliki ketergantungan dengan panel lainnya. Berikut adalah beberapa macam jenis panel : 1. LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) LVMDP adalah sebagai panel penerima daya dari trafo dan mendistribusikan power tersebut ke panel SDP (Sub Distribution Panel). 2. SDP (Sub Distribution Panel) SDP adalah panel pembagi daya ke sirkit akhir yang berupa panel penerangan (LP), Panel Kontrol (CP), Panel Daya (PP). 3. LP (Lighting Panel) LP adalah suatu panel yang seluruh bebannya berupa penerangan. 4. CP (Control Panel) CP adalah suatu panel untuk mengoperasikan beban berupa tenaga (Motor). 5. PP (Power Panel) PP adalah panel yang digunakan untuk mendistribusikan beban melalui kotak kontak. III. 4. Lampu Indikator (Indicator Lamp) 5. Kabel Penghantar 6. Sepatu Kabel 7. Busbar 8. Cable Tidy atau Spiral Rekonstruksi 3.1 Flow Chart Sistem 3.2 Diagram Satu Garis Diagram satu garis adalah diagram yang menggambarkan suatu instalasi sistem secara singkat. Diagram satu garis pada pengasutan motor biasanya hanya merupakan rangkaian dari simbol-simbol listrik yang dihubungkan dengan satu garis. Gambar 2.1 Distribusi Panel 2.2 Komponen yang Digunakan Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah: 1. Miniature Circuit Breaker (MCB) 2. Pengaman Lebur (Fuse) 3. Kontaktor Magnetik (Magnetic Contactor) Gambar 3.2 Diagram satu garis panel PP-IB

5 3.3 Gambar Sistem Pembumian Sistem Pembumian yang dipakai pada panel PP-IB adalah sistem TN-C. Pada sistem TN-C semua bagian konduktif terbuka dihubungkan ke sistem netral melalui gabungan konduktor netral (N) dan pengaman. Kawat yang masuk ke dalam panel berjumlah empat kawat, yaitu kawat fasa R, fasa S, fasa T dan kawat penghantar proteksi. Kemudian kawat proteksi di hubung secara paralel ke terminal (Busbar) pembumian dan terminal (Busbar) netral sehingga antara terminal pembumian dan termnial netral terhubung. 1. MCB Gambar 3.5 MCB 3 Fasa Merk: SK STOTZ-BBC Brown Boveri 3 Fasa Tipe S V/415V Ratting 6A berjumlah 6 buah Ratting 16A berjumlah 8 buah Ratting 25A berjumlah 6 buah Total berjumlah 20 buah MCB 2. Fuse Gambar 3.3 Sistem Pembumian Panel PP-IB 3.4 Komponen dan Spesifikasi Panel PP-IB Panel PP-IB merupakan panel daya (PP) komponennya berupa penghantar, pengaman lebur, pengaman arus hubung singkat dan beban lebih, busbar dan kontaktor. Berikut adalah spesifikasi komponen yang terdapat dalam panel. 1. Kontaktor Gambar 3.4 Kontaktor Merk: BBC Brown Boveri Type: AC1 210A/660V SLA Jumlah: 1 Buah Gambar 3.6 Pengaman Lebur Merk: SIBA Type: NH 00 gl Ratting: 125A 500V I1 120kV Jumlah: 3 buah 3.5 Pendistribusian Beban Dari 20 MCB yang tersedia pada panel PP-IB, tidak semua digunakan untuk pendistribusian daya listrik, berikut tabel lampiran beban panel PP-IB. Tabel 3.1 Pendistribusian Beban No Rating MCB Beban MCB 1 6A Beban Konvensional, 1Fasa 2 6A Beban Konvensional, 1Fasa 6 16A Penerangan Ruang Mesin

