RISET HARIAN Jumat, 10 Juni 2011 HIGHLIGHT BEI STATISTIC - BI Rate ditahan 6,75%. - MEDC terima USD 35 juta dari MIRA. - PTBA baigkan dividen final Rp. 456,37 GRAFIK IHSG ^JKSE (3,825.64, 3,829.81, 3,797.16, P 3,806.19, -19.6340) s ~ X s s P S ~ P P ~ X s P Strong P S Bull ~ ng ll S OStrong Bull ~ X Strong Bull O s X O ~ B ~ 3850 3800 3750 3700 3650 TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE 3600 25 2 May 9 16 23 30 6 June MARKET PREVIEW Sebagaimana yang telah diperkirakan, perdagangan saham masih didominasi aksi jual pelaku pasar, dipicu minimnya berita positif di pasar. Namun beberapa saham yang memiliki isu individual menarik masih membukukan penguatan terbatas. Pergerakan indeks komposit masih berjuang untuk bisa menembus level resisten di 3855. Tekanan jual kemarin terutama melanda saham perbankan dan saham Grup Astra, membuat IHSG ditutup turun 19 poin ke posisi 3806,187. Asing kembali melakukan penjualan bersih hingga Rp.695 miliar. Nilai penjualan asing pekan ini sudah mencapai Rp.1,44 triliun. Namun demikian posisi rupiah terhadap dolar AS masih relatif kuat di kisaran Rp.8500. Kondisi ini membuat kekhawatiran akan mulai terjadinya pembalikan dana asing tidak beralasan. Sebaliknya diperkirakan para fund asing kemungkinan besar akan kembali masuk ke pasar saham Indonesia mengingat kondisi fundamental ekonomi nasional yang prospektif. Sementara itu tadi malam indeks Dow Jones mengalami technical rebound setelah lima hari perdagangan terkoreksi. Indeks Dow ditutup naik tipis 0,63% ke posisi 12124,36. Penguatan indeks saham di AS juga dialami di kawasan Eropa. Harga sejumlah komoditas seperti logam dan minyak juga mengalami penguatan kembali. Kondisi pasar yang lebih baik ini kemungkinan besar akan berdampak positif bagi perdagangan saham hari ini. Sementara kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi AS terabaikan oleh berita mengecilnya defisit perdagangan AS dengan sejumlah mitra utamanya. Dari dalam negeri, seperti telah diduga sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kemarin kembali mempertahankan BI Rate di 6,75%. Hari ini perdagangan diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan kecenderungan penguatan terbatas. Saham-saham energi, tambang logam dan perbankan berpotensi rebound.sementara level support di 3801 masih bisa bertahan, dengan resisten ada di 3855. IHSG support 3780-3801 ; resisten di 3855-3872 GLOBAL MARKET COMMODITIES DUAL LISTED STOCK EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI BI Rate Masih Ditahan 6,75%. Bank Indonesia (BI) masih menahan BI Rate di level 6,75%. Keputusan ini diambil karena masih mewaspadai sejumlah risiko yang berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas ekonomi. BI terus mewaspadai sejumlah risiko yang berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas ekonomi khususnya masih berlnjutnya aliran modal asing, kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya tekanan inflasi di 2012. Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memandang kondisi perekonomian terus meningkat yang disertai dengan berlanjutnya aliran masuk modal asing dan tren penguatan rupiah.(detikcom) Mei, Penguatan Rupiah Capai 0,33%. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tren apresiasi nilai tukar rupiah masih akan terus berlanjut meskipun pada tingkat yang lebih terbatas. Hal ini sejalan dengan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Pada Mei 2011, nilai tukar rupiah menguat 0,33 persen (ptp) ke level Rp 8.536 per USD dengan votalitas yang tetap terjaga.penguatan rupiah yang sejalan dengan tren apresiasi mata uang di kawasan Asia tersebut sejauh ini tidak memberikan tekanan pada kinerja ekspor. (Okezone) Bank Sentral Inggris Pertahankan Suku Bunga di 0,5%. Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga acuan ke level terendah. Pemulihan ekonomi masih membuat para pembentuk kebijakan fokus pada pertumbuhan ekonomi. Komite Kebijakan Moneter memutuskan bunga tetap bertahan di level 0,5%. Keputusan ini sama seperti yang telah diprediksi 55 ekonom dalam survei Bloomberg. (Kontan Online) PTBA Akan Bayar Dividen Final Rp 456,37 Per Saham. Tahun ini, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan pembagian dividen total sebesar 60% dari laba tahun 2010. Itu artinya PTBA akan membagikan dividen senilai Rp 523,12 per saham, atau total sejumlah Rp 1,205 triliun. Sebelumnya PTBA sudah membagikan dividen interim senilai Rp 66,75 per saham pada 29 Desember 2010. Maka, sisa dividen final yang masih akan dibayarkan kepada pemegang saham senilai Rp 456,37 per saham. (Kontan Online) Bentoel Bagi-bagi Dividen Rp 26 per Lembar Saham. PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) menetapkan dividen final Rp 26 per lembar untuk laba tahun buku 2010. Pembagian dividen terlaksana pada 20 Juli 2011. Total dividen final setara dengan Rp 188,2 miliar atau 86% dari laba tahun lalu, Rp 218,621 miliar. Laba ditahan sekitar Rp 30,4 miliar dialokasikan perseroan usai persetujuan dari pemegang saham. Ada pula alokasi untuk remunerasi untuk dewan Komisaris RMBA sebesar Rp 846,55 juta. (Detikcom) MEDC Terima US$ 35 Juta Atas Penjualan Piutang MIRA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menerima pembayaran US$ 35 juta dari Northem Edge Investment Ltd (NEIL) atas penjualan piutang PT Mitra International Resources Tbk (MIRA). Perjanjian pembayaran tersebut diterima pada 7 Juni 2011. Pembayaran piutang ini berdasarkan guaranteed secured bonds yang diterbitkan Sabre Systems International Pte Ltd (SSI) terkait sebagian pembayaran dari penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta milik MEDC kepada MIRA pada September 2008. Pada 9 Juni 2008 MEDC meneken perjanjian jual beli saham dengan MIRA untuk menjual 48,72% saham MEDC di Apexindo seharga Rp 2.450 per saham. Nilai keseluruhan transaksi mencapai US$ 340,89 juta dan dibayar dalam beberapa bagian. Sejumlah US$ 272 juta dibayar tunai pada saat transaksi di bulan September 2008. Kemudian, sebanyak US$ 68,2 juta dibayar melalui guaranteed secured bonds terbitan anak usaha MIRA, SSI. Surat utang tersebut jatuh tempo pada September 2009. Menyusul gagal bayar oleh SSI dan gagalnya proses restrukturisasi, MEDC akhirnya menandatangani perjanjian jual beli guaranteed secured bonds dengan NEIL untuk pembayaran kas sebesar US$ 35 juta. Merujuk laporan keuangan 2010, MEDC telah melakukan pencadangan atas piutang MIRA. Alhasil, dengan pembayaran dari NEIL, MEDC bakal membukukan pendapatan sekitar US$ 1 juta. (Kontan Online) Unilever Relokasi Pabrik Sabun Dari Jerman ke Indonesia. Unilever, perusahaan consumer goods dunia ini merelokasi pabrik sabun dari Jerman ke Indonesia. Produksi sabun itu selain akan dipasarkan di pasar dalam negeri juga diekspor ke negara di kawasan regional Asean. Relokasi pabrik dilakukan karena pabrik sabun di Jerman sudah ditutup karena tidak efisien. Indonesia dinilai tepat untuk lokasi relokasi karena konsumen yang besar dan juga dekat dengan bahan baku. Selanjutnya pabrik sabun itu akan dibangun di Rungkut, Jawa Timur. (Kontan Online) Danai Dapex, INAF Dapat Pinjaman Dari Bank Mandiri. Tahun ini PT Indofarma Tbk (INAF) akan menganggarkan Rp 36 miliar untuk belanja modal atau capitel expenditure (Capex). Menurut Djakfarudin Junus, direktur utama INAF, sumber capex itu dianggarkan sebagian besar atau 85% berasal dari pinjaman. Sedangkan sisanya berasal dari kas internal. Saat ini INAF sudah berkomitmen dengan Bank Mandiri bekerja sama dalam hal pendanaan. Rencananya penggunaan dana capex itu akan digunakan untuk membangun pabrik baru di Cibitung. (Kontan Online)
SAHAM PILIHAN PTBA 20800-21500. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) tahun ini menargetkan produksi dan pembelian batubara mencapai 17,57 juta ton naik 35% dari tahun 2010 sebanyak 13,02 juta ton. Sedangkan target penjualan tahun ini sebesar 16,88 juta ton, tumbuh 30% dari realisasi penjualan tahun 2010 sebanyak 12,95 juta ton. Sedangkan harga jual rata-rata batubara perseroan tahun ini diperkirakan naik 21%. Pada kuartal pertama tahun ini perseroan berhasil menaikkan harga jualnya kepada pelanggan utamanya yakni PLN sebesar 25,7% mencapai Rp.746.800/ton dibandingkan tahun lalu sebesar Rp.593.500/ton. Selain dari batubara, kinerja perseroan juga bakal ditopang oleh masuknya perseroan dalam bisnis pembangkit listrik. Perseroan saat ini tengah menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik di Tanjung Enim sebesar 3x10MW yang saat ini telah selesai 85%. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan PLTU Tarahan 2x8MW, Banjarsari sebesar 2x100 MW, dan sejumlah pembangkit listrik Mulut Tambang seperti di Tanjung Enim dengan kapasitas 2x300 MW dan 2x600 MW, Peranap Riau sebesar 2x300 MW dan di Madura 2x200 MW. Tahun ini pendapatan perseroan diperkirakan akan tumbuh 47,5% mencapai Rp.11,66 triliun dan laba bersih diproyeksikan tumbuh 77% mencapai Rp.3,55 triliun. Tahun lalu laba perseroan turun 26,37% akibat turunnya harga jual rata-rata batubara perseroan. PTBA sepanjang kuartal pertama tahun ini (1Q11) membukukan pertumbuhan laba bersih 104% mencapai Rp.760 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 (1Q10) sebesar Rp.373 miliar. Penjualan batubara PTBA 68% tertuju pada pasar domestik dengan pelanggan utama PLN. Perseroan telah menyepakati kenaikan harga jual rata-rata batubaranya dengan PLN sebesar 21% (yoy) mencapai Rp.777.000/ton. Tahun lalu harga jual batubara perseroan rata-rata Rp.612.366/ton untuk pasar domestik dan USD67,5/ton untuk pasar ekspor. Saat ini saham PTBA ditransaksikan dengan PE 13,5x proyeksi laba bersih 2011 dengan EPS diperkirakan Rp.1546,65. Secara historis tahun lalu harga saham, PTBA rata-rata ditransaksikan dengan PE 20,7x. Dengan PE hanya berkisar 13,5x, harga saham PTBA relatif lebih murah ketimbang saham emiten batubara lainnya yang ditransaksikan dengan PE berkisar 14x-16x. Perseroan juga akan membagikan dividen tunai tahun buku 2010 sebesar 60% laba bersih atau mencapai Rp.523,12/saham. Desember lalu perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp.66,7/saham sehingga sisa dividen yang akan dibagikan mencapai Rp.456,4/saham. Kemarin harga saham PTBA ditutup di Rp.20.950. Pada harga tersebut dividen yield yang berpotensi diperoleh 2,17%.Maintain Buy.
SAHAM PILIHAN TLKM 7400-7850. Harga saham TLKM dalam beberapa sesi perdagangan terakhir cenderung melemah dari Rp.7750 pada awal Juni 2011 menjadi Rp.7450 pada perdagangan kemarin. Pelaku pasar tampaknya belum banyak tergerak untuk mengakumulasi saham perseroan, masih menanti perkembangan kinerjanya pada paruh pertama tahun ini. Namun demikian harga saham TLKM berpeluang rebound dalam waktu dekat menyusul rencana perseroan membagikan dividen dalam jumlah yang relatif besar. TLKM akan membgaikan dividen final sebesar Rp.295,84/ saham dan tanggal cum dividen Senin depan (13/6). Pada harga Rp.7450, potensi dividen yield hampir 4%. Selain rencana pembagian dividen, perseroan juga akan melakukan buy-back atas sahamnya di pasar. Ini tentunya akan berdampak positif bagi penguatan harga sahamnya. Tahun ini laba TLKM diperkirakan tumbuh 8,32% mencapai Rp.12,50 triliun, meskipun sepanjang 1Q11, laba bersih hanya tumbuh 1,25% mencapai Rp.3,82 triliun dibandingkan periode yang sama (1Q10) Rp.3,78 triliun. Pendapatan usaha 1Q11 tumbuh 2,14% mencapai Rp.16,70 triliun. Pada harga saat ini, saham TLKM ditransaksikan dengan PE 12x menggunakan proyeksi laba tahun 2011 sebesar Rp.620. Harga sahamnya tersebut masih lebih murah ketimbang saham emiten telekomunikasi seperti ISAT dan EXCL yang saat ini ditransaksikan dengan masing-masing PE 23x dan 13x. Secara technical harga saham perseroan dalam jangka pendek akan kembali berpeluang menembus Rp.7850 dengan support ada di Rp.7400. Pada valuasi PE ratarata 16x, harga saham TLKM ditargetkan mencapai Rp.10000 untuk satu tahun ke depan. Level terbaik melakukan pembelian di bawah harga Rp.7400. Maintain Buy. Perhatikan : BUMI 3400-3650 MEDC 2450-2600 BMRI 6900-7250 ANTM 2100-2250 INCO 4625-4800 TINS 2550-2775 JPFA 4300-4700 KRAS 1120-1200
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3 rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021-726 3969 (H) Fax : 021-571 0895 E-mail : cs@firstasiacapital.com BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021-319 31811 Fax : 021-319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411-313 122 Fax : 0411-311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561-767 839 Fax : 0561-761 056 Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.