6 8 16A Beban 3 Fasa 9 16A Beban 3 Fasa 10 25A Televisi, Pemanas Air, Komputer, Lemari Es 11 16A Beban 3 Fasa 14 16A Beban 3 Fasa 15 25A Beban 3 Fasa 3.7 Bagian Yang Direkonstruksi Ada beberapa hal pada panel PP-IB yang menurut penulis masih perlu diperbaiki dalam hal instalasinya dan penggunaan komponennya. Dengan melakukan penyesuaian standar ini, diharapkan panel PP- IB dapat beroperasi dengan baik, mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya serta sesuai dengan kegunaannya. Berikut beberapa hal yang masih belum sesuai dengan yang disyaratkan PUIL 2000: 1. Nama Panel Setiap panel harus memiliki nama atau pengenal yang tertera dengan baik. Namun pada panel PP-IB pengenal tersebut sudah tidak terpasang dengan baik, oleh karena itu penulis mengganti papan nama pengenal panel tersebut dengan yang baru. Ini dimaksudkan agar memudahkan operator untuk mengenali panel mana yang akan dioperasikan. lampu indikator mati, maka telah terjadi gangguan di salah satu fasa tersebut. Gambar 3.12 Lampu indikator pada pintu panel 3. Kunci Panel Kunci Panel PP-IB tidak berfungsi, sehingga dikhawatirkan bisa dioperasikan oleh orang yang tidak berwenang. Panel PP-IB memiliki ketinggian 118 cm dari atas permukaan lantai, menurut PUIL 2000 ( ) suatu Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) yang memiliki ketinggian kurang dari 120cm harus tertutup seluruhnya dengan pintu atau panel, dan tidak boleh dicapai tanpa kunci penutup. Panel PP-IB tidak memiliki pengunci panel yang berfungsi dengan baik, oleh karena itu penulis mengganti kunci panel tersebut dengan yang baru. Gambar 3.7 Nama pengenal panel PP-IB 2. Lampu Indikator Untuk lebih memudahkan operator dalam mengoperasikan panel, penulis menambahkan tiga buah lampu indikator pada pintu panel untuk mengindikasikan tegangan disetiap fasa. Apabila salah satu Gambar 3.8 Pintu Panel sebelum dan sesudah diberi kunci pengaman. 4. Pentanahan BKT Pada Pintu Panel Menurut PUIL 2000 ( ) mengenai persyaratan untuk sirkit yang dibumikan, Bagian Konduktif Terbuka (BKT) harus dihubungkan ke penghantar proteksi ke terminal pembumian. Dalam hal ini pintu panel PP-IB

7 yang merupakan BKT belum dihubungkan ke termninal pembumian. Oleh karena itu penulis mengubungkan pintu panel dengan penghantar proteksi ke terminal pembumian. Ini dimaksudkan untuk mengamankan manusia dari kegagalan isolasi penghantar yang bisa menyebabkan kebocoran arus ke pintu panel. Selain itu bagian penutup penghantar masukan ke panel yang terbuat dari bahan konduktor pun ikut diamankan oleh penghantar proteksi. antarpenghantar yang bisa menyebabkan hubung singkat antarfasa. Penggunaan selobong vinyl sebagai pengganti kodifikasi warna ini untuk menekan biaya dibandingkan harus mengganti seluruh penghantar dengan warna yang sesuai dengan warna fasa menurut PUIL Untuk bagian busbar, penulis memberi kodifikasi warna dengan cat yang warnanya sesuai dengan warna fasa. Menurut PUIL 2000 ( ) luas penampang setiap penghantar proteksi yang tidak merupakan bagian kabel suplai tidak boleh kurang dari 2,5mm² jika terdapat proteksi mekanis atau 4mm² jika tidak terdapat proteksi mekanis. Penulis menggunakan penghantar proteksi 2,5mm² untuk mengamankan BKT dari kebocoran arus. Gambar 3.10 Penghantar yang tidak sesuai kodifikasi warna. Gambar 3.11 Peghantar setelah diberi kodifikasi warna. Gambar 3.9 Proteksi BKT pada pintu panel. 5. Kodifikasi Warna Penghantar Warna hitam digunakan untuk seluruh penghantar fasa. Untuk menyikapi hal tersebut, penulis memasangkan selobong vinyl disetiap ujung penghantar yang warnanya disesuaikan dengan warna penghantar fasa menurut persyaratan PUIL 2000, penyesuaian warna fasa ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan saat penyambungan 6. Input Penghantar Pada mulanya di panel PP-IB, penghantar input dari busbar yang di supply ke setiap MCB masuk ke bagian throw MCB. Seharusnya dalam penyaluran input penghantar ke sakelar dan MCB harus masuk ke bagian pole, lalu penghantar output menuju beban keluar dari bagian throw. Menyikapi hal tersebut, penulis merubah penghantar input yang masuk ke MCB yang semula melalui throw menjadi melalui pole, dan penghantar output menuju beban keluar dari bagian throw.

8 Gambar 3.12 Pemindahan penghantar input dari sumber ke beban. 7. Penerangan Melihat diagram satu garis dan tabel 3.1 mengenai pendistribusian beban panel PP-IB, ada beban berupa penerangan yang di supply dari panel PP-IB. Penerangan ruang mesin di laboratorium instalasi listrik menggunakan enam buah lampu TL, masingmasing memiliki daya 40 Watt dioperasikan dari MCB6 pada panel PP-IB. Seharusnya antara PHB instalasi penerangan dan PHB daya tidak boleh berada dalam satu panel untuk menghindari saling ketergantungan karena apabila terjadi gangguan pada panel tersebut baik penerangan maupun daya akan sama-sama terganggu. Contoh apabila diterapkan pada industri, bila PHB penerangan terganggu akan ikut mengganggu juga kerja daya motor-motor, dan sebaliknya apabila PHB daya mengalami gangguan maka penerangan pun akan ikut terganggu. Untuk itu penulis memindahkan beban penerangan yang ada di panel PP-IB ke panel khusus penerangan yang terdapat di Lab. M&R melalui saluran kabel bawah tanah menggunakan kabel NYAF 2,5mm² yang di masukan kedalam pipa PVC 5/8 inch. Setelah melakukan pemindahan beban, penulis juga merevisi diagram satu garis yang terdapat pada panel PP-IB. 8. Bagian penghantar telanjang Menurut PUIL 2000 (6.2.9) Mengenai jarak minimum antar bagian yang telanjang harus sekurang-kurangnya 5cm. Kawat penghantar fasa input ke panel PP- IB menggunakan penghantar pejal 3 tiga buah yang luas penampangnya 70mm² dan terdapat cable skun namun tidak terisolasi. Posisinya sangat berdekatan antara ketiga penghantar dan terhadap badan panel. Terkadang terjadi kebocoran arus ke badan panel sehingga badan panel bertegangan. Untuk menghindari hal tersebut, penulis menggunakan selobong vinyl pada cable skun yang warnanya disesuaikan dengan warna fasa menurut PUIL Gambar 3.13 Bagian penghantar telanjang Komponen tidak terdapat label informasi yang lengkap Untuk beberapa komponen panel yang ada di PP-IB tidak terdapat label standar SNI dan label informasi spesifikasi komponen seperti yang disyaratkan PUIL 2000 (2.2.1) bahwa di setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas nama pembuat dan merk dagang, daya, tegangan serta arus pengenal, juga data teknis lain yang disyaratkan SNI. Tetapi perlengkapan listrik yang ada di panel PP-IB masih bisa digunakan untuk sementara waktu. Berikut adalah komponennya: a. Penghantar Penghantar yang dipakai tidak terdapat informasi luas penampang penghantar, label standar seperti SPLN, SNI dan LMK. Sebaiknya dilakukan pergantian dengan penghantar yang memiliki standar dan data teknis lainnya. b. MCB

9 MCB yang digunakan adalah produk BBC - SK STOTZ. MCB tersebut tidak tercantum nilai breaking capacity nya serta kodifikasi standar menurut SNI. Untuk itu, MCB tersebut harus dilakukan pergantian sesegera mungkin. Ada 19 Buah MCB yang harus dilakukan pergantian. dan mengganggu kinerja MCB. Kemudian penulis menggantinya dengan MCB yang masih layak pakai, berikut spesifikasinya: Merk: Merlin Gerin Type: multi9 NC45a C10 Tegangan 400V Breaking Capacity : 450 Gambar 3.15 MCB Merlin Gerin IV Analisa Hasil Perancangan Gambar 3.14 MCB BBC SK STOTZ 3.4 Pemeliharaan Panel Disamping melakukan penyesuaian standar, penulis juga melakukan perbaikan dan pemeliharaan beberapa komponen panel. Ini dimaksudkan agar seluruh perangkat panel PP-IB bisa berjalan optimal. Berikut beberapa perlengkapan listrik yang diperbaiki: 1. Kontaktor Kontaktor yang terdapat di panel PP- IB mengeluarkan suara berdengung kencang. Ini bisa diakibatkan karena koil dan kontak pada kontaktor sudah kotor dan berkarat. Kemudian langkah yang diambil adalah membongkar kontaktor tersebut untuk kemudian dibersihkan dari debu dan karat dengan WD-40. Setelah dilakukan pemeliharaan, suara yang dikeluarkan kontaktor sudah mulai berkurang. 2. Kotak Kontak Panel PP-IB menyuplai daya ke kotak kontak satu fasa yang terdapat di meja ruang workshop. Namun setelah di lakukan survey, kotak kontak yang terdapat di meja 4 dan 5 sudah rusak dan tidak terhubung dengan panel. Maka dari itu penulis melakukan penggantian dan perbaikan sehingga kotak kontak di meja 4 dan 5 sudah siap dioperasikan kembali. 3. MCB MCB 17 yang terdapat di panel PP-IB sudah hangus dan tidak layak pakai. Terdapat suatu lubang di permukaan MCB yang bisa mengakibatkan masuknya debu 4.1 Analisa Penerapan Standar PUIL 2000 Setelah mengamati dan merekonstruksi panel PP-IB, penulis melakukan analisa terhadap penggunaan standarisasi dalam perencanaan instalasi listrik, dalam hal ini panel daya listrik PP-IB. Tujuan dari analisa ini adalah: 1. Menganalisa bahaya akibat tidak menerapkan standar PUIL 2000 dalam pemasangan panel listrik. 2. Menganalisa manfaat dari penerapan PUIL 2000 dalam pemasangan panel listrik Tujuan Penerapan Standarisasi(PUIL 2000) Apabila instalatir mengabaikan standar PUIL 2000, tentu ada bahaya yang akan ditimbulkan dan dapat menyebabkan kerugian materi bahkan korban jiwa. Begitu juga dengan menerapkan standar PUIL 2000 dalam kegiatan instalasi, ada manfaat yang bisa didapat dan rasa aman yang bisa dirasakan. Berikut adalah bahaya dan manfaat penerapan PUIL 2000 pada instalasi panel PP-IB: 1. Penandaan Panel Setiap panel harus memiliki nama atau pengenal yang tertera dengan baik. Namun pada panel PP-IB pengenal tersebut sudah tidak terpasang dengan baik, sehingga dapat membingungkan operator yang akan mengoperasikan panel PP-IB. Dengan adanya pengenal panel, operator dapat dengan mudah mengenali Panel PP-IB. 2. Kodifikasi warna penghantar

10 Pada mulanya warna penghantar yang digunakan untuk seluruh penghantar fasa pada panel PP-IB adalah warna hitam. Ini dapat membingungkan operator yang akan melakukan pemeliharaan panel atau penambahan beban baru, apabila terjadi kesalahan penyambungan penghantar yang berbeda fasa, maka akan terjadi hubung singkat dan mengganggu pendistribusian daya. Lain halnya jika warna penghantar disesuaikan dengan yang disyaratkan PUIL 2000, operator akan lebih mudah mengidentifikasi penghantar fasa dan meminimalisir kesalahan penyambungan penghantar. 3. Isolasi bagian penghantar aktif telanjang Penghantar aktif atau penghantar fasa yang terapat dalam suatu panel sudah seharusnya terisolasi dengan baik. Apabila penghantar aktif telanjang tersebut bersentuhan dengan BKT, dapat menimbulkan kebocoran arus dan tegangan sentuh sehingga membahayakan manusia atau hewan yang menyentuh BKT, dalam hal ini badan panel dan pintu panel. Setelah mengisolasi penghantar aktif telanjang yang ada di panel PP-IB, bahaya kebocoran arus dapat diminimalisir. 4. Pembumian BKT Semua bahan yang bersifat konduktif yang terdapat dalam perlengkapan listrik harus dibumikan. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir kebocoran arus akibat kegagalan isolasi. Apabila terdapat kebocoran arus terhadap bagian yang bersifat konduktif tersebut, dapat menimbulkan tegangan sentuh yang dapat membahayakan manusia. 5. Kuat hantar arus dan rating pengaman Instalatir kerap kali melupakan hal yang terpenting dalam melakukan pemasangan instalasi listrik, yaitu menentukan penghantar dan pengaman yang akan digunakan. Penggunaan luas penampang dan rating pengaman yang tidak sesuai dengan beban yang digunakan dapat menyebabkan kegagalan isolasi bahkan hingga menyebabkan kebakaran. PUIL 2000 telah menetapkan rating pengaman dan luas penampang yang boleh digunakan dengan mengacu pada arus nominal beban. 6. Pembatasan beban pada kotak kontak Kotak kontak sebaiknya diberi keterangan batasan maksimal daya yang boleh dibebankan. Pada kotak kontak yang di supply oleh panel PP- IB, untuk kotak kontak satu fasa dibatasi hingga 500VA, dan kotak kontak tiga fasa 16A. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir beban lebih yang ditanggung kotak kontak. V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan survey pada panel PP-IB lalu menganalisa serta menerapkan standar yang disyaratkan PUIL 2000, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan. Berikut yang bisa penulis simpulkan: 1. Sebagian besar instalasi dan komponen panel PP-IB sudah disesuaikan dengan standar PUIL Meski ada beberapa hal yang belum bisa disesuaikan karena keterbatasan waktu dan dana. 2. Dengan menerapkan standar PUIL 2000 pada panel listrik, kita dapat lebih mudah dalam mengoperasikan, memelihara dan memperbaiki suatu panel listrik. 3. Dengan menganalisa KHA penghantar, rating pengaman dan breaking capacity gawai proteksi kemudian disesuaikan dengan persyaratan yang ada dalam PUIL 2000, kita dapat meminimalisir bahaya akibat kesalahan dalam pemasangan instalasi listrik. 4. Panel PP-IB dapat dijadikan contoh dalam penyesuaian pemasangannya menurut PUIL 2000 agar panel lain yang belum sesuai standar, dapat disesuaikan. 5.2 Saran Ada beberapa poin yang dijelaskan di Bab IV sebelumnya mengenai beberapa komponen panen hal yang belum disesuaikan dengan standar PUIL 2000, penulis menyarankan agar komponen tersebut dapat

11 dilakukan pergantian, terlebih usia pemakaian komponen tersebut sudah lama sehingga mengurangi ke optimalan kerja panel. Selain itu, penulis menyarankan agar seluruh panel yang ada di laboraturium instalasi listrik khususnya dan panel listrik yang ada di kampus POLBAN pada umumnya dapat disesuaikan menurut standar yang disyaratkan PUIL DAFTAR PUSTAKA 1. Tanggal unduh: ; ; Imam Sugandi, Ir. dkk ; Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah Berdasarkan PUIL 2000 ; Yayasan Usaha Penunjang Tenaga Listrik, Jakarta Madia Putra, Adhitya ; Perancangan Instalasi Listrik Rumah Tinggal ; Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Bandung, Bandung Muhaimin ; Instalasi Listrik 1 ; Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung Nur Yuliyawati, Sri dan Hazma Kiat Penulisan Laporan Ilmiah untuk Program Diploma. Bandung. Upt Penerbit Politeknik Negeri Bandung. 7. Panitia Revisi PUIL, 1987 ; PUIL 2000 ; BSN, Jakarta P. Van Harten, E. Setiawan, Ir ; Instalasi Listrik arus Kuat 1 ; Bina Cipta, Bandung

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) 1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta maryonoam@yahoo.com http://maryonoam.wordpress.com Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Siswa memahami macam-macam kriteria pemilihan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DAYA BEBAN MOTOR MENURUT STANDAR PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DAYA BEBAN MOTOR MENURUT STANDAR PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DAYA BEBAN MOTOR MENURUT STANDAR PUIL 2000 RECONSTRUCTION OF THE POWER PANEL LOAD MOTOR ACCORDING TO STANDARD OF PUIL 2000 Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA KATA PENGANTAR Modul Pratikum Instalasi Listrik merupakan bahan ajar panduan praktikum mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Instalasi Listrik Pada bab ini akan dibahas tentang ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan yang ada pada PUIL 2000. 2.2. Pengertian Panel Hubung Bagi (PHB) Dan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan DTG1I1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan By Dwi Andi Nurmantris Apakah anda pernah kesetrum? Bahaya Listrik q Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI   com Mobile : DASAR INSTALASI LISTRIK Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI email : hasbullahmsee@yahoo. com Mobile :+622291802190 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Sistem penyaluran dan cara pemasangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PANEL CATU DAYA LISTRIK PADA MEJA LABORATORIUM DESIGN AND BUILD OF POWER PANEL LABORATORY. Hegi Rahmat ( )

RANCANG BANGUN PANEL CATU DAYA LISTRIK PADA MEJA LABORATORIUM DESIGN AND BUILD OF POWER PANEL LABORATORY. Hegi Rahmat ( ) RANCANG BANGUN PANEL CATU DAYA LISTRIK PADA MEJA LABORATORIUM DESIGN AND BUILD OF POWER PANEL LABORATORY Hegi Rahmat ( 091321019 ) Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI Mansur Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Haluoleo ABSTRACT Electric system power is influenced that

Lebih terperinci

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN Irfan Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan E-mail : irfan9617@gmail.com ABSTRAK Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai analisis sistem suplai daya instalasi listrik tenaga. Sehingga, dalam upaya

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Januari - Juni 2013 49 Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Muhammad Hasan Ali Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 oleh : HAZA IRMA DWI J. HARAHAP MARDIANI

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak e SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Terdapat dua risiko utama dalam pemanfaatan energi listrik, yaitu arus kejut listrik dan suhu

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT04124 SEMESTER / SKS : IV / 2 Pertemuan ke Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran 1 Standarisasi dan

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 3 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dasar teori yang dijadikan landasan dalam pemasangan dan perencanaan intalasi listrik adalah standarisasi dan peraturan dasar teknik instalasi listrik, teknik dan sistem penerangan

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan

Lebih terperinci

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik Implementasi Rumah PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik JB. Praharto, 1, Fitrizawati 2, Febri Ariwibowo 1, Fakultas Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Abstract Event of a fire due to electrical

Lebih terperinci

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.. LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